Share

301. Bi Ramlah Emosi (Bagian B)

301. Bi Ramlah Emosi (Bagian B)

"Bagaimanapun juga apa yang sudah aku beri kepada mereka, sudah dimakan oleh anak dan juga cucuku. Jadi tidak usah dibicarakan lagi perkara hal itu," lanjut Ibu lagi.

"Ya iya, Mbak. Tapi aku kesel dengarnya, loh. Pengen motor, dibeliin. Pengen rumah, dibuatkan. Pengen perhiasan, tinggal minta. Eh, malah tidak tahu terima kasih. Siapa yang nggak geram kalau seperti itu?" jawab Bi Ramlah dengan sinis.

"Kecilkan suaramu, Ram. Masmu sedang tidur, baru saja tertidur setelah shalat subuh tadi. Satu malaman dia tidak bisa tidur, dan gelisah terus menerus. Aku sampai kasihan melihatnya," kata Ibu mengingatkan.

Bi Ramlah langsung menutup mulutnya dengan rapat, dia kemudian menghempaskan tubuhnya ke sandaran kursi dan melipat kedua tangannya di depan dada. Terlihat jelas kalau Ramlah masih ingin mengeluarkan unek-uneknya, tetapi karena Bapak memang masih beristirahat di dalam, jadi Bi Ramlah terpaksa menahan segalanya.

Aku yakin, jika saat ini Lisa berada di sini
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status