"Apa? Jangan gila kamu! Aku enggak mau melakukannya, kamu juga udah janji enggak akan melampui batas, apa kamu lupa dengan janji kamu itu?"Mitha sampai mundur menjauh mendengar apa yang diucapkan oleh Moreno padanya tentang hukuman yang akan diberikan Moreno untuknya. "Ya, tapi kamu yang mengingkari janji kamu sendiri, Mitha, jadi jangan salahkan aku kalau aku hanya ingin membalasnya!""Tapi enggak begini caranya! Aku enggak mau melayani kamu segala!""Kalau dibalik? Aku yang melayani kamu?""Jangan gila, Reno! Kalau kamu kayak gini terus, aku juga bisa nekat untuk membalas kamu!""Terserah, kalau kamu tega dengan anak dan suami kamu!"Telapak tangan Mitha mengepal tatkala Moreno mengucapkan ancaman tersebut dengan angkuh. "Baiklah, sekarang aku minta maaf, aku minta maaf karena aku sudah pulang tanpa izin kamu, tapi kamu jangan meminta aku untuk melayani kamu segala di atas tempat tidur, aku enggak mau melakukannya!"Moreno ingin menanggapi apa yang diucapkan oleh Mitha, namun pin
Mitha menghindar ketika setelah mengatakan hal itu, Moreno mencondongkan tubuhnya hingga bibirnya nyaris menyentuh pipinya. Perempuan itu mendelik ke arah Moreno pertanda ia tidak suka Moreno melakukan hal itu padanya."Lebih baik, kamu enggak usah bicara, setiap kali kamu bicara, kamu selalu mengatakan sesuatu yang enggak sopan untuk didengar!" katanya pada Moreno. "Tergantung prilakumu! Kalau kamu patuh dan tidak banyak membantah, kamu juga aku perlakukan dengan sopan!"Mitha membuang napas. Benar-benar tidak bisa dipercaya, ia terlibat jauh dengan Moreno padahal mereka sudah tidak lagi berhubungan. Ia juga tidak menyangka, keputusannya dahulu saat meninggalkan Moreno, ternyata membuat laki-laki itu melakukan hal yang sekarang untuk membalasnya. Mampukah ia bertahan dalam jeratan sandiwara yang dirancang Moreno?"Jadi, berapa kali kalian berhubungan intim?"Pertanyaan yang sangat tidak disukai Mitha kembali dilontarkan oleh Moreno beberapa saat kemudian."Tiap hari!"Mitha menjawa
Teriakan Moreno yang membahana di ruang rawat inap pria tersebut membuat Mitha benar-benar berusaha untuk menahan kesabarannya."Bisa enggak kamu itu enggak ngancem aku dengan kata-kata kayak gitu? Aku keberatan, Reno! Aku enggak suka mendengarnya!""Itu bukan cuma ancaman, aku akan melakukan hal itu kalau kamu bertindak tanpa izin dariku! Ingat, kamu sekarang sedang dihukum!"Moreno tidak mau kalah, hingga Mitha geleng-geleng kepala pada akhirnya."Aku cuma mau ngomong sama Maira sebentar, abis itu kembali lagi!""Untuk apa?""Aku enggak enak sama dia, Reno, aku enggak mau dia salah paham sama aku!""Aku enggak mengizinkan!""Reno!""Kalau kamu bersikeras mau keluar, cium aku dulu baru kamu aku izinkan keluar!""Lupakan aja! Aku enggak jadi keluar!"Mitha mengurungkan niatnya untuk keluar karena Moreno lagi-lagi memberikan syarat yang keterlaluan padanya.Moreno tersenyum puas karena berhasil menguasai Mitha dan ia sangat menikmati situasi itu meskipun ia tahu wanita tersebut kesal p
Membaca pesan Moreno, rasa kesal Mitha sebenarnya terpancing, namun,ia tidak bisa berbuat apa-apa untuk membantah kecuali mengiyakan saja pesan bernada ancaman yang ditulis Moreno padanya."Kamu sudah selesai bicara dengan Moreno?" tanya Mitha berusaha untuk mencari kata-kata yang sekiranya bisa membuat Kenzie pergi tapi tidak menyinggung perasaan Kenzie."Ah, sudah. Kamu lagi nulis ya? Maaf kalau aku mengganggu, silahkan dilanjutkan tapi apakah kamu enggak mau jawab pertanyaan aku tadi?"Kenzie yang penasaran tentang apa yang terjadi antara Mitha dan Moreno kembali membahas hal itu hingga Mitha melirik ke arah Moreno sesaat lalu akhirnya...."Enggak ada yang terjadi antara aku dan Moreno, aku di sini menengok aja masih nunggu istri Moreno, jadi, kamu enggak usah salah paham."Kenapa rasanya Mitha seperti berbohong? Dia memang bicara seolah-olah enggak terjadi apa-apa, tapi aku merasa, dia sedang tertekan....Hati Kenzie bicara, dan itu membuat ia memperhatikan Mitha sesaat sebelum ak
"Kalau Moreno memang bersalah, tidak mungkin ia di penjara hanya sebentar, ia ditangkap karena bukti belum cukup aja, buktinya dia enggak di penjara dengan hukuman yang berat, kan?""Ya, benar, tapi itu tidak semudah yang kita pikirkan, meskipun Tuan Moreno tidak terbukti bersalah, isu itu cukup membuat rekan bisnis perusahaan Pak Marvel berpikir beberapa kali untuk bekerja sama, katakanlah yang dilakukan oleh Pak Marvel itu adalah bentuk dari perlindungan nama baik perusahaan.""Tapi sekarang, masalah itu kembali mencuat, apa ada seseorang yang sengaja ingin merusak nama baik Moreno karena ia sekarang memimpin perusahaan?""Saya juga berpikir seperti itu, Nona, sepertinya memang ini ada hubungannya dengan Tuan Moreno yang kembali ke rumah dan mengambil alih perusahaan, jadi saya harap, Nona selalu mendukung Tuan Moreno karena Tuan Moreno sangat butuh dukungan dan semangat dari Nona."Moreno dulu menyelamatkan aku, dia terseret kasus pembunuhan karena aku, kalau aku acuh dengan keadaa
Untuk sesaat, Dafa terdiam mendengar pertanyaan yang dilontarkan oleh Maira. Pria itu seperti berpikir, jawaban apa yang tepat untuk menjawab pertanyaan Maira."Kamu enggak bisa jawab?" tanya Maira ketika sudah sekian menit, Dafa tetap diam sambil terus fokus menyetir.Dafa menarik napas."Ya, dia itu membunuh seseorang demi mantannya."Jemari tangan Maira menggenggam erat tepi pakaiannya ketika mendengar Dafa mengucapkan kata-kata itu padanya."Apakah dia benar-benar membunuh, atau dia tidak sengaja membunuh?"Maira masih mencoba menepis anggapan bahwa Moreno memang pembunuh, dan berharap yang salah itu adalah Mitha, tapi Dafa meyakinkan padanya bahwa Moreno membunuh secara sengaja bukan tidak disengaja seperti beberapa versi yang ia dengar. "Jadi, dia melakukan itu semua untuk mantannya?""Madumu, bukan?"Deg!Maira merasa jantungnya seolah berhenti berdetak. Ia tadi awalnya mengira, Dafa tidak tahu siapa istri kedua Moreno, tapi ternyata mantan tunangannya itu tahu. "Maira, cinta
Moreno bingung mendengar apa yang diucapkan oleh pria tersebut padanya."Kenapa lu mau gue mati? Apakah gue punya masalah sama lu?" tanyanya pada sangat penyerang. Pria itu tidak bereaksi mendengar pertanyaan Moreno. Ia tetap maju ke arah di mana Moreno dan Mitha berada hingga Moreno menghalangi Mitha yang ada di belakangnya meskipun keadaannya sendiri tidak mendukung kondisinya untuk melindungi."Tetap di belakangku, lalu cari kesempatan untuk melarikan diri keluar, aku akan mengecoh perhatian orang ini," bisik Moreno pada Mitha."Enggak, kamu enggak bisa melakukan itu, lihat, darah yang keluar dari bekas infusan kamu itu bahaya kalau enggak dihentikan, kamu yang harus keluar, biarkan aku yang mengecoh!"Mitha yang melihat untuk berdiri saja Moreno tidak bisa dengan kokoh bicara seperti itu pada Moreno dan meminta Moreno untuk melakukan apa yang tadi dikatakannya. Akan tetapi, tentu saja Moreno tidak mau mengorbankan Mitha agar membuat dirinya selamat. Hingga pemuda itu menolak per
Lagi-lagi, Moreno menekan ujung kalimatnya dengan nada yang tegas pertanda ia sedang tidak main-main saat mengatakan bahwa Mitha harus patuh lantaran itu karena perintah.Mitha menghela napas. Meskipun tidak suka karena Moreno kembali memanggilnya dengan sebutan sayang, tapi seperti yang sudah-sudah, walau ia melancarkan aksi protes pun, tetap saja itu tidak akan bisa membuat Moreno merubah perilakunya.Wanita itu mendekat. Dan berhenti tepat di sisi tempat tidur di mana Moreno berbaring. "Lebih dekat lagi!" perintah Moreno, sambil memberikan isyarat untuk Mitha agar terus mendekat. "Enggak!""Dadaku sakit, tanganku juga sakit, apa kau tidak kasihan memintaku untuk bergeser mendekati kamu dengan kondisi yang seperti ini?""Kamu bicara di situ aja kan, bisa? Aku bisa dengar!""Kalau tiba-tiba ada yang masuk dan mendengar bagaimana?""Enggak ada yang masuk, kamu melarang orang untuk membesuk kamu, kan?"Moreno tertawa getir."Kenapa? Tidak mau mendekat karena khawatir aku akan mencium