Mendengar kecurigaan Azil, membuat Zoe sendiri juga merasa waspada. Ia sendiri tidak banyak pengalaman.Zoe menatap Azil yang masih berpikir keras memikirkan kebaikan Darso, sebagai kepala desa kabut. Dengan sambutan yang tiba-tiba setelah melewati solusi yang mengerikan, dan Bahkan mereka hampir saja terbawa suasana dan ingin menginap di sana.Tapi karena racun yang ada di kekuatan ilusi tersebut membuat tangan hasil bereaksi dan begitu sakit. Hingga akhirnya mereka melanjutkan perjalanan dan menemukan Desa Kabut.Suasana malam yang sepi hanya jangkrik dan binatang malam lainnya yang bersuara. Zoe terdiam cukup lama. Tapi, ia tak merasa khawatir.Apalagi setelah penjelasan yang disampaikan oleh Darso, membuat Zoe cukup paham jika penghalang ilusi yang dibuat cukup kuat.“Benarkah demikian, kau yang lebih berpengalaman,” ucap Zoe yang jelas tidak merasa terancam. Ia malah lebih senang mendapatkan bantuan dan bisa tidur ditempat yang lebih nyaman.“Menurutmu bagaimana, kebaikan ini tul
Zoe langsung bangkit dan mengeluarkan pedangnya. Begitu juga Azil yang langsung bersiap dengan pedangnya. Dua belah pedang tepat di leher pelayan yang saat itu kaget. Seketika pelayanan itu kejut tak bisa bergerak.Melihat hanya seorang pelayan yang datang, membuat Azil langsung memasukkan kembali pedangnya. Begitu juga dengan Zoe.“Maaf, aku kira musuh,” ucap Zoe yang langsung meminta maaf karena tak tahu jika hanya pelayan yang masuk ke kamar mereka.Azil juga kaget dengan kedatangan pelayan yang tiba-tiba masuk ke kamar. Ia tak mau minta maaf sama sekali karena tahu apa yang dilakukan oleh pelayan itu salah. Jadi hasilnya menatapnya dengan tatapan kesal. Apalagi dia yang baru saja bangun tidur tentunya hal itu membuatnya menahan marah.“Aku hanya ingin mengantarkan sarapan, kata tuan tidak boleh mengganggu kalian yang sedang istirahat. Jadi aku masuk diam-diam,” ucap Pelayan yang menjelaskan kedatangannya.Setelah itu pelayan yang lain langsung masuk bergantian membawa nampan mak
Zoe mantap tajam Azil yang menyerangnya barusan, i tak menyangka jika Azil melemparkan pedang ke arahnya.“Apa yang kau lakukan?” Tanya Zoe dengan kesal atas ulah Azil yang membuat dia pun tidak jadi sarapan. Zoe tidak tahu jika Azil akan datang sebegitu cepat dan melemparkan pedangnya titik Padahal tadi dia bilang ingin mandi.“Jangan di makan dulu, itu bisa saja beracun.” Azil yang mengeluarkan jarum perak mencoba mengecek makanan itu.Zoe mengangkat alisnya sebelah, rasa kesal sempat hiinggap. Tapi seketika hilang setelah memahami Azil yang perhatian pada dirinya, meskipun cara yang digunakan salah.“Kenapa tidak bilang dari tadi,” ucap Zoe yang tidak jadi makan selama yang dilakukan oleh Azil. Jelas kali bagian miliknya pun jatuh terbuang sia-sia hanya ada satu bagian lagi yang masih belum tersentuh yaitu milik Azil.Jadi melihat itu Zoe merasa sayang pada nasi yang dibuang. Padahal hidangan senikmat itu untuk sarapan pagi belum sempat dia mencicipi malah terjadi insiden di luar
Zoe panik seketika melihat Azil batuk darah, ia tak mengira jika temannya akan mengalaminya. Tak ada sebab apapun. Padahal tadinya Azil baik-baik saja.“Kau kenapa?” tanya Zoe yang panik melihat apa yang terjadi. Ia tak menyangka jika Azil mengalami hal buruk. Padahal Zoe yang tak ada racun dalam makanannya. Bagaimana bisa Azil muntah darah. Ia belum tahu penyebabnya pastinya. Ia seperti apa yang terjadi cukup serius.Azil yang tadinya baik-baik saja tiba-tiba muntah darah, hal itu membuat Zoe benar-benar tidak mengerti karena dari tadi mereka makan makanan yang sama dan bahkan melakukan hal yang sama. Jika bundarso dari Desa asap memberikan Azil racun tentunya Zoe juga ikut terkena racun, tapi nyatanya ia baik-baik saja.“Sebentar, aku akan mengeluarkan racun menggunakan tenaga dalamku,” jawab Azil merasa ada racun di dalam tubuhnya. Ia tidak merasakan apapun saat berada di desa asap, tapi setelah berjalan beberapa langkah Ia baru merasakan reaksi racun yang ada dalam tubuhnya hing
Saat serigala maju menyerang, Zoe langsung bertindak dan menyerang serigala yang mulai maju, ia benar-benar berhati-hati agar tidak meninggalkan Azil.Dengan usahanya satu persatu hewan buas itu mati,.Zoe tidak akan pernah ragu jika ia.menyerang binatang. Tapi ia masih saja ragu jika menyerang manusia.Itulah mengapa ia tidak pernah membunuh orang sekalipun dalam tekanan, dengan komitmen dan kekuatannya. Jelas Ia Ben tahan agar tidak ada yang mati.Sudah satu jam berlalu, Azil tak kunjung selesai. Semua hewan sudah Zoe kalahkan. Tenaganya mulai melemah. Ia sadar untuk tidak tidur atau menyerah.Karena sebelumnya Zoe hampir mengecewakan Azil yang sudah percaya padanya. Jadi demi mengemban amanat yang disampaikan Azil.Malam telah lewat, kini mentari pagi menyapa dengan terang. Zoe yang kelelahan. tidak kuat lagi dan hampir pingsan, tiba-tiba Azil membuka matanya. Seketika Zoe langsung menjatuhkan diri dan merebahkan dirinya, karena ia sudah tak tahan lagi, jadi tanpa menunggu Azil bic
Zoe merasa ada yang memanggil namanya, ia langsung membuka mata, melihat sekelilingnya yang sudah berubah. Tak seperti terakhir kali ia tidur. Sekarang sudah rapi, ada makanan di hadapannya. Perapian yang masih menyala serta atap daun yang menjadi atap, membuat Zoe merasa ada di dalam rumah.Tapi kenyataannya ia masih di tempat yang sama. Melihat Azil yang panik membuat Zoe merasa bersalah.“Kenapa muka mu tegang begitu?” tanya Zoe yang baru saja bangun dari tidur. Ia melihat ke arah Azil yang sedang berjaga, makanya yang begitu tegang dan pucat membuat ia ingin bertanya.Azil sendiri tegang bercampur senang saat melihat Zoe sadar dari tidurnya. Sudah dua hari Ina tidur tanpa makan dan bangun. Tak seperti orang pada umumnya. “Kau tidur dua hari siapa yang tidak tegang?” jawab Azil yang jelas bingung saat ia tak bisa membangunkan Zoe.Sekarang Zoe sudah bangun membuat ia lega, jadi ia tak lagi hari berada di sana. Jelas mereka kan segera melanjutkan perjalanan.“Hanya dua hari, biasa
Perjalanan yang masih panjang, bukti asap yang sudah terlihat puncaknya. Namun ternyata jauh dan belum bisa dicapai Zoe masih terus berjalan bersama dengan Azil melewati hutan lebat, tak ada kesulitan bagi keduanya karena sudah terbiasa Azil melihat perbekalan yang masih cukup, terik matahari menandakan siang yang panas. Ia masih semangat untuk berjalan.Sesekali Zoe melihat Azil yang memperhatikan peta agar mereka tetap di jalur aman. Karena keamanan lebih penting untuk sekarang ini.“Kita istirahat dulu atau lanjut?” tanya Azil ingin memastikan pendapat dari Zoe, Ia lanjut atau tetap berada di sana sampai benar-benar kuasa hilang mereka berkurang.“Apa kau sudah lelah?” tanya Zoe yang balik menanyakan hal tersebut karena ia rasa mereka baru saja keluar dari hutan, danan sekarang sedang berusaha untuk bisa keluar dari hutan tersebut.“Belum,” jawab Azil yang belum merasa lelah sama sekali aku mah walaupun mereka menempuh perjalanan jauh tapi rasa lelah belum menghinggapi hasil hing
Zoe terdiam menunggu instruksi dari Azil,.setelah mereka sampai di sebuah pasar. Yang memang di luar rencana sebelumnya. Azil yang masih bingung, ia berulang kali melihat peta yang ada di tangannya untuk memastikan dan mencari nama desa itu, ia terus memeriksa tapi tak mendapatkan apa-apa.“Desa apa ini?” tanya Zoe yang penasaran dengan desa yang baru saja ia singgahi. Pasar yang begitu ramai, dengan orang yang sibuk dengan kegiatannya masing-masing. Pakaian yang asing dan tempat yang aneh membuat Zoe dan Azil masih mengamati dan tak beranjak dari tempatnya.“Entahlah, sepertinya kita salah jalan,” jawab Azil yang merasa sepertinya mereka salah jalan karena tidak sesuai dengan peta. Padahal Ia sudah mengecek berulang kali, apa yang mereka lalui tidak sesuai dengan peta yang ia lihat. Yang bisa disimpulkan jika mereka salah jalan.“Hah, bagaimana bisa?” tanya Zoe panik mendengar apa yang dikatakan oleh Azil, jika jalan yang mereka lalui salah. Sekarang ia benar-benar menjauh dari te