Share

438. Perdebatan Aji dan Lisa (Bagian A)

Penulis: Aksara Ocean
last update Terakhir Diperbarui: 2022-11-03 05:03:37

PILIH KASIH (Membungkam Mertua dan Ipar secara Elegant)

438. Perdebatan Aji dan Lisa (Bagian A)

“EHEM!”

Aku langsung dengan cepat menguasai keadaan, aku berdehem nyaring dan hal itu membuat semua orang yang ada di sini langsung tersadar. Bi Ramlah dan juga Mas Abi ikut berdehem canggung, sedangkan Mas Aji? Sama sekali tidak terpengaruh.

Kakak iparku itu tetap saja menatap Mbak Lisa dengan pandangan lekat, dan hal itu benar-benar membuat aku hampir menepuk jidatku sendiri. Katanya sudah tidak sayang, tetapi masih saja dipelototi.

"Mbak!"

Aku menyapa dengan ramah, dan hal itu membuat Bi Ramlah langsung menoleh ke arahku dengan pandangan aneh. Ah, ya! Aku belum menceritakan tentang kami yang sudah saling memaafkan padanya, pantas saja Bi Ramlah menunjukkan ekspresi seperti itu.

Mbak Lisa masih berdiri di samping motor yang dia tumpangi, dia kelihatannya juga terkejut dan tidak tahu mau melakukan apa. Makanya dia berdiri canggung di sana, dan sesekali menunduk dan juga melirik ke arah Ma
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • PILIH KASIH (Membungkam Mertua dan Ipar secara Elegan)   439. Perdebatan Aji dan Lisa (Bagian B)

    439. Perdebatan Aji dan Lisa (Bagian B)Wajah Mbak Lisa yang semula tersenyum lebar, langsung berubah. Dia terlihat terkejut, dan kelihatan tidak menyangka kalau Bi Ramlah akan mengatakan hal barusan. Hal yang sangat masuk akal.Orang bodoh mana, yang mau belanja ke luar kecamatan, walaupun alasannya adalah yang jualan adalah saudaranya? Alasan yang sangat tidak masuk akal!Mbak Lisa menggigit bibir bawahnya dengan keras, terlihat sekali kalau saat ini dia sedang berpikir. Mungkin dia ingin menjawab pertanyaan Bi Ramlah, namun bingung harus menjawab apa."Nggak apa-apa, Bi. Sekalian ada keperluan di sini tadi," sahut Mbak Lisa pada akhirnya.Bi Ramlah hanya mengangguk, kelihatannya wanita itu tidak mau memaksa. Dia hanya tersenyum, namun dengan sejuta arti yang sulit untuk dipahami."Bagaimana keadaan Salsa dan Naufal, Mbak?" Mas Abi bertanya dengan nada penasaran, tersirat jelas rasa rindu ada di sana. "Mereka baik-baik saja, Alhamdulillah!" sahut Mbak Lisa sambil tersenyum kecil.

    Terakhir Diperbarui : 2022-11-03
  • PILIH KASIH (Membungkam Mertua dan Ipar secara Elegan)   440. Perdebatan Aji dan Lisa (Bagian C)

    440. Perdebatan Aji dan Lisa (Bagian C)"Ah, token listrik!" seru Mbak Lisa dengan cepat. "Isi seratus ribu, An!" ujarnya sambil memberikan secarik kertas.Aku mengambil kertas itu dengan santai, dan langsung melakukan transaksi di ponselku. Setelah nomernya keluar, aku langsung menulisnya di secarik kertas dan memberikannya pada Mbak Lisa. "Ini, Mbak!" kataku dengan ceria."Oke, berapa semuanya?" tanya Mbak Lisa sambil mengeluarkan dompetnya."Lima ratus tujuh puluh tiga, Mbak!" Aku menyahut cepat."Ini!"Biar aku yang bayar!"Mbak Lisa menyodorkan beberapa lembar uang, bertepatan dengan suara Mas Aji yang tiba-tiba terdengar. Aku langsung menoleh, dan begitu juga dengan tiga orang lainnya. Bahkan aku bisa mendengar suara terkesiap kaget yang keluar dari belah bibir Mbak Lisa."Belanjaannya … biar aku yang bayar!" ujar Mas Aji semakin menekankan perkataannya."Oke!" jawabku dengan cepat."Nggak usah! Aku punya uang, Mas." Mbak Lisa juga menyahut tak kalah cepat, dia semakin menyodo

    Terakhir Diperbarui : 2022-11-03
  • PILIH KASIH (Membungkam Mertua dan Ipar secara Elegan)   441. Perkelahian Keluarga Parto (Bagian A)

    PILIH KASIH (Membungkam Mertua dan Ipar secara Elegant)BAB 157441. Perkelahian Keluarga Parto (Bagian A)POV AUTHOR"Om, jadi gimana ini? Aku nggak mau masuk penjara!" Marwan mendengus, dan memandang edi dengan pandangan tajam.Rumah dari pasangan Parto dan juga Maryam itu terlihat lengang, hanya ada Edi, Marwan, Maryam, Rosa, dan juga sang kepala keluarga di sana. Walau ada banyak orang di sana, tapi ruangan empat kali empat itu malah cenderung suram dan sunyi.Semenjak Lisa dan juga anak-anaknya pergi dari rumah itu, tidak ada lagi suara anak-anak yang terdengar menghiasinya. Jikalau adapun hanyalah suara anak Rosa yang sedang meminta makan, karena anak Rosa tidak banyak bicara dan sibuk dengan tab miliknya.Seperti anak kota pada umumnya, bocah itu tidak banyak bersosialisasi dengan lingkungan sekitar. Berbeda dengan Naufal dan Salsa, yang mempunyai banyak teman di sini. Kedua bocah hasil dari buah cinta Lisa dan Aji itu memang aktif, dan juga mudah bergaul.Kelima orang yang ada

    Terakhir Diperbarui : 2022-11-03
  • PILIH KASIH (Membungkam Mertua dan Ipar secara Elegan)   442. Perkelahian Keluarga Parto (Bagian B)

    442. Perkelahian Keluarga Parto (Bagian B)Padahal, seharusnya Paryo yang kesal, kenapa malah anak dan istrinya yang menunjukkan hal sebaliknya? Mereka ini benar-benar tidak belajar dari kesalahan, dan tidak belajar bagaimana mengendalikan emosi yang baik."Iya, Mbak. Dinginkan kepala kalian dulu, jangan berdebat hal yang nggak penting!" Edi menyahut dari seberang sana. Lelaki itu tengah menyesap rokoknya dengan dalam, lalu mengepulkan asapnya ke udara dengan gaya pongah. Walau diam begini, tapi dia sendiri tengah mencari jalan keluar untuk permasalah kakak dan juga keponakannya ini.Niatnya berkunjung ke sini untuk senang-senang, dan refreshing dari semua kegiatannya di kota sana, eh … malah mendapatkan banyak sekali kejutan dan juga kehebohan. Lisa dan Aji yang bercerai, investasi bodong yang Marwan lakoni, hingga pertengkaran yang tak kunjung usai.Jujur saja, Edi sudah mulai pusing. Bahkan istrinya sudah meminta untuk pulang semenjak semalam, tapi Edi jelas menolak. Dia tidak bis

    Terakhir Diperbarui : 2022-11-03
  • PILIH KASIH (Membungkam Mertua dan Ipar secara Elegan)   443. Perkelahian Keluarga Parto (Bagian C)

    443. Perkelahian Keluarga Parto (Bagian C)"Oh, mau pergi?" Maryam berujar ketus, matanya melotot. "Nggak usah balik sekalian, Pak! Tinggal di warung sana!" katanya dengan nada tegas.Tak ayal Parto langsung kembali duduk, lelaki itu menelan ludah dengan susah payah. Sepertinya dia benar-benar takut dengan ancaman yang istrinya berikan, dia duduk tegak dan tidak berani bergerak sedikitpun."Rosa, kemasi baju Bapakmu! Biarkan dia tinggal di warung sana!" Maryam ternyata belum selesai, dia sekarang menatap Rosa dengan pandangan tajam sedangkan anak sulungnya itu hanya memutar bola mata dengan malas."Sudahlah, Bu. Kita nggak punya waktu buat berdebat …." Rosa menyahut santai. "Lagian apa yang dibilang sama Bapak dan juga Om Edi itu benar, walau aku malas mengakuinya, sih." "Maksud kamu apa?" tanya Maryam dengan nada bingung.Jika Rosa yang berbicara, maka Maryam akan mendengarkan dengan seksama. Dia begitu bangga dengan Rosa yang bisa menikah dengan lelaki kota, apalagi menantunya itu

    Terakhir Diperbarui : 2022-11-03
  • PILIH KASIH (Membungkam Mertua dan Ipar secara Elegan)   444. Amarah Parto dan Keputusan Maryam (Bagian A)

    PILIH KASIH (Membungkam Mertua dan Ipar secara Elegant)444. Amarah Parto dan Keputusan Maryam (Bagian A)"Apa sih, Bu? Kok, malah marah-marah gitu ke aku? Aku salah apa?" Rosa menyahut tanpa dosa. "Aku ini ngomongin fakta, loh!" lanjutnya lagi.Maryam langsung mengusap wajahnya dengan frustasi, dan menyandarkan tubuhnya ke sandaran sofa. Wanita yang sudah melahirkan tiga orang anak dengan sifat yang berbeda itu, merasa luar biasa depresi dan juga tertekan dengan keadaan ini.Maryam sadar, kalau pilihan untuk mencari Lisa dan membawanya ke rumah ini kembali memang adalah pilihan terbaik. Tapi, dia tahu betul bagaimana watak dari anak tengahnya itu, Lisa tidak akan pernah mau kembali ke sini lagi.Jika Lisa mau memaafkan mereka pun, tetap saja Lisa tidak akan pernah sudi untuk menginjak rumah ini kembali. Karena apa?Karena Lisa adalah orang yang teramat sangat teguh dengan pendiriannya, dia tidak akan pernah melakukan sesuatu jika dia tidak mempercayai dan juga meyakini hal tersebut.

    Terakhir Diperbarui : 2022-11-04
  • PILIH KASIH (Membungkam Mertua dan Ipar secara Elegan)   445. Amarah Parto dan Keputusan Maryam (Bagian B)

    445. Amarah Parto dan Keputusan Maryam (Bagian B)“Bapak kenapa sih, nyuruh-nyuruh Marwan seperti itu? Marwan ini lagi pusing, Pak. Dia itu banyak pikiran, mau menyelesaikan semua masalah yang ada. Kok, Bapak nambah-nambahin pekerjaan, sih, dengan harus manggil-manggil Edi? Ya udah, kalau Rosa nggak mau manggil Edi ke kamarnya, ya Bapak aja sana!” Maryam malah melotot galak ke arah Parto, seolah-olah tidak terima kalau Marwan disuruh-suruh oleh Parto dan juga Rosa.“Iya, aku juga nggak mau, enak aja kalian nyuruh-nyuruh aku! Nggak, deh! Kalau kalian mau, ya udah panggil sana sendiri!” Marwan mendesah pongah.“MARWAN! PANGGIL OM-MU SEKARANG JUGA!” Parto berteriak dengan amat keras.Sontak saja teriakannya barusan mengagetkan tiga orang lain yang ada di sana, baik Rosa maupun Marwan langsung terdiam dan menatap Parto dengan pandangan ketakutan. Mereka sama sekali tidak pernah melihat, sosok Bapak mereka dengan amarah yang begini besarnya.Sedangkan Maryam sendiri langsung menatap Parto

    Terakhir Diperbarui : 2022-11-04
  • PILIH KASIH (Membungkam Mertua dan Ipar secara Elegan)   446. Amarah Parto dan Keputusan Maryam (Bagian C)

    446. Amarah Parto dan Keputusan Maryam (Bagian C)Maryam langsung menatap Rosa dengan mata yang memicing tajam, dia sepertinya tidak terima dengan kata-kata putri sulungnya itu. Dia sama sekali tidak merasa melakukan hal tersebut, padahal nyatanya semua orang yang ada di sana bisa melihat hal itu dengan sangat jelas."Kamu jangan kayak gitu, lah. Itu namanya kamu lagi menyudutkan Ibu, padahal Ibu ini nggak pernah membeda-bedakan kalian, dan Ibu itu nggak membela Marwan sedikitpun. Tetapi Marwan ini kan lagi pusing, dia akan dipenjara kalau tidak bisa menyediakan uang enam ratus juta itu, wajarlah kalau Ibu simpati kepada adikmu ini, Ros!" kata Maryam berusaha membela diri."Simpati sih, simpati, Bu. Tapi nggak harus sebegitunya juga kali." Rosa mencibir kecil. "Kalau memang Ibu itu nggak mau menjumpai Lisa, ya gampang solusinya, Bu. Yang pertama, opsinya adalah biarkan Marwan mendekam di penjara!" Namun saat melihat Maryam yang ingin menyahut dan memotong pembicaraannya, Rosa langsung

    Terakhir Diperbarui : 2022-11-04

Bab terbaru

  • PILIH KASIH (Membungkam Mertua dan Ipar secara Elegan)   532. Keadaan Lisa!

    532. Keadaan Lisa!"Ada apa, Dek?""Ibu ... bapak, Mas.""Ibu sama bapak kenapa, Dek?""Kita harus segera ke rumah sakit, Mas.""Memangnya kenapa, Dek? ngomong dulu sama Mas. Jangan buat Mas gak karuan.""Buruan Mas kita pergi ke rumah sakit.""Hei, tunggu, kalian mau ke mana? ibu dan bapak, maksudnya Sri dan Arman? kenapa mereka?" tanya Nuraini. Ana menggeleng, dia tak mau menjelaskan apapun pada Nuraini. Ana langsung menarik Abi keluar dan segera menaiki mobil mereka. "Ada apa, Dek, ngomong sama Mas?" tanya Abi saat di dalam mobil. "Ibu ... bapak ... kecelakaan, Mas.""Astagfirullah.""Bentar, aku bilang Bulek Romlah dulu buat jaga toko." Anna berjalan menuju tokonya. "Bulek tolong jaga toko dulu yah. Ana dan Mas Abi harus ke rumah sakit.""Kenapa kalian mendadak ke rumah sakit, ada apa, Na?""Ibu dan bapak kecelakaan, Bulek. Kami harus segera ke rumah sakit.""Innalilahi. Ya sudah hati-hati, Na. Kamu gak usah mikirin toko, biar Bulek yang jaga, insyallah aman dan amanah. Kalian

  • PILIH KASIH (Membungkam Mertua dan Ipar secara Elegan)   531. Kabar yang mengejutkan! (Bagian B)

    531. Kabar yang mengejutkan! (Bagian B)Abi menghempaskan kepalan tangannya di atas meja yang terbuat dari kayu jati, meja yang Ana beli sepaket dengan sofa yang tengah mereka duduki ini. Dia tidak pernah melihat Abi yang semarah ini, suaminya itu terlihat seperti orang lain di matanya. Tidak ada sosok Abi yang biasanya Ana lihat.“ABI! DURHAKA KAMU, YA!” Nuraini memekik heboh.Jelas jantungnya hampir melompat saat Abi menggebrak meja dengan kekuatan seperti tadi, dia menatap anak yang dia lahirkan itu dengan tatapan tajam. Namun, Abi malah balik menatapnya dengan tatapan yang tak kalah tajam.“Silahkan pergi dari sini, sebelum kesabaran saya habis!” kata Abi dengan suara yang bergetar.“Tidak! Kamu adalah anakku, dan wajar jika aku ada di rumahmu sekarang ini.” Nuraini berbicara dengan santai. “Apa uang -uang yang Bapak berikan belum cukup?” tanya Abi dengan kekehan kecil di ujung bibirnya. “Uang apa?” tanya Nuraini sok polos.“Bukannya Anda mengancam Bapak, akan mengungkapkan jati

  • PILIH KASIH (Membungkam Mertua dan Ipar secara Elegan)   530. Kabar yang mengejutkan! (Bagian A)

    PILIH KASIH (Membungkam Mertua dan Ipar Secara Elegan) 530. Kabar yang mengejutkan! (Bagian A) “A—apa?” Ana bahkan tidak bisa mencerna apa yang Abi katakan, Amran memberi uang kepada Nuraini? Kenapa? Apakah mereka kembali berhubungan? Apakah itu artinya Amran kembali berkhianat dengan orang yang sama, dan membuat Sri terluka? Demi Allah, Ana tidak akan rela jika hal itu benar terjadi. Dia tidak akan sanggup melihat awan mendung kembali menggelayuti wajah Sri, jika dulu dia Ana tidak ada di sana untuk menghentikan tragedi perselingkuhan itu, maka kali ini Ana tidak akan diam. Dia akan berusaha untuk membuat Amran dan juga Sri tetap bersama, tanpa ada orang ketiga, walaupun itu adalah Ibu kandung suaminya sendiri. “Kamu ngomong apa, Mas? Kamu tahu dari mana? Dan kenapa Bapak memberi uang pada Ibu Nuraini?” tanya Ana bertubi-tubi. “Aku tahu, sebab aku melihat sendiri Bapak yang memberikan uang itu. Kami ke sawah bersama, tetapi Bapak pergi tiba-tiba. Awalnya aku sama sekali tidak

  • PILIH KASIH (Membungkam Mertua dan Ipar secara Elegan)   529. Dusta atau Nyata? (Bagian C)

    529. Dusta atau Nyata? (Bagian C)Ana bisa melihat wajah Nuraini yang berubah pias, namun dia masih berpikir positif. Mungkin wanita paruh baya itu gugup karena ditanya Abi dengan nada tajam seperti itu, Ana mengamati Nuraini sama seperti Abi yang memaku pandangannya pada Ibu kandungnya itu."Aku dilarang oleh Amran dan juga Sri untuk menemuimu, mereka mengancamku dan juga menekanku agar aku tidak menunjukkan wajahku di depanmu!" kata Nuraini dengan lantang. "Mereka yang memisahkan kita, bukan aku yang tidak ingin menemuimu. Kau anakku, mana mungkin aku tega menelantarkan mu hingga berpuluh-puluh tahun lamanya!" kata Nuraini lagi.Ana langsung tertegun, dia tidak percaya jika kedua mertuanya melakukan hal tersebut. Mereka adalah orang yang baik, tidak mungkin mereka menghalangi seorang Ibu bertemu dengan anaknya.Lain Ana, lain pula dengan Abi. Lelaki itu hanya diam, dan juga tidak memberikan respon apapun. Dia hanya menaikkan sebelah alisnya, dengan tangan yang bersedekap di depan da

  • PILIH KASIH (Membungkam Mertua dan Ipar secara Elegan)   528. Dusta atau Nyata? (Bagian B)

    528. Dusta atau Nyata? (Bagian B)Rambut yang dicat merah, baju kaos ketat, dan celana jeans yang tak kalah ketat. Gila! Ibu kandung suaminya ini seperti anak remaja saja, padahal Ana yakin kalau umurnya pasti tidak jauh berbeda dengan Sri.Ana saja yang baru berusia dua puluh lima tahun, malu jika harus berpakaian seperti itu. Ah ... tidak, tidak. Aina yang masih berumur sembilan belas tahun pun, tidak pernah berpakaian seperti itu.Padahal adik bungsunya itu masih remaja, tahu mengenai fashion yangs edang trend, tetapi alhamdulillahnya Aina sangat menjaga tubuhnya dari pakaian yang terbuka dan selalu memakai jilbab yang bisa menjaga auratnya.Yah, semakin tua bumi ini, semakin banyak tingkah penghuninya. Huft! Ana mendesah kasar, ingin julid tapi Nuraini adalah Ibu kandung suaminya, dan itu artinya dia termasuk mertua Ana juga.Tetapi tidak mau julid pun Ana tidak mampu, serba salah jadinya.“Itu kan kata-kata kamu doang, aslinya mah saya nggak tahu apa yang ada di hati kamu! Bisa a

  • PILIH KASIH (Membungkam Mertua dan Ipar secara Elegan)   527. Dusta atau Nyata? (Bagian A)

    PILIH KASIH (Membungkam Mertua dan Ipar secara Elegant)527. Dusta atau Nyata? (Bagian A)"Mas …." Ana mendesah, menggeleng pelan sambil menatap Abi dengan pandangan dalam.Wanita itu berharap kalau suaminya tidak akan bertindak gegabah, bukankah tidak boleh jika mengambil keputusan saat sedang emosi? Ana tidak mau, Abi menyesal pada akhirnya.Sedangkan Abi sendiri belum mengendurkan sedikitpun wajahnya yang tegang, dia jelas-jelas menunjukkan raut ketidaksukaannya dan juga raut keberatan akan kehadiran Nuraini di sini."Bukankah saya sudah bilang berkali-kali? Jangan datang dan mencoba untuk merusak kebahagiaan kami!" Suara Abi terdengar lantang. "Sampai kapanpun, ibu saya hanya ada satu dan itu tidak akan berubah!" lanjutnya lagi "Iya, ibumu hanya ada satu orang, dan itu adalah aku! Bukan wanita jahannam itu!" Nuraini menyahut tak kalah lantang. "Yang membawamu ke dunia ini adalah aku, bukan dia!" katanya lagi, sambil memelototi Abi.Abi mendengus, dan mengalihkan pandangannya ke a

  • PILIH KASIH (Membungkam Mertua dan Ipar secara Elegan)   526. Ibu Kandung Abi (Bagian C)

    526. Ibu Kandung Abi (Bagian C)"Saya yakin Ana tidak akan berbuat seperti itu. Lagi pula Ana sudah tahu yang sebenarnya, saya sudah jujur kepadanya sejak beberapa bulan yang lalu. Jadi tidak ada lagi yang harus saya takutkan!" kata Abi dengan nada mantap.Wanita itu menaikkan sebelah alisnya, kemudian dia terkekeh sinis. Dia mengangguk-angguk mengerti, dan menatap Ana dengan pandangan dalam."Kalau begitu, aku tidak akan sungkan lagi," katanya dengan nada pelan. "Saya adalah Nuraini—Ibu kandung Abi!" kata wanita itu sambil menyeringai kecil.Ana tidak menyahut, dan hanya menatapnya dengan diam. Namun, tak lama kemudian wanita itu mengangguk dan berusaha menyunggingkan senyum kecil sebagai balasannya."Saya Ana—istri dari Mas Abi!" ujar Ana dengan mantap. "Maaf jika saya tidak mengenali Ibu sebelumnya," lanjutnya lagi.Abi dan juga Nuraini tentu saja merasa heran, bagaimana bisa Ana bersikap setenang ini? Wanita itu sama sekali tidak menunjukkan reaksi apapun, tidak ada keterkejutan a

  • PILIH KASIH (Membungkam Mertua dan Ipar secara Elegan)   525. Ibu Kandung Abi (Bagian B)

    525. Ibu Kandung Abi (Bagian B)"Oh, ketemu sama Mas Abi? Ibu kenal juga sama suami saya?" tanya Ana dengan alis yang terangkat tinggi. "Jarang-jarang ada teman SMA, yang sudah lama tidak bertemu, tapi mengenal anak dari temannya tersebut," kata Ana lagi.Wanita itu menatap Ana dengan pandangan tajam, dia memindai penampilan istri Abi ini dengan alis yang terangkat tinggi. Penampilan Ana terlihat sederhana, hanya memakai tunik, dan juga kulot, serta jilbab instan di kepalanya.Tidak ada perhiasan emas di tangannya, baik itu di jari, maupun di pergelangan tangan Ana tidak ada apapun. Wanita itu kemudian menyunggingkan senyum sinis, dan mengambil kesimpulan kalau sepertinya anak kesayangannya ini salah memilih istri.Secara keseluruhan, Ana dinilai tidak layak untuk bersanding dengan Abi!"Itu bukan urusan kamu, itu urusan saya dengan Abi. Kamu tidak berhak ikut campur dengan urusan kami!" ujar wanita itu dengan nada kesal."Lah, nggak berhak bagaimana, Bu? Saya ini adalah istri Mas Abi

  • PILIH KASIH (Membungkam Mertua dan Ipar secara Elegan)   524. Ibu Kandung Abi (Bagian A)

    PILIH KASIH (Membungkam Mertua dan Ipar secara Elegant)524. Ibu Kandung Abi (Bagian A)POV AUTHORAbi langsung mendengus sinis saat mendengar kata-kata wanita itu, dia kemudian terkekeh kecil dan menolehkan pandangannya ke arah tembok. Selama beberapa saat, dia terpaku menatap tembok itu dengan pikiran yang gamang.Di dalam hati lelaki itu, jelas dan juga mutlak, dia merasa keberatan dengan kehadiran wanita ini di rumahnya. Walaupun wanita itu mengaku sebagai Ibu kandungnya, tetapi tetap saja Abi merasa tak suka.Ibu yang dia kenal semenjak dia kecil hingga sekarang ini adalah Sri. Wanita itulah yang Abi anggap sebagai Ibu, dan juga penolongnya. Jelas saja Abi merasa berat, untuk menerima orang lain masuk ke dalam kehidupannya. "Jangan bersikap seperti orang yang tidak tahu tata krama, Abi! Kamu ternyata sudah dibesarkan dengan cara yang sangat buruk oleh Sri!" kata wanita itu dengan sangat ketus, dan juga mengejek.Abi langsung mendecih sinis, dia menolehkan pandangannya dan menata

DMCA.com Protection Status