"Karena kita sudah sepakat, ayo turun denganku dan kita selesaikan jamuan makan malam ini."James mengulurkan tangannya dan meletakkannya di depan Wina seperti seorang pria sejati.Wina menatap tangan yang berlumuran darah itu, lalu tertawa.Dia awalnya ingin hidup biasa-biasa saja, tetapi pada akhirnya malah terlibat dalam hal seperti ini.Sambil menahan amarah dan kekecewaannya terhadap James, Wina menyambut uluran tangan James yang berlumuran darah itu dan berakting untuk menyelesaikan semua ini.Setelah semua tamu pergi, James menyuruh anak perempuan angkatnya untuk menjaga Wina di rumah dengan baik agar Wina jangan sampai kenapa-kenapa.James melakukan semua ini demi Wina. Sebenarnya, jika tidak mempertimbangkan perihal Medan Hitam, James memperlakukan Wina dengan cukup baik.Seandainya James bukan pendiri Medan Hitam, mungkin Wina akan benar-benar menganggapnya sebagai kakeknya.Keluarga Ivoron mengadopsi empat orang anak perempuan, dua di antaranya diizinkan menyandang nama Kelu
Andrew tidak menjelaskan atau memohon belas kasihan. Dia langsung berjalan ke tengah ruang kerja, lalu melepas mantelnya dan berlutut sambil memunggungi James.James bangkit berdiri dari sofa dan mencambuk punggung Andrew yang sudah dipenuhi bekas luka itu sebanyak 20 kali lebih tanpa belas kasihan.Punggung Andrew kembali dipenuhi dengan luka, darah menyembur dan rasa sakit yang menghujam terasa. Namun, Andrew hanya diam seribu bahasa.Setelah mencambuki cucunya, James melemparkan cambuknya ke samping dan menatap Andrew dengan dingin."Kuharap kamu nggak membocorkan soal cip di otak Jihan dan luka yang dia derita kepada Wina. Kalau nggak, lain kali nggak cuma 20 cambukan yang bakal kamu dapatkan."Andrew mengenakan pakaiannya kembali sambil menahan rasa sakit, lalu berbalik badan dan mengangguk ke arah James dengan wajah pucat."Tenang saja. Setelah ini, aku nggak akan ikut campur lagi."Dia sudah satu kali mengkhianati kakeknya.Pokoknya, jangan sampai dia mengkhianati kakeknya lagi.
Begitu mendengar nama Wina, jantung Jihan mulai berdetak kencang. Secercah cahaya tampak berbinar dalam pandangannya yang redup."Kabar tentangnya?"Kabar apa yang mungkin ada? Wina dan anak dalam kandungannya sudah tenggelam di dasar laut.James tidak menjawab apa-apa, dia hanya berdiri diam sambil menatap Jihan dengan saksama.James yang tidak kunjung bicara itu membuat ekspresi Jihan langsung berubah menjadi lebih serius."Katakan!"Lama sekali James hanya diam sebelum akhirnya mundur selangkah, berbalik badan dan duduk di sofa."Kamu pikir Wina sudah mati, 'kan?"Sorot tatapan Jihan langsung berubah dan akhirnya terlihat agak curiga."Kalau kamu ingin bernegosiasi denganku menggunakan kabar palsu bahwa dia masih hidup, pergi saja sana."Winata dan Haris tidak mungkin melepaskan Wina. Siapa yang mungkin bisa menyelamatkan Wina?James juga tidak tergesa-gesa membantah rasa tidak percaya Jihan. Dia melambaikan jarinya yang sedang memegang rokok ke arah Andrew dengan lembut."Kasih dia
Alih-alih menjawab pertanyaan Jihan, James melanjutkan syarat dan ketentuannya lagi."Tapi setelah bertemu, kamu dilarang memberi tahu Wina kalau kamu nggak leluasa bergerak karena dibatasi oleh Medan Hitam. Kamu juga nggak boleh memberitahunya kalau ada cip yang ditanam dalam otakmu.""Kamu juga tetap harus menceraikannya. Selain itu, kamu nggak boleh memberitahunya kalau kami tahu siapa kamu sebenarnya. Pokoknya, kamu harus bersikap secuek mungkin dan tetap menyamar sebagai 2-9 dengan baik. "Jihan tidak tahu apa yang 1-1 rencanakan. Itu sebabnya dia mengernyit dengan serius saat mendengar syarat-syarat yang aneh dan tidak masuk akal ini.Jika dia tidak boleh memberitahukan semua hal itu kepada Wina, bagaimana Jihan bisa menjelaskan alasan kenapa dia tidak pulang dalam waktu 23 hari, kenapa tidak menghubungi Wina dan kenapa menggunakan nama Winata untuk memaksa Wina bercerai?Jihan mengernyit sambil berpikir sebentar, lalu sontak menyadari makna tersirat dari ucapan James. Jihan perl
"Benar sekali."James mengangguk."Kita bahkan nggak mungkin berdamai dengan kehadiran Wina sekalipun. Jadi, Tuan Jihan, lebih baik kamu menyerah saja atas niat balas dendammu itu demi Wina atau kamu harus benar-benar berpisah darinya."Sorot tatapan Jihan mendadak menjadi dingin."Kamu pernah mikir nggak sekalipun dia tahu kondisiku, walaupun kita musuh, tetap saja dia akan selalu memilihku?""Justru karena aku tahu pilihannya makanya aku langsung ke sini untuk membuat kesepakatan denganmu. Kamu tahu 'kan akan lebih mudah dan nyaman buatku kalau aku membunuhmu dengan satu tembakan?"Nada bicara James menyatakan bahwa saat ini, Wina lebih berarti baginya dibandingkan pendiri Organisasi Shallon.Jihan menyadari hal ini, jadi dia menurunkan pandangannya untuk menutupi sorot tatapannya yang terlihat penuh dengan perhitungan."Aku bakal bertemu dengannya besok di mana?""Di sini."Jihan awalnya berniat menyetujui syarat James dulu dan baru memberi tahu Wina setelah bertemu dengannya besok,
Jihan pun mencibir, rasanya dia seperti sedang dipermainkan oleh takdir.James sendiri tidak ambil pusing dengan Jihan yang tersenyum dengan mata yang berkaca-kaca itu."Kuberi kamu sepuluh menit untuk memikirkannya baik-baik."Setelah itu, James pun berjalan keluar dari area eksperimen diikuti oleh para pria berbaju hitam lainnya.Setelah James dan yang lainnya pergi, hanya Andrew yang tetap di sana sebentar untuk mengingatkan Jihan dengan suara pelan."Setuju saja dulu, kamu bisa menjelaskannya kepada Wina setelah bebas.""Tuan Ketiga, apa kamu pikir aku ini tuli?"Suara James yang mengintimidasi terdengar dari luar pintu. Andrew langsung menutup mulutnya dan bergegas keluar dari area eksperimen.Setelah Andrew keluar, James melepas topengnya. Dia menatap Andrew dengan dingin, ekspresinya terlihat sangat marah."Kamu harus dicambuk 20 kali lagi nanti setelah pulang."Andrew menundukkan kepalanya dengan lemah, dia merasa agak takut dengan kakeknya."Ya."James pun memalingkan wajahnya
Walaupun ada binar cahaya dalam hati Jihan, tubuhnya terlihat tidak berjiwa. Dia duduk bersandar di dinding dengan sikap acuh tak acuh. Detik demi detik berlalu, tetapi hatinya terus terasa sakit.Jihan pun mengangkat tangannya, lalu menekan bagian jantungnya dengan kuat. Sepertinya cara itu cukup efektif karena rasa sakit dalam hati Jihan perlahan mereda.1-1 bilang dia menyadari Wina mirip dengan istrinya setelah melihat rekaman kamera pengawas, itu sebabnya dia melakukan tes DNA dengan Wina dan hasilnya menyatakan bahwa Wina adalah cucunya.Jika 1-1 bisa mengenali Wina dari wajahnya, itu berarti ada salah seorang anggota keluarganya yang mirip dengan Wina.Orang yang mirip dengan Wina, ya .... Selain Winata yang satu ayah dengan Wina, ada juga Andrew yang matanya mirip dengan Wina ....Jika dugaan Jihan benar, maka 1-3 yang beberapa kali berujar mengingatkannya itu adalah Andrew Ivoron.Jika 1-3 tidak punya hubungan apa pun dengan Wina, dia tidak mungkin mengingatkan Jihan dan membu
Wina pasti akan merasa tersentuh dengan semua perhatian James ini seandainya kakeknya itu bukanlah pendiri Medan Hitam.Itu sebabnya saat ini Wina tidak merasa apa-apa. Dia bergegas mengikuti James.Mereka masuk ke dalam mobil. Selain James dan Wina, hanya ada Andrew di dalam mobil itu. Andrew duduk di kursi pengemudi.Ini membuktikan dugaan Wina bahwa selain Andrew, tidak ada satu anggota Keluarga Ivoron lain yang tahu tentang Medan Hitam.Wina mencibir akting James yang hebat, tetapi James memberi tahu Wina betapa kejamnya Organisasi Shallon. James juga menceritakan penderitaan hebat yang dialami setiap anggota Medan Hitam akibat ulah Organisasi Shallon.Wina tidak mau repot-repot mendengarkan upaya untuk mencuci otaknya. Dia balas berkomentar dengan sinis, lalu menoleh menatap ke luar jendela sambil mengingat-ingat arah yang diambil ....Perjalanan mereka cukup jauh. Pertama mereka menggunakan mobil, lalu dengan helikopter, lalu dengan kapal feri dan kemudian balik menggunakan helik