Share

93. Curahan Hati Ana (Bagian A)

Author: Aksara Ocean
last update Last Updated: 2022-06-26 02:53:08

PILIH KASIH (Membungkam Mertua dan Ipar secara Elegant)

93. Curahan Hati Ana (Bagian A)

“Kenapa?” Aira kembali memberikan pertanyaan, yang entah untuk keberapa kalinya hari ini.

Adikku itu tengah duduk di teras rumahnya, rumah barunya yang juga baru di bangun. Rumah ini terlihat sangat sejuk, walau tidak sebesar rumahku. Mungkin karena banyaknya pepohonan bambu di sekitar rumah Aira, jadi terlihat rimbun dan juga teduh.

Di depan rumah Aira juga ada sebuah ruko yang dempet ke rumahnya, dan bangunan itulah yang akan dia jadikan grosir nanti sama seperti ku. Dan di titik ini aku merasa sangat bersyukur karena Aira juga sudah mempunyai rumah sendiri, sama sepertiku. Emak benar-benar hebat!

“Mbak! Kenapa, sih?” tanya Aira lagi.

Aku langsung mengangkat bahu, malas menjawab pertanyaan yang Aira lontarkan. Sengaja aku ke sini pagi-pagi sekali, dengan niatan hanya ingin menenangkan diri. Sedangkan Mas Abi?

Entahlah, aku tidak tahu dia ada di mana sekarang. Karena setelah pertengkaran hebat kem
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • PILIH KASIH (Membungkam Mertua dan Ipar secara Elegan)   94. Curahan Hati Ana (Bagian B)

    94. Curahan Hati Ana (Bagian B)"Kenapa?" tanyanya setelah sempat terdiam lama."Entahlah, hanya ada beberapa masalah yang membuat kami bertengkar kemarin!" jelasku dengan singkat."Kalian bertengkar?" tanya Aira dengan nada tak percaya."Bertengkar sangat hebat!" Aku menjelaskan dengan penuh penekanan."Mbak, nggak usah bercanda, deh! Ini udah nggak lucu!" sahut Aira sambil memutar bola matanya dengan malas."Mbak nggak bercanda, kamu kok nggak percaya, sih?" Aku bertanya dengan ketus."Gimana aku mau percaya, sedangkan kalian itu adalah couple goals yang menjadi panutan aku dan Mas Gunawan dalam berumah tangga!" sahut Aira sambil menatapku dengan lekat. "Dan aku bahkan nggak pernah ngeliat kalian marah selama ini, apalagi sampai bertengkar hebat seperti yang Mbak bilang!" Lanjutnya lagi."Kami bukannya nggak pernah bertengkar, Dek. Tentu saja kami pernah bertengkar, tapi kamunya aja yang nggak ngeliat!" kataku sambil menatap ke arah depan sana kembali."Ya tetap aja, walaupun berten

    Last Updated : 2022-06-26
  • PILIH KASIH (Membungkam Mertua dan Ipar secara Elegan)   95. Curahan Hati Ana (Bagian C)

    95. Curahan Hati Ana (Bagian C)"Ternyata kediaman Mbak selama ini tidak menghasilkan apapun, malah mereka menganggap Mbak sebagai orang yang gampangan, sebagai orang yang bisa diperintah seenak mungkin!" kataku sambil menatap Aira dengan pandangan dalam.Adik itu sama sekali tidak menjawab ucapanku, dia hanya mengangguk mengerti, seolah dia hanya ingin mendengarkan segala keluh kesahku yang tidak pernah aku ceritakan kepada siapapun."Jika Mbak yang yang dihina, dan juga dicurangi oleh mereka, Mbak masih bisa merasa legowo. Tetapi ketika mereka ingin mengakui sesuatu yang bukan miliknya, melainkan milik Emak, Mbak benar-benar merasa sakit hati. Mbak merasa kalau perjuangan Emak selama ini untuk memberikan kita kehidupan yang lebih baik daripada sebelumnya, tidak akan menjadi berarti jika Mbak mengakui kepada orang-orang kalau apa yang sudah Mbak terima itu dari ibunya Mas Abi!" kataku lagi."Tapi aku yakin, Mbak. Berada di posisi Mas Abi juga pasti tidak enak, dia mempunyai tanggung

    Last Updated : 2022-06-26
  • PILIH KASIH (Membungkam Mertua dan Ipar secara Elegan)   96. Rahasia Abi (Bagian A)

    PILIH KASIH (Membungkam Mertua dan Ipar secara Elegant)96. Rahasia Abi (Bagian A)Di dalam perjalanan menuju rumah, aku memikirkan kembali apa yang Aira katakan tadi. Adikku itu memang benar, aku terlalu terbawa emosi kemarin sehingga melontarkan kata-kata yang cukup menyakitkan untuk Mas Abi.Aku yakin suamiku itu juga tidak ingin hal ini terjadi, selama ini dia memang selalu bersikap tegas dan kembali bersikap lembut kepada keluarganya, tetapi aku yakin hal itu bisa diperbaiki.Aku akan berbicara dari hati ke hati kepadanya, dan menyampaikan apa sebenarnya yang aku inginkan. Dan aku harap, Mas Abi juga bisa menerima usulan dariku dan menerapkan apa yang aku inginkan.Semoga saja dengan menjauhi keluarganya untuk sementara, dan menolak jika mereka membutuhkan bantuan, akan membuat mereka menjadi lebih menghargai suamiku itu.Setelah memarkirkan motor di halaman, aku langsung masuk ke dalam rumah dan aku bisa lihat pintuku sama sekali tidak terkunci. Hanya tertutup begitu saja, dan i

    Last Updated : 2022-06-26
  • PILIH KASIH (Membungkam Mertua dan Ipar secara Elegan)   97. Rahasia Abi (Bagian B)

    97. Rahasia Abi (Bagian B)Suara Mas Abi terdengar jelas di telingaku, dia menatapku dengan pandangan dalam dari seberang sana. Tangan kirinya masih memegang bilah bambu, dan tangan kanannya memegang sebuah palu. Aku hanya mengangguk, namun tidak mengeluarkan sepatah kata pun.Karena aku sangat yakin, ketika aku berbicara maka air mata yang aku tahan akan mengalir. Karena aku sama sekali bukan orang yang pintar, untuk menahan sebuah tangisan.“Mas sudah membuatkan sambal teri untuk kita makan, kalau kamu lapar kamu bisa makan terlebih dahulu. Mas akan menyelesaikan pekerjaan Mas terlebih dahulu, dan akan menyusul setelahnya,” sahut Mas Abi dengan lembut.Dia kemudian membalikkan badannya, dan kemudian kembali memaku bambu yang tadi dipegangnya karena aku bisa melihat kalau amben itu sudah hampir siap.Ah, bahkan ketika bertengkar seperti ini, ketika aku bahkan tidak memasakkan makanan untuk dirinya, dia malah membuatkan lauk untuk kami makan bersama.Aku benar-benar merasa bersalah sa

    Last Updated : 2022-06-26
  • PILIH KASIH (Membungkam Mertua dan Ipar secara Elegan)   98. Rahasia Abi (Bagian C)

    98. Rahasia Abi (Bagian C)“Apa yang ingin Mas bicarakan?” kataku sambil menyusut ingus. “Jika Mas hanya ingin membicarakan tentang keluarga Mas saja, lebih baik tidak usah. Karena aku benar-benar tidak ingin membicarakan mereka lagi, sudahlah! Kita harus menjauhi sesuatu yang bisa membuat kita bertengkar!” kataku sambil mengusap lengannya, dan menatapnya dengan lembut. “Sudah cukup kita bertengkar kemarin, aku tidak mau lagi ada pertengkaran diantara kita, Mas!” Mashabi terlihat berpikir sebentar, namun kemudian dia menggeleng dengan tegas dan menatapku dengan pandangan mantap.“Tidak! Mas akan membicarakan hal ini denganmu, dan Mas harap setelahnya kamu bisa menerima dan tidak akan bertanya tanya lagi. Jadi sekarang, buatkan segelas kopi terlebih dahulu, lalu kamu kembali ke sini dan Mas akan menceritakan segalanya!” kata Mas Abi lagi dengan cepat.Dia kemudian kembali menekuni pekerjaannya, membuat amben yang sudah hampir selesai, hanya beberapa bilah bambu lagi yang tinggal di pa

    Last Updated : 2022-06-26
  • PILIH KASIH (Membungkam Mertua dan Ipar secara Elegan)   99. Anak Haram! (Bagian A)

    PILIH KASIH (Membungkam Mertua dan Ipar secara Elegant)99. Anak Haram! (Bagian A)"Hah?!" Aku bisa melihat Mas Abi yang bingung menanggapi ucapanku, karena aku baru saja menuduh dia menuruti permintaan Ibu dan menikah dengan Ema.Wanita yang mempunyai jabatan sebagai seorang pegawai negeri, dan juga mempunyai sebuah grosir dan toko pakaian yang cukup terkenal dan juga besar.Jika Mas Abi dengan Ema, maka aku yakin kehidupannya memang akan lebih baik, namun apakah suamiku itu benar-benar melakukan hal itu?"Kamu apa-apaan sih, Dek! Mas tidak mungkin melakukan hal itu, mana mungkin Mas mau menikah dengan Ema!" sahut Mas Abi dengan cepat dan juga tidak terima."Lalu apa yang ingin Mas bicarakan? Sepertinya sangat penting, aku sampai deg-degan tak karuan begini!" kataku sambil minum es teh manis milikku."Mas itu mau berbicara sama kamu, mengenai alasan Ibu yang terlihat pilih pilih kasih antara Mas dan juga Mas Aji!" kata Mas Abi tiba-tiba.Alu lalu menoleh dengan cepat ke arahnya. "Ha

    Last Updated : 2022-06-26
  • PILIH KASIH (Membungkam Mertua dan Ipar secara Elegan)   100. Anak Haram! (Bagian B)

    100. Anak Haram! (Bagian B)"Jadi tentu saja dia selalu bersikap ketus padamu, Dek. Bagaimana bisa dia menyayangimu, sedangkan dia sendiri tidak menyayangi suamimu ini. Ibu juga tidak akan bisa menyayangi anak-anak kita nanti, karena anak-anak kita bukanlah darah dagingnya!" kata mas Abi lagi dengan lirih."Dari kapan Mas tahu mengenai hal ini?" tanyaku ingin tahu."Dari kecil! Dari kecil, Mas sudah tahu mengenai hal ini!" sahut Mas Abi cepat."Kok, bisa?" tanyaku tak percaya."Mas sering mendengar Bapak dan Ibu bertengkar, Ibu selalu mengatakan kalau dia tersiksa harus membesarkan anak haram suaminya sendiri. Ibu tidak sudi membesarkan Mas, dan banyak lagi cacian lainnya!" kata Mas Abi sambil terlihat mengingat-ingat. "Mas lama-lama kebal, semakin beranjak besar Mas semakin tahu apa arti anak haram dan anak pembawa sial yang sering Ibu lontarkan ketika dia marah pada Bapak! Mas bertanya pada Nenek, tentunya dengan memaksa hingga Nenek menceritakan semuanya," kata Mas Abi lagi."Saat

    Last Updated : 2022-06-26
  • PILIH KASIH (Membungkam Mertua dan Ipar secara Elegan)   101. Anak Haram! (Bagian C)

    101. Anak Haram! (Bagian C)“Mas benar-benar bahagia karena kamu, Mas bisa bertemu dengan keluarga yang sebenarnya. Mas bisa bertemu Emak dan juga adik-adik, jadi Mas bisa merasakan mempunyai keluarga yang benar-benar menyayangi Mas dengan tulus!” kata Mas Abi dengan nada yang sangat lembut.“Tentu saja! Kami adalah keluarga Mas, dan Mas tidak perlu meragukan hal itu. Kami juga menyayangi Mas, tentu saja sayang yang sangat tulus!” kataku sambil menatapnya dengan pandangan tak kalah lembut.Kami langsung terdiam dan larut dalam pikiran kami masing-masing, karena bagaimanapun juga aku tahu kalau Mas Abi membutuhkan waktu untuk berpikir dan juga untuk menata ulang hatinya setelah dia membuka rahasia sebesar ini.“Apakah itu sebabnya Mas Abi selalu menuruti permintaan Ibu?” tanyaku ingin tahu.“Iya, Mas hanya ingin berterima kasih kepadanya, karena dia sudah mau membesarkan Mas hingga sekarang ini. Makanya Mas tidak terlalu banyak menuntut kepada Ibu, Mas juga tidak pernah membantah kepad

    Last Updated : 2022-06-26

Latest chapter

  • PILIH KASIH (Membungkam Mertua dan Ipar secara Elegan)   532. Keadaan Lisa!

    532. Keadaan Lisa!"Ada apa, Dek?""Ibu ... bapak, Mas.""Ibu sama bapak kenapa, Dek?""Kita harus segera ke rumah sakit, Mas.""Memangnya kenapa, Dek? ngomong dulu sama Mas. Jangan buat Mas gak karuan.""Buruan Mas kita pergi ke rumah sakit.""Hei, tunggu, kalian mau ke mana? ibu dan bapak, maksudnya Sri dan Arman? kenapa mereka?" tanya Nuraini. Ana menggeleng, dia tak mau menjelaskan apapun pada Nuraini. Ana langsung menarik Abi keluar dan segera menaiki mobil mereka. "Ada apa, Dek, ngomong sama Mas?" tanya Abi saat di dalam mobil. "Ibu ... bapak ... kecelakaan, Mas.""Astagfirullah.""Bentar, aku bilang Bulek Romlah dulu buat jaga toko." Anna berjalan menuju tokonya. "Bulek tolong jaga toko dulu yah. Ana dan Mas Abi harus ke rumah sakit.""Kenapa kalian mendadak ke rumah sakit, ada apa, Na?""Ibu dan bapak kecelakaan, Bulek. Kami harus segera ke rumah sakit.""Innalilahi. Ya sudah hati-hati, Na. Kamu gak usah mikirin toko, biar Bulek yang jaga, insyallah aman dan amanah. Kalian

  • PILIH KASIH (Membungkam Mertua dan Ipar secara Elegan)   531. Kabar yang mengejutkan! (Bagian B)

    531. Kabar yang mengejutkan! (Bagian B)Abi menghempaskan kepalan tangannya di atas meja yang terbuat dari kayu jati, meja yang Ana beli sepaket dengan sofa yang tengah mereka duduki ini. Dia tidak pernah melihat Abi yang semarah ini, suaminya itu terlihat seperti orang lain di matanya. Tidak ada sosok Abi yang biasanya Ana lihat.“ABI! DURHAKA KAMU, YA!” Nuraini memekik heboh.Jelas jantungnya hampir melompat saat Abi menggebrak meja dengan kekuatan seperti tadi, dia menatap anak yang dia lahirkan itu dengan tatapan tajam. Namun, Abi malah balik menatapnya dengan tatapan yang tak kalah tajam.“Silahkan pergi dari sini, sebelum kesabaran saya habis!” kata Abi dengan suara yang bergetar.“Tidak! Kamu adalah anakku, dan wajar jika aku ada di rumahmu sekarang ini.” Nuraini berbicara dengan santai. “Apa uang -uang yang Bapak berikan belum cukup?” tanya Abi dengan kekehan kecil di ujung bibirnya. “Uang apa?” tanya Nuraini sok polos.“Bukannya Anda mengancam Bapak, akan mengungkapkan jati

  • PILIH KASIH (Membungkam Mertua dan Ipar secara Elegan)   530. Kabar yang mengejutkan! (Bagian A)

    PILIH KASIH (Membungkam Mertua dan Ipar Secara Elegan) 530. Kabar yang mengejutkan! (Bagian A) “A—apa?” Ana bahkan tidak bisa mencerna apa yang Abi katakan, Amran memberi uang kepada Nuraini? Kenapa? Apakah mereka kembali berhubungan? Apakah itu artinya Amran kembali berkhianat dengan orang yang sama, dan membuat Sri terluka? Demi Allah, Ana tidak akan rela jika hal itu benar terjadi. Dia tidak akan sanggup melihat awan mendung kembali menggelayuti wajah Sri, jika dulu dia Ana tidak ada di sana untuk menghentikan tragedi perselingkuhan itu, maka kali ini Ana tidak akan diam. Dia akan berusaha untuk membuat Amran dan juga Sri tetap bersama, tanpa ada orang ketiga, walaupun itu adalah Ibu kandung suaminya sendiri. “Kamu ngomong apa, Mas? Kamu tahu dari mana? Dan kenapa Bapak memberi uang pada Ibu Nuraini?” tanya Ana bertubi-tubi. “Aku tahu, sebab aku melihat sendiri Bapak yang memberikan uang itu. Kami ke sawah bersama, tetapi Bapak pergi tiba-tiba. Awalnya aku sama sekali tidak

  • PILIH KASIH (Membungkam Mertua dan Ipar secara Elegan)   529. Dusta atau Nyata? (Bagian C)

    529. Dusta atau Nyata? (Bagian C)Ana bisa melihat wajah Nuraini yang berubah pias, namun dia masih berpikir positif. Mungkin wanita paruh baya itu gugup karena ditanya Abi dengan nada tajam seperti itu, Ana mengamati Nuraini sama seperti Abi yang memaku pandangannya pada Ibu kandungnya itu."Aku dilarang oleh Amran dan juga Sri untuk menemuimu, mereka mengancamku dan juga menekanku agar aku tidak menunjukkan wajahku di depanmu!" kata Nuraini dengan lantang. "Mereka yang memisahkan kita, bukan aku yang tidak ingin menemuimu. Kau anakku, mana mungkin aku tega menelantarkan mu hingga berpuluh-puluh tahun lamanya!" kata Nuraini lagi.Ana langsung tertegun, dia tidak percaya jika kedua mertuanya melakukan hal tersebut. Mereka adalah orang yang baik, tidak mungkin mereka menghalangi seorang Ibu bertemu dengan anaknya.Lain Ana, lain pula dengan Abi. Lelaki itu hanya diam, dan juga tidak memberikan respon apapun. Dia hanya menaikkan sebelah alisnya, dengan tangan yang bersedekap di depan da

  • PILIH KASIH (Membungkam Mertua dan Ipar secara Elegan)   528. Dusta atau Nyata? (Bagian B)

    528. Dusta atau Nyata? (Bagian B)Rambut yang dicat merah, baju kaos ketat, dan celana jeans yang tak kalah ketat. Gila! Ibu kandung suaminya ini seperti anak remaja saja, padahal Ana yakin kalau umurnya pasti tidak jauh berbeda dengan Sri.Ana saja yang baru berusia dua puluh lima tahun, malu jika harus berpakaian seperti itu. Ah ... tidak, tidak. Aina yang masih berumur sembilan belas tahun pun, tidak pernah berpakaian seperti itu.Padahal adik bungsunya itu masih remaja, tahu mengenai fashion yangs edang trend, tetapi alhamdulillahnya Aina sangat menjaga tubuhnya dari pakaian yang terbuka dan selalu memakai jilbab yang bisa menjaga auratnya.Yah, semakin tua bumi ini, semakin banyak tingkah penghuninya. Huft! Ana mendesah kasar, ingin julid tapi Nuraini adalah Ibu kandung suaminya, dan itu artinya dia termasuk mertua Ana juga.Tetapi tidak mau julid pun Ana tidak mampu, serba salah jadinya.“Itu kan kata-kata kamu doang, aslinya mah saya nggak tahu apa yang ada di hati kamu! Bisa a

  • PILIH KASIH (Membungkam Mertua dan Ipar secara Elegan)   527. Dusta atau Nyata? (Bagian A)

    PILIH KASIH (Membungkam Mertua dan Ipar secara Elegant)527. Dusta atau Nyata? (Bagian A)"Mas …." Ana mendesah, menggeleng pelan sambil menatap Abi dengan pandangan dalam.Wanita itu berharap kalau suaminya tidak akan bertindak gegabah, bukankah tidak boleh jika mengambil keputusan saat sedang emosi? Ana tidak mau, Abi menyesal pada akhirnya.Sedangkan Abi sendiri belum mengendurkan sedikitpun wajahnya yang tegang, dia jelas-jelas menunjukkan raut ketidaksukaannya dan juga raut keberatan akan kehadiran Nuraini di sini."Bukankah saya sudah bilang berkali-kali? Jangan datang dan mencoba untuk merusak kebahagiaan kami!" Suara Abi terdengar lantang. "Sampai kapanpun, ibu saya hanya ada satu dan itu tidak akan berubah!" lanjutnya lagi "Iya, ibumu hanya ada satu orang, dan itu adalah aku! Bukan wanita jahannam itu!" Nuraini menyahut tak kalah lantang. "Yang membawamu ke dunia ini adalah aku, bukan dia!" katanya lagi, sambil memelototi Abi.Abi mendengus, dan mengalihkan pandangannya ke a

  • PILIH KASIH (Membungkam Mertua dan Ipar secara Elegan)   526. Ibu Kandung Abi (Bagian C)

    526. Ibu Kandung Abi (Bagian C)"Saya yakin Ana tidak akan berbuat seperti itu. Lagi pula Ana sudah tahu yang sebenarnya, saya sudah jujur kepadanya sejak beberapa bulan yang lalu. Jadi tidak ada lagi yang harus saya takutkan!" kata Abi dengan nada mantap.Wanita itu menaikkan sebelah alisnya, kemudian dia terkekeh sinis. Dia mengangguk-angguk mengerti, dan menatap Ana dengan pandangan dalam."Kalau begitu, aku tidak akan sungkan lagi," katanya dengan nada pelan. "Saya adalah Nuraini—Ibu kandung Abi!" kata wanita itu sambil menyeringai kecil.Ana tidak menyahut, dan hanya menatapnya dengan diam. Namun, tak lama kemudian wanita itu mengangguk dan berusaha menyunggingkan senyum kecil sebagai balasannya."Saya Ana—istri dari Mas Abi!" ujar Ana dengan mantap. "Maaf jika saya tidak mengenali Ibu sebelumnya," lanjutnya lagi.Abi dan juga Nuraini tentu saja merasa heran, bagaimana bisa Ana bersikap setenang ini? Wanita itu sama sekali tidak menunjukkan reaksi apapun, tidak ada keterkejutan a

  • PILIH KASIH (Membungkam Mertua dan Ipar secara Elegan)   525. Ibu Kandung Abi (Bagian B)

    525. Ibu Kandung Abi (Bagian B)"Oh, ketemu sama Mas Abi? Ibu kenal juga sama suami saya?" tanya Ana dengan alis yang terangkat tinggi. "Jarang-jarang ada teman SMA, yang sudah lama tidak bertemu, tapi mengenal anak dari temannya tersebut," kata Ana lagi.Wanita itu menatap Ana dengan pandangan tajam, dia memindai penampilan istri Abi ini dengan alis yang terangkat tinggi. Penampilan Ana terlihat sederhana, hanya memakai tunik, dan juga kulot, serta jilbab instan di kepalanya.Tidak ada perhiasan emas di tangannya, baik itu di jari, maupun di pergelangan tangan Ana tidak ada apapun. Wanita itu kemudian menyunggingkan senyum sinis, dan mengambil kesimpulan kalau sepertinya anak kesayangannya ini salah memilih istri.Secara keseluruhan, Ana dinilai tidak layak untuk bersanding dengan Abi!"Itu bukan urusan kamu, itu urusan saya dengan Abi. Kamu tidak berhak ikut campur dengan urusan kami!" ujar wanita itu dengan nada kesal."Lah, nggak berhak bagaimana, Bu? Saya ini adalah istri Mas Abi

  • PILIH KASIH (Membungkam Mertua dan Ipar secara Elegan)   524. Ibu Kandung Abi (Bagian A)

    PILIH KASIH (Membungkam Mertua dan Ipar secara Elegant)524. Ibu Kandung Abi (Bagian A)POV AUTHORAbi langsung mendengus sinis saat mendengar kata-kata wanita itu, dia kemudian terkekeh kecil dan menolehkan pandangannya ke arah tembok. Selama beberapa saat, dia terpaku menatap tembok itu dengan pikiran yang gamang.Di dalam hati lelaki itu, jelas dan juga mutlak, dia merasa keberatan dengan kehadiran wanita ini di rumahnya. Walaupun wanita itu mengaku sebagai Ibu kandungnya, tetapi tetap saja Abi merasa tak suka.Ibu yang dia kenal semenjak dia kecil hingga sekarang ini adalah Sri. Wanita itulah yang Abi anggap sebagai Ibu, dan juga penolongnya. Jelas saja Abi merasa berat, untuk menerima orang lain masuk ke dalam kehidupannya. "Jangan bersikap seperti orang yang tidak tahu tata krama, Abi! Kamu ternyata sudah dibesarkan dengan cara yang sangat buruk oleh Sri!" kata wanita itu dengan sangat ketus, dan juga mengejek.Abi langsung mendecih sinis, dia menolehkan pandangannya dan menata

DMCA.com Protection Status