"Wina, mulai sekarang kamu dan Veraya resmi menjadi keturunan Keluarga Ivoron."Semua orang yang hadir pun langsung memberikan tepuk tangan yang meriah menyambut ucapan James.James merasa sangat senang dengan reaksi semua orang, dia mempersilakan mereka semua untuk minum.Semua orang mengerumuni James dan mengucapkan selamat karena akhirnya menemukan anaknya.Di sisi lain, Wina melangkah mundur menjauhi kerumunan orang itu.Dia berjalan menuju area yang cenderung terpencil, lalu memandangi bintang-bintang di langit malam.Sewaktu masih kecil, Wina pikir dia akan merasa sangat bahagia apabila berhasil menemukan keluarganya. Ternyata sekarang dia malah merasa kesepian.Seandainya saja Jihan ada bersamanya, dia pasti akan mengakui keluarganya dengan senang hati sambil menggandeng lengan Jihan.Bersama dengan keluarga dan orang yang disayangi adalah sesuatu yang paling membahagiakan, tetapi Wina justru merasa begitu sepi."Kamu merindukannya?"Andrew yang mengenakan setelan tuksedo hitam
Jelas-jelas dia tahu Wina pernah ke Medan Hitam dan apa yang Wina alami di sana, tetapi Andrew masih bisa menyembunyikan fakta ini seolah-olah tidak terjadi apa-apa.Andrew bahkan berbohong padanya. Bukankah dulu awalnya dia mendatangi Wina karena sudah tahu Wina menyamar sebagai Vera? Bukankah dulu dia datang karena ingin tes DNA untuk memastikan hubungannya dengan Ishara?Namun, faktanya, mereka sudah melihat rupa Wina melalui kamera pengawas Medan Hitam, barulah setelah itu Andrew datang mencarinya.Mereka sudah menipu Wina, sudah menyembunyikan rahasia dari Wina. Bisa-bisanya mereka dengan polos mendatanginya untuk tes DNA?Selain itu ....Demi mencari tahu pendiri Medan Hitam, Jihan sudah terpisah darinya selama setengah tahun. Zeno juga meninggal di dalam tugas ini.Mereka melakukan begitu banyak hal keterlaluan di belakang Wina, tapi masih punya muka mengakuinya sebagai keluarga? Bagaimana Wina bisa mempertanggungjawabkan hal ini pada Cessa?Wina meremas daun emas itu dan tatapa
Hati Wina terasa dingin saat melihat sosok James seperti ini.Kebenciannya James dari sekadar ingin balas dendam terhadap individu sudah berubah menjadi keinginan balas dendam pada publik.Berbagai cara kematian di Medan Hitam dapat memuaskan nafsunya akan darah, itu sebabnya James akan terus haus darah.Wina tahu betul bahwa psikologi James sangat terdistorsi karena kebencian. Sulit mengubah pemikiran seseorang yang sudah menganggap nyawa manusia adalah hal sepele.Wina tidak bicara. Dia hanya menatap James dengan rambut putih dan mata yang memerah yang duduk di hadapannya ini. Perlahan, Wina pun memahami sebuah kebenaran.Terkadang terlalu mencintai seseorang bukanlah hal yang baik."Jadi Wina, apa menurutmu aku salah?"James membuang ingatannya tentang masa lalu dan diam-diam melihat wajah Wina yang mirip dengan wajah Ishara."Nggak seharusnya kamu mengorbankan begitu banyak nyawa demi balas dendam."Wina terdiam sesaat, lalu melanjutkan."Harusnya kamu hanya balas dendam pada orang
Wina mengernyit dan terlihat bingung. James pun memiringkan kepalanya."Apa kamu tahu sesuatu?"Agar James tidak curiga, Wina menggeleng.Sebaiknya dia jangan banyak bicara sebelum punya bukti pasti.Yang terpenting saat ini adalah bagaimana cara menghubungi Jihan.Wina harus memberi tahu Jihan semua yang dia tahu, supada Jihan tidak terus tinggal di Medan Hitam dan menjadi mata-mata."Apa kamu bisa mengeluarkan Jihan?"Jemari James di atas meja pun bergerak sedikit."Wina, aku nggak membatasi kebebasan Jihan.""Kalau kebebasannya nggak dibatasi, kenapa dia nggak pernah pulang dan bahkan nggak menelepon?"Wina tidak paham mengapa Jihan tidak menghubunginya sama sekali selama 23 hari. Kalau bukan karena Medan Hitam membatasi kebebasan manipulator, lalu kenapa?Sekarang setelah pikirannya lebih jernih, Wina mulai curiga bahwa James membatasi kebebasan pribadi Jihan, jika tidak, Jihan pasti akan menghubunginya.Tapi kenapa James membatasi kebebasan Jihan? Apa karena dia sudah tahu identit
Dari ucapannya ini, Wina menangkap bahwa James masih menolak untuk melepaskan Jihan.Jika James menolak melepaskan Jihan karena dia sudah tahu identitas Jihan, maka sekarang Jihan dalam bahaya.Begitu terpikir hal ini, Wina merasa sangat tidak nyaman. Dia menahan detak jantungnya yang terengah-engah dan menatap James yang tidak bisa ditebaknya.Kemudian, Wina berdiri dan berjalan ke rak buku, mengeluarkan silsilah keluarga dan hendak merobeknya di depan James."Mau apa kamu?"Ketika James melihatnya, dia segera bergegas mendekat dan mencoba merebut silsilah keluarga dari tangan Wina, tetapi Wina menghindar.Dengan silsilah keluarga di tangan, Wina mundur dua langkah. Matanya yang jernih berpaling dari wajah James dan menatap para bangsawan yang belum pergi di taman."Cepat bubarkan Medan Hitam, kalau nggak, aku nggak akan mengakuimu sebagai kakek dan aku akan bongkar identitasmu ke semua orang."Karena James tidak setuju untuk melepaskan Jihan, dia akan memaksanya.James mendirikan Med
"Karena kita sudah sepakat, ayo turun denganku dan kita selesaikan jamuan makan malam ini."James mengulurkan tangannya dan meletakkannya di depan Wina seperti seorang pria sejati.Wina menatap tangan yang berlumuran darah itu, lalu tertawa.Dia awalnya ingin hidup biasa-biasa saja, tetapi pada akhirnya malah terlibat dalam hal seperti ini.Sambil menahan amarah dan kekecewaannya terhadap James, Wina menyambut uluran tangan James yang berlumuran darah itu dan berakting untuk menyelesaikan semua ini.Setelah semua tamu pergi, James menyuruh anak perempuan angkatnya untuk menjaga Wina di rumah dengan baik agar Wina jangan sampai kenapa-kenapa.James melakukan semua ini demi Wina. Sebenarnya, jika tidak mempertimbangkan perihal Medan Hitam, James memperlakukan Wina dengan cukup baik.Seandainya James bukan pendiri Medan Hitam, mungkin Wina akan benar-benar menganggapnya sebagai kakeknya.Keluarga Ivoron mengadopsi empat orang anak perempuan, dua di antaranya diizinkan menyandang nama Kelu
Andrew tidak menjelaskan atau memohon belas kasihan. Dia langsung berjalan ke tengah ruang kerja, lalu melepas mantelnya dan berlutut sambil memunggungi James.James bangkit berdiri dari sofa dan mencambuk punggung Andrew yang sudah dipenuhi bekas luka itu sebanyak 20 kali lebih tanpa belas kasihan.Punggung Andrew kembali dipenuhi dengan luka, darah menyembur dan rasa sakit yang menghujam terasa. Namun, Andrew hanya diam seribu bahasa.Setelah mencambuki cucunya, James melemparkan cambuknya ke samping dan menatap Andrew dengan dingin."Kuharap kamu nggak membocorkan soal cip di otak Jihan dan luka yang dia derita kepada Wina. Kalau nggak, lain kali nggak cuma 20 cambukan yang bakal kamu dapatkan."Andrew mengenakan pakaiannya kembali sambil menahan rasa sakit, lalu berbalik badan dan mengangguk ke arah James dengan wajah pucat."Tenang saja. Setelah ini, aku nggak akan ikut campur lagi."Dia sudah satu kali mengkhianati kakeknya.Pokoknya, jangan sampai dia mengkhianati kakeknya lagi.
Begitu mendengar nama Wina, jantung Jihan mulai berdetak kencang. Secercah cahaya tampak berbinar dalam pandangannya yang redup."Kabar tentangnya?"Kabar apa yang mungkin ada? Wina dan anak dalam kandungannya sudah tenggelam di dasar laut.James tidak menjawab apa-apa, dia hanya berdiri diam sambil menatap Jihan dengan saksama.James yang tidak kunjung bicara itu membuat ekspresi Jihan langsung berubah menjadi lebih serius."Katakan!"Lama sekali James hanya diam sebelum akhirnya mundur selangkah, berbalik badan dan duduk di sofa."Kamu pikir Wina sudah mati, 'kan?"Sorot tatapan Jihan langsung berubah dan akhirnya terlihat agak curiga."Kalau kamu ingin bernegosiasi denganku menggunakan kabar palsu bahwa dia masih hidup, pergi saja sana."Winata dan Haris tidak mungkin melepaskan Wina. Siapa yang mungkin bisa menyelamatkan Wina?James juga tidak tergesa-gesa membantah rasa tidak percaya Jihan. Dia melambaikan jarinya yang sedang memegang rokok ke arah Andrew dengan lembut."Kasih dia