“Ikuti saya Nona, sarapan pagi anda sudah siap” Alicia kerap melewatkan jam makan, tubuhnya begitu kurus dan sering sakit-sakitan, berawal dari hal tersebut yang akhirnya mendorong Ayah Alicia mengerahkan semua pelayan setia-nya untuk mendisiplinkan jam makan Putri tunggalnya tersebut. “Anda harus menghabiskan semua makanan ini Nona, seperti biasanya ini perintah” Pinta Debora kepala pelayan dirumah Alicia dengan nada tegas, memastikan bila Putri kesayangan tuan-nya itu tidak akan menolak, meskipun merasa dalam tekanan, namun Alicia tetap menjalani kemauan Ayahnya melalui Debora bahwa ia harus makan meskipun hal tersebut sulit dilakukan.
Debora membantu Alicia mengisi piringnya dengan beberapa jenis makanan bergizi, mereka mengatur pola makannya dengan baik sementara tatapan mata Alicia kosong, ia tidak bernafsu sama sekali, seolah kehilangan indera perasa-nya secara tiba-tiba, Alicia tidak bisa menikmati makanan se-lezat apapun yang dihidangkan untuknya, Alicia mulai menyendok makanan kedalam mulut, ia mengunyah setiap makanan yang terasa hambar hingga suapan terakhir “Good” ucap Debora sambil tersenyum puas, lantas meminta anak buahnya membereskan semua makanan yang tersaji diatas meja makan “Aku akan kembali ke kamar” “Mari saya antar” “Jangan lakukan itu” kali ini Alicia menunjukkan sikap penolakannya secara dingin, yang mana hal tersebut telah membuat Debora merasa tidak sopan “Baiklah Nona, selamat menikmati akhir pekan.”
Begitu Alicia berada didalam kamarnya, ia segera mengunci pintu kamar rapat-rapat, hanya untuk memastikan bahwa tidak akan ada seorangpun yang dapat masuk, tak lama setelah itu Alicia menuju kedalam kamar mandi, dan memuntahkan seluruh makanan dari dalam perut mengusahakan tanpa bersisa, tidak heran bila tubuh Alicia tidak pernah berisi. Selama setahun lamanya Alicia selalu melakukan itu, tapi tidak seorangpun tahu tentang apa yang dilakukan Alicia dibelakang mereka.
Gadis itu dan semua hatinya telah lama mati, tidak ada kebahagiaan yang tersisa didalam hidupnya, ia menjalani kekosongan dan hampa, tak ada yang bisa mengobati luka yang sedang diderita, Alicia merasa bahwa kini ia hanya bernafas, hidupnya sama sekali tidak berguna.
Alicia cenderung tidak peduli dengan penampilannya, tapi Ayahnya peduli terhadap semua tentang Alicia, lelaki yang telah membawa Alicia ke dunia itu secara khusus memesan jasa hairstylist yang akan menata rambut Alicia bahkan seorang Make up Artist untuk menyempurnkan pesona diri Alicia “Anda sangat cantik rupawan Nona, terlebih jika Anda memunculkan sedikit senyum keramahan bagi orang-orang sekitar” kata wanita penata rambut itu, "Benarkah?" tanya Alicia bernada datar "Tidak diragukan lagi" "Aku tidak peduli" berkata Alicia tak ramah, sejujurnya Alicia tidak suka dihadapkan dengan orang-orang baru di dalam hidupnya, sementara Henry (Ayah Alicia) terus menerus melibatkan orang-orang baru untuk membantu mengurus kebutuhan hidup Alicia, ini mungkin bagian dari rasa bersalah Henry atas apa yang telah terjadi, ia harus mengakui bahwa dirinya tidak bisa dekat dengan Alicia sepanjang waktu, dia adalah seorang pengusaha yang sangat sibuk, mengelola beberapa bidang bisnis yang tidak bisa digantikan oleh siapapun juga, karena kesibukannya itulah Ayah Alicia merasa beban kehilangan istri yang teramat sangat ia cintai menjadi sedikit berkurang walau sampai kapanpun ia tidak akan pernah lupa.
Alicia dipersiapkan untuk selalu tampil memukau, dan ia tidak pernah gagal menjadi pusat perhatian, Alicia tidak mempunyai tujuan dengan itu, ia terbilang pendiam, tak suka membaur kepada siapapun dan cenderung acuh tak acuh dengan siapa saja, seakan tak mempermasalahkan sikap dingin Alicia, Para kaum Adam tetap mengagumi kecantikan yang ia miliki.
Meski banyak lelaki dengan hasrat untuk memiliki (Alicia) akan tetapi tak ada seorang pun yang bisa mendekati Alicia, karena Alicia menggunakan tiga orang Bodyguard yang sengaja ia pekerjakan untuk menghindarkan gangguan para pemuda iseng (sebenarnya pengawalan itu merupakan gagasan yang datang dari sang Ayah, ia memerlukan pelindung bagi Putri semata wayangnya).
Selain cantik Alicia dikenal karena ia mampu menonjolkan sisi kecerdasan yang luar biasa, tak ada seorangpun yang berani meragukan kehebatannya dalam semua bidang mata pelajaran. “Alicia, kami satu kelompok denganmu” dua orang gadis datang pada Alicia “Apa kau mengenal kami?” Alicia menggeleng, padahal mereka belajar dikelas yang sama, tapi Alicia tidak pernah memperhatikan mereka berdua “Sudah kuduga, kalau begitu perkenalkan namaku Tamara” ia mengulurkan tangannya “Aku Jessica” Alicia mungkin tidak terbiasa berjabat tangan dengan semua orang, namun kali ini ia putuskan untuk membalas permintaan berjabat tangan itu, Alicia hanya ingin menggunakan sedikit perasaannya untuk tidak mengecewakan orang lain, sekali ini saja (walau yang sesungguhnya ia merasa enggan dan itu sungguh tidak diperlukan) “Woah, tangannya sangat lembut, dia benar-benar seorang Putri dari negeri dongeng” Jessica cukup terkejut “Benar dia memang layak disebut sebagai Putri” Tamara menimpali “Kami sangat mengagumimu, kau merupakan panutan kami” Alicia tidak merespon sikap antusias dua gadis yang kini bernaung dalam satu kelompok tugas dengannya itu, bagi Alicia tak perlu ada yang dibanggakan darinya, biasa saja.
Alicia dan Alex, mereka berdua adalah dua orang dengan kepribadian yang nyaris sama, bedanya jika Alicia adalah seorang manusia (berhati Vampire), sementara Alex merupakan Vampire, Alex adalah mayat hidup yang tidak mengenal kata iba, ia hidup dengan mengandalkan logika, sama seperti Alicia yang tidak memerlukan siapapun untuk berteman kepadanya, begitu pula selama bertahun-tahun tidak sedikit saja Alex merasa kesepian, ia justru nyaman menyendiri, bagaimana pun juga, dia adalah seorang pemangsa darah menjadikan hal itu sebagai alasan terbesar untuk tetap sendirian sepanjang waktu, semakin keras aroma darah tercium olehnya, maka hasrat untuk memangsa manusia menguat, dia bisa saja membunuh seseorang demi pemenuhan insting pemangsa sebagai seorang Vampire, namun Alex berusaha menguasai logikanya, kemungkinan besar, Alex merupakan seorang Vampire yang baik.
Terdengar bel pulang dibunyikan “Sepertinya kita harus mengakhiri keseruan belajar hari ini” Ibu Helena membereskan semua buku-buku mengajarnya dan berkata “Anak-anak sampai bertemu lagi pekan depan, semoga hari kalian menyenangkan dan sampai jumpa” teman-teman Alicia satu persatu menghambur keluar, tidak sabar untuk segera pulang kerumah mereka masing-masing menyongsong kebebasan untuk berkreasi, ketika semua orang tampak bahagia bahwa mereka akhirnya terbebas dari kegiatan belajar yang dianggap membosankan, namun tidak dengan Alicia yang selalu merasa hidupnya diliputi kemalangan, ia tetap diam didalam kelas merenungi segalanya yang telah terjadi seorang diri “Nona, sudah saatnya pulang” seorang pengawal mengingatkan Alicia “Biarkan aku sendiri, kalian boleh pergi” “Tapi Nona?” “Ayahku tidak akan pernah tahu tentang apa yang kukerjakan dalam keseharian, dia tidak pernah ada dirumah terlalu sibuk, kecuali kalian berniat membeberkannya, silakan saja kalian berhak mengadukannya, bukankah kalian dibayar salah satunya memang untuk itu?” mendengar kata yang terlontar dari Alicia, pengawal bayaran sang Ayah tidak dapat berbuat banyak, disisi lain mereka berusaha memahami keadaan hati Alicia yang memang selalu tampak tidak baik-baik saja, bukan rahasia lagi jika Alicia sering tampil menunjukkan tanda-tanda kebimbangan, amarah, lelah, kekacauan yang berasal dari diri sendiri, semua orang-orang itu (pekerja Alicia) tak ada yang bisa mereka lakukan selain hanya menonton Alicia bahkan mengikuti setiap kemauannya yang tidak berarah, mereka tahu bahwa batin Alicia sedang menderita dan tak ada yang mampu memberinya pertolongan "Nona?" Alicia dengan cepat mengeluarkan beberapa lembar uang dari dalam tas "Pergilah menjauhiku, pergilah untuk bersenang-senang, datang dan jemput aku bila kalian semua telah selesai dengan itu" ia mengangguk berundur dari Alicia dan bergegas menemui teman-temannya diluar.
“Lalu bagaimana sekarang?” “Kita bisa mencari tempat untuk bersantai, kurasa Nona Alicia sangat ingin menyendiri, ia butuh ruangan lain selain didalam kamarnya, kita akan kembali dan menjemput dia, lewat dari pukul tujuh malam nanti, ini adalah permintaannya bukan salah kita” “Baiklah, aku suka pekerjaan yang terkesan seperti permainan namun kita mendapatkan bayaran, hahaha” para Bodyguard itu pun bergegas meninggalkan Alicia agar Alicia merasa lebih leluasa meratapi kemalangan hidupnya sendirian, mereka memutuskan untuk mencari tempat bersantai yang nyaman, dan akan kembali saat Alicia menelfon mereka untuk membawanya pulang.
Sinar mentari mulai meredup, bola api raksasa itu hendak beranjak pulang, tampak mega merah mengekor-ekor pada langit yang menghampar luas tak berbatas, perlahan dunia yang terang benderang menjadi gelap gulita, sedangkan Alicia masih disana duduk berdiam menyendiri dalam ruang kelas yang kini telah menjadi gelap gulita, ia tidak tahu pasti dengan apa yang ada didalam benaknya? Namun menjadi seperti itu mungkin adalah hal yang paling bisa ia terima dan ia hanya ingin melakukannya tanpa alasan yang jelas.
Alex merasa tengah mencium aroma darah manusia, namun itu sama sekali bukan aroma darah dari tubuh John. semakin mengendus aroma darah yang dimaksud Alex merasakan sesak didalam dada, kedua taringnya bermunculan, aroma darah yang sungguh berbeda dari manusia kebanyakan.
Lama-lama keadaan terasa membosankan, mendorong Alicia untuk beranjak dari tempatnya. Ia berjalan gontai melewati lorong sekolah, Alex bergegas menyembunyikan dirinya dibalik tembok, kedua mata mengawasi Alicia, terlihat begitu tajam dan kejam, meski semua kuku tangannya telah memanjang akan tetapi sama sekali tak akan ia pergunakan untuk menerkam, Alex harus lebih kuat lagi menahan diri.
Tatapan mata seorang gadis penyendiri, kosong dan dingin, bahkan sekujur hatinya membeku, dan bisa saja sewaktu-waktu diremukkan dengan hanya sekali benturan yang teramat sangat keras, untuk itulah ia harus senantiasa terjaga.
Malam semakin larut, sudah saatnya pulang. berjalan dalam kegelapan dalam keadaan sepi dan sunyi Alicia dapat mendengar langkah-langkah kakinya. "Dimana kalian, aku ingin pulang" Alicia menghubungi pengawalnya "Kami akan segera datang Nona."
Baru saja ia menutup panggilan, tak lama satu panggilan baru masuk "Deborah?" meski enggan menerima panggilan dari Deborah namun ia harus melakukannya "Nona... Anda sudah sangat terlambat pulang bahkan melewatkan jam makan malam Anda" "Lantas? kau memperhadapkannya pada Ayah?" "Tentu saja tidak Nona, tapi saya hampir saja mengatakannya pada Tuan Henry, beruntunglah Anthony menghubungi saya sebelum saya menelfon Tuan Henry" mendengar pengakuan itu Alicia merasa sedikit lega, Ayahnya tidak boleh tahu bahwa Alicia kerap melanggar peraturan yang telah diterapkan oleh sang Ayah, maka sebaiknya Alicia mengatur sebuah kesepakatan dengan Deborah diluar dari sepengetahuan Ayahnya
“Debora?” “Saya Nona?” “Berapa Ayahku membayar untukmu?” “Itu?” “Asal kau tidak bermulut besar, tidak mencampuri urusanku, selain kau akan menerima uang dari Ayah, aku bahkan sanggup memberimu bayaran lebih” “Nona?” “Aku butuh ketenangan, aku ingin sendiri, jadi kunyatakan saat ini, aku membelimu atas nama kebebasan” godaan tentang uang memang selalu menggiurkan dan dugaan Alicia yang tidak pernah meleset, hampir semua orang sanggup menjadi seorang pengkhianat karenanya (uang).
"Kita bisa membicarakan hal ini sesampainya anda dirumah Nona" kemudian Alicia menutup telefon dari Deborah, Alicia mengambil alih jalan hidupnya, sejak ia dapat membeli kesetiaan Debora pada sang Ayah dan Debora menyepakatinya, Alicia tidak pernah lagi pulang kerumah tepat waktu, gadis itu selalu menikmati kesendiriannya dengan perasaan tentram, terkadang dengan cara itulah Alicia dapat tersenyum megah, menjauhkan diri dari peraturan-peraturan rumah yang dianggpnya memuakkan, bahkan tak ada keramaian yang hanya membuat hatinya terasa gelisah.
Keesokan harinya Alicia mulai mengulangi kesalahan yang sama dengan berani "Pergi, aku ingin disini, jangan datang sampai aku menginginkannya" "Dimengerti Nona" lantas Alicia menghamburkan uang sehingga para pengawal itu memungutinya, uang tidak memperkenalkan harga diri bagi siapapun jua.
Hanya duduk merana seorang diri, Alicia merasa mengenal diri sendiri dengan baik "Aku? inikah yang kau pinta? terasa menyenangkan bukan?" lantas menyungging senyuman.
Selama beberapa malam Alex mengawasi Alicia dari kejauhan, bahkan tanpa sadar Alex juga memberinya perlindungan dari gangguan salah seorang Vampire pengelana yang tak sengaja melintas dia sekitar sana dan mencium aroma darah dari tubuh Alicia.
Pada awalnya Vampire pengelana itu benar-benar merasa senang bahwa ia akan memangsa Alicia yang dianggapnya lalai, taringnya begitu runcing dan panjang "Gadis bodoh, semestinya ia menyimpan dirinya didalam rumah meski tengah memiliki beban berat yang sedang dialami, apapun itu, Aku mendapatkan keuntungan dari sikap cerobohnya, aroma tubuh ini begitu langka" Vampire pengelana mengendus aroma tubuh Alicia, tanpa banyak bicara Alex segera menyeret Vampire itu dengan sangat keras untuk menjauhi Alicia agar tidak memancing keributan, kemudian mendorong Vampire pengelana pada tombak yang terbuat dari perak sudah dipersiapkan sebelumnya, tanpa sedikit pun perlawanan Vampire pengelana itu berhasil dimusnahkan, Alex terlihat lega.
Malam ini Alicia merasa begitu lemah dan lelah. barangkali setelah ia terkapar dirumah sakit gadis itu akan menyesali perbuatan memuntahkan makanannya selama ini.
Semakin waktu Alicia merasa tubuhnya lemas, ia berniat pulang karena mendadak tidak enak badan, kepalanya terasa begitu sakit, tubuh Alicia pun mulai menggigil kedinginan, gadis itu menyalakan flashlights dimobile phone-nya berguna untuk menemukan jalan keluar dalam kegalapan malam bahkan disaat kondisi tubuh yang sedang tidak menentu seperti ini, semakin lama semua tampak samar dan perlahan keseimbangan tubuhnya menurun, Alicia mungkin akan segera menjatuhkan diri, namun sebelum gadis itu benar-benar terjatuh diatas lantai, Alex berhasil meraih tubuh Alicia, sepertinya sepintas Alicia sempat memperhatikan wajah Alex, lalu kemudian menghilanglah semua kesadaran dirinya.
Alex melarikan Alicia kerumah sakit, untuk pertamakalinya Alex memohon bantuan John, agar ia mau membantu Alicia menjadi walinya dalam mengurus semua yang diperlukan supaya secepatnya Alicia dapat mendapatkan pertolongan “Kau melakukan tindakan yang benar anak muda” ucap John lelaki berusia enam puluh tahun itu seraya menepuk pundak Alex “Gadis itu sudah dalam penanganan, sepertinya aku harus pulang, kau tahu? Aku memiliki seorang istri yang sangat cerewet, tetaplah disini jaga gadis itu Alex sampai ia sadar, jika terjadi sesuatu yang mendesak, kau tahu kemana harus menghubungiku” Alex tak tahu bagaimana harus bersikap? ia begitu berterimakasih namun tak bisa mengungkapnya dengan sebuah pernyataan kata.
Semalaman suntuk Alex menemani Alicia, diam-diam pemuda itu merasa kasihan padanya "Sebenarnya apa yang membuatnya harus diam menyendiri di dalam gedung sekolah yang sepi dan gelap pada malam hari? apakah dia menghadapi masalah yang sungguh berat?"
Sebagai seorang Vampire Alex tidak bisa merasakan perasaan selayaknya manusia, seorang Vampire tak memiliki sebuah rasa ; rasa cinta, sayang, kasihan, sakit, lelah, mengantuk atau segalanya, karena sesungguhnya ia hanyalah seonggok mayat hidup yang menjadi benalu ditengah-tengah populasi manusia, namun ia adalah seorang makhluk yang mampu berfikir.
Perlahan kedua mata Alicia terbuka, ia tidak berusaha menyalahkan dirinya sendiri tentang apa yang sudah terjadi, gadis itu bahkan sudah bisa menduga dimana ia sedang berada, dirumah sakit “Aroma obat ini hampir tidak lagi menggangguku didalam keterbatasan, aku sudah sangat terbiasa.” Seharusnya Alicia tidak ditemukan sebelum keesokan harinya, karena gadis itu ingat betul bahwa ia terjatuh dilorong sekolah yang gelap dan sepi, ia juga tidak mengandalkan kecepatan pertolongan dari para pengawalnya, mereka hanya akan datang ketika Alicia memanggil mereka atau telah jauh terlambat menyadari bahwa seharusnya Alicia sudah berada dirumah tepat pada saat yang telah Alicia sepakati.Alicia mengedarkan pandangan pada seluruh penjuru ruangan, tapi tak ada seorang pun disana, Alicia berharap dapat melihat pemuda yang telah memberi pertolongan. “Dia tidak asing bagiku. Sungguh.” berucap Alicia lirih, Alicia meyakini pasti pemuda itu masih ada disekit
Mendahului matahari yang terbit, Alicia sudah membuka kedua mata hanya untuk duduk berdiam dalam kehampaan, dia tidak benar-benar tahu apa yang sedang dipikirkannya disaat seperti ini? waktu terus berjalan, perlahan-lahan cahaya mentari masuk kedalam celah-celah jendela ruangan rawat, Alicia belum beranjak dengan lamunan yang tiada menjadi pasti.Secara tiba-tiba terdengar ketukan pintu dari luar bersamaan dengan itu pintu dibuka “Tuan Henry berulangkali menanyakan soal Anda Nona” kata Debora “Saya tidak tahu apa yang harus saya katakan padanya, saya hanya berkata bahwa anda sedang tidur karena belakangan ini kegiatan disekolah terbilang cukup padat” “Aku sangat menghargai kebohonganmu itu” “Terima kasih Nona” berkata Deborah dengan raut kecemasan “Hey, lagi-lagi kau tampak begitu ketakutan?” “Benar Nona. Saya hanya tidak ingin kehilangan pekerjaan saya” “Setelah banyak uang yang kau t
Hingga detik ini belum bisa memastikan diri untuk mempercayai itu semua, benarkah apa yang sedang dialami adalah merupakan sebuah kenyataan? Alicia masih bersama buku harian yang dianggapnya tertinggal dirumah sakit “Tidak mungkin? Mana mungkin aku hanya bermimpi, aku yakin buku harian ini ada ditanganku, ya tidak salah lagi, bahkan isi tulisan sama persis seperti saat sebelum aku jatuh tertidur oleh bantuan obat tidur” semua yang ada dihadapan Alicia terasa samar meski pun semua itu fakta yang nyata."Apakah ini mimpi yang menjadi nyata? atau apa?" Alicia memerlukan penjelasan yang masuk akal.Setelah beberapa saat berlalu akhirnya Deborah kembali datang untuk Alicia "Nona, makanan anda sudah siap, mari ikut dengan saya" "Deborah?" "Ada apa Nona? wajah anda masih menunjukkan keterkejutan, sebaiknya lupakan saja kejadian ini, saya tidak menyalahkan anda bahwa anda sudah melupakan buku harian anda disini dan tadi anda bersikap seola
Alicia sedang membaca buku ketika Debora tiba-tiba masuk kedalam kamarnya seraya berkata “Tuan Henry meminta anda menemuinya Nona” Alicia cukup merasa dikejutkan dengan informasi tersebut, betapa tidak? Selama bertahun-tahun Henry selalu berusaha menjauhi Alicia, mereka berdua tidak pernah bertatap terlebih bicara secara langsung (sekadar basa-basi pesan-pesan dikirimkan melalui media sosial) “Tidak seharusnya ini terjadi” Alicia meletakkan buku yang ada ditangannya ia hanya benar-benar merasa tidak siap untuk menjalani kesan yang baru (Bertemu sang Ayah).Jujur saja Alicia tidak tahu apa yang harus dilakukan dengan itu? “Apa kau yakin?” Alicia berusaha memastikan pernyataan Deborah, dan sebagai jawabannya Debora mengangguk.Berhadapan dengan sang Ayah Alicia diminta mempersiapkan diri secara baik dan benar, beberapa orang ditunjuk secara khusus untuk mengatur cara berpakaian hingga riasan diwajah Alicia, mereka telah m
LIMA BULAN KEMUDIANHari ini adalah hari pernikahan antara Henry dan Amber, pada hari berbahagia itu Alicia tampak begitu cantik dengan balutan gaun berwarna hitam, Alicia hanya sedang memberikan isyarat bahwa ia tengah berduka dengan pernikahan sang Ayah, siapa yang akan menyangka? bahwa Alicia benar-benar telah kehilangan kesempatan untuk menjadi satu satunya pemilik Henry.Dari pada ikut menikmati suasana acara pernikahan, Alicia justru bermuram, ia tidak mengenal seorang pun yang hadir sebagai tamu undangan pesta, selain itu Deborah dan para pelayan lainnya juga tampak sibuk mengawasi semua hal yang berkaitan dengan pesta mereka sama sekali tidak mempunyai kesempatan untuk memperhatikan Alicia, sehingga sangat leluasa bagi Alicia untuk tetap bersikap sedih seperti itu tanpa ada seorang pun yang mencoba menghentikannya dengan sebuah penghiburan atas kelukaan.Pesta perkawinan telah usai, kini hanya ada Henry dan Amber berdua saja didalam kamar pengantin yang
“Nona Alicia, Nyonya Amber meminta anda agar supaya sarapan bersama.” Ucap Debora dengan sangat santun dan penuh penghormatan. untuk pertama kalinya Alicia mendapatkan ajakan sarapan bersama setelah bertahun-tahun melewati hal itu hanya seorang diri. Alicia tak ingin banyak bertanya karena ia tahu pasti bahwa dirinya tidak bisa menolak apapun yang diperintahkan oleh sang Ayah kepada dirinya, termasuk makan bersama pagi ini, anggap saja permintaan Nyonya Amber adalah perintah Ayahnya disertai kekuatan mandat yang menetap dan mengikat.Alicia cukup tahu diri, meskipun sang Ayah tidak memperlakukan Alicia selayaknya seorang anak kandung, setidaknya Tuan Henry tak membuangnya, lelaki itu mengerahkan semua waktu dan tenaga, bekerja keras, supaya Alicia mempunyai kehidupan yang layak dan terpandang.Debora mengantar Alicia tak sampai ke meja makan, di depannya tampak Nyonya Amber telah bersiap menyambut kedatangan Alicia untuk bergabung, rupanya mer
Kerajaan yang dulu pernah berdiri dengan megah itu kini telah lenyap tak bersisa, tiada sejarah yang tertulis untuk mengenangnya, seolah mereka semua tak pernah ada. Mereka terhapuskan oleh masa demi masa.Sebagai satu-satunya pewaris tahta, pada usia yang masih sangat muda Arthur harus bersedia bertunangan dengan seorang gadis bernama Aurora, dia adalah Putri Raja Stephen, gadis yang sudah sangat tersohor dan masyhur tentang kecantikan yang dimiliki, senyumnya sungguh menawan segala hati.Meski hampir semua pemuda diseluruh penjuru mendambakan seorang Aurora, namun tidak sedikit pun dengan Arthur padahal secara resmi Aurora telah dimilikinya dan semua orang mengetahui itu, tak ada perasaan istimewa Arthur untuk Aurora, sebab pemuda itu belum terbiasa dengan makhluk yang disebut wanita, usianya masih terlalu muda, empat belas tahun kala itu ketika dirinya telah diikat sebagai calon satu kesatuan dengan sang Putri jelita, walau semestinya menjadi seorang a
Benjamin keluar dari dalam hutan larang bersama langkah penuh percaya diri, kepuasaan dihati disertai aroma amarah yang membara, semua kejahatan yang dijanjikan kepadanya memberikan energy yang begitu pesat, Benjamin merasa telah memenangkan suatu peperangan dari Arthur bahkan sebelum mereka saling berhadap-hadapan. Dengan sikap yang santai Benjamin kembali dan masuk kedalam kamarnya, ia juga mendapati Aurora sedang tidur dengan begitu damai, rupanya deraian airmata sudah menguras habis seluruh tenaga yang ia miliki "Aku tidak akan membiarkanmu bersedih karena sesuatu, terlebih bila kau menangis tersebab semua orang berharap memisahkan kisah kasih yang telah kita bina sejak dulu kala, biar pun mereka semua tidak tahu dengan apa yang tersembunyi diantara kita selama ini, tiada pemakluman yang lembut, semua terlanjur fatal disisiku" kemudian memeluk tubuh Aurora, sesaat sebelum keriuhan diseluruh penjuru negeri semakin menjadi-jadi. 
CHAPTER 13 Dia tidak tahu dimana semua orang tersisa atau pun mereka yang telah tewas oleh kebiadaban makhluk terkutuk, yang bahkan kini Arthur adalah bagian dari mereka semua, Arthur mulai mengingat segalanya, bahwa dia bukan lagi manusia yang memerlukan udara untuk bernafas, atau makan serta minum dalam bertahan hidup, ini sangat berbeda, justru Arthur harus mulai memangsa, hanya agar hasrat pemuasan, pemenuhan mengenai hal yang paling disukai yakni darah dapat tercapai serta terpenuhi, karena sesungguhnya, darah akan membuatnya lebih bertenaga dan segar, hidupnya akan terus panjang, wajahnya tidak pernah menua, itu bukanlah suatu keuntungan, dimana ia tidak memiliki rasa, sesuatu yang seharusnya wajar dimiliki oleh manusia kebanyakan, mereka menjadikan hidup ini perjalanan, sedari lahir bertumbuh, berjalan, menjadi seorang remaja, dewasa, menemukan tambatan hati, memiliki keturunan, menua, lalu pergi meninggalkan dunia ini, setelah melalui serentetan yang ditetapkan oleh
CHAPTER 12“Siapa kalian?” Arthur meninggikan suaranya “Terdengar jelas sekali bahwa kau menjaga keutuhan wibawamu bahkan ketika dirimu masih terlihat begitu muda, kini aku semakin percaya bahwa kau benar benar memang sedang dipersiapkan untuk menjadi calon pengganti Ayahmu yang bahkan telah tiada, tunggu? Bukankah itu artinya kau telah berhasil menggantikan kedudukan Ayahmu Yangmulia? Mengingat dia telah mati bersama seluruh rakyat yang dicintai” lelaki bertubuh tinggi itu seolah meledeknya “Sementara kau adalah pamungkasnya (Arthur akan segera dihabisi menyusul yang lain) sekaligus sebagai saksi sejarah, bagaimana kami berhasil memporak porandakan negeri ini, kau tahu anak muda? Kekacauan semacam ini adalah hal terkecil dari apa yang bisa kami perbuat, ini adalah suatu permulaan, kami sangat berterima kasih kepada Benjamin sebab berkat jasa jasanya-lah, akhirnya kami semua terbebas dari belenggu yang tidak menyenangkan itu, mengapa aku menyebut
“Karena kami hanya bisa membunuh kalian bangsa manusia, kami tidak mampu membunuh siapapun yang telah menjadi bagian dari kami” “Aku tidak memahaminya Aurora, tolong jangan paksa aku memahami semua ketidak masuk akalan ini” “Andai aku bisa menangisinya seperti waktu itu (saat ia masih seorang manusia), aku sungguh ingin (dengan pandangan dan ucapan yang datar). aku tidak akan lagi datang pada siapapun saat aku menangis. aku adalah jenazah tanpa bangkai, aku terlihat sepertimu tapi kita berbeda takdir, aku benar-benar terkutuk Arthur, secepatnya aku akan melukaimu, tapi tidak akan kubiarkan sebelum kau membasmi mereka semua” Arthur mulai menitikkan airmata “Bunuhlah siapa saja yang ada dihadapanmu, mereka sangat dekat mengelilingimu, bahkan jika memang sudah tidak memungkinkan bagaimana pula dengan aku, jangan pernah meragu, bunuh juga. jangan menangis Arthur, ingat saat nanti kau membasmi kaum kami jangan pakai perasaanmu, bisa
Benjamin keluar dari dalam hutan larang bersama langkah penuh percaya diri, kepuasaan dihati disertai aroma amarah yang membara, semua kejahatan yang dijanjikan kepadanya memberikan energy yang begitu pesat, Benjamin merasa telah memenangkan suatu peperangan dari Arthur bahkan sebelum mereka saling berhadap-hadapan. Dengan sikap yang santai Benjamin kembali dan masuk kedalam kamarnya, ia juga mendapati Aurora sedang tidur dengan begitu damai, rupanya deraian airmata sudah menguras habis seluruh tenaga yang ia miliki "Aku tidak akan membiarkanmu bersedih karena sesuatu, terlebih bila kau menangis tersebab semua orang berharap memisahkan kisah kasih yang telah kita bina sejak dulu kala, biar pun mereka semua tidak tahu dengan apa yang tersembunyi diantara kita selama ini, tiada pemakluman yang lembut, semua terlanjur fatal disisiku" kemudian memeluk tubuh Aurora, sesaat sebelum keriuhan diseluruh penjuru negeri semakin menjadi-jadi. 
Kerajaan yang dulu pernah berdiri dengan megah itu kini telah lenyap tak bersisa, tiada sejarah yang tertulis untuk mengenangnya, seolah mereka semua tak pernah ada. Mereka terhapuskan oleh masa demi masa.Sebagai satu-satunya pewaris tahta, pada usia yang masih sangat muda Arthur harus bersedia bertunangan dengan seorang gadis bernama Aurora, dia adalah Putri Raja Stephen, gadis yang sudah sangat tersohor dan masyhur tentang kecantikan yang dimiliki, senyumnya sungguh menawan segala hati.Meski hampir semua pemuda diseluruh penjuru mendambakan seorang Aurora, namun tidak sedikit pun dengan Arthur padahal secara resmi Aurora telah dimilikinya dan semua orang mengetahui itu, tak ada perasaan istimewa Arthur untuk Aurora, sebab pemuda itu belum terbiasa dengan makhluk yang disebut wanita, usianya masih terlalu muda, empat belas tahun kala itu ketika dirinya telah diikat sebagai calon satu kesatuan dengan sang Putri jelita, walau semestinya menjadi seorang a
“Nona Alicia, Nyonya Amber meminta anda agar supaya sarapan bersama.” Ucap Debora dengan sangat santun dan penuh penghormatan. untuk pertama kalinya Alicia mendapatkan ajakan sarapan bersama setelah bertahun-tahun melewati hal itu hanya seorang diri. Alicia tak ingin banyak bertanya karena ia tahu pasti bahwa dirinya tidak bisa menolak apapun yang diperintahkan oleh sang Ayah kepada dirinya, termasuk makan bersama pagi ini, anggap saja permintaan Nyonya Amber adalah perintah Ayahnya disertai kekuatan mandat yang menetap dan mengikat.Alicia cukup tahu diri, meskipun sang Ayah tidak memperlakukan Alicia selayaknya seorang anak kandung, setidaknya Tuan Henry tak membuangnya, lelaki itu mengerahkan semua waktu dan tenaga, bekerja keras, supaya Alicia mempunyai kehidupan yang layak dan terpandang.Debora mengantar Alicia tak sampai ke meja makan, di depannya tampak Nyonya Amber telah bersiap menyambut kedatangan Alicia untuk bergabung, rupanya mer
LIMA BULAN KEMUDIANHari ini adalah hari pernikahan antara Henry dan Amber, pada hari berbahagia itu Alicia tampak begitu cantik dengan balutan gaun berwarna hitam, Alicia hanya sedang memberikan isyarat bahwa ia tengah berduka dengan pernikahan sang Ayah, siapa yang akan menyangka? bahwa Alicia benar-benar telah kehilangan kesempatan untuk menjadi satu satunya pemilik Henry.Dari pada ikut menikmati suasana acara pernikahan, Alicia justru bermuram, ia tidak mengenal seorang pun yang hadir sebagai tamu undangan pesta, selain itu Deborah dan para pelayan lainnya juga tampak sibuk mengawasi semua hal yang berkaitan dengan pesta mereka sama sekali tidak mempunyai kesempatan untuk memperhatikan Alicia, sehingga sangat leluasa bagi Alicia untuk tetap bersikap sedih seperti itu tanpa ada seorang pun yang mencoba menghentikannya dengan sebuah penghiburan atas kelukaan.Pesta perkawinan telah usai, kini hanya ada Henry dan Amber berdua saja didalam kamar pengantin yang
Alicia sedang membaca buku ketika Debora tiba-tiba masuk kedalam kamarnya seraya berkata “Tuan Henry meminta anda menemuinya Nona” Alicia cukup merasa dikejutkan dengan informasi tersebut, betapa tidak? Selama bertahun-tahun Henry selalu berusaha menjauhi Alicia, mereka berdua tidak pernah bertatap terlebih bicara secara langsung (sekadar basa-basi pesan-pesan dikirimkan melalui media sosial) “Tidak seharusnya ini terjadi” Alicia meletakkan buku yang ada ditangannya ia hanya benar-benar merasa tidak siap untuk menjalani kesan yang baru (Bertemu sang Ayah).Jujur saja Alicia tidak tahu apa yang harus dilakukan dengan itu? “Apa kau yakin?” Alicia berusaha memastikan pernyataan Deborah, dan sebagai jawabannya Debora mengangguk.Berhadapan dengan sang Ayah Alicia diminta mempersiapkan diri secara baik dan benar, beberapa orang ditunjuk secara khusus untuk mengatur cara berpakaian hingga riasan diwajah Alicia, mereka telah m
Hingga detik ini belum bisa memastikan diri untuk mempercayai itu semua, benarkah apa yang sedang dialami adalah merupakan sebuah kenyataan? Alicia masih bersama buku harian yang dianggapnya tertinggal dirumah sakit “Tidak mungkin? Mana mungkin aku hanya bermimpi, aku yakin buku harian ini ada ditanganku, ya tidak salah lagi, bahkan isi tulisan sama persis seperti saat sebelum aku jatuh tertidur oleh bantuan obat tidur” semua yang ada dihadapan Alicia terasa samar meski pun semua itu fakta yang nyata."Apakah ini mimpi yang menjadi nyata? atau apa?" Alicia memerlukan penjelasan yang masuk akal.Setelah beberapa saat berlalu akhirnya Deborah kembali datang untuk Alicia "Nona, makanan anda sudah siap, mari ikut dengan saya" "Deborah?" "Ada apa Nona? wajah anda masih menunjukkan keterkejutan, sebaiknya lupakan saja kejadian ini, saya tidak menyalahkan anda bahwa anda sudah melupakan buku harian anda disini dan tadi anda bersikap seola