Share

Bab 63

"Bagaimana ini, Pak?"

"Coba di tambahkan lagi kain kafannya, dan saya mohon pada semua warga yang berada di sini. Kita sama-sama berdoa untuk Mega agar segera bisa di kebumikan" perintah Pak Kades, dan Pak ustadz.

"Al-fatihah" ucap Pak ustadz mulai memimpin doanya.

Setelah semua membaca doa untuk Mega, dan ke ajaiban terjadi, darah yang tadinya terus mengalir kini berhenti secara mendadak.

"Alhamdulillah" ucap warga serempak.

"Teh, kok firasat saya gak enak ya" ucap Irpan sambil mengeluarkan keringat sebesar biji jagung.

"Lu fobia sama darah atau gimana?" tanya bang Adnan.

"Enggak. Tapi kayaknya firasat gue gak enak aja Bang. Lu sebaiknya bawa mbak Puspa menjauh dari sini deh Bang " jawab Irpan sambil menyuruh bang Adnan membawa istrinya, dari kerumunan orang yang ada di sini.

"Akang kenapa?" tanyaku khawatir karena tiba-tiba wajahnya pucat.

"Teh awas!" teriak Irpan sambil menarik lenganku.

Kulihat semua mata tertuju pada kami. Wajah mereka terlihat bingung saat Irpan berteriak kenca
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status