Share

363. Kekecewaan Lisa (Bagian A)

Penulis: Aksara Ocean
last update Terakhir Diperbarui: 2022-09-10 05:40:55

PILIH KASIH (Membungkam Mertua dan Ipar secara Elegant)

363. Kekecewaan Lisa (Bagian A)

POV AUTHOR

“Ibu malu banget tadi, Sa!” Maryam mengomel, dia menatap Lisa dengan pandangan tajam.

Sedangkan anak tengahnya itu malah menunduk dengan dalam, dan tidak mau mendongak sedikitpun untuk melihat wanita yang sudah melahirkannya itu.

“Kamu dengar nggak, sih? Bisa-bisanya ngasih Ibu emas kreditan! Padahal Ibu sudah sreg banget sama itu kalung!” kata Mayam lagi, dia menghempaskan tubuhnya ke sandaan sofa, dan mendongakkan kepalanya demi melihat langit langit ruangan. “Kamu benar-benar sudah mempermalukan Ibu!” cecarnya lagi.

“Ya mau gimana lagi, Bu. Aku emang udah nggak punya uang lagi,” sahut Lisa dengan nada lesu.

“Kamu kemanakan uang uang kamu, hah? Kok, bisa-bisanya tiba-tiba udah nggak ada aja!” Mayam mencebik sinis. “Jangan boros-boros, Sa! Ingat, kamu udah nggak punya suami dan mertua kaya!” kata Maryam dengan penuh penekanan.

“Ya aku perlu beli makeup, dan juga baju, Bu!” Lisa mendeng
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • PILIH KASIH (Membungkam Mertua dan Ipar secara Elegan)   364. Kekecewaan Lisa (Bagian B)

    364. Kekecewaan Lisa (Bagian B)“Sa! Nggak bisa beginilah, kamu kok berubah, sih?” Maryam berujar dengan nada kecewa.“Udahlah, Ibu ikutin aja kata-kata aku. Ibu mau hidup susah?” tanya Lisa tiba-tiba.“Ya nggak, lah.” Maryam menjawab cepat. “Siapa juga yang mau hidup susah,” lanjutnya sambil mencibir.“Nah, kalau begitu … biarkan aku menjual perhiasan itu, aku mau namaku tetap bersih, Bu. Karena sudah berpisah dengan Mas Aji, maka dia harus melihat bagaimana aku bangkit dan berubah,” kata Lisa dengan nada misterius.“Maksud kamu apa, sih?” tanya Maryam tidak mengerti.“Udah deh, Ibu juga nggak bakalan ngerti. Yang pasti, Ibu harus membiarkan aku menjual perhiasan itu. Dibanding mengurusi perhiasan milikku, Ibu lebih baik mengurus masalah investasi yang dijalankan oleh Marwan. Waktu yang diberikan Mas Aji tinggal sedikit, dan mencari uang sebanyak itu jelas susah. Jangan sampai anak kesayangan Ibu itu masuk ke dalam penjara,” ujar Lisa dengan nada mengejek.“SA! Kamu kok, ngomong begi

    Terakhir Diperbarui : 2022-09-10
  • PILIH KASIH (Membungkam Mertua dan Ipar secara Elegan)   365. Kekecewaan Lisa (Bagian C)

    365. Kekecewaan Lisa (Bagian C)"Enak banget dia mau memenjarakan aku, emangnya dia siapa?" Marwan berujar pongah.Lisa terdengar menghela nafas dengan panjang, dia lalu membalikkan tubuhnya dan menatap Marwan yang saat ini sedang duduk di atas ranjang, dengan pandangan yang sulit diartikan."Wan, kamu sadar nggak, sih? Kamu itu udah menipu kami, menipu Mas Aji, menipu aku, yang merupakan mbakmu sendiri. Kamu bilang uang itu untuk investasi, loh. Aku berusaha keras untuk membujuk Mas Aji, agar dia mau menggadaikan kebun kami untuk pada Juragan Karta, agar dia mau menggadaikan SK-ku, agar bisa memberikan uang itu kepada kamu, Wan. Supaya apa? Supaya kamu bisa berinvestasi di tempat temanmu itu, supaya kamu juga bisa mendapatkan keuntungan, supaya kamu bisa mempunyai kehidupan yang lebih mapan, tidak selalu bergantung kepada istrimu. Tetapiz nyatanya apa? Kamu malah membohongi kami, membohongi aku! Mbak nggak ngerti lagi mau ngomong apa, bahkan jika seandainya Mas Aji memang benar-benar

    Terakhir Diperbarui : 2022-09-10
  • PILIH KASIH (Membungkam Mertua dan Ipar secara Elegan)   366. POV LISA (Dikhianati oleh Ibu) (Bagian A)

    PILIH KASIH (Membungkam Mertua dan Ipar secara Elegant)366. POV LISA (Dikhianati oleh Ibu) (Bagian A)POV LISA“Ma—maksud kamu, apa?” Ibu bertanya takut-takut.“Ibu nggak usah pura-pura seperti itu, toh di sini hanya ada kita bertiga. Hanya ada aku, Ibu, dan juga Marwan. Lalu kenapa Ibu masih berpura-pura tidak tahu seperti itu?” tanyaku dengan santai. “Ayolah, kalian bisa mengatakan semuanya kepadaku, kalian melakukan sesuatu seolah-olah aku ini adalah orang luar, orang asing, yang tidak punya andil apa-apa di keluarga ini,” lanjutku lagi sambil terkekeh dengan keras.Ibu terlihat menelan ludah dengan susah payah, beliau kemudian menatap Marwan dengan alis yang terangkat, namun hanya gelengan lah yang bisa diberikan oleh adikku itu.Wanita yang begitu aku sayangi itu terlihat amat gugup sekarang, bahkan langkahnya ketika masuk ke dalam kamarku terlihat bergetar dan juga ragu-ragu.“Kamu ini bicara apa sih, Nduk?” tanya Ibu dengan nada yang amat teramat lembut.Yah, Ibu baru saja men

    Terakhir Diperbarui : 2022-09-10
  • PILIH KASIH (Membungkam Mertua dan Ipar secara Elegan)   367. POV LISA (Dikhianati oleh Ibu) (Bagian B)

    367. POV LISA (Dikhianati oleh Ibu) (Bagian B)“A—apa? Ka—kamu tahu hal ini dari mana? Kamu mendengar hal ini dari mana, Sa? itu bukanlah suatu kebenaran, itu adalah fitnah yang dilemparkan oleh orang lain kepada Ibu!” kata Ibu berusaha membela dirinya.“Fitnah? Dari orang lain? Nggak, Bu. Aku mendengar hal ini bukan dari orang lain, Bu. Aku mendengar ini dari orang yang memang bersangkutan langsung!” kataku dengan tegas. “Lalu Ibu bilang, dia memfitnah Ibu? Wah! Aku tidak percaya kalau Mbak Rosa memfitnah Ibu sebegitunya, tujuannya apa coba?” tanyaku sambil menyunggingkan senyum sinis.“APA? ROSA?”Mata Ibu langsung membelalak dengan lebar, dia seperti orang yang tengah dipaksa untuk bunuh diri sekarang ini. Wajahnya langsung berubah menjadi pucat, dan aku yakin bola matanya akan menggelinding keluar, jika saja itu bukan ciptaan dari yang maha kuasa.Begitu juga dengan Marwan, dia yang tadi mengukuhkan dirinya untuk tidak melihatku, dan memalingkan wajahnya ke arah jendela, saat ini

    Terakhir Diperbarui : 2022-09-10
  • PILIH KASIH (Membungkam Mertua dan Ipar secara Elegan)   368. POV LISA (Dikhianati oleh Ibu) (Bagian C)

    368. POV LISA (Dikhianati oleh Ibu) (Bagian C)Hingga di titik ini, aku merasa kalau aku itu benar-benar bodoh, karena sudah mengira kalau Mbak Rosa tadi sedang memberikan nasihat yang baik untukku. Karena nyatanya, dia menyuruhku makan hanya agar aku terlihat menawan, demi bisa mencari lelaki lain untuk menggantikan Mas Aji secepatnya.“Halah, kamu itu nggak usah munafik deh, Sa. Lagipula, kamu itu kan udah bercerai sama Aji, ya kamu udah bebas lah untuk mencari laki-laki lain. Jangan bodoh kamu jadi perempuan, Aji saja tega membuang kamu seperti itu. Ya, kamu itu harus membuktikan sama dia, dengan mengencani lelaki lain yang lebih baik daripada dia. Tunjukkan kalau kamu itu juga bisa mencari laki-laki yang jauh di atasnya!” kata Mbak Rosa lagi.Aku menghela nafas dengan panjang, merasa luar biasa kesal kepada kakak kandungku itu. Jika saja dia bukanlah kakakku, maka aku sudah pasti akan memaki dan juga mengeluarkan sumpah serapah kepadanya.“Aku nggak munafik, Mbak. Tapi aku itu mem

    Terakhir Diperbarui : 2022-09-10
  • PILIH KASIH (Membungkam Mertua dan Ipar secara Elegan)   369. Semuanya Terbongkar (Bagian A)

    PILIH KASIH (Membungkam Mertua dan Ipar secara Elegant)369. Semuanya Terbongkar (Bagian A)Aku hanya diam, dan tidak memberikan reaksi apapun. Berusaha tetap tenang, walau jauh di dalam lubuk hatiku sana rasanya amarahku sudah bergemuruh dengan amat kuat.Aku masih belum menyangka, bagaimana Ibu bisa setega itu kepadaku? Beliau benar-benar membohongiku selama ini, dan memperlakukanku seperti orang bodoh hanya demi kedua anaknya yang lain.Aku ingin melihat sejauh mana kebohongan yang akan Ibu berikan lagi kepadaku, karena aku yakin dia pasti akan membela dirinya lagi dan berusaha mengelak.Amat terlihat jelas dari wajahnya yang seperti berpikir keras, tentang apa yang harus dia lakukan dan juga jawaban yang harus dia berikan tentang pertanyaanku barusan.Sedangkan Marwan sendiri hanya terdiam, sambil menelan ludah gugup dia menatap ke arah jendela, berusaha menjauhi tatapan tajamku yang berusaha mengintimidasinya.Sungguh busuk permainan mereka, sehingga aku merasa amat sangat mual s

    Terakhir Diperbarui : 2022-09-11
  • PILIH KASIH (Membungkam Mertua dan Ipar secara Elegan)   370. Semuanya Terbongkar (Bagian B)

    370. Semuanya Terbongkar (Bagian B)Baik ketika dia masih bujangan, maupun ketika dia sudah berumah tangga. Lalu bagaimana bisa dia mengatakan aku lebay?“Lebay?” tanyaku sambil terkekeh kecil. “Siapa yang kamu bilang lebay? Mbak?” tanyaku lagi.“Ya, iyalah. Siapa lagi, Mbak? Mbak itu terlalu lebay, kalau menurutku. Ibu itu menggunakan uang yang Mbak berikan untuk berinvestasi, kok. Memang tidak berinvestasi batubara pada temanku, tetapi Ibu kan berinvestasi dengan membelikan sawah dan juga tanah!” ujar Marwan dengan nada pongah.“Wan!” Ibu terlihat ingin marah, dia menatap anak bungsunya itu dengan pandangan tajam.Namun, Marwan Hanya mendengus. Dia kemudian kembali menatapku dengan pandangan mengejek, syarat akan rasa yang sulit aku artikan. Dia menatapku seolah aku adalah bahan lelucon, yang patut untuk ditertawakan.“Kamu jangan mengada-ngada, investasi dengan membelikan sawah dan juga tanah dengan menggunakan uangku, investasi apa itu?” tanyaku sambil menyeringai kecil. “Jika Ibu

    Terakhir Diperbarui : 2022-09-11
  • PILIH KASIH (Membungkam Mertua dan Ipar secara Elegan)   371. Semuanya Terbongkar (Bagian C)

    371. Semuanya Terbongkar (Bagian C)“Udah deh, Bu. Aku udah nggak mau dengar apapun lagi, aku udah terlanjur kecewa sama Ibu. Bagaimana bisa Ibu membohongi aku seperti saat ini? Aku benar-benar kecewa!” kataku dengan penuh penekanan.“Adikmu benar, Ibu melakukan ini semua untuk investasi kita, Nduk. Untuk investasi kita, bukan untuk orang lain!” Akhirnya Ibu berkata jujur.Namun kejujuran itu sama sekali tidak terasa menyenangkan di telingaku, aku malah menganggapnya sebagai kata-kata dusta belaka yang sanggup membuat aku menjadi amat terluka.“Investasi apa” tanyaku dengan cepat. “Bukan investasi namanya, Bu. Ibu membeli tanah dan juga sawah itu dengan cara menipuku dan juga Mas Aji, lalu investasi apa yang Ibu maksudkan?” tanyaku dengan nada putus asa.“Ibu nggak menipu kamu—”“Nggak menipu bagaimana? Ibu jelas-jelas menipu aku, loh. Kami sampai berhutang ke rentenir, dan juga mengandaikan SK-ku ke bank untuk mendapatkan uang itu, dan ternyata uangnya malah Ibu gunakan untuk Marwan

    Terakhir Diperbarui : 2022-09-11

Bab terbaru

  • PILIH KASIH (Membungkam Mertua dan Ipar secara Elegan)   532. Keadaan Lisa!

    532. Keadaan Lisa!"Ada apa, Dek?""Ibu ... bapak, Mas.""Ibu sama bapak kenapa, Dek?""Kita harus segera ke rumah sakit, Mas.""Memangnya kenapa, Dek? ngomong dulu sama Mas. Jangan buat Mas gak karuan.""Buruan Mas kita pergi ke rumah sakit.""Hei, tunggu, kalian mau ke mana? ibu dan bapak, maksudnya Sri dan Arman? kenapa mereka?" tanya Nuraini. Ana menggeleng, dia tak mau menjelaskan apapun pada Nuraini. Ana langsung menarik Abi keluar dan segera menaiki mobil mereka. "Ada apa, Dek, ngomong sama Mas?" tanya Abi saat di dalam mobil. "Ibu ... bapak ... kecelakaan, Mas.""Astagfirullah.""Bentar, aku bilang Bulek Romlah dulu buat jaga toko." Anna berjalan menuju tokonya. "Bulek tolong jaga toko dulu yah. Ana dan Mas Abi harus ke rumah sakit.""Kenapa kalian mendadak ke rumah sakit, ada apa, Na?""Ibu dan bapak kecelakaan, Bulek. Kami harus segera ke rumah sakit.""Innalilahi. Ya sudah hati-hati, Na. Kamu gak usah mikirin toko, biar Bulek yang jaga, insyallah aman dan amanah. Kalian

  • PILIH KASIH (Membungkam Mertua dan Ipar secara Elegan)   531. Kabar yang mengejutkan! (Bagian B)

    531. Kabar yang mengejutkan! (Bagian B)Abi menghempaskan kepalan tangannya di atas meja yang terbuat dari kayu jati, meja yang Ana beli sepaket dengan sofa yang tengah mereka duduki ini. Dia tidak pernah melihat Abi yang semarah ini, suaminya itu terlihat seperti orang lain di matanya. Tidak ada sosok Abi yang biasanya Ana lihat.“ABI! DURHAKA KAMU, YA!” Nuraini memekik heboh.Jelas jantungnya hampir melompat saat Abi menggebrak meja dengan kekuatan seperti tadi, dia menatap anak yang dia lahirkan itu dengan tatapan tajam. Namun, Abi malah balik menatapnya dengan tatapan yang tak kalah tajam.“Silahkan pergi dari sini, sebelum kesabaran saya habis!” kata Abi dengan suara yang bergetar.“Tidak! Kamu adalah anakku, dan wajar jika aku ada di rumahmu sekarang ini.” Nuraini berbicara dengan santai. “Apa uang -uang yang Bapak berikan belum cukup?” tanya Abi dengan kekehan kecil di ujung bibirnya. “Uang apa?” tanya Nuraini sok polos.“Bukannya Anda mengancam Bapak, akan mengungkapkan jati

  • PILIH KASIH (Membungkam Mertua dan Ipar secara Elegan)   530. Kabar yang mengejutkan! (Bagian A)

    PILIH KASIH (Membungkam Mertua dan Ipar Secara Elegan) 530. Kabar yang mengejutkan! (Bagian A) “A—apa?” Ana bahkan tidak bisa mencerna apa yang Abi katakan, Amran memberi uang kepada Nuraini? Kenapa? Apakah mereka kembali berhubungan? Apakah itu artinya Amran kembali berkhianat dengan orang yang sama, dan membuat Sri terluka? Demi Allah, Ana tidak akan rela jika hal itu benar terjadi. Dia tidak akan sanggup melihat awan mendung kembali menggelayuti wajah Sri, jika dulu dia Ana tidak ada di sana untuk menghentikan tragedi perselingkuhan itu, maka kali ini Ana tidak akan diam. Dia akan berusaha untuk membuat Amran dan juga Sri tetap bersama, tanpa ada orang ketiga, walaupun itu adalah Ibu kandung suaminya sendiri. “Kamu ngomong apa, Mas? Kamu tahu dari mana? Dan kenapa Bapak memberi uang pada Ibu Nuraini?” tanya Ana bertubi-tubi. “Aku tahu, sebab aku melihat sendiri Bapak yang memberikan uang itu. Kami ke sawah bersama, tetapi Bapak pergi tiba-tiba. Awalnya aku sama sekali tidak

  • PILIH KASIH (Membungkam Mertua dan Ipar secara Elegan)   529. Dusta atau Nyata? (Bagian C)

    529. Dusta atau Nyata? (Bagian C)Ana bisa melihat wajah Nuraini yang berubah pias, namun dia masih berpikir positif. Mungkin wanita paruh baya itu gugup karena ditanya Abi dengan nada tajam seperti itu, Ana mengamati Nuraini sama seperti Abi yang memaku pandangannya pada Ibu kandungnya itu."Aku dilarang oleh Amran dan juga Sri untuk menemuimu, mereka mengancamku dan juga menekanku agar aku tidak menunjukkan wajahku di depanmu!" kata Nuraini dengan lantang. "Mereka yang memisahkan kita, bukan aku yang tidak ingin menemuimu. Kau anakku, mana mungkin aku tega menelantarkan mu hingga berpuluh-puluh tahun lamanya!" kata Nuraini lagi.Ana langsung tertegun, dia tidak percaya jika kedua mertuanya melakukan hal tersebut. Mereka adalah orang yang baik, tidak mungkin mereka menghalangi seorang Ibu bertemu dengan anaknya.Lain Ana, lain pula dengan Abi. Lelaki itu hanya diam, dan juga tidak memberikan respon apapun. Dia hanya menaikkan sebelah alisnya, dengan tangan yang bersedekap di depan da

  • PILIH KASIH (Membungkam Mertua dan Ipar secara Elegan)   528. Dusta atau Nyata? (Bagian B)

    528. Dusta atau Nyata? (Bagian B)Rambut yang dicat merah, baju kaos ketat, dan celana jeans yang tak kalah ketat. Gila! Ibu kandung suaminya ini seperti anak remaja saja, padahal Ana yakin kalau umurnya pasti tidak jauh berbeda dengan Sri.Ana saja yang baru berusia dua puluh lima tahun, malu jika harus berpakaian seperti itu. Ah ... tidak, tidak. Aina yang masih berumur sembilan belas tahun pun, tidak pernah berpakaian seperti itu.Padahal adik bungsunya itu masih remaja, tahu mengenai fashion yangs edang trend, tetapi alhamdulillahnya Aina sangat menjaga tubuhnya dari pakaian yang terbuka dan selalu memakai jilbab yang bisa menjaga auratnya.Yah, semakin tua bumi ini, semakin banyak tingkah penghuninya. Huft! Ana mendesah kasar, ingin julid tapi Nuraini adalah Ibu kandung suaminya, dan itu artinya dia termasuk mertua Ana juga.Tetapi tidak mau julid pun Ana tidak mampu, serba salah jadinya.“Itu kan kata-kata kamu doang, aslinya mah saya nggak tahu apa yang ada di hati kamu! Bisa a

  • PILIH KASIH (Membungkam Mertua dan Ipar secara Elegan)   527. Dusta atau Nyata? (Bagian A)

    PILIH KASIH (Membungkam Mertua dan Ipar secara Elegant)527. Dusta atau Nyata? (Bagian A)"Mas …." Ana mendesah, menggeleng pelan sambil menatap Abi dengan pandangan dalam.Wanita itu berharap kalau suaminya tidak akan bertindak gegabah, bukankah tidak boleh jika mengambil keputusan saat sedang emosi? Ana tidak mau, Abi menyesal pada akhirnya.Sedangkan Abi sendiri belum mengendurkan sedikitpun wajahnya yang tegang, dia jelas-jelas menunjukkan raut ketidaksukaannya dan juga raut keberatan akan kehadiran Nuraini di sini."Bukankah saya sudah bilang berkali-kali? Jangan datang dan mencoba untuk merusak kebahagiaan kami!" Suara Abi terdengar lantang. "Sampai kapanpun, ibu saya hanya ada satu dan itu tidak akan berubah!" lanjutnya lagi "Iya, ibumu hanya ada satu orang, dan itu adalah aku! Bukan wanita jahannam itu!" Nuraini menyahut tak kalah lantang. "Yang membawamu ke dunia ini adalah aku, bukan dia!" katanya lagi, sambil memelototi Abi.Abi mendengus, dan mengalihkan pandangannya ke a

  • PILIH KASIH (Membungkam Mertua dan Ipar secara Elegan)   526. Ibu Kandung Abi (Bagian C)

    526. Ibu Kandung Abi (Bagian C)"Saya yakin Ana tidak akan berbuat seperti itu. Lagi pula Ana sudah tahu yang sebenarnya, saya sudah jujur kepadanya sejak beberapa bulan yang lalu. Jadi tidak ada lagi yang harus saya takutkan!" kata Abi dengan nada mantap.Wanita itu menaikkan sebelah alisnya, kemudian dia terkekeh sinis. Dia mengangguk-angguk mengerti, dan menatap Ana dengan pandangan dalam."Kalau begitu, aku tidak akan sungkan lagi," katanya dengan nada pelan. "Saya adalah Nuraini—Ibu kandung Abi!" kata wanita itu sambil menyeringai kecil.Ana tidak menyahut, dan hanya menatapnya dengan diam. Namun, tak lama kemudian wanita itu mengangguk dan berusaha menyunggingkan senyum kecil sebagai balasannya."Saya Ana—istri dari Mas Abi!" ujar Ana dengan mantap. "Maaf jika saya tidak mengenali Ibu sebelumnya," lanjutnya lagi.Abi dan juga Nuraini tentu saja merasa heran, bagaimana bisa Ana bersikap setenang ini? Wanita itu sama sekali tidak menunjukkan reaksi apapun, tidak ada keterkejutan a

  • PILIH KASIH (Membungkam Mertua dan Ipar secara Elegan)   525. Ibu Kandung Abi (Bagian B)

    525. Ibu Kandung Abi (Bagian B)"Oh, ketemu sama Mas Abi? Ibu kenal juga sama suami saya?" tanya Ana dengan alis yang terangkat tinggi. "Jarang-jarang ada teman SMA, yang sudah lama tidak bertemu, tapi mengenal anak dari temannya tersebut," kata Ana lagi.Wanita itu menatap Ana dengan pandangan tajam, dia memindai penampilan istri Abi ini dengan alis yang terangkat tinggi. Penampilan Ana terlihat sederhana, hanya memakai tunik, dan juga kulot, serta jilbab instan di kepalanya.Tidak ada perhiasan emas di tangannya, baik itu di jari, maupun di pergelangan tangan Ana tidak ada apapun. Wanita itu kemudian menyunggingkan senyum sinis, dan mengambil kesimpulan kalau sepertinya anak kesayangannya ini salah memilih istri.Secara keseluruhan, Ana dinilai tidak layak untuk bersanding dengan Abi!"Itu bukan urusan kamu, itu urusan saya dengan Abi. Kamu tidak berhak ikut campur dengan urusan kami!" ujar wanita itu dengan nada kesal."Lah, nggak berhak bagaimana, Bu? Saya ini adalah istri Mas Abi

  • PILIH KASIH (Membungkam Mertua dan Ipar secara Elegan)   524. Ibu Kandung Abi (Bagian A)

    PILIH KASIH (Membungkam Mertua dan Ipar secara Elegant)524. Ibu Kandung Abi (Bagian A)POV AUTHORAbi langsung mendengus sinis saat mendengar kata-kata wanita itu, dia kemudian terkekeh kecil dan menolehkan pandangannya ke arah tembok. Selama beberapa saat, dia terpaku menatap tembok itu dengan pikiran yang gamang.Di dalam hati lelaki itu, jelas dan juga mutlak, dia merasa keberatan dengan kehadiran wanita ini di rumahnya. Walaupun wanita itu mengaku sebagai Ibu kandungnya, tetapi tetap saja Abi merasa tak suka.Ibu yang dia kenal semenjak dia kecil hingga sekarang ini adalah Sri. Wanita itulah yang Abi anggap sebagai Ibu, dan juga penolongnya. Jelas saja Abi merasa berat, untuk menerima orang lain masuk ke dalam kehidupannya. "Jangan bersikap seperti orang yang tidak tahu tata krama, Abi! Kamu ternyata sudah dibesarkan dengan cara yang sangat buruk oleh Sri!" kata wanita itu dengan sangat ketus, dan juga mengejek.Abi langsung mendecih sinis, dia menolehkan pandangannya dan menata

DMCA.com Protection Status