Share

302. Bi Ramlah Emosi (Bagian C)

302. Bi Ramlah Emosi (Bagian C)

"Eh, ralat! Bukan istrimu, tetapi mantan istrimu. Dia itu sudah gendeng, sudah kehilangan kewarasan, sudah kehilangan akal!" kata Bi Ramlah dengan sangat menggebu-gebu.

"Sudahlah, Ram. Kalau kamu mengumpati Lisa, itu artinya kamu juga seperti dia, dan kamu itu sudah berdosa. Pagi-pagi begini kok, sudah panen dosa, sih!" kata Ibu mengingatkan.

"Gimana aku nggak mengumpat, Mbak. Wong dia saja itu memang minta diumpati," sahut Bi Ramlah cepat.

"Pokoknya kamu nggak usah mengangkat dan juga membalas panggilan maupun pesan dari dia. Biarkan saja biar dia capek sendiri," kata Mas Aji mengingatkan.

"Iya, Mas. Aku juga nggak mau ngangkat panggilan dari Mbak Lisa, kok. Begitu juga dengan pesannya, aku tidak membalas satupun pesan yang dia kirimkan," sahut-ku sambil mengangguk mengerti.

"Halah, balas saja! Bilang kalau masmu itu memang sudah tidak mencintai dia lagi, dan menceraikannya karena mulutnya yang busuk itu!" kata Bi Ramlah dengan semangat.

"Nggak usah la
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status