Hati Wina terasa dingin saat melihat sosok James seperti ini.Kebenciannya James dari sekadar ingin balas dendam terhadap individu sudah berubah menjadi keinginan balas dendam pada publik.Berbagai cara kematian di Medan Hitam dapat memuaskan nafsunya akan darah, itu sebabnya James akan terus haus darah.Wina tahu betul bahwa psikologi James sangat terdistorsi karena kebencian. Sulit mengubah pemikiran seseorang yang sudah menganggap nyawa manusia adalah hal sepele.Wina tidak bicara. Dia hanya menatap James dengan rambut putih dan mata yang memerah yang duduk di hadapannya ini. Perlahan, Wina pun memahami sebuah kebenaran.Terkadang terlalu mencintai seseorang bukanlah hal yang baik."Jadi Wina, apa menurutmu aku salah?"James membuang ingatannya tentang masa lalu dan diam-diam melihat wajah Wina yang mirip dengan wajah Ishara."Nggak seharusnya kamu mengorbankan begitu banyak nyawa demi balas dendam."Wina terdiam sesaat, lalu melanjutkan."Harusnya kamu hanya balas dendam pada orang
Wina mengernyit dan terlihat bingung. James pun memiringkan kepalanya."Apa kamu tahu sesuatu?"Agar James tidak curiga, Wina menggeleng.Sebaiknya dia jangan banyak bicara sebelum punya bukti pasti.Yang terpenting saat ini adalah bagaimana cara menghubungi Jihan.Wina harus memberi tahu Jihan semua yang dia tahu, supada Jihan tidak terus tinggal di Medan Hitam dan menjadi mata-mata."Apa kamu bisa mengeluarkan Jihan?"Jemari James di atas meja pun bergerak sedikit."Wina, aku nggak membatasi kebebasan Jihan.""Kalau kebebasannya nggak dibatasi, kenapa dia nggak pernah pulang dan bahkan nggak menelepon?"Wina tidak paham mengapa Jihan tidak menghubunginya sama sekali selama 23 hari. Kalau bukan karena Medan Hitam membatasi kebebasan manipulator, lalu kenapa?Sekarang setelah pikirannya lebih jernih, Wina mulai curiga bahwa James membatasi kebebasan pribadi Jihan, jika tidak, Jihan pasti akan menghubunginya.Tapi kenapa James membatasi kebebasan Jihan? Apa karena dia sudah tahu identit
Dari ucapannya ini, Wina menangkap bahwa James masih menolak untuk melepaskan Jihan.Jika James menolak melepaskan Jihan karena dia sudah tahu identitas Jihan, maka sekarang Jihan dalam bahaya.Begitu terpikir hal ini, Wina merasa sangat tidak nyaman. Dia menahan detak jantungnya yang terengah-engah dan menatap James yang tidak bisa ditebaknya.Kemudian, Wina berdiri dan berjalan ke rak buku, mengeluarkan silsilah keluarga dan hendak merobeknya di depan James."Mau apa kamu?"Ketika James melihatnya, dia segera bergegas mendekat dan mencoba merebut silsilah keluarga dari tangan Wina, tetapi Wina menghindar.Dengan silsilah keluarga di tangan, Wina mundur dua langkah. Matanya yang jernih berpaling dari wajah James dan menatap para bangsawan yang belum pergi di taman."Cepat bubarkan Medan Hitam, kalau nggak, aku nggak akan mengakuimu sebagai kakek dan aku akan bongkar identitasmu ke semua orang."Karena James tidak setuju untuk melepaskan Jihan, dia akan memaksanya.James mendirikan Med
"Karena kita sudah sepakat, ayo turun denganku dan kita selesaikan jamuan makan malam ini."James mengulurkan tangannya dan meletakkannya di depan Wina seperti seorang pria sejati.Wina menatap tangan yang berlumuran darah itu, lalu tertawa.Dia awalnya ingin hidup biasa-biasa saja, tetapi pada akhirnya malah terlibat dalam hal seperti ini.Sambil menahan amarah dan kekecewaannya terhadap James, Wina menyambut uluran tangan James yang berlumuran darah itu dan berakting untuk menyelesaikan semua ini.Setelah semua tamu pergi, James menyuruh anak perempuan angkatnya untuk menjaga Wina di rumah dengan baik agar Wina jangan sampai kenapa-kenapa.James melakukan semua ini demi Wina. Sebenarnya, jika tidak mempertimbangkan perihal Medan Hitam, James memperlakukan Wina dengan cukup baik.Seandainya James bukan pendiri Medan Hitam, mungkin Wina akan benar-benar menganggapnya sebagai kakeknya.Keluarga Ivoron mengadopsi empat orang anak perempuan, dua di antaranya diizinkan menyandang nama Kelu
Andrew tidak menjelaskan atau memohon belas kasihan. Dia langsung berjalan ke tengah ruang kerja, lalu melepas mantelnya dan berlutut sambil memunggungi James.James bangkit berdiri dari sofa dan mencambuk punggung Andrew yang sudah dipenuhi bekas luka itu sebanyak 20 kali lebih tanpa belas kasihan.Punggung Andrew kembali dipenuhi dengan luka, darah menyembur dan rasa sakit yang menghujam terasa. Namun, Andrew hanya diam seribu bahasa.Setelah mencambuki cucunya, James melemparkan cambuknya ke samping dan menatap Andrew dengan dingin."Kuharap kamu nggak membocorkan soal cip di otak Jihan dan luka yang dia derita kepada Wina. Kalau nggak, lain kali nggak cuma 20 cambukan yang bakal kamu dapatkan."Andrew mengenakan pakaiannya kembali sambil menahan rasa sakit, lalu berbalik badan dan mengangguk ke arah James dengan wajah pucat."Tenang saja. Setelah ini, aku nggak akan ikut campur lagi."Dia sudah satu kali mengkhianati kakeknya.Pokoknya, jangan sampai dia mengkhianati kakeknya lagi.
Begitu mendengar nama Wina, jantung Jihan mulai berdetak kencang. Secercah cahaya tampak berbinar dalam pandangannya yang redup."Kabar tentangnya?"Kabar apa yang mungkin ada? Wina dan anak dalam kandungannya sudah tenggelam di dasar laut.James tidak menjawab apa-apa, dia hanya berdiri diam sambil menatap Jihan dengan saksama.James yang tidak kunjung bicara itu membuat ekspresi Jihan langsung berubah menjadi lebih serius."Katakan!"Lama sekali James hanya diam sebelum akhirnya mundur selangkah, berbalik badan dan duduk di sofa."Kamu pikir Wina sudah mati, 'kan?"Sorot tatapan Jihan langsung berubah dan akhirnya terlihat agak curiga."Kalau kamu ingin bernegosiasi denganku menggunakan kabar palsu bahwa dia masih hidup, pergi saja sana."Winata dan Haris tidak mungkin melepaskan Wina. Siapa yang mungkin bisa menyelamatkan Wina?James juga tidak tergesa-gesa membantah rasa tidak percaya Jihan. Dia melambaikan jarinya yang sedang memegang rokok ke arah Andrew dengan lembut."Kasih dia
Alih-alih menjawab pertanyaan Jihan, James melanjutkan syarat dan ketentuannya lagi."Tapi setelah bertemu, kamu dilarang memberi tahu Wina kalau kamu nggak leluasa bergerak karena dibatasi oleh Medan Hitam. Kamu juga nggak boleh memberitahunya kalau ada cip yang ditanam dalam otakmu.""Kamu juga tetap harus menceraikannya. Selain itu, kamu nggak boleh memberitahunya kalau kami tahu siapa kamu sebenarnya. Pokoknya, kamu harus bersikap secuek mungkin dan tetap menyamar sebagai 2-9 dengan baik. "Jihan tidak tahu apa yang 1-1 rencanakan. Itu sebabnya dia mengernyit dengan serius saat mendengar syarat-syarat yang aneh dan tidak masuk akal ini.Jika dia tidak boleh memberitahukan semua hal itu kepada Wina, bagaimana Jihan bisa menjelaskan alasan kenapa dia tidak pulang dalam waktu 23 hari, kenapa tidak menghubungi Wina dan kenapa menggunakan nama Winata untuk memaksa Wina bercerai?Jihan mengernyit sambil berpikir sebentar, lalu sontak menyadari makna tersirat dari ucapan James. Jihan perl
"Benar sekali."James mengangguk."Kita bahkan nggak mungkin berdamai dengan kehadiran Wina sekalipun. Jadi, Tuan Jihan, lebih baik kamu menyerah saja atas niat balas dendammu itu demi Wina atau kamu harus benar-benar berpisah darinya."Sorot tatapan Jihan mendadak menjadi dingin."Kamu pernah mikir nggak sekalipun dia tahu kondisiku, walaupun kita musuh, tetap saja dia akan selalu memilihku?""Justru karena aku tahu pilihannya makanya aku langsung ke sini untuk membuat kesepakatan denganmu. Kamu tahu 'kan akan lebih mudah dan nyaman buatku kalau aku membunuhmu dengan satu tembakan?"Nada bicara James menyatakan bahwa saat ini, Wina lebih berarti baginya dibandingkan pendiri Organisasi Shallon.Jihan menyadari hal ini, jadi dia menurunkan pandangannya untuk menutupi sorot tatapannya yang terlihat penuh dengan perhitungan."Aku bakal bertemu dengannya besok di mana?""Di sini."Jihan awalnya berniat menyetujui syarat James dulu dan baru memberi tahu Wina setelah bertemu dengannya besok,