Setelah makan siang bersama Rafka mengantar Agatha menuju rumah Riana. Sesampainya di sana Agatha menemukan Bella dan Riana tengah duduk bersama di ruang TV. Rafka langsung mencium tangan mertuanya itu di ikuti dengan Agatha yang berada di belakangnya. Agatha langsung duduk di lantai dan menaruh kepalanya di paha Riana. “Rasanya aku kangen banget sama Ibu,” ujar Agatha.“Ada suami kamu di sini masa kamu manja ke Ibu,” balas Riana lalu menyilahkan Rafka untuk duduk.“Biarin, habisnya punya suami juga aku ditinggal terus,” sahut Agatha lalu terdiam saat menyadari anehnya mengakui Rafka sebagai suaminya.“Hussh, mana boleh kamu bicara begitu. Rafka kerja juga kan untuk membahagiakan kamu,” tegur Riana.“Tau nih kenapa Kakak jadi manja begini sih sama Kak Rafka,” timpal Bella.“Kakak suka kok dia manja begitu,” pungkas Rafka membuat Agatha tersenyum dan menjulurkan lidahnya pada Bella.“Sirik aja sama hubungan orang,” protes Agatha membuat Bella cemberut.“Udah nggak usah cemberut, tuh K
Malamnya Rafka dan Agatha tengah duduk bersama di dalam kamar. Sejak tadi Agatha hanya memainkan game di ponselnya sambil sesekali melirik ke arah Rafka yang sedang fokus pada laptop di hadapannya. Agatha menghela napas beberapa kali karena merasa Rafka tidak peduli padanya.“Katanya tadi mau menghabiskan waktu berdua, tapi kenyataannya dia malah kencan sama pekerjaannya,” batin Agatha.“Mau ke mana?” tanya Rafka saat menyadari Agatha bangkit dari tempat di sebelahnya.“Mau mandi, badan aku udah lengket rasanya,” jawab Agatha sambil menoleh ke arah Rafka yang kini memindahkan laptopnya ke atas meja lalu Rafka ikut berdiri.“Kamu mau ngapain?” tanya Agatha dengan heran.“Katanya kamu mau mandi, ” balas Rafka sambil melepas beberapa kancing atas kemejanya.“Iya, terus kenapa jadi kamu yang lepas kemeja?” tanya Agatha.Rafka tidak menjawab dan mulai mendekat ke arah Agatha membuat gadis itu terdiam di tempatnya. Tangan Rafka mulai mendekati dan melepas tali yang ada di pakaian atas Agath
Setelah Rafka berangkat kerja tak lama Agatha kembali tertidur. Sejak hamil Agatha merasakan tubuhnya cepat lelah dan sering mengantuk. Entah karena bawaan bayi atau memang kebiasaannya saja yang jarang bangun pagi. Tetapi kedua alasan tersebut seperti saling melengkapi.Selesai mencuci wajahnya Agatha melangkah keluar menuju dapur dan tidak menemukan siapa pun di sana. Ia hanya menemukan sebuah note di depan kulkas. ‘Jangan lupa makan, Div. Tadi Ibu sudah buatkan makanan kesukaan kamu, nanti kalau kamu sudah bangun tinggal dihangatkan.’Agatha tersenyum membaca pesan yang Riana tinggalkan untuknya. Agatha langsung membuka kulkas dan menemukan beberapa wadah makanan. Agatha mengambilnya lalu bergegas memanaskan makanan tersebut.Sepuluh menit kemudian Agatha menikmati makanannya dengan perasaan senang karena masakan buatan Riana sangat enak. Ketika tengah sibuk menghabisi sisa makanan di piringnya Agatha mendengar suara ketukan pintu. Dengan waspada Agatha berjalan ke arah pintu, ia
Setelah pembicaraannya dengan Adisti berakhir Agatha memutuskan pergi menemui Rafka di kantornya sambil membawakan makan siang. Sebelumnya Agatha telah menghubungi David untuk mengetahui jadwal Rafka. Agatha juga menyuruh David merahasiakan kedatangannya.“Semoga dia bisa jaga rahasia,” gumam Agatha setelah membaca pesannya dengan David.Saat Agatha melangkah keluar rumah ia melihat mobil berwarna hitam telah terparkir sempurna di hadapannya. Tak lama seorang pria dengan setelan hitam turun dan membukakan pintu untuknya.Agatha mundur beberapa langkah, ia masih merasa trauma dengan insiden saat malam pertunangan Rafka.Agatha segera mengeluarkan ponselnya dari dalam tas selempang berwarna biru miliknya saat ia mendapatkan pesan masuk dari David.David: Saya telah mengirim seseorang untuk menjemput karena Tuan Rafka pasti tidak mengizinkan untuk pergi sendiri. Saya tidak ingin mengambil resiko jika sesuatu terjadi.Agatha: Oke, saya paham. Tapi, apa benar kan orang-orang ini yang kamu
Setelah selesai makan siang Agatha membereskan wadah makanan yang tadi dibawanya dan menyusunnya dengan rapi. Agatha bersiap untuk pergi saat merasakan tangan Rafka melingkar di perutnya dan hembusan napas yang terasa di ceruk lehernya. “Rasanya aku nggak mau membiarkan kamu pergi,” gumam Rafka.“Nanti juga kan kita ketemu di rumah,” ujar Agatha. lalu membalik tubuhnya sehingga menghadap ke arah Rafka.“Mungkin aku akan pulang larut malam,” ucap Rafka lalu mendekatkan bibirnya di atas bibir Agatha dan menciumnya untuk beberapa saat lalu menarik diri agar tidak melakukan hal yang lebih dari itu..“Kalau gitu aku akan tunggu kamu semalam apa pun,” ujar Agatha kemudian.“Jangan! Kamu istirahat aja meskipun aku belum pulang,” balas Rafka sambil membelai wajah Agatha sementara gadis itu membalasnya hanya dengan anggukan kepala.Agatha maju beberapa langkah lalu mencengkram kemeja milik Rafka dan sedikit menariknya, ia mendongakkan wajahnya menghadap Rafka lalu melingkarkan tangannya dan m
Setelah keluar dari ruangan Rafka, Agatha diam berdiri di depan pintu mencoba mendengar percakapan mereka sampai David datang menemuinya sehingga membuatnya terkejut. Agatha memberi isyarat dengan tangannya agar David tetap diam, Agatha memilih untuk pergi dan masuk ke dalam lift yang langsung diikuti oleh David. Setelah sampai di lantai dasar Agatha keluar terlebih dahulu. “Saya mau ke toilet sebentar. Nanti akan saya hubungi kalau sudah selesai” ujar Agatha.“Baik, saya akan menunggu di sini,” balas David.Saat berjalan menuju toilet Agatha melihat sosok pria yang sangat familiar untuknya. Agatha baru akan memanggilnya tetapi ia urungkan saat pria itu tampak berbicara dengan seorang perempuan yang sangat mirip dengannya.“Jonathan dan Adiva, apa yang sedang mereka lakukan? Apa Jo mengira Adiva itu aku?” gumam Agatha yang bertanya pada dirinya sendiri..Tak lama, ia melihat mereka masuk ke dalam mobil. Agatha bergegas mengikuti mereka dan masuk ke dalam taksi.“Tolong ikuti mobil d
Rafka memijat pelipisnya setelah Kiara keluar dari ruangannya. Beberapa saat kemudian David masuk ke dalam ruangannya dan memberi tahu bahwa Agatha telah pergi. “Saat menyadari dia pergi dengan taksi, kami telah mengikutinya,” pungkas David.“Apa masih ada yang ingin kamu sampaikan?” tanya Rafka pada David.David menaruh sebuah berkas ke atas meja kerja Rafka. “Ada perusahaan asing yang menawarkan investasi. Sepertinya ini akan menguntungkan jika kita bekerja sama dengan mereka,” ujar David. “Baik, saya akan memeriksanya nanti. Untuk hari ini tolong undur jadwal saya ke hari lain,” perintah Rafka.“Siap, apakah anda baik-baik saja?” tanya David dengan nada khawatir karena baru pertama kali melihat atasannya yang selama ini sangat bekerja keras pada pekerjaannya memintanya untuk mengundurkan jadwal.“Saya baik-baik saja,” balas Rafka yang dibalas dengan anggukan kepala oleh David.“Baik, kalau begitu saya permisi,” pamit David.Setelah David keluar, Rafka memeriksa ponselnya lalu men
Rafka menarik tangan Agatha lalu membawanya masuk ke dalam mobil. Tidak ada satu kata pun yang keluar dari mulut Rafka setelah mobilnya meninggalkan gedung itu. Sementara Agatha hanya menundukkan kepalanya tanpa berani melihat Rafka. Sebenarnya Agatha terdiam karena tidak tahu harus menjelaskan apa tentang bagaimana ia bertemu dengan Jonathan di sana.Tak lama ponsel Agatha berdering, Gadis itu mengernyitkan dahinya ketika melihat nomor tidak dikenal yang ada di layar ponselnya. Agatha menerima panggilan itu dengan ekspresi terkejut. Agatha menoleh ke arah Rafka yang masih fokus dengan jalanan di depannya.“Papa kamu menyuruh kita menemuinya … atau dia bilang kalau kamu nggak mau dia sendiri yang akan menemui kita ke rumah Ibu,” pungkas Agatha membuat raut wajah Rafka seketika berubah sementara tangannya mencengkram setir dengan kuat begitupun rahang wajahnya yang mulai mengeras.Rafka langsung memutar balik kendaraannya dan memutuskan datang ke rumah Ravindra tanpa membalas ucapa