Beranda / Rumah Tangga / PILIH KASIH (Membungkam Mertua dan Ipar secara Elegan) / 444. Amarah Parto dan Keputusan Maryam (Bagian A)

Share

444. Amarah Parto dan Keputusan Maryam (Bagian A)

Penulis: Aksara Ocean
last update Terakhir Diperbarui: 2022-11-04 11:26:43

PILIH KASIH (Membungkam Mertua dan Ipar secara Elegant)

444. Amarah Parto dan Keputusan Maryam (Bagian A)

"Apa sih, Bu? Kok, malah marah-marah gitu ke aku? Aku salah apa?" Rosa menyahut tanpa dosa. "Aku ini ngomongin fakta, loh!" lanjutnya lagi.

Maryam langsung mengusap wajahnya dengan frustasi, dan menyandarkan tubuhnya ke sandaran sofa. Wanita yang sudah melahirkan tiga orang anak dengan sifat yang berbeda itu, merasa luar biasa depresi dan juga tertekan dengan keadaan ini.

Maryam sadar, kalau pilihan untuk mencari Lisa dan membawanya ke rumah ini kembali memang adalah pilihan terbaik. Tapi, dia tahu betul bagaimana watak dari anak tengahnya itu, Lisa tidak akan pernah mau kembali ke sini lagi.

Jika Lisa mau memaafkan mereka pun, tetap saja Lisa tidak akan pernah sudi untuk menginjak rumah ini kembali. Karena apa?

Karena Lisa adalah orang yang teramat sangat teguh dengan pendiriannya, dia tidak akan pernah melakukan sesuatu jika dia tidak mempercayai dan juga meyakini hal tersebut.
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • PILIH KASIH (Membungkam Mertua dan Ipar secara Elegan)   445. Amarah Parto dan Keputusan Maryam (Bagian B)

    445. Amarah Parto dan Keputusan Maryam (Bagian B)“Bapak kenapa sih, nyuruh-nyuruh Marwan seperti itu? Marwan ini lagi pusing, Pak. Dia itu banyak pikiran, mau menyelesaikan semua masalah yang ada. Kok, Bapak nambah-nambahin pekerjaan, sih, dengan harus manggil-manggil Edi? Ya udah, kalau Rosa nggak mau manggil Edi ke kamarnya, ya Bapak aja sana!” Maryam malah melotot galak ke arah Parto, seolah-olah tidak terima kalau Marwan disuruh-suruh oleh Parto dan juga Rosa.“Iya, aku juga nggak mau, enak aja kalian nyuruh-nyuruh aku! Nggak, deh! Kalau kalian mau, ya udah panggil sana sendiri!” Marwan mendesah pongah.“MARWAN! PANGGIL OM-MU SEKARANG JUGA!” Parto berteriak dengan amat keras.Sontak saja teriakannya barusan mengagetkan tiga orang lain yang ada di sana, baik Rosa maupun Marwan langsung terdiam dan menatap Parto dengan pandangan ketakutan. Mereka sama sekali tidak pernah melihat, sosok Bapak mereka dengan amarah yang begini besarnya.Sedangkan Maryam sendiri langsung menatap Parto

    Terakhir Diperbarui : 2022-11-04
  • PILIH KASIH (Membungkam Mertua dan Ipar secara Elegan)   446. Amarah Parto dan Keputusan Maryam (Bagian C)

    446. Amarah Parto dan Keputusan Maryam (Bagian C)Maryam langsung menatap Rosa dengan mata yang memicing tajam, dia sepertinya tidak terima dengan kata-kata putri sulungnya itu. Dia sama sekali tidak merasa melakukan hal tersebut, padahal nyatanya semua orang yang ada di sana bisa melihat hal itu dengan sangat jelas."Kamu jangan kayak gitu, lah. Itu namanya kamu lagi menyudutkan Ibu, padahal Ibu ini nggak pernah membeda-bedakan kalian, dan Ibu itu nggak membela Marwan sedikitpun. Tetapi Marwan ini kan lagi pusing, dia akan dipenjara kalau tidak bisa menyediakan uang enam ratus juta itu, wajarlah kalau Ibu simpati kepada adikmu ini, Ros!" kata Maryam berusaha membela diri."Simpati sih, simpati, Bu. Tapi nggak harus sebegitunya juga kali." Rosa mencibir kecil. "Kalau memang Ibu itu nggak mau menjumpai Lisa, ya gampang solusinya, Bu. Yang pertama, opsinya adalah biarkan Marwan mendekam di penjara!" Namun saat melihat Maryam yang ingin menyahut dan memotong pembicaraannya, Rosa langsung

    Terakhir Diperbarui : 2022-11-04
  • PILIH KASIH (Membungkam Mertua dan Ipar secara Elegan)   447. Ke Kontrakan Lisa (Bagian A)

    PILIH KASIH (Membungkam Mertua dan Ipar secara Elegant)447. Ke Kontrakan Lisa (Bagian A)Lisa masih terdiam dan tidak bergerak dari tempatnya berdiri saat mendengar kata-kata Aji barusan. Tubuhnya bergetar pelan, dia sudah sangat berusaha untuk mengendalikan dirinya, tetapi tetap saja dia tidak bisa dia merasa takut kalau mereka semua yang ada di sini akan tahu mengenai keadaannya yang sekarang.Dari ekor matanya, Lisa bisa melihat Ana yang langsung terdiam dan berdiri dengan kaku. Begitu juga dengan Ramlah dan Abi, yang menatap ke arahnya dengan pandangan tertarik, sama seperti tatapan Aji yang tengah menghunus tajam ke arahnya."Maksud kamu apa, Mas? Kenapa kamu ngomong seperti itu?" tanya Lisa dengan nada ketus."Ngomong apa? Memangnya ada yang salah dari ucapanku?" tanya Aji dengan nada santai. "Toh, kamu memang nggak mau diantar Ana pulang, karena kamu nggak mau kalau dia tahu di mana sekarang kamu tinggal, setelah keluar dari rumah orang tuamu, kan?" ujar Aji lagi.Gemetar yang

    Terakhir Diperbarui : 2022-11-04
  • PILIH KASIH (Membungkam Mertua dan Ipar secara Elegan)   448. Ke Kontrakan Lisa (Bagian B)

    448. Ke Kontrakan Lisa (Bagian B)Lisa langsung menatapnya dengan pandangan haru, dia merasa … rasa bersalah itu kembali melingkupi hatinya, hingga membuat dia merasa tidak nyaman. Lisa kembali teringat, akan perlakuannya kepada Ana di masa yang lalu.Begitu jahat dan juga begitu memalukan, Lisa bahkan merasa dia tidak bisa mengangkat kepalanya di depan Ana, sangking merasa amat malu dan juga merasa amat bersalah dengan itu semua.Bahkan setelah apa yang Lisa lakukan, Ana tetap bersikap baik kepadanya. Bahkan wanita ini tetap menganggapnya sebagai keluarga, Ana benar-benar wanita yang sangat baik dan juga tulus."Sebenarnya aku udah tahu Mbak tinggal di mana," kata Ana dengan cepat, dan hal itu sukses mengagetkan Lisa."Apa?" tanyanya dengan nada tak percaya."Aku dapat informasi yang dapat dipercaya, dan aku tahu kalau Mbak sekarang tinggal di kontrakan Bang Ramon yang di dekat pasar, kan?" ujar Ana lagi.Lisa langsung menjatuhkan belanjaan yang sedang ditentengnya dan menatap Ana de

    Terakhir Diperbarui : 2022-11-04
  • PILIH KASIH (Membungkam Mertua dan Ipar secara Elegan)   449. Ke Kontrakan Lisa (Bagian C)

    449. Ke Kontrakan Lisa (Bagian C)Sekarang Ana bisa melihat kalau mereka semua sedang berbisik-bisik, dan menunjuk-nunjuk ke arah kontrakan yang dihuni oleh Lisa. Entah apa yang mereka bicarakan, tetapi Ana mempunyai feeling kalau pembicaraan itu tidaklah dalam hal yang baik."Udah, biarin aja. Nggak usah diliatin terus, nanti mereka ke-gr-an, mereka kira kamu ngefans pula sama mereka," ujar Lisa sambil terkekeh kecil.Dia langsung membuka pintu kamar, dan bisa melihat baik itu Naufal dan juga Salsa sedang tertidur di atas ranjang, sambil memeluk guling masing-masing. Kedua anaknya itu terlihat damai dalam tidur, seolah-olah tidak ada beban yang mereka rasakan."Wah, Naufal sama Salsa lagi tidur ya, Mbak?" Ana ikut mengintip, dan bisa menemukan kedua keponakannya itu dalam keadaan yang sudah pulas."Iya, kayaknya karena Mbak kelamaan di toko kamu, deh," kata Lisa sambil menutup pintu kamar, dia lalu membawa belanjaan yang tadi dibelinya ke arah dapur dan meletakkannya begitu saja di a

    Terakhir Diperbarui : 2022-11-04
  • PILIH KASIH (Membungkam Mertua dan Ipar secara Elegan)   450. Duet Ana dan Lisa (Bagian A)

    PILIH KASIH (Membungkam Mertua dan Ipar secara Elegant) 450. Duet Ana dan Lisa (Bagian A) Lisa dan juga Ana langsung saling berpandangan, saat melihat kalau ada tiga orang ibu-ibu yang berdiri di depan, dan menetap ke arah mereka. Ana kemudian melirik Lisa dari ekor matanya, sedangkan mantan kakak iparnya itu langsung mengangkat bahu. "Jangan tanya Mbak, Mbak juga nggak tahu apa mau mereka," ujar Lisa dengan nada pelan. "Ini, nih, yang nggak enak di kontrakan, Mbak. Nggak ada dinding sekat antara depan dan juga belakang, langsung polosan begitu saja, dan membuat kita tidak mempunyai privasi sedikitpun!" ujar Ana dengan nada kesal. "Lebih baik rumah reot-ku yang dulu, walaupun begitu tapi mempunyai banyak dinding dan orang tidak bisa langsung melihat kita yang sedang berada di dapur," Ana kembali berbicara. "Ya namanya juga kontrakan, An. Nggak mungkin juga dikasih yang mewah-mewah, yang mewah sih ada … tapi harganya kan bakalan jauh lebih mahal," kata Lisa dengan nada santai. "Ya

    Terakhir Diperbarui : 2022-11-05
  • PILIH KASIH (Membungkam Mertua dan Ipar secara Elegan)   451. Duet Ana dan Lisa (Bagian B)

    451. Duet Ana dan Lisa (Bagian B) Memang tidak membutuhkan waktu yang lama, bahkan lima menit pun tidak, sampai tetapi tetap saja Ana merasa berat melakukan ini semua. Karena dia merasa ibu-ibu itu bersikap tidak sopan, karena terlalu banyak request. Padahal mereka baru pertama kali bertamu ke rumah Lisa, kan? Tetapi Ana kemudian menggeleng kecil, berusaha menjernihkan pikirannya. Yah, mungkin saja di sini memang seperti itu orang-orangnya, santai dan juga tidak tahu malu. Eh? Ana langsung berjalan masuk ke dalam rumah, dan membuatkan sirup yang diinginkan oleh ibu-ibu itu dengan cekatan. Dia lalu membawa satu teko sirup, dan juga beberapa gelas ke depan. Sepertinya Ramon memang menyediakan peralatan makan di kontrakan ini, karena Ana bisa menemukan ada rak piring mini yang berisikan gelas, teko, beberapa buah mangkok, dan juga piring yang ada di sebelah kompor. "Ini, Bu. Silakan diminum," ujar Ana sambil mengangsurkan sirup, yang baru saja dituangnya ke depan ibu-ibu itu. Dia lal

    Terakhir Diperbarui : 2022-11-05
  • PILIH KASIH (Membungkam Mertua dan Ipar secara Elegan)   452. Duet Ana dan Lisa (Bagian C)

    452. Duet Ana dan Lisa (Bagian C) "Dan saya yakin, Kakak saya tidak akan menjadi salah satu diantaranya. Karena kakak saya dan juga mantan suaminya, akan kembali rujuk dalam waktu dekat ini," ujar Ana dengan nada tegas. Lisa langsung mendesah, dia merasa serba salah saat ini. Memang kata-kata yang dilontarkan oleh ketiga orang ibu-ibu di depannya ini benar-benar sangat pedas, dan seolah-olah menghakimi dia yang seorang janda akan melakukan tindakan yang tidak terpuji, seperti menjadi seorang pelakor dan juga penggoda. Tapi, Lisa juga tidak mempunyai ekspektasi kalau Ana akan mengatakan hal tersebut. Kalau dia dan juga mantan suaminya akan segera rujuk, hal itu benar-benar sangat-sangat tidak masuk akal. Menilik dari Aji yang terlihat sangat kekeh untuk bercerai dengannya, maka kemungkinan mereka untuk rujuk sangat-sangat kecil. Walaupun perceraian mereka masih talak satu, tetapi sepertinya keinginan Aji untuk bercerai dengannya sangat kuat. Karena mantan suaminya itu mengatakan,

    Terakhir Diperbarui : 2022-11-05

Bab terbaru

  • PILIH KASIH (Membungkam Mertua dan Ipar secara Elegan)   532. Keadaan Lisa!

    532. Keadaan Lisa!"Ada apa, Dek?""Ibu ... bapak, Mas.""Ibu sama bapak kenapa, Dek?""Kita harus segera ke rumah sakit, Mas.""Memangnya kenapa, Dek? ngomong dulu sama Mas. Jangan buat Mas gak karuan.""Buruan Mas kita pergi ke rumah sakit.""Hei, tunggu, kalian mau ke mana? ibu dan bapak, maksudnya Sri dan Arman? kenapa mereka?" tanya Nuraini. Ana menggeleng, dia tak mau menjelaskan apapun pada Nuraini. Ana langsung menarik Abi keluar dan segera menaiki mobil mereka. "Ada apa, Dek, ngomong sama Mas?" tanya Abi saat di dalam mobil. "Ibu ... bapak ... kecelakaan, Mas.""Astagfirullah.""Bentar, aku bilang Bulek Romlah dulu buat jaga toko." Anna berjalan menuju tokonya. "Bulek tolong jaga toko dulu yah. Ana dan Mas Abi harus ke rumah sakit.""Kenapa kalian mendadak ke rumah sakit, ada apa, Na?""Ibu dan bapak kecelakaan, Bulek. Kami harus segera ke rumah sakit.""Innalilahi. Ya sudah hati-hati, Na. Kamu gak usah mikirin toko, biar Bulek yang jaga, insyallah aman dan amanah. Kalian

  • PILIH KASIH (Membungkam Mertua dan Ipar secara Elegan)   531. Kabar yang mengejutkan! (Bagian B)

    531. Kabar yang mengejutkan! (Bagian B)Abi menghempaskan kepalan tangannya di atas meja yang terbuat dari kayu jati, meja yang Ana beli sepaket dengan sofa yang tengah mereka duduki ini. Dia tidak pernah melihat Abi yang semarah ini, suaminya itu terlihat seperti orang lain di matanya. Tidak ada sosok Abi yang biasanya Ana lihat.“ABI! DURHAKA KAMU, YA!” Nuraini memekik heboh.Jelas jantungnya hampir melompat saat Abi menggebrak meja dengan kekuatan seperti tadi, dia menatap anak yang dia lahirkan itu dengan tatapan tajam. Namun, Abi malah balik menatapnya dengan tatapan yang tak kalah tajam.“Silahkan pergi dari sini, sebelum kesabaran saya habis!” kata Abi dengan suara yang bergetar.“Tidak! Kamu adalah anakku, dan wajar jika aku ada di rumahmu sekarang ini.” Nuraini berbicara dengan santai. “Apa uang -uang yang Bapak berikan belum cukup?” tanya Abi dengan kekehan kecil di ujung bibirnya. “Uang apa?” tanya Nuraini sok polos.“Bukannya Anda mengancam Bapak, akan mengungkapkan jati

  • PILIH KASIH (Membungkam Mertua dan Ipar secara Elegan)   530. Kabar yang mengejutkan! (Bagian A)

    PILIH KASIH (Membungkam Mertua dan Ipar Secara Elegan) 530. Kabar yang mengejutkan! (Bagian A) “A—apa?” Ana bahkan tidak bisa mencerna apa yang Abi katakan, Amran memberi uang kepada Nuraini? Kenapa? Apakah mereka kembali berhubungan? Apakah itu artinya Amran kembali berkhianat dengan orang yang sama, dan membuat Sri terluka? Demi Allah, Ana tidak akan rela jika hal itu benar terjadi. Dia tidak akan sanggup melihat awan mendung kembali menggelayuti wajah Sri, jika dulu dia Ana tidak ada di sana untuk menghentikan tragedi perselingkuhan itu, maka kali ini Ana tidak akan diam. Dia akan berusaha untuk membuat Amran dan juga Sri tetap bersama, tanpa ada orang ketiga, walaupun itu adalah Ibu kandung suaminya sendiri. “Kamu ngomong apa, Mas? Kamu tahu dari mana? Dan kenapa Bapak memberi uang pada Ibu Nuraini?” tanya Ana bertubi-tubi. “Aku tahu, sebab aku melihat sendiri Bapak yang memberikan uang itu. Kami ke sawah bersama, tetapi Bapak pergi tiba-tiba. Awalnya aku sama sekali tidak

  • PILIH KASIH (Membungkam Mertua dan Ipar secara Elegan)   529. Dusta atau Nyata? (Bagian C)

    529. Dusta atau Nyata? (Bagian C)Ana bisa melihat wajah Nuraini yang berubah pias, namun dia masih berpikir positif. Mungkin wanita paruh baya itu gugup karena ditanya Abi dengan nada tajam seperti itu, Ana mengamati Nuraini sama seperti Abi yang memaku pandangannya pada Ibu kandungnya itu."Aku dilarang oleh Amran dan juga Sri untuk menemuimu, mereka mengancamku dan juga menekanku agar aku tidak menunjukkan wajahku di depanmu!" kata Nuraini dengan lantang. "Mereka yang memisahkan kita, bukan aku yang tidak ingin menemuimu. Kau anakku, mana mungkin aku tega menelantarkan mu hingga berpuluh-puluh tahun lamanya!" kata Nuraini lagi.Ana langsung tertegun, dia tidak percaya jika kedua mertuanya melakukan hal tersebut. Mereka adalah orang yang baik, tidak mungkin mereka menghalangi seorang Ibu bertemu dengan anaknya.Lain Ana, lain pula dengan Abi. Lelaki itu hanya diam, dan juga tidak memberikan respon apapun. Dia hanya menaikkan sebelah alisnya, dengan tangan yang bersedekap di depan da

  • PILIH KASIH (Membungkam Mertua dan Ipar secara Elegan)   528. Dusta atau Nyata? (Bagian B)

    528. Dusta atau Nyata? (Bagian B)Rambut yang dicat merah, baju kaos ketat, dan celana jeans yang tak kalah ketat. Gila! Ibu kandung suaminya ini seperti anak remaja saja, padahal Ana yakin kalau umurnya pasti tidak jauh berbeda dengan Sri.Ana saja yang baru berusia dua puluh lima tahun, malu jika harus berpakaian seperti itu. Ah ... tidak, tidak. Aina yang masih berumur sembilan belas tahun pun, tidak pernah berpakaian seperti itu.Padahal adik bungsunya itu masih remaja, tahu mengenai fashion yangs edang trend, tetapi alhamdulillahnya Aina sangat menjaga tubuhnya dari pakaian yang terbuka dan selalu memakai jilbab yang bisa menjaga auratnya.Yah, semakin tua bumi ini, semakin banyak tingkah penghuninya. Huft! Ana mendesah kasar, ingin julid tapi Nuraini adalah Ibu kandung suaminya, dan itu artinya dia termasuk mertua Ana juga.Tetapi tidak mau julid pun Ana tidak mampu, serba salah jadinya.“Itu kan kata-kata kamu doang, aslinya mah saya nggak tahu apa yang ada di hati kamu! Bisa a

  • PILIH KASIH (Membungkam Mertua dan Ipar secara Elegan)   527. Dusta atau Nyata? (Bagian A)

    PILIH KASIH (Membungkam Mertua dan Ipar secara Elegant)527. Dusta atau Nyata? (Bagian A)"Mas …." Ana mendesah, menggeleng pelan sambil menatap Abi dengan pandangan dalam.Wanita itu berharap kalau suaminya tidak akan bertindak gegabah, bukankah tidak boleh jika mengambil keputusan saat sedang emosi? Ana tidak mau, Abi menyesal pada akhirnya.Sedangkan Abi sendiri belum mengendurkan sedikitpun wajahnya yang tegang, dia jelas-jelas menunjukkan raut ketidaksukaannya dan juga raut keberatan akan kehadiran Nuraini di sini."Bukankah saya sudah bilang berkali-kali? Jangan datang dan mencoba untuk merusak kebahagiaan kami!" Suara Abi terdengar lantang. "Sampai kapanpun, ibu saya hanya ada satu dan itu tidak akan berubah!" lanjutnya lagi "Iya, ibumu hanya ada satu orang, dan itu adalah aku! Bukan wanita jahannam itu!" Nuraini menyahut tak kalah lantang. "Yang membawamu ke dunia ini adalah aku, bukan dia!" katanya lagi, sambil memelototi Abi.Abi mendengus, dan mengalihkan pandangannya ke a

  • PILIH KASIH (Membungkam Mertua dan Ipar secara Elegan)   526. Ibu Kandung Abi (Bagian C)

    526. Ibu Kandung Abi (Bagian C)"Saya yakin Ana tidak akan berbuat seperti itu. Lagi pula Ana sudah tahu yang sebenarnya, saya sudah jujur kepadanya sejak beberapa bulan yang lalu. Jadi tidak ada lagi yang harus saya takutkan!" kata Abi dengan nada mantap.Wanita itu menaikkan sebelah alisnya, kemudian dia terkekeh sinis. Dia mengangguk-angguk mengerti, dan menatap Ana dengan pandangan dalam."Kalau begitu, aku tidak akan sungkan lagi," katanya dengan nada pelan. "Saya adalah Nuraini—Ibu kandung Abi!" kata wanita itu sambil menyeringai kecil.Ana tidak menyahut, dan hanya menatapnya dengan diam. Namun, tak lama kemudian wanita itu mengangguk dan berusaha menyunggingkan senyum kecil sebagai balasannya."Saya Ana—istri dari Mas Abi!" ujar Ana dengan mantap. "Maaf jika saya tidak mengenali Ibu sebelumnya," lanjutnya lagi.Abi dan juga Nuraini tentu saja merasa heran, bagaimana bisa Ana bersikap setenang ini? Wanita itu sama sekali tidak menunjukkan reaksi apapun, tidak ada keterkejutan a

  • PILIH KASIH (Membungkam Mertua dan Ipar secara Elegan)   525. Ibu Kandung Abi (Bagian B)

    525. Ibu Kandung Abi (Bagian B)"Oh, ketemu sama Mas Abi? Ibu kenal juga sama suami saya?" tanya Ana dengan alis yang terangkat tinggi. "Jarang-jarang ada teman SMA, yang sudah lama tidak bertemu, tapi mengenal anak dari temannya tersebut," kata Ana lagi.Wanita itu menatap Ana dengan pandangan tajam, dia memindai penampilan istri Abi ini dengan alis yang terangkat tinggi. Penampilan Ana terlihat sederhana, hanya memakai tunik, dan juga kulot, serta jilbab instan di kepalanya.Tidak ada perhiasan emas di tangannya, baik itu di jari, maupun di pergelangan tangan Ana tidak ada apapun. Wanita itu kemudian menyunggingkan senyum sinis, dan mengambil kesimpulan kalau sepertinya anak kesayangannya ini salah memilih istri.Secara keseluruhan, Ana dinilai tidak layak untuk bersanding dengan Abi!"Itu bukan urusan kamu, itu urusan saya dengan Abi. Kamu tidak berhak ikut campur dengan urusan kami!" ujar wanita itu dengan nada kesal."Lah, nggak berhak bagaimana, Bu? Saya ini adalah istri Mas Abi

  • PILIH KASIH (Membungkam Mertua dan Ipar secara Elegan)   524. Ibu Kandung Abi (Bagian A)

    PILIH KASIH (Membungkam Mertua dan Ipar secara Elegant)524. Ibu Kandung Abi (Bagian A)POV AUTHORAbi langsung mendengus sinis saat mendengar kata-kata wanita itu, dia kemudian terkekeh kecil dan menolehkan pandangannya ke arah tembok. Selama beberapa saat, dia terpaku menatap tembok itu dengan pikiran yang gamang.Di dalam hati lelaki itu, jelas dan juga mutlak, dia merasa keberatan dengan kehadiran wanita ini di rumahnya. Walaupun wanita itu mengaku sebagai Ibu kandungnya, tetapi tetap saja Abi merasa tak suka.Ibu yang dia kenal semenjak dia kecil hingga sekarang ini adalah Sri. Wanita itulah yang Abi anggap sebagai Ibu, dan juga penolongnya. Jelas saja Abi merasa berat, untuk menerima orang lain masuk ke dalam kehidupannya. "Jangan bersikap seperti orang yang tidak tahu tata krama, Abi! Kamu ternyata sudah dibesarkan dengan cara yang sangat buruk oleh Sri!" kata wanita itu dengan sangat ketus, dan juga mengejek.Abi langsung mendecih sinis, dia menolehkan pandangannya dan menata

DMCA.com Protection Status