Share

Part 107 Perasaan yang Sesungguhnya

Agatha duduk menunggu dengan kesabaran yang mulai menipis. Matanya mulai berat dan akhirnya tertutup dalam tidur yang mendalam. Ketika ia membuka matanya, Agatha terkejut melihat Rafka telah kembali dan tengah sibuk menelepon seseorang. Ia melirik jam tangannya dengan khawatir, dan raut wajahnya menunjukkan rasa keterkejutan saat menyadari bahwa hari sudah beranjak gelap. Ia mengusap wajahnya dengan kasar, seakan mencoba untuk mengusir rasa lelah yang menghinggapinya.

Agatha memeriksa ponselnya dan mendapati beberapa panggilan tak terjawab dari Ivan. Ia merasa sedikit bersalah karena tidak menjawab panggilan suaminya. Ponselnya masih dalam genggaman, ia merasa kebingungan tentang apa yang harus dia katakan pada Ivan nanti.

Dengan langkah yang tegas, Agatha bangkit dari sofa dan melangkah mendekati Rafka. Ia ingin berbicara dengannya dan meminta penjelasannya. Namun, sebelum ia sempat mengucapkan sepatah kata pun, Rafka mengangkat satu jari dengan lembut, memberi isyarat agar Agatha me
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status