Share

465. Meminjam Tabungan Rosa (Bagian C)

Author: Aksara Ocean
last update Last Updated: 2022-11-08 07:59:15

465. Meminjam Tabungan Rosa (Bagian C)

"Hah? Lalu bagaimana dengan Lisa? Apa kamu lupa? Adikmu itu juga mengancam akan melaporkan Marwan ke polisi, jika kita tidak menyediakan uang miliknya juga!" Parto menyela, dan menatap Putri sulungnya itu dengan tatapan heran.

"Yang terpenting adalah Aji, karena Aji adalah orang lain. Sedangkan Lisa? Aku rasa dia hanya menggertak, dia tidak mungkin melaporkan adik kandungnya sendiri ke polisi. Bukankah begitu?" tanya Rosa meminta pendapat yang lain.

Edi langsung mengangguk dengan cepat, sedangkan Parto sendiri tidak yakin. Karena dia ingat, ketika Lisa pergi dari rumah tiga hari yang lalu, anak kandungnya itu menunjukkan wajah yang terlihat sangat yakin akan keputusannya.

Jadi, kecil kemungkinan Lisa akan mengurungkan niatnya untuk melaporkan Marwan ke polisi.

"Tapi Mbak, aku nggak mau menjual kebun milikku. Apa nanti kata mertuaku? Mereka pasti akan mengolok-olok ku!" Marwan kembali berujar frustasi.

"Oh, ya sudah kalau begitu, Wan. Silakan kamu
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • PILIH KASIH (Membungkam Mertua dan Ipar secara Elegan)   466. Pertemuan! (Bagian A)

    PILIH KASIH (Membungkam Mertua dan Ipar secara Elegant)466. Pertemuan! (Bagian A)Wanita itu langsung menatap Marwan dengan pandangan bengis, lebih tajam daripada yang tadi. Karena dia sudah merasa, kalau adik kandungnya ini benar-benar sudah keterlaluan. Marwan sudah melewati batas dan Rosa benar-benar tidak menyukai hal tersebut."Kamu jangan kurang ajar ya, Wan. Berani-beraninya kamu meminta uang tabungan milikku!" Rosa mendecih sinis."Aku nggak meminta, Mbak. Aku hanya meminjam uang tabungan Mbak!" Marwan segera menyahut.Dia menatap Rosa dengan pandangan memohon. Berharap agar kakak sulungnya itu mau berbaik hati untuk meminjamkan tabungan miliknya, agar bisa membayar uang Aji dan juga Lisa tanpa harus menjual kebun miliknya.Bukankah Marwan terlalu egois? Dia tidak mau menjual miliknya, dan malah ingin mengorbankan punya orang lain. Tetapi dia tidak ingin memikirkan hal tersebut, biarlah dia dikatakan egois daripada dia harus kehilangan harga dirinya di depan mertua dan keluar

    Last Updated : 2022-11-08
  • PILIH KASIH (Membungkam Mertua dan Ipar secara Elegan)   467. Pertemuan! (Bagian B)

    467. Pertemuan! (Bagian B)Bukankah sangat menyebalkan? Maryam benar-benar tidak memikirkan perasaan anak-anaknya yang lain, dan hanya memikirkan Marwan sendiri. Seolah-olah wanita itu tidak keberatan menumbalkan kedua putrinya, hanya untuk membela Putra semata wayangnya."Mbak, aku ngerasa pembicaraan ini udah mulai nggak sehat!" Edi ikut bicara. "Rasa-rasanya, kalian tidak bisa memaksa Rosa untuk meminjamkan uang tabungannya. Karena bagaimanapun juga, ini bukanlah tanggung jawab Rosa sebenarnya. Tapi tanggung jawab kalian, kalianlah yang mempunyai ide untuk mengadakan investasi bodong ini!" kata Edi lagi."Ya tapi apa salahnya, sih, kalau Rosa itu meminjamkan uang tabungannya kepada Marwan? Ya, Mbak akui Mbak ini memang salah, tetapi jika Rosa bisa meminjamkan uang tabungannya, bukankah akan sangat baik? Kita bisa tetap menyimpan tanah dan juga sawah yang sudah kita beli, untuk masa depan!" kata Maryam lagi."Sudahlah, Bu. Kalau Ibu tidak mau mencari Lisa sekarang, maka aku akan kem

    Last Updated : 2022-11-08
  • PILIH KASIH (Membungkam Mertua dan Ipar secara Elegan)   468. Pertemuan! (Bagian C)

    468. Pertemuan! (Bagian C)"Jadilah, Bi. Soalnya tadi malam kan hujan, lagi pula kebetulan hari ini Mas Abi sudah ada di rumah, dan kami akan ke kontrakan Mbak Lisa bersama-sama," kata Ana menjelaskan.Ramlah mengangguk mengerti, dia menatap Abi yang baru saja datang dari atas ke bawah. Wanita itu memindai penampilan keponakannya dengan pandangan yang sangat tajam."Kamu apa nggak lebih baik istirahat aja, Bi? Soalnya kamu itu kan beberapa hari ini berada di sawah terus-terusan, takutnya kamu sakit nanti karena kelelahan!" kata Ramlah berusaha mengingatkan."Aku tadi juga udah bilang begitu, Bi. Tapi tetap aja, Mas Abi ini ngeyel. Dia bilang, dia itu kangen banget sama Naufal dan juga Salsa, jadi dia akan melihat keponakannya itu dulu, baru bisa beristirahat dengan tenang!" kata Ana sambil mengangkat bahunya acuh tak acuh.Abi sendiri langsung memukul paha istrinya itu dengan lembut, namun tetap saja berhasil membuat Ana memetik kaget. Dia menatap Abi dengan tajam, karena sudah melaku

    Last Updated : 2022-11-08
  • PILIH KASIH (Membungkam Mertua dan Ipar secara Elegan)   469. Bertanya Pada Ema (Bagian A)

    PILIH KASIH (Membungkam Mertua dan Ipar secara Elegant)469. Bertanya Pada Ema (Bagian A)"Maaf ya, Bu, tetapi Lisa sudah berpesan kepada saya untuk tidak memberitahukan alamatnya yang sekarang kepada siapapun!" Ema berujar dengan mantap.Wanita itu saat ini sedang berada di toko baju miliknya, dia sedang mengecek kinerja pekerjanya dan ingin melihat stok baju yang habis dan ingin merestocknya kembali dengan model yang lebih terbaru.Wanita yang baru saja menikah itu dikejutkan dengan kedatangan dari Maryam dan juga Rosa, dia tahu Maryam adalah Ibu Lisa, rekan kerjanya di SD Negeri 40 sekaligus sahabat baiknya.Ema juga tahu mengenai pertikaian yang terjadi di keluarga Lisa, karena kepergiannya dari rumah beberapa hari yang lalu tak lepas dari campur tangan Ema sendiri. Lisa meminta tolong kepadanya, untuk mencarikan kontrakan yang bisa dihuni selama beberapa bulan ke depan.Sebagai teman yang baik, Ema tentu saja melaksanakan mandat Lisa dengan sempurna. Dia mencarikan kontrakan yang

    Last Updated : 2022-11-09
  • PILIH KASIH (Membungkam Mertua dan Ipar secara Elegan)   470. Bertanya Pada Ema (Bagian B)

    470. Bertanya Pada Ema (Bagian B)"Karena saya akan tetap memegang teguh janji saya kepada Lisa, saya tidak akan memberitahu dimana tempat dia tinggal sekarang ini terutama kepada kalian!" ujar Ema lagi."Kepada kami? Maksudnya apa? Jangan seolah-olah, kamu itu mau memisahkan kami dan juga Lisa. Sadarlah, kami ini adalah keluarga Lisa dan kamu itu bukan siapa-siapa!" Rosa akhirnya naik pitam.Namun Ema sama sekali tidak tergoyahkan, dia malah terkekeh kecil dan mengambil sebuah baju untuk dipasangkan ke manekin yang ada di sana. Dia tetap melaksanakan pekerjaannya, sambil meladeni Rosa dan juga Ibunya sekaligus."Yang mau memisahkan kalian dengan Lisa itu siapa? Bukannya kalian yang mau memisahkan diri kalian sendiri? Saya ingat, loh, bagaimana kalian mengusir Lisa kemarin!" ujar Ema sambil terkikik kecil. "Dia sudah cerita semuanya kepada say, dan saya menyayangkan sikap kalian yang terlalu angkuh kepadanya. Kalian juga membohonginya dengan sangat menyakitkan, bahkan jika saya yang

    Last Updated : 2022-11-09
  • PILIH KASIH (Membungkam Mertua dan Ipar secara Elegan)   471. Bertanya Pada Ema (Bagian C)

    471. Bertanya Pada Ema (Bagian C)"Halah, kalau cuma begitu lebih baik kamu abaikan! Tidak ada gunanya juga diladeni, yang penting kita bisa mengetahui tempat tinggal Lisa sekarang ini. Kamu itu harus menebalkan telinga kamu agar tidak terpancing dengan omongan orang-orang!" ujar Maryam dengan nada kesal. "Kalau sudah begini kita mau apa? Kita sudah kehilangan satu-satunya narasumber, yang bisa memberitahu dimana tempat tinggal Lisa sekarang ini!" ujar Maryam lagi.Rosa menghela nafas panjang, sedikit banyak merasa kalau ucapan Ibunya tadi adalah suatu kebenaran. Karena bagaimanapun juga dia memang terlampau emosi dengan kata-kata Ema barusan, dan hal itu meruntuhkan kesabarannya hingga titik yang paling dasar.Tapi, tentu saja dia tidak mau mengakui hal tersebut. Di matanya tetap saja Ema yang salah, dan bukannya dirinya. Karena wanita itu yang sudah mengusiknya terlebih dahulu, dan Rosa hanya menanggapinya saja."Kamu itu udah tau salah nggak perlu ngomel-ngomel seperti itu!" Maryam

    Last Updated : 2022-11-09
  • PILIH KASIH (Membungkam Mertua dan Ipar secara Elegan)   472. Canggung! (Bagian A)

    PILIH KASIH (Membungkam Mertua dan Ipar secara Elegant)472. Canggung! (Bagian A)"Assalamualaikum!""ASSALAMUALAIKUM!"Anna dan juga Abi berkali-kali mengucap salam, namun Lisa belum juga menampakkan batang hidungnya untuk membuka pintu yang tertutup rapat saat ini. Namun, Anna yakin kalau mantan kakak iparnya itu ada di dalam rumah, karena dia bisa melihat sandal milik Lisa ada di depan."Mbak, Mbak Lisa! Ini aku Ana," Ana kembali berteriak dan berharap kalau Lisa segera membuka pintu untuk mereka."Apa Mbak Lisa nggak ada di rumah ya, Dek? Soalnya dari tadi kita panggil-panggil Mbak Lisa belum juga keluar, mungkin saja Mbak Lisa sedang pergi," kata Abi sambil melihat ke sekitar."Nggak lah, Mas. Kayaknya Mbak Lisa ada di rumah, deh. Soalnya sendal yang biasa Mbak Lisa pakai ada di sana, tuh!" ujar Anna sambil menunjuk sandal Lisa, yang disandarkan ke dinding begitu saja.Selama mereka berdebat, tiba-tiba pintu di depan mereka terbuka. Wajah Naufal langsung menyambut mereka, bocah m

    Last Updated : 2022-11-09
  • PILIH KASIH (Membungkam Mertua dan Ipar secara Elegan)   473. Canggung! (Bagian B)

    473. Canggung! (Bagian B)Lisa kemudian terkekeh dan menjerang satu teko air ke atas kompor, dia ingin membuat teh untuk kedua tamunya ini. Sedangkan Ana sendiri langsung pergi ke depan dan mendudukkan diri di lantai begitu saja."Sini, Mas. Duduk di sini!" kata Ana sambil menepuk tempat di sampingnya, dan melambai ke arah Abi.Abi masuk setelah mengucapkan salam, dia duduk di samping Anna dan memangku Naufal. Sedangkan bocah itu masih bergelayut manja di bahu Abi, seolah-olah tidak ingin melepaskan lelaki itu barang sedetik pun."Salsa mana, Mbak? Kok, tidak kelihatan?" tanya Ana sambil mengedarkan pandangannya ke sekeliling."Lagi di kamar, An. Tadi malam badannya sedikit hangat, jadi Mbak suruh dia istirahat saja, tidak boleh main dulu, biar segera pulih," kata Lisa tanpa menatap ke arah Ana sedikitpun, karena wanita itu sedang membuat teh untuk dihidangkan ke pada kedua tamunya."Salsa sakit?" tanya Abi dengan nada terkejut."Iya, tapi nggak bisa dibilang sakit juga. Cuman tadi ma

    Last Updated : 2022-11-09

Latest chapter

  • PILIH KASIH (Membungkam Mertua dan Ipar secara Elegan)   532. Keadaan Lisa!

    532. Keadaan Lisa!"Ada apa, Dek?""Ibu ... bapak, Mas.""Ibu sama bapak kenapa, Dek?""Kita harus segera ke rumah sakit, Mas.""Memangnya kenapa, Dek? ngomong dulu sama Mas. Jangan buat Mas gak karuan.""Buruan Mas kita pergi ke rumah sakit.""Hei, tunggu, kalian mau ke mana? ibu dan bapak, maksudnya Sri dan Arman? kenapa mereka?" tanya Nuraini. Ana menggeleng, dia tak mau menjelaskan apapun pada Nuraini. Ana langsung menarik Abi keluar dan segera menaiki mobil mereka. "Ada apa, Dek, ngomong sama Mas?" tanya Abi saat di dalam mobil. "Ibu ... bapak ... kecelakaan, Mas.""Astagfirullah.""Bentar, aku bilang Bulek Romlah dulu buat jaga toko." Anna berjalan menuju tokonya. "Bulek tolong jaga toko dulu yah. Ana dan Mas Abi harus ke rumah sakit.""Kenapa kalian mendadak ke rumah sakit, ada apa, Na?""Ibu dan bapak kecelakaan, Bulek. Kami harus segera ke rumah sakit.""Innalilahi. Ya sudah hati-hati, Na. Kamu gak usah mikirin toko, biar Bulek yang jaga, insyallah aman dan amanah. Kalian

  • PILIH KASIH (Membungkam Mertua dan Ipar secara Elegan)   531. Kabar yang mengejutkan! (Bagian B)

    531. Kabar yang mengejutkan! (Bagian B)Abi menghempaskan kepalan tangannya di atas meja yang terbuat dari kayu jati, meja yang Ana beli sepaket dengan sofa yang tengah mereka duduki ini. Dia tidak pernah melihat Abi yang semarah ini, suaminya itu terlihat seperti orang lain di matanya. Tidak ada sosok Abi yang biasanya Ana lihat.“ABI! DURHAKA KAMU, YA!” Nuraini memekik heboh.Jelas jantungnya hampir melompat saat Abi menggebrak meja dengan kekuatan seperti tadi, dia menatap anak yang dia lahirkan itu dengan tatapan tajam. Namun, Abi malah balik menatapnya dengan tatapan yang tak kalah tajam.“Silahkan pergi dari sini, sebelum kesabaran saya habis!” kata Abi dengan suara yang bergetar.“Tidak! Kamu adalah anakku, dan wajar jika aku ada di rumahmu sekarang ini.” Nuraini berbicara dengan santai. “Apa uang -uang yang Bapak berikan belum cukup?” tanya Abi dengan kekehan kecil di ujung bibirnya. “Uang apa?” tanya Nuraini sok polos.“Bukannya Anda mengancam Bapak, akan mengungkapkan jati

  • PILIH KASIH (Membungkam Mertua dan Ipar secara Elegan)   530. Kabar yang mengejutkan! (Bagian A)

    PILIH KASIH (Membungkam Mertua dan Ipar Secara Elegan) 530. Kabar yang mengejutkan! (Bagian A) “A—apa?” Ana bahkan tidak bisa mencerna apa yang Abi katakan, Amran memberi uang kepada Nuraini? Kenapa? Apakah mereka kembali berhubungan? Apakah itu artinya Amran kembali berkhianat dengan orang yang sama, dan membuat Sri terluka? Demi Allah, Ana tidak akan rela jika hal itu benar terjadi. Dia tidak akan sanggup melihat awan mendung kembali menggelayuti wajah Sri, jika dulu dia Ana tidak ada di sana untuk menghentikan tragedi perselingkuhan itu, maka kali ini Ana tidak akan diam. Dia akan berusaha untuk membuat Amran dan juga Sri tetap bersama, tanpa ada orang ketiga, walaupun itu adalah Ibu kandung suaminya sendiri. “Kamu ngomong apa, Mas? Kamu tahu dari mana? Dan kenapa Bapak memberi uang pada Ibu Nuraini?” tanya Ana bertubi-tubi. “Aku tahu, sebab aku melihat sendiri Bapak yang memberikan uang itu. Kami ke sawah bersama, tetapi Bapak pergi tiba-tiba. Awalnya aku sama sekali tidak

  • PILIH KASIH (Membungkam Mertua dan Ipar secara Elegan)   529. Dusta atau Nyata? (Bagian C)

    529. Dusta atau Nyata? (Bagian C)Ana bisa melihat wajah Nuraini yang berubah pias, namun dia masih berpikir positif. Mungkin wanita paruh baya itu gugup karena ditanya Abi dengan nada tajam seperti itu, Ana mengamati Nuraini sama seperti Abi yang memaku pandangannya pada Ibu kandungnya itu."Aku dilarang oleh Amran dan juga Sri untuk menemuimu, mereka mengancamku dan juga menekanku agar aku tidak menunjukkan wajahku di depanmu!" kata Nuraini dengan lantang. "Mereka yang memisahkan kita, bukan aku yang tidak ingin menemuimu. Kau anakku, mana mungkin aku tega menelantarkan mu hingga berpuluh-puluh tahun lamanya!" kata Nuraini lagi.Ana langsung tertegun, dia tidak percaya jika kedua mertuanya melakukan hal tersebut. Mereka adalah orang yang baik, tidak mungkin mereka menghalangi seorang Ibu bertemu dengan anaknya.Lain Ana, lain pula dengan Abi. Lelaki itu hanya diam, dan juga tidak memberikan respon apapun. Dia hanya menaikkan sebelah alisnya, dengan tangan yang bersedekap di depan da

  • PILIH KASIH (Membungkam Mertua dan Ipar secara Elegan)   528. Dusta atau Nyata? (Bagian B)

    528. Dusta atau Nyata? (Bagian B)Rambut yang dicat merah, baju kaos ketat, dan celana jeans yang tak kalah ketat. Gila! Ibu kandung suaminya ini seperti anak remaja saja, padahal Ana yakin kalau umurnya pasti tidak jauh berbeda dengan Sri.Ana saja yang baru berusia dua puluh lima tahun, malu jika harus berpakaian seperti itu. Ah ... tidak, tidak. Aina yang masih berumur sembilan belas tahun pun, tidak pernah berpakaian seperti itu.Padahal adik bungsunya itu masih remaja, tahu mengenai fashion yangs edang trend, tetapi alhamdulillahnya Aina sangat menjaga tubuhnya dari pakaian yang terbuka dan selalu memakai jilbab yang bisa menjaga auratnya.Yah, semakin tua bumi ini, semakin banyak tingkah penghuninya. Huft! Ana mendesah kasar, ingin julid tapi Nuraini adalah Ibu kandung suaminya, dan itu artinya dia termasuk mertua Ana juga.Tetapi tidak mau julid pun Ana tidak mampu, serba salah jadinya.“Itu kan kata-kata kamu doang, aslinya mah saya nggak tahu apa yang ada di hati kamu! Bisa a

  • PILIH KASIH (Membungkam Mertua dan Ipar secara Elegan)   527. Dusta atau Nyata? (Bagian A)

    PILIH KASIH (Membungkam Mertua dan Ipar secara Elegant)527. Dusta atau Nyata? (Bagian A)"Mas …." Ana mendesah, menggeleng pelan sambil menatap Abi dengan pandangan dalam.Wanita itu berharap kalau suaminya tidak akan bertindak gegabah, bukankah tidak boleh jika mengambil keputusan saat sedang emosi? Ana tidak mau, Abi menyesal pada akhirnya.Sedangkan Abi sendiri belum mengendurkan sedikitpun wajahnya yang tegang, dia jelas-jelas menunjukkan raut ketidaksukaannya dan juga raut keberatan akan kehadiran Nuraini di sini."Bukankah saya sudah bilang berkali-kali? Jangan datang dan mencoba untuk merusak kebahagiaan kami!" Suara Abi terdengar lantang. "Sampai kapanpun, ibu saya hanya ada satu dan itu tidak akan berubah!" lanjutnya lagi "Iya, ibumu hanya ada satu orang, dan itu adalah aku! Bukan wanita jahannam itu!" Nuraini menyahut tak kalah lantang. "Yang membawamu ke dunia ini adalah aku, bukan dia!" katanya lagi, sambil memelototi Abi.Abi mendengus, dan mengalihkan pandangannya ke a

  • PILIH KASIH (Membungkam Mertua dan Ipar secara Elegan)   526. Ibu Kandung Abi (Bagian C)

    526. Ibu Kandung Abi (Bagian C)"Saya yakin Ana tidak akan berbuat seperti itu. Lagi pula Ana sudah tahu yang sebenarnya, saya sudah jujur kepadanya sejak beberapa bulan yang lalu. Jadi tidak ada lagi yang harus saya takutkan!" kata Abi dengan nada mantap.Wanita itu menaikkan sebelah alisnya, kemudian dia terkekeh sinis. Dia mengangguk-angguk mengerti, dan menatap Ana dengan pandangan dalam."Kalau begitu, aku tidak akan sungkan lagi," katanya dengan nada pelan. "Saya adalah Nuraini—Ibu kandung Abi!" kata wanita itu sambil menyeringai kecil.Ana tidak menyahut, dan hanya menatapnya dengan diam. Namun, tak lama kemudian wanita itu mengangguk dan berusaha menyunggingkan senyum kecil sebagai balasannya."Saya Ana—istri dari Mas Abi!" ujar Ana dengan mantap. "Maaf jika saya tidak mengenali Ibu sebelumnya," lanjutnya lagi.Abi dan juga Nuraini tentu saja merasa heran, bagaimana bisa Ana bersikap setenang ini? Wanita itu sama sekali tidak menunjukkan reaksi apapun, tidak ada keterkejutan a

  • PILIH KASIH (Membungkam Mertua dan Ipar secara Elegan)   525. Ibu Kandung Abi (Bagian B)

    525. Ibu Kandung Abi (Bagian B)"Oh, ketemu sama Mas Abi? Ibu kenal juga sama suami saya?" tanya Ana dengan alis yang terangkat tinggi. "Jarang-jarang ada teman SMA, yang sudah lama tidak bertemu, tapi mengenal anak dari temannya tersebut," kata Ana lagi.Wanita itu menatap Ana dengan pandangan tajam, dia memindai penampilan istri Abi ini dengan alis yang terangkat tinggi. Penampilan Ana terlihat sederhana, hanya memakai tunik, dan juga kulot, serta jilbab instan di kepalanya.Tidak ada perhiasan emas di tangannya, baik itu di jari, maupun di pergelangan tangan Ana tidak ada apapun. Wanita itu kemudian menyunggingkan senyum sinis, dan mengambil kesimpulan kalau sepertinya anak kesayangannya ini salah memilih istri.Secara keseluruhan, Ana dinilai tidak layak untuk bersanding dengan Abi!"Itu bukan urusan kamu, itu urusan saya dengan Abi. Kamu tidak berhak ikut campur dengan urusan kami!" ujar wanita itu dengan nada kesal."Lah, nggak berhak bagaimana, Bu? Saya ini adalah istri Mas Abi

  • PILIH KASIH (Membungkam Mertua dan Ipar secara Elegan)   524. Ibu Kandung Abi (Bagian A)

    PILIH KASIH (Membungkam Mertua dan Ipar secara Elegant)524. Ibu Kandung Abi (Bagian A)POV AUTHORAbi langsung mendengus sinis saat mendengar kata-kata wanita itu, dia kemudian terkekeh kecil dan menolehkan pandangannya ke arah tembok. Selama beberapa saat, dia terpaku menatap tembok itu dengan pikiran yang gamang.Di dalam hati lelaki itu, jelas dan juga mutlak, dia merasa keberatan dengan kehadiran wanita ini di rumahnya. Walaupun wanita itu mengaku sebagai Ibu kandungnya, tetapi tetap saja Abi merasa tak suka.Ibu yang dia kenal semenjak dia kecil hingga sekarang ini adalah Sri. Wanita itulah yang Abi anggap sebagai Ibu, dan juga penolongnya. Jelas saja Abi merasa berat, untuk menerima orang lain masuk ke dalam kehidupannya. "Jangan bersikap seperti orang yang tidak tahu tata krama, Abi! Kamu ternyata sudah dibesarkan dengan cara yang sangat buruk oleh Sri!" kata wanita itu dengan sangat ketus, dan juga mengejek.Abi langsung mendecih sinis, dia menolehkan pandangannya dan menata

DMCA.com Protection Status