Share

474. Canggung! (Bagian C)

Penulis: Aksara Ocean
last update Terakhir Diperbarui: 2022-11-09 07:39:13

474. Canggung! (Bagian C)

"Walaupun pasarnya termasuk dekat dari sini, tetapi Mbak merasa sungkan jika harus berjalan ke sana. Dan Mbak merasa benar-benar tertolong saat kamu datang ke sini, An," katanya sambil tersenyum tipis.

"Mas, aku sama Mbak Lisa ke pasar dulu, ya, buat belanja. Mas, di sini aja, terus itu jagain juga si Salsa mana tahu nanti dia kebangun terus nyariin Mbak Lisa. Mas, bisa tenangkan dia dulu!" kata Anna sambil memberi wejangan kepada Abi.

Lelaki itu langsung mengangguk mantap, dia memberikan kedua jempolnya kepada Lisa dan juga Ana, tanda menyetujui untuk menjaga kedua keponakannya ini.

"Sayang, Mama ke pasar dulu, ya, bareng Tante Anna. Kamu di sini aja sama Om Abi, liatin juga adiknya takutnya nanti Adik kebangun dan nyariin mama," ujar Lisa sambil menatap Naufal yang masih ada di pangkuan Abi.

"Iya, Ma," Naufal menyahut dengan lembut.

Setelah mengatakan itu, Ana dan juga Lisa langsung bergegas. Mereka naik ke atas motor dan Ana segera melajukan motornya untuk
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • PILIH KASIH (Membungkam Mertua dan Ipar secara Elegan)   475. Penguntit! (Bagian A)

    PILIH KASIH (Membungkam Mertua dan Ipar secara Elegant)475. Penguntit! (Bagian A)Rosa dan juga Maryam pergi dari tempat Ema dengan perasaan kesal, mereka segera bergegas untuk mencari kediaman Lisa melalui jalan lain, tentunya karena Ema sudah tidak bisa diharapkan.Wanita itu jelas tidak mau memberitahu kepada mereka di mana tempat tinggal Lisa, akibat beradu mulut dengan Rosa tadi. Maryam sebenarnya geram luar biasa pada anak sulungnya itu, namun apa boleh buat … dia juga tidak mau memarahi Rosa sekarang ini. Karena Maryam masih membutuhkan Rosa untuk mencari anak tengahnya itu, Lisa entah pergi ke mana, dan mereka harus menemukannya secepat mungkin. Karena kalau tidak, taruhannya adalah Marwan yang harus masuk ke dalam penjara."Kita mau ke mana, Bu?" tanya Rosa sambil menatap Maryam dari kaca spion.Wanita itu sebenarnya sangat malas untuk berkeliling mencari Lisa. Namun, apa boleh buat, dia juga tidak bisa membiarkan Ibunya mencari Lisa sendirian. Dia tidak tega membiarkan Mar

    Terakhir Diperbarui : 2022-11-11
  • PILIH KASIH (Membungkam Mertua dan Ipar secara Elegan)   476. Penguntit! (Bagian B)

    476. Penguntit! (Bagian B)"Tapi, Bu, selain ke tempat mereka lalu Lisa ke mana? Dia tidak ada di manapun juga bahkan di tempat Pakde Hambali pun tidak ada. Itu artinya dia sudah tidak ada di sini," sahut Rosa menyangkal perkataan Maryam barusan."Ya, sudah kalau begitu kita pergi ke sana. Kita intai rumah Aji, mana tahu Lisa ada di sana. Jadi kita bisa segera menemui dia," ujar Maryam pada akhirnya.Rosa mengangguk dengan semangat, dengan cepat dia membelokkan motornya untuk keluar dari Kecamatan dan segera bergegas untuk pergi ke Kecamatan sebelah. Di mana tempat rumah Lisa dan juga Aji berada.Rosa hanya berharap kalau Lisa memang berada di sana, jadi mereka tidak pusing-pusing lagi untuk mencari keberadaan adik tengahnya itu. Karena jujur saja, Rosa sudah merasa muak berkendara ke sana ke sini untuk mencari keberadaannya.Namun, saat melewati pasar, Rosa langsung menghentikan motornya di depan sebuah stan penjual minuman. Dia kehausan dan sekarang dia ingin minum untuk menghadapi

    Terakhir Diperbarui : 2022-11-11
  • PILIH KASIH (Membungkam Mertua dan Ipar secara Elegan)   477. Penguntit! (Bagian C)

    477. Penguntit! (Bagian C)Rosa yang melihatnya hanya mencebik, merasa kalau Ibunya terlalu lembek saat ini. Dan Ibunya bersikap seperti orang yang belum makan saja. Toh, tidak ada gunanya memikirkan masa lalu, yang penting adalah masa sekarang dan juga yang akan datang itulah prinsip Rosa. "Sudahlah, Bu! Tidak ada gunanya memikirkan masa lalu. Toh, yang lalu sudahlah berlalu, mau Ibu pikirkan seribu kali pun tidak akan pernah kembali seperti semula," kata Rosa sambil mengedikkan bahunya. "Lagi pula, bukankah itu salah Ibu juga? Ngapain Ibu suruh Lisa untuk menjelek-jelekkan mertuanya di depan orang lain? Apakah Ibu tidak pernah memikirkan konsekuensinya? Buktinya saja sekarang, gara-gara itu Aji dan juga Lisa harus berpisah dan kemungkinan untuk rujuk itu sangat kecil, karena dia tidak akan mau dengan wanita yang sudah menjelek-jelekkan keluarganya," kata Rosa dengan pedas. "Halah, kamu ini malah menceramahi Ibu! Bukannya mencari solusi malah menyalahkan Ibu saja," Maryam berujar k

    Terakhir Diperbarui : 2022-11-11
  • PILIH KASIH (Membungkam Mertua dan Ipar secara Elegan)   478. Mendapatkan Dukungan (Bagian A)

    PILIH KASIH (Membungkam Mertua dan Ipar secara Elegant)478. Mendapatkan Dukungan (Bagian A)POV AUTHOR"Sebenarnya Mbak ngerasa canggung banget, karena ada Mas Aji di rumah. Kalian kenapa tadi nggak bilang, sih, dari awal kalau Mas Aji bakalan ikut datang ke sini?" Lisa berbicara dengan nada pelan.Namun Ana yang memang mempunyai telinga super tajam, bisa mendengar suara Lisa dengan jelas. Wanita itu menatap mantan kakak iparnya tersebut melalui kaca spion, dengan alis yang terangkat tinggi.Dia hanya bisa melihat sisi samping wajah Lisa, karena Lisa melihat ke arah lain saat ini. Seolah-olah ingin menghindari tatapan Ana, yang sudah pasti akan melihat ke arahnya."Emangnya kenapa, kalau ada Mas Aji, Mbak? Canggung kenapa, sih? Jujur aja aku nggak ngerti, loh!" Ana menyahut dengan cepat. "Mbak nggak suka, kalau Mas Aji datang ke rumah dan kumpul sama kita?" tanya Ana lagi."Ya, bukan nggak suka seperti itu, An. Cuman Mbak canggung aja, kamu tahu sendiri, kan? Kita itu udah pisah, dan

    Terakhir Diperbarui : 2022-11-11
  • PILIH KASIH (Membungkam Mertua dan Ipar secara Elegan)   479. Mendapatkan Dukungan (Bagian B)

    479. Mendapatkan Dukungan (Bagian B)Sebenarnya Lisa penasaran, apa yang sedang dilakukan oleh mantan suaminya itu sekarang ini. Tapi dia sama sekali tidak mau melihat, karena dia pasti tahu suasananya akan berubah canggung saat mata mereka berdua terpaut nanti.Namun suara tawa Naufal dan juga Salsa sudah menjelaskan semuanya, sepertinya Aji sedang bermain bersama kedua bocah manis itu, dan hal itu benar-benar membuat Lisa menjadi sangat lega.Ana sendiri yang baru masuk ke dalam rumah, langsung menoleh ke arah di mana mertua, suami, dan juga kakak iparnya itu sedang duduk. Mereka semua terlihat sangat senang, karena bisa bertemu dengan Naufal dan juga Salsa."Udah pulang, Dek? Itu Mbak Lisa kenapa? Kok, nggak noleh ke kiri dan ke kanan, eh datang-datang langsung nyelonong ke dapur." Abi bertanya dengan nada heran."Udah, Mas. Kami baru aja sampai, ya Mbak Lisa itu lagi terburu-buru buat masak. Sebentar lagi udah masuk jam makan siang, loh. Dan Naufal serta Salsa itu nggak boleh terl

    Terakhir Diperbarui : 2022-11-11
  • PILIH KASIH (Membungkam Mertua dan Ipar secara Elegan)   480. Mendapatkan Dukungan (Bagian C)

    480. Mendapatkan Dukungan (Bagian C)Dia lalu menoleh ke arah Ana, dan wanita itu langsung mengedikkan dagunya ke arah Lisa, dan saat menoleh ke arah Lisa Sri langsung bisa melihat wajah mantan menantunya itu terlihat memerah sempurna.Ah! Sri bahkan tidak sadar, kalau hubungan Aji dan Lisa sudah tidak baik-baik saja.Pantas jika mantan menantunya itu ingin membuatkan makanan kesukaan Aji, yah … syukur-syukur dengan hal itu anaknya yang keras kepala itu bisa luluh.Lisa sendiri langsung merasa canggung, dia berpikir di dalam hati apakah Sri sadar, kalau Lisa memang membuat makanan kesukaan Aji agar mantan suaminya itu merasa terkesan?Apalagi, Lisa tadi sudah mendapatkan dukungan dari Ana, yang mengatakan kalau dia harus bisa membuat aji terkesan dengan masakannya. Lisa merasa dia kembali bersemangat, dan dia langsung saja ingin mencobanya."Ibu tidak suka menu itu? Kalau Ibu memang tidak suka, kita bisa merubahnya dan memasak menu lainnya. Toh, kami tadi banyak belanja bahan makanan,

    Terakhir Diperbarui : 2022-11-11
  • PILIH KASIH (Membungkam Mertua dan Ipar secara Elegan)   481. Mengintai Lisa (Bagian A)

    PILIH KASIH (Membungkam Mertua dan Ipar secara Elegant)481. Mengintai Lisa (Bagian A)Sementara keluarga Sri masih berada di dalam rumah Lisa, Maryam dan Rosa malah berada di luar. Memantau keadaan dengan teliti mereka harus bisa mendapatkan informasi sekecil apapun."Bu, kita bakal tetap di sini?" tanya Rosa sambil menepuk nyamuk yang hinggap di betisnya. "Sampai kapan? Banyak nyamuk, Bu!" lanjutnya lagi.Jelas saja banyak nyamuk, karena mereka saat ini memang sedang berada di samping selokan, yang ada di kontrakan Ramon. Tepatnya di bawah pohon mangga, untuk mengintai Lisa dari kejauhan."Udah, deh. Diem aja, Ros. Kamu itu kebanyakan ngeluh, loh. Kita itu bakalan tetap di sini, sampai Marwan dan juga Bapakmu datang!" sahut Maryam tanpa menoleh sedikitpun. "Ternyata Lisa dan juga anak-anaknya tinggal di sini, Ibu tidak menyangka dia mau mengontrak di tempat yang kumuh seperti ini, loh!" Maryam menoleh ke sana kemari, dan kemudian bergidik jijik saat melihat selokan dan juga tumpukan

    Terakhir Diperbarui : 2022-11-16
  • PILIH KASIH (Membungkam Mertua dan Ipar secara Elegan)   482. Mengintai Lisa (Bagian B)

    482. Mengintai Lisa (Bagian B)Tetapi saat melihat mata Rosa, dia pun akhirnya tidak tega. Apalagi saat mengingat, kalau Rosa ini adalah orang kota dan tubuhnya itu harus tetap mulus tanpa ada satu cacat sedikitpun.Gigitan nyamuk bisa membuat kulit anaknya menjadi bentol-bentol, dan Maryam tidak mau hal itu terjadi."Ya sudah, kalau begitu. Ayo kita menunggu di warung depan saja! Soalnya Ibu juga haus. Lagian kata Bapakmu, mereka akan datang lumayan lama. Karena Marwan masih mengantar istrinya untuk make up pengantin di desa sebelah," kata Maryam menyetujui.Saat mendengar sahutan Ibunya seperti itu, Rosa langsung bersemangat menghidupkan motor dan berbalik arah menuju ke depan. Di mana, di simpang depan sana ada sebuah warung yang menjual minuman dan juga cemilan.Mereka akan duduk di sana dan menunggu Parto serta Marwan dengan santai, daripada harus berdiri di samping selokan dan menjadi santapan nyamuk seperti tadi.*********"Pa! Papa kok, nggak pernah datang sih, ke rumah Nenek?

    Terakhir Diperbarui : 2022-11-16

Bab terbaru

  • PILIH KASIH (Membungkam Mertua dan Ipar secara Elegan)   532. Keadaan Lisa!

    532. Keadaan Lisa!"Ada apa, Dek?""Ibu ... bapak, Mas.""Ibu sama bapak kenapa, Dek?""Kita harus segera ke rumah sakit, Mas.""Memangnya kenapa, Dek? ngomong dulu sama Mas. Jangan buat Mas gak karuan.""Buruan Mas kita pergi ke rumah sakit.""Hei, tunggu, kalian mau ke mana? ibu dan bapak, maksudnya Sri dan Arman? kenapa mereka?" tanya Nuraini. Ana menggeleng, dia tak mau menjelaskan apapun pada Nuraini. Ana langsung menarik Abi keluar dan segera menaiki mobil mereka. "Ada apa, Dek, ngomong sama Mas?" tanya Abi saat di dalam mobil. "Ibu ... bapak ... kecelakaan, Mas.""Astagfirullah.""Bentar, aku bilang Bulek Romlah dulu buat jaga toko." Anna berjalan menuju tokonya. "Bulek tolong jaga toko dulu yah. Ana dan Mas Abi harus ke rumah sakit.""Kenapa kalian mendadak ke rumah sakit, ada apa, Na?""Ibu dan bapak kecelakaan, Bulek. Kami harus segera ke rumah sakit.""Innalilahi. Ya sudah hati-hati, Na. Kamu gak usah mikirin toko, biar Bulek yang jaga, insyallah aman dan amanah. Kalian

  • PILIH KASIH (Membungkam Mertua dan Ipar secara Elegan)   531. Kabar yang mengejutkan! (Bagian B)

    531. Kabar yang mengejutkan! (Bagian B)Abi menghempaskan kepalan tangannya di atas meja yang terbuat dari kayu jati, meja yang Ana beli sepaket dengan sofa yang tengah mereka duduki ini. Dia tidak pernah melihat Abi yang semarah ini, suaminya itu terlihat seperti orang lain di matanya. Tidak ada sosok Abi yang biasanya Ana lihat.“ABI! DURHAKA KAMU, YA!” Nuraini memekik heboh.Jelas jantungnya hampir melompat saat Abi menggebrak meja dengan kekuatan seperti tadi, dia menatap anak yang dia lahirkan itu dengan tatapan tajam. Namun, Abi malah balik menatapnya dengan tatapan yang tak kalah tajam.“Silahkan pergi dari sini, sebelum kesabaran saya habis!” kata Abi dengan suara yang bergetar.“Tidak! Kamu adalah anakku, dan wajar jika aku ada di rumahmu sekarang ini.” Nuraini berbicara dengan santai. “Apa uang -uang yang Bapak berikan belum cukup?” tanya Abi dengan kekehan kecil di ujung bibirnya. “Uang apa?” tanya Nuraini sok polos.“Bukannya Anda mengancam Bapak, akan mengungkapkan jati

  • PILIH KASIH (Membungkam Mertua dan Ipar secara Elegan)   530. Kabar yang mengejutkan! (Bagian A)

    PILIH KASIH (Membungkam Mertua dan Ipar Secara Elegan) 530. Kabar yang mengejutkan! (Bagian A) “A—apa?” Ana bahkan tidak bisa mencerna apa yang Abi katakan, Amran memberi uang kepada Nuraini? Kenapa? Apakah mereka kembali berhubungan? Apakah itu artinya Amran kembali berkhianat dengan orang yang sama, dan membuat Sri terluka? Demi Allah, Ana tidak akan rela jika hal itu benar terjadi. Dia tidak akan sanggup melihat awan mendung kembali menggelayuti wajah Sri, jika dulu dia Ana tidak ada di sana untuk menghentikan tragedi perselingkuhan itu, maka kali ini Ana tidak akan diam. Dia akan berusaha untuk membuat Amran dan juga Sri tetap bersama, tanpa ada orang ketiga, walaupun itu adalah Ibu kandung suaminya sendiri. “Kamu ngomong apa, Mas? Kamu tahu dari mana? Dan kenapa Bapak memberi uang pada Ibu Nuraini?” tanya Ana bertubi-tubi. “Aku tahu, sebab aku melihat sendiri Bapak yang memberikan uang itu. Kami ke sawah bersama, tetapi Bapak pergi tiba-tiba. Awalnya aku sama sekali tidak

  • PILIH KASIH (Membungkam Mertua dan Ipar secara Elegan)   529. Dusta atau Nyata? (Bagian C)

    529. Dusta atau Nyata? (Bagian C)Ana bisa melihat wajah Nuraini yang berubah pias, namun dia masih berpikir positif. Mungkin wanita paruh baya itu gugup karena ditanya Abi dengan nada tajam seperti itu, Ana mengamati Nuraini sama seperti Abi yang memaku pandangannya pada Ibu kandungnya itu."Aku dilarang oleh Amran dan juga Sri untuk menemuimu, mereka mengancamku dan juga menekanku agar aku tidak menunjukkan wajahku di depanmu!" kata Nuraini dengan lantang. "Mereka yang memisahkan kita, bukan aku yang tidak ingin menemuimu. Kau anakku, mana mungkin aku tega menelantarkan mu hingga berpuluh-puluh tahun lamanya!" kata Nuraini lagi.Ana langsung tertegun, dia tidak percaya jika kedua mertuanya melakukan hal tersebut. Mereka adalah orang yang baik, tidak mungkin mereka menghalangi seorang Ibu bertemu dengan anaknya.Lain Ana, lain pula dengan Abi. Lelaki itu hanya diam, dan juga tidak memberikan respon apapun. Dia hanya menaikkan sebelah alisnya, dengan tangan yang bersedekap di depan da

  • PILIH KASIH (Membungkam Mertua dan Ipar secara Elegan)   528. Dusta atau Nyata? (Bagian B)

    528. Dusta atau Nyata? (Bagian B)Rambut yang dicat merah, baju kaos ketat, dan celana jeans yang tak kalah ketat. Gila! Ibu kandung suaminya ini seperti anak remaja saja, padahal Ana yakin kalau umurnya pasti tidak jauh berbeda dengan Sri.Ana saja yang baru berusia dua puluh lima tahun, malu jika harus berpakaian seperti itu. Ah ... tidak, tidak. Aina yang masih berumur sembilan belas tahun pun, tidak pernah berpakaian seperti itu.Padahal adik bungsunya itu masih remaja, tahu mengenai fashion yangs edang trend, tetapi alhamdulillahnya Aina sangat menjaga tubuhnya dari pakaian yang terbuka dan selalu memakai jilbab yang bisa menjaga auratnya.Yah, semakin tua bumi ini, semakin banyak tingkah penghuninya. Huft! Ana mendesah kasar, ingin julid tapi Nuraini adalah Ibu kandung suaminya, dan itu artinya dia termasuk mertua Ana juga.Tetapi tidak mau julid pun Ana tidak mampu, serba salah jadinya.“Itu kan kata-kata kamu doang, aslinya mah saya nggak tahu apa yang ada di hati kamu! Bisa a

  • PILIH KASIH (Membungkam Mertua dan Ipar secara Elegan)   527. Dusta atau Nyata? (Bagian A)

    PILIH KASIH (Membungkam Mertua dan Ipar secara Elegant)527. Dusta atau Nyata? (Bagian A)"Mas …." Ana mendesah, menggeleng pelan sambil menatap Abi dengan pandangan dalam.Wanita itu berharap kalau suaminya tidak akan bertindak gegabah, bukankah tidak boleh jika mengambil keputusan saat sedang emosi? Ana tidak mau, Abi menyesal pada akhirnya.Sedangkan Abi sendiri belum mengendurkan sedikitpun wajahnya yang tegang, dia jelas-jelas menunjukkan raut ketidaksukaannya dan juga raut keberatan akan kehadiran Nuraini di sini."Bukankah saya sudah bilang berkali-kali? Jangan datang dan mencoba untuk merusak kebahagiaan kami!" Suara Abi terdengar lantang. "Sampai kapanpun, ibu saya hanya ada satu dan itu tidak akan berubah!" lanjutnya lagi "Iya, ibumu hanya ada satu orang, dan itu adalah aku! Bukan wanita jahannam itu!" Nuraini menyahut tak kalah lantang. "Yang membawamu ke dunia ini adalah aku, bukan dia!" katanya lagi, sambil memelototi Abi.Abi mendengus, dan mengalihkan pandangannya ke a

  • PILIH KASIH (Membungkam Mertua dan Ipar secara Elegan)   526. Ibu Kandung Abi (Bagian C)

    526. Ibu Kandung Abi (Bagian C)"Saya yakin Ana tidak akan berbuat seperti itu. Lagi pula Ana sudah tahu yang sebenarnya, saya sudah jujur kepadanya sejak beberapa bulan yang lalu. Jadi tidak ada lagi yang harus saya takutkan!" kata Abi dengan nada mantap.Wanita itu menaikkan sebelah alisnya, kemudian dia terkekeh sinis. Dia mengangguk-angguk mengerti, dan menatap Ana dengan pandangan dalam."Kalau begitu, aku tidak akan sungkan lagi," katanya dengan nada pelan. "Saya adalah Nuraini—Ibu kandung Abi!" kata wanita itu sambil menyeringai kecil.Ana tidak menyahut, dan hanya menatapnya dengan diam. Namun, tak lama kemudian wanita itu mengangguk dan berusaha menyunggingkan senyum kecil sebagai balasannya."Saya Ana—istri dari Mas Abi!" ujar Ana dengan mantap. "Maaf jika saya tidak mengenali Ibu sebelumnya," lanjutnya lagi.Abi dan juga Nuraini tentu saja merasa heran, bagaimana bisa Ana bersikap setenang ini? Wanita itu sama sekali tidak menunjukkan reaksi apapun, tidak ada keterkejutan a

  • PILIH KASIH (Membungkam Mertua dan Ipar secara Elegan)   525. Ibu Kandung Abi (Bagian B)

    525. Ibu Kandung Abi (Bagian B)"Oh, ketemu sama Mas Abi? Ibu kenal juga sama suami saya?" tanya Ana dengan alis yang terangkat tinggi. "Jarang-jarang ada teman SMA, yang sudah lama tidak bertemu, tapi mengenal anak dari temannya tersebut," kata Ana lagi.Wanita itu menatap Ana dengan pandangan tajam, dia memindai penampilan istri Abi ini dengan alis yang terangkat tinggi. Penampilan Ana terlihat sederhana, hanya memakai tunik, dan juga kulot, serta jilbab instan di kepalanya.Tidak ada perhiasan emas di tangannya, baik itu di jari, maupun di pergelangan tangan Ana tidak ada apapun. Wanita itu kemudian menyunggingkan senyum sinis, dan mengambil kesimpulan kalau sepertinya anak kesayangannya ini salah memilih istri.Secara keseluruhan, Ana dinilai tidak layak untuk bersanding dengan Abi!"Itu bukan urusan kamu, itu urusan saya dengan Abi. Kamu tidak berhak ikut campur dengan urusan kami!" ujar wanita itu dengan nada kesal."Lah, nggak berhak bagaimana, Bu? Saya ini adalah istri Mas Abi

  • PILIH KASIH (Membungkam Mertua dan Ipar secara Elegan)   524. Ibu Kandung Abi (Bagian A)

    PILIH KASIH (Membungkam Mertua dan Ipar secara Elegant)524. Ibu Kandung Abi (Bagian A)POV AUTHORAbi langsung mendengus sinis saat mendengar kata-kata wanita itu, dia kemudian terkekeh kecil dan menolehkan pandangannya ke arah tembok. Selama beberapa saat, dia terpaku menatap tembok itu dengan pikiran yang gamang.Di dalam hati lelaki itu, jelas dan juga mutlak, dia merasa keberatan dengan kehadiran wanita ini di rumahnya. Walaupun wanita itu mengaku sebagai Ibu kandungnya, tetapi tetap saja Abi merasa tak suka.Ibu yang dia kenal semenjak dia kecil hingga sekarang ini adalah Sri. Wanita itulah yang Abi anggap sebagai Ibu, dan juga penolongnya. Jelas saja Abi merasa berat, untuk menerima orang lain masuk ke dalam kehidupannya. "Jangan bersikap seperti orang yang tidak tahu tata krama, Abi! Kamu ternyata sudah dibesarkan dengan cara yang sangat buruk oleh Sri!" kata wanita itu dengan sangat ketus, dan juga mengejek.Abi langsung mendecih sinis, dia menolehkan pandangannya dan menata

DMCA.com Protection Status