468. Pertemuan! (Bagian C)"Jadilah, Bi. Soalnya tadi malam kan hujan, lagi pula kebetulan hari ini Mas Abi sudah ada di rumah, dan kami akan ke kontrakan Mbak Lisa bersama-sama," kata Ana menjelaskan.Ramlah mengangguk mengerti, dia menatap Abi yang baru saja datang dari atas ke bawah. Wanita itu memindai penampilan keponakannya dengan pandangan yang sangat tajam."Kamu apa nggak lebih baik istirahat aja, Bi? Soalnya kamu itu kan beberapa hari ini berada di sawah terus-terusan, takutnya kamu sakit nanti karena kelelahan!" kata Ramlah berusaha mengingatkan."Aku tadi juga udah bilang begitu, Bi. Tapi tetap aja, Mas Abi ini ngeyel. Dia bilang, dia itu kangen banget sama Naufal dan juga Salsa, jadi dia akan melihat keponakannya itu dulu, baru bisa beristirahat dengan tenang!" kata Ana sambil mengangkat bahunya acuh tak acuh.Abi sendiri langsung memukul paha istrinya itu dengan lembut, namun tetap saja berhasil membuat Ana memetik kaget. Dia menatap Abi dengan tajam, karena sudah melaku
PILIH KASIH (Membungkam Mertua dan Ipar secara Elegant)469. Bertanya Pada Ema (Bagian A)"Maaf ya, Bu, tetapi Lisa sudah berpesan kepada saya untuk tidak memberitahukan alamatnya yang sekarang kepada siapapun!" Ema berujar dengan mantap.Wanita itu saat ini sedang berada di toko baju miliknya, dia sedang mengecek kinerja pekerjanya dan ingin melihat stok baju yang habis dan ingin merestocknya kembali dengan model yang lebih terbaru.Wanita yang baru saja menikah itu dikejutkan dengan kedatangan dari Maryam dan juga Rosa, dia tahu Maryam adalah Ibu Lisa, rekan kerjanya di SD Negeri 40 sekaligus sahabat baiknya.Ema juga tahu mengenai pertikaian yang terjadi di keluarga Lisa, karena kepergiannya dari rumah beberapa hari yang lalu tak lepas dari campur tangan Ema sendiri. Lisa meminta tolong kepadanya, untuk mencarikan kontrakan yang bisa dihuni selama beberapa bulan ke depan.Sebagai teman yang baik, Ema tentu saja melaksanakan mandat Lisa dengan sempurna. Dia mencarikan kontrakan yang
470. Bertanya Pada Ema (Bagian B)"Karena saya akan tetap memegang teguh janji saya kepada Lisa, saya tidak akan memberitahu dimana tempat dia tinggal sekarang ini terutama kepada kalian!" ujar Ema lagi."Kepada kami? Maksudnya apa? Jangan seolah-olah, kamu itu mau memisahkan kami dan juga Lisa. Sadarlah, kami ini adalah keluarga Lisa dan kamu itu bukan siapa-siapa!" Rosa akhirnya naik pitam.Namun Ema sama sekali tidak tergoyahkan, dia malah terkekeh kecil dan mengambil sebuah baju untuk dipasangkan ke manekin yang ada di sana. Dia tetap melaksanakan pekerjaannya, sambil meladeni Rosa dan juga Ibunya sekaligus."Yang mau memisahkan kalian dengan Lisa itu siapa? Bukannya kalian yang mau memisahkan diri kalian sendiri? Saya ingat, loh, bagaimana kalian mengusir Lisa kemarin!" ujar Ema sambil terkikik kecil. "Dia sudah cerita semuanya kepada say, dan saya menyayangkan sikap kalian yang terlalu angkuh kepadanya. Kalian juga membohonginya dengan sangat menyakitkan, bahkan jika saya yang
471. Bertanya Pada Ema (Bagian C)"Halah, kalau cuma begitu lebih baik kamu abaikan! Tidak ada gunanya juga diladeni, yang penting kita bisa mengetahui tempat tinggal Lisa sekarang ini. Kamu itu harus menebalkan telinga kamu agar tidak terpancing dengan omongan orang-orang!" ujar Maryam dengan nada kesal. "Kalau sudah begini kita mau apa? Kita sudah kehilangan satu-satunya narasumber, yang bisa memberitahu dimana tempat tinggal Lisa sekarang ini!" ujar Maryam lagi.Rosa menghela nafas panjang, sedikit banyak merasa kalau ucapan Ibunya tadi adalah suatu kebenaran. Karena bagaimanapun juga dia memang terlampau emosi dengan kata-kata Ema barusan, dan hal itu meruntuhkan kesabarannya hingga titik yang paling dasar.Tapi, tentu saja dia tidak mau mengakui hal tersebut. Di matanya tetap saja Ema yang salah, dan bukannya dirinya. Karena wanita itu yang sudah mengusiknya terlebih dahulu, dan Rosa hanya menanggapinya saja."Kamu itu udah tau salah nggak perlu ngomel-ngomel seperti itu!" Maryam
PILIH KASIH (Membungkam Mertua dan Ipar secara Elegant)472. Canggung! (Bagian A)"Assalamualaikum!""ASSALAMUALAIKUM!"Anna dan juga Abi berkali-kali mengucap salam, namun Lisa belum juga menampakkan batang hidungnya untuk membuka pintu yang tertutup rapat saat ini. Namun, Anna yakin kalau mantan kakak iparnya itu ada di dalam rumah, karena dia bisa melihat sandal milik Lisa ada di depan."Mbak, Mbak Lisa! Ini aku Ana," Ana kembali berteriak dan berharap kalau Lisa segera membuka pintu untuk mereka."Apa Mbak Lisa nggak ada di rumah ya, Dek? Soalnya dari tadi kita panggil-panggil Mbak Lisa belum juga keluar, mungkin saja Mbak Lisa sedang pergi," kata Abi sambil melihat ke sekitar."Nggak lah, Mas. Kayaknya Mbak Lisa ada di rumah, deh. Soalnya sendal yang biasa Mbak Lisa pakai ada di sana, tuh!" ujar Anna sambil menunjuk sandal Lisa, yang disandarkan ke dinding begitu saja.Selama mereka berdebat, tiba-tiba pintu di depan mereka terbuka. Wajah Naufal langsung menyambut mereka, bocah m
473. Canggung! (Bagian B)Lisa kemudian terkekeh dan menjerang satu teko air ke atas kompor, dia ingin membuat teh untuk kedua tamunya ini. Sedangkan Ana sendiri langsung pergi ke depan dan mendudukkan diri di lantai begitu saja."Sini, Mas. Duduk di sini!" kata Ana sambil menepuk tempat di sampingnya, dan melambai ke arah Abi.Abi masuk setelah mengucapkan salam, dia duduk di samping Anna dan memangku Naufal. Sedangkan bocah itu masih bergelayut manja di bahu Abi, seolah-olah tidak ingin melepaskan lelaki itu barang sedetik pun."Salsa mana, Mbak? Kok, tidak kelihatan?" tanya Ana sambil mengedarkan pandangannya ke sekeliling."Lagi di kamar, An. Tadi malam badannya sedikit hangat, jadi Mbak suruh dia istirahat saja, tidak boleh main dulu, biar segera pulih," kata Lisa tanpa menatap ke arah Ana sedikitpun, karena wanita itu sedang membuat teh untuk dihidangkan ke pada kedua tamunya."Salsa sakit?" tanya Abi dengan nada terkejut."Iya, tapi nggak bisa dibilang sakit juga. Cuman tadi ma
474. Canggung! (Bagian C)"Walaupun pasarnya termasuk dekat dari sini, tetapi Mbak merasa sungkan jika harus berjalan ke sana. Dan Mbak merasa benar-benar tertolong saat kamu datang ke sini, An," katanya sambil tersenyum tipis."Mas, aku sama Mbak Lisa ke pasar dulu, ya, buat belanja. Mas, di sini aja, terus itu jagain juga si Salsa mana tahu nanti dia kebangun terus nyariin Mbak Lisa. Mas, bisa tenangkan dia dulu!" kata Anna sambil memberi wejangan kepada Abi.Lelaki itu langsung mengangguk mantap, dia memberikan kedua jempolnya kepada Lisa dan juga Ana, tanda menyetujui untuk menjaga kedua keponakannya ini."Sayang, Mama ke pasar dulu, ya, bareng Tante Anna. Kamu di sini aja sama Om Abi, liatin juga adiknya takutnya nanti Adik kebangun dan nyariin mama," ujar Lisa sambil menatap Naufal yang masih ada di pangkuan Abi."Iya, Ma," Naufal menyahut dengan lembut.Setelah mengatakan itu, Ana dan juga Lisa langsung bergegas. Mereka naik ke atas motor dan Ana segera melajukan motornya untuk
PILIH KASIH (Membungkam Mertua dan Ipar secara Elegant)475. Penguntit! (Bagian A)Rosa dan juga Maryam pergi dari tempat Ema dengan perasaan kesal, mereka segera bergegas untuk mencari kediaman Lisa melalui jalan lain, tentunya karena Ema sudah tidak bisa diharapkan.Wanita itu jelas tidak mau memberitahu kepada mereka di mana tempat tinggal Lisa, akibat beradu mulut dengan Rosa tadi. Maryam sebenarnya geram luar biasa pada anak sulungnya itu, namun apa boleh buat … dia juga tidak mau memarahi Rosa sekarang ini. Karena Maryam masih membutuhkan Rosa untuk mencari anak tengahnya itu, Lisa entah pergi ke mana, dan mereka harus menemukannya secepat mungkin. Karena kalau tidak, taruhannya adalah Marwan yang harus masuk ke dalam penjara."Kita mau ke mana, Bu?" tanya Rosa sambil menatap Maryam dari kaca spion.Wanita itu sebenarnya sangat malas untuk berkeliling mencari Lisa. Namun, apa boleh buat, dia juga tidak bisa membiarkan Ibunya mencari Lisa sendirian. Dia tidak tega membiarkan Mar