Setelah mengirim do'a Endrea menaburkan bunga yang tadi dirinya beli sebelum ke makam, dan juga menuangkan satu botol air.
Endrea menuntun Ardan kembali ke mobil, saat baru beberapa langkah pergi dari makam Arya ada anak perempuan menabrak Endrea dari belakang.
"Eh... Sayang kamu ngga apa-apa?" tanya Endrea kemudian membantu anak perempuan yang sangat menggemaskan.
Rambutnya yang panjang diikat di bagian atas dan dihiasi dengan pita warna pink, gadis kecil itu seperti ketakutan saat melihat ke arah Endrea.
Endrea berjongkok mesejajarkan tinggi badannya dengan anak perempuan itu, Endrea memegang pundak gadis itu.
"Gadis kecil siapa namamu?" tanya Endrea.
"Aqila tante," jawab Aqila tatapan gadis itu seperti mencari seorang, Endrea memutarkan pandangannya dan tidak mendapati siapapun disana.
"Kamu kesini sama siapa, dimana orang tuamu?" tanya Endrea dengan nada lembut agar tidak membuat anak di depanny
Terimakasih telah menolong cucu saya, saya tidak tahu apa yang akan terjadi jika tidak ada anda," ucap Opa Qila kepada Endrea."Sama-sama, kalau begitu Tante pamit ya Qila kan sudah ketemu sama Opa," pamit Endrea.Qila melihat mata Endrea begitu dalam hingga membuat kedua wanita yang berbeda usia itu saling terpaku, Endrea seperti melihat wajah seorang diwajah Qila."Bolehkan Qila peluk Tante," pinta Qila dengan menatap Endrea penuh harap, Endrea melihat ke arah Ardan, dan Ardan menganggukan kepalanya."Boleh Sayang, sini," Endrea merentangkan kedua tangannya, dengan semangat Qila masuk ke dalam pelukan Endrea.Endrea dan Qila berpelukan cukup lama dapat Endrea rasakan Qila kurang kasih sayang dari seorang Ibu, Endrea masuk ke dalam mobil Ardan melambaikan tangan ke arah Qila begitu juga dengan Qila."Sekarang kita mau kemana?" tanya Kevin tatapan matanya terus melihat ke depan."Aku mau cari pengasuh bua
"Nanti aku tanyakan dulu ya, tapi sudah dapat aku pastikan pasti ada apalagi untuk kamu," jawab Yuana kemudian terkekeh sendiri diseberang sana."Ya sudah kabarin saja ya," perintah Endrea."Siap, kamu lagi apa?" tanya Yuana."Aku baru pulang baru ambil pengasuh buat Ardan, ngga mungkin kan aku tinggalkan Ardan di rumah sendirian," ujar Endrea."Oh iya benar juga, ya sudah aku mau lanjut kerja lagi ya," pamit Yuana kemudian mematikan sambungan teleponnya.Endrea masuk ke dalam kamar dirinya harus mandi, badannya terasa sangat lengket ternyata menjadi Ibu sekaligus menjadi ayah tidaklah mudah untuk dilakukan.Selesai mandi Endrea keluar kamar, Endrea melihat Ardan dan Lia sedang duduk di karpet depan televisi dengan bermain robot-robotan."Lia Ardan sudah mandi?" tanya Endrea kepada Lia."Belum Bu, tadi Lia cari sabun di kamar mandi yang itu tidak ada buat mandikan Ardan," jawab Lia dengan melihat k
"Tante...." tiba-tiba seorang anak perempuan berlari ke arah Endrea dan langsung memeluk Endrea."Ehh...." gumam Endrea yang terkejut dengan gadis yang tiba-tiba memeluknya."Ada apa ini?" tanya Endrea."Qila ngga nyangka bakal ketemu sama Tante lagi disini, karena Papa juga sekarang berada disini Tante baik harus ketemu sama Papa Qila," ucap Qila panjang lebar.Endrea tidak menyangka akan kembali bertemu dengan Qila, Endrea melihat ke arah Yuana dan Kevin dari tatapan matanya bertanya apa yang harus dia lakukan."Ya sudah ikuti saja cuma mau bertemu dengan Papanya kan," bisik Kevin ditelinga Endrea."Lalu bagaimana dengan Ardan?" Endrea berbisik di telinga Kevin."Biar Ardan sama aku dan Yuana, kamu ikuti aja dulu kemana gadis ini membawamu setelah bertemu dengan orang tuanya kamu baru kembali, ngga enak juga diliatin banyak orang," ujar Kevin kemudian menggendong Ardan."Ya sudah, Mam
"Eh... Emmm... Iya," jawab Endrea gugup, kenapa dirinya menjadi seperti ini di depan Semuel, ingat Semuel sudah memiliki istri dan seorang putri yang cantik pikir Endrea."Iya Tante kita makan bersama Aku Papa, dan Tante juga Om," perintah Qila dengan nada semangat."Qila," gumam Semuel tapi masih dapat Endrea dengar, hanya memanggil namanya saja sudah membuat Qila terdiam."Panggil Kevin agar tidak sendirian," perintah Semuel sekali lagi."Emm... Sebenarnya Aku datang bersama Kevin dan calon istrinya," jawab Endrea langsung."Kalau begitu suruh mereka datang kemari sepertinya asik jika malam ini kita makan bersama, panggil saja," perintah Semuel.'Ah sial,' batin Endrea dirinya ingin sekali pergi darisana malah dirinya juga terjebak, tidak ada hal yang bisa Endrea lakukan kecuali memanggil Kevin.Endrea mengambil ponselnya dari tas yang dirinya bawa, kemudian mencari nomor Kevin panggilan pertama t
"Aku tidak apa-apa terimakasih," jawab Endrea dengan menerima tisu dan langsung mengusap mulutnya, Kevin hanya bisa menahan tawanya melihat Endrea tersedak."Tidak susah tertawa ngga ada yang lucu," ujar Endrea dengan memukul tangan Kevin yang berada di meja."Jadi kapan kalian akan melaksanakan pernikahan?" Semuel mengulangi pertanyaannya kepada Kevin."Kalau tidak ada halangan tiga minggu kagi kami akan menikah, bagaimana kabar pernikahanmu?" Kevin balik bertanya kepada Semuel, Endrea juga menunggu jawaban dari Semuel inilah yang daritadi dirinya ingim tanyakan kepadanya."Kami bahagia," jawab Semuel tapo Endrea merasakan ada luka yang begitu dalam dari cara Semuel berkata."Ayo lanjutkan makannya," ajak Semuel kemudian mereka makan dengan diam setelah makan mereka melanjutkan mengobrol sampai jam sebelas malam."Aku berharap kamu datang ke pernikahan kami," pinta Kevin ketika mereka akan kembali.
"Ya sudah ya aku mau bersiap-siap membuatkan sarapan untuk calon suami, bay," pamit Yuana kemudian mematikan sambungan teleponnya.Endrea meletakan kembali ponselnya ke meja, dan melihat ke arah jam yang ada di dinding baru menunjukan jam tujuh pagi, karena tadi malam Ardan tidur malam Endrea tidak tega membangunkannya.Endrea masuk ke dalam kamar dan membuka tas yang semalam dirinya bawa ke acara makan malam, Endrea mengeluarkan kartu nama yang diberikan Semuel dan membawanya keluar kamar.Cukup lama Endrea memadangi kartu nama itu, kemudian mengetik dua belas nomor telepon yang tertera dikertas itu.Endrea mengetik beberapa pesan kemudian mengirimkan pesan kepada nomor semuel 'Selamat pagi Qila, ini Tante sudah bangun belum?' isi pesan yang dikirimkan Endrea.Setelah melihat pesan yang dikirimnya sudah centang dua tapi belum dibaca, Endrea terus melihat ke arah ponsel berharap pesan yang dirinya kirim akan cepat dibaca dan di balas.&n
"Iya Mi," jawab Ardan kemudian kembali melanjutkan kuenya, Endrea menghampiri Lia yang sedang berada di dapur, kemudian membicarakan apa saja yang harus dilakukan Ardan ketika dirinya sedang bekerja.Setelah memberitahukan kepada Lia, Endrea berjalan masuk ke kamar karena sudah jam tujuh pagi, hari ini Endrea memakai kemeja warna putij dan rok abu dengan panjang selutut, Endrea padukan dengan jas warna abu.Endrea memakai make up tipis rambutnya disangul ke belakang, jam setengah delapan bel apartemennya ditekan.Endrea keluar dari kamar dan melihat sudah ada Kevin dan Yuana sedang duduk disofa, Endrea berjalan menghampiri Yuana."Mua berangkat sekarang?" tanya Endrea kepada Kevin yang sedang memakan kue."Ayo, takut telat juga karena biasanya macet," jawab Kevin.Endrea berjalan ke arah Ardan dan mengecup pipinya kemudian berkata "Jangan nakal sama Mbak ya Mami kerja dulu, Lia nitip Ardan ya,".Setelah itu Endre
Endrea dan Yuana bersamaan mengucapkan alhamdulilah, kemudian pamit keluar kepada Pak Rudi, Yuana akan mengantarkan Endrea ke ruangan keuangan untuk Endrea belajar terlebih dahulu.Setelah mengantarkan Endrea, Yuana pamit kepada Endrea untuk kembali ke tempatnya bekerja, jika sudah selesai Endrea diperintahkan untu keruangannya agar tidak bosan.Endrea belajar dengan sungguh-sungguh meski ini kantor miliknya tapi Endrea juga harus bekerja sesuai dengan prosedur, agar tidak merugikan kantornya sendiri."Melelahkan juga ya," gumam Endrea dengan meregangkan otot punggungnya, tidak terasa sudah jam setengah dua belas dan Endrea sudah paham cara bekerjanya.Endrea keluar dari ruangan keuangan dan naik ke lift agar sampai ke ruangan Yuana.Tok... Tok... Tok..."Ana ini Endrea," teriak Endrea dari luar ruangam Yuana."Masuk saja Re," perintah Yuana, Endrea membuka pintunya dan melihat Yuana sedang sibuk dengan lap
Endrea dan Semuel duduk berdampingan, Tuan Wu memerintahkan mereka untuk makan Endrea sedikit ragu saat ingin memasukan makanannya ke dalam mulut takutnya makanan itu sudah diberi racun."Makanlah," perintah Tuan Wu kembali. Kemudian mereka mulai menikmati makan malam dengan diam, setelah makan malam Tuan Wu mengajak Endrea dan Semuel untuk ke ruang keluarga ada sesuatu yang ingin Tuan Wu sampaikan."Sem...." panggil Tuan Wu."Iya Kek," jawab Semuel kemudian membenarkan duduknya melihat ke arah Kakeknya."Intan sudah lama meninggalkan kita bersama disini, apa kamu belum bisa muve on darinya?" tanya Tuan Wu."Maksud Kakek apa?" tanya Semuel."Hehe... Kakek tahu kamu sudah bisa melupakan Intan dan kamu juga sudah menemukan calon penggantinya, jangan kira Kakek tidak tahu dengan apa yang kalian lakukan," Tuan Wu menghentikkan ucapannya."Jadi kapan kali
Kevin masuk dan berjalan ke arah Yuana yang sedang bermain dengan Ardan di ruang keluarga, Kevin duduk di depan Ardan dan ikut bermain."Dik, Aku mau ke kantor sebentar setelah itu aku akan kembali lagi kesini," pamit Kevin kepada Yuana."Iya hati-hati di jalan Mas, kamu tenang saja disini ada aku," jawab Yuana.Kemudian Kevin berjalan ke arah kamar yang semalam digunakan oleh Yuana tidur, untung dirinya membawa baju ganti untuk ke kantor.Tiga puluh menit kemudian Kevin keluar dari kamar setelah berbicara dengan Yuana, Kevin keluar dari rumah dan membawa mobilnya menuju ke kantor.Tiga hari berlalu sekarang keadaan Endrea sudah membaik dan sudah bisa bekerja seperti biasa, saat ini Endrea, Kevin dan Yuana sedang menikmati udara segar dilantai atas rumah Endrea."Aku senang akhirnya kamu kembali seperti sedia kala lagi," ujar Kevin."Hanya sakit seperti itu saja, kenapa kalian khawatir sekali," jawan
"Ngga aku mau pulang saja, kasian Ardan di rumah sendirian," ucap Endrea dengan nada lemas"Iya sudah nanti aku antarkan ke rumah ya," ucap Semuel kemudian menyiapkan barang bawaan Endrea dan juga dirinya.Semuel mengeluarkan ponselnya dari saku dan menelepon Kevin, dipanggilan Kedua teleponnya baru diangkat."Halo, Vin kamu tolong jagain Ardan dulu sampai kami pulang ya," perintah Semuel kepada Kevin."Memangnya kalian dimana sih, dari semalam ngga pulang?" tanya Kevin diseberang sana."Nanti juga kamu tahu, sudah dulu ya," ucap Semuel kemudian mematikan sambungan teleponnya.Semuel membantu Endrea memakaikan sendalnya, kemudian memapah Endrea keluar dari kamsr hotel, Semuel mengantar Endrea ke kursi samping kemudi.Tidak lupa Semuel memasangkan sabuk pengaman, setelah itu Semuel menjalankan mobilnya dengan kecepatan sedang menuju ke rumah Endrea."Kamu tidak mau periksa dulu En?" tanya Semuel kepada Endrea,
Selanjutnya mereka melakukan adegan yang seharusnya belum mereka lalukan sekarang, keduanya tenggelam dalam kenikmatan yang tidak bisa diungkapkan dengan kata-kata.Satu jam kemudian Semuel membaringkan tubuhnya disamping Endrea, kemudian memeluk Endrea dengan sangat erat dibalik selimut.Endrea hanya terdiam memadangi langit-langit kamar, memikirkan apa yang baru saja dirinya lalukan bersama Semuel."Bagaimana kalau aku hamil?" celetuk Endrea, Semuel mencium pipi Endrea."Aku akan menikahimu segera, kamu tidak perlu khawatir," bisik Semuel ditelinga Endrea."Sekarang mandi ya setelah itu kita makan malam," perintah Semuel kepada Endrea."Tetapi aku tidak membawa baju ganti," ujar Endrea dengan melihat ke arah Semuel.Semuel keluar dari selimut dan berjalan ke arah sofa, kemudian kembali ke ranjang dan memberikan satu bag kepada Endrea."Ini aku sudah menyiapkannya tadi, tapi aku tidak tahu itu muat atau
"Sudah selesai, sekarang kita mau kemana lagi?" tanya Semuel ketika sudah berada di depan Endrea, Endrea menatap mata Semuel kemudian menghela nafasnya. "Pulang dulu ya, aku mau ketemu sama Ardan setelah itu baru," jawab Endrea. "Baru apa kenapa tidak dilanjutkan?" tanya Semuel. "Baru kita ke hotel," jawab Endrea dengan berbisik ditelinga Semuel, Semuel tersenyum kemudian mengusap telinganya yang terasa geli. "Cepat buka mobilnya panas ini," perintah Endrea. "Perintahnya yang bener dong sayang," pinta Semuel, Endrea mendengus kemudian memalingkam wajahnya ke arah lain. "Buka mobilnya Mas panas ini," perintah Endrea, dengan tertawa Semuel membuka kunci mobilnya. Jam setengah dua siang Endrea baru sampai di rumah, tadi dirinya sudah makan siang bersama Semuel, tidak lupa Endrea membeli kue untuk Ardan. "Ardan," teriak Endrea saat masuk ke dalam rumah, Endrea melihat Ardan sedang menonton televisi.
"Kamu harus bertangung jawab Endrea, kamu sudah berkali-kali membuat kepalaku sakit," gumam Semuel, Endrea melototkan matanya apa maksud yang dipikirkan calon suaminya pikir Endrea."Maksudnya bagaimana daritadi aku diam saja?" tanya Endrea dengan nada kebingungan."Kamu tahu dengan sikapmu yang seperti itu mampu membangunkan sesuatu ditubuhku," celetuk Semuel."Ya terus aku harus apa?" tanya Endrea yang belum tahu apa maksud perkataan calon suaminya."Malam ini aku mau kamu menginap dihotel bersamaku, tapi tidak dengan anak-anak," pinta Semuel."Gila apa ngga aku ngga mau, kita itu baru calon suami istri aku ngga mau melakukan itu," ujar Endrea yang sekarang sudah tahu apa maksud Semuel."Aku tidak akan memaksanya, tapi aku mohon untuk malam ini saja," pinta Semuel dengan nada memohon."Ya sudah, malam ini dihotel tapi jangan macam-macam," ancam Endrea."Iya sayang," jawab Semuel kemudian me
Endrea berbalik ingin memukul Kevin tapi Kevin menghindar, Endrea mengejar Kevin dengan berkata "Bisa diam ngga sih,"."Mami lagi apa?" tanya Ardan yang baru turun dari kamarnya dan melihat Mami dan Omnya sedang berlarian."Ngga sayang, itu si Om nakal," jawab Endrea kemudian menggendong Ardan dan membawanya ke meja makan, Yuana hanya bisa menggelengkan kepalanya melihat tingkah suaminya dan Endrea.Sebentar lagi Kevin sudah mau menjari seorang Ayah tapi tingkahnya masih seperti anak kecil saat bertemu dengan Endrea, tapi Yuana tidak pernah melarangnya selagi itu membuat suaminya bahagia."Makan yuk ini semuanya sudah siap," ajak Yuana kemudian mereka bertiga jalan ke arah meha makan dan mulai menikmati soto ayam buatan Yuana.Selesai sarapan Yuana dan Kevin pamit pulang karena mereka harus berangkat ke kantor, begitu juga Endrea harus bersiap untuk bekerja.Endrea mengantarkan Kevin sampai di depan rumahnya, Endrea kembali
"Lain kali jangan memaksa orang yang sedang hamil, itu tidak baik," gerutu Endrea, Kevin hanya bisa memamerkan giginya yang putih dan tangannya menggaruk kepalanya yang tidak gatal.Jam sebelas malam mereka baru selesai makan malam, Kevin dan Yuan pulang terlebih dahulu malam ini mereka aka menginap di rumah Endrea.Sedangkan Endrea dan Semuel masih ingin menikmati malam berdua, Semuel memerintahkan Endrea untuk menatap ke arahnya."Coba lihat ke arahku dan tatap mataku," perintah Semuel kepada Endrea.Endrea menurut dan langsung menatap mata Kevin, mereka saling bertatap kemudian Semuel memalingkan wajahnya ke arah lain."Kamu cantik, aku tidak menyangka kamu mau menerima cintaku," ujar Semuel dengan menggengam tangan Endrea."Tugas kita masih satu lagi," ujar Semuel.Endrea melihat ke arah Semuel dengan menaikan sebelah alisnya kemudian bertanya "Apa?"."Kita harus mendapatkam restu Kakek, setelah itu kita b
"Seperti anak remaja saja yang mudah tersingung," gumam Endrea kemudian dirinya tersenyum dan mematikan ponselnya dan meletakan kembali ke meja kamar.Siang ini Endrea berencana ingin pergi ke mal untuk berbelanja barang yang sudah habis, karena Ardan baru saja tertidur jadi Endrea menitipkan Ardan kepada Lia, agar dirinya bisa leluasa belanja.Endrea berjalan ke arah garasi dan memgeluarkan mobil pajero putihnya, Endrea membawa dengan perlahan mobil itu ke mal.Semuel yang sedang berada dibalkon kamarnya melihat mobil Endrea keluar, Semuel menghembuskan nafas lega kemudian tersenyum itu artinya Endrea sudah tidak lagi marah dengan ucapan Kakeknya.Hari berganti hari tidak terasa sudah satu minggu sejak pernyataan cinta Semuel waktu itu, sekarang waktunya Endrea memberikan jawaban kepada Semuel.Dan selama satu minggu itu juga hubungan mereka semakim dekat, Ardan dan juga Qila juga terlihat sangat dekat Qila sudah mengangap