Membaca pesan Moreno, rasa kesal Mitha sebenarnya terpancing, namun,ia tidak bisa berbuat apa-apa untuk membantah kecuali mengiyakan saja pesan bernada ancaman yang ditulis Moreno padanya."Kamu sudah selesai bicara dengan Moreno?" tanya Mitha berusaha untuk mencari kata-kata yang sekiranya bisa membuat Kenzie pergi tapi tidak menyinggung perasaan Kenzie."Ah, sudah. Kamu lagi nulis ya? Maaf kalau aku mengganggu, silahkan dilanjutkan tapi apakah kamu enggak mau jawab pertanyaan aku tadi?"Kenzie yang penasaran tentang apa yang terjadi antara Mitha dan Moreno kembali membahas hal itu hingga Mitha melirik ke arah Moreno sesaat lalu akhirnya...."Enggak ada yang terjadi antara aku dan Moreno, aku di sini menengok aja masih nunggu istri Moreno, jadi, kamu enggak usah salah paham."Kenapa rasanya Mitha seperti berbohong? Dia memang bicara seolah-olah enggak terjadi apa-apa, tapi aku merasa, dia sedang tertekan....Hati Kenzie bicara, dan itu membuat ia memperhatikan Mitha sesaat sebelum ak
"Kalau Moreno memang bersalah, tidak mungkin ia di penjara hanya sebentar, ia ditangkap karena bukti belum cukup aja, buktinya dia enggak di penjara dengan hukuman yang berat, kan?""Ya, benar, tapi itu tidak semudah yang kita pikirkan, meskipun Tuan Moreno tidak terbukti bersalah, isu itu cukup membuat rekan bisnis perusahaan Pak Marvel berpikir beberapa kali untuk bekerja sama, katakanlah yang dilakukan oleh Pak Marvel itu adalah bentuk dari perlindungan nama baik perusahaan.""Tapi sekarang, masalah itu kembali mencuat, apa ada seseorang yang sengaja ingin merusak nama baik Moreno karena ia sekarang memimpin perusahaan?""Saya juga berpikir seperti itu, Nona, sepertinya memang ini ada hubungannya dengan Tuan Moreno yang kembali ke rumah dan mengambil alih perusahaan, jadi saya harap, Nona selalu mendukung Tuan Moreno karena Tuan Moreno sangat butuh dukungan dan semangat dari Nona."Moreno dulu menyelamatkan aku, dia terseret kasus pembunuhan karena aku, kalau aku acuh dengan keadaa
Untuk sesaat, Dafa terdiam mendengar pertanyaan yang dilontarkan oleh Maira. Pria itu seperti berpikir, jawaban apa yang tepat untuk menjawab pertanyaan Maira."Kamu enggak bisa jawab?" tanya Maira ketika sudah sekian menit, Dafa tetap diam sambil terus fokus menyetir.Dafa menarik napas."Ya, dia itu membunuh seseorang demi mantannya."Jemari tangan Maira menggenggam erat tepi pakaiannya ketika mendengar Dafa mengucapkan kata-kata itu padanya."Apakah dia benar-benar membunuh, atau dia tidak sengaja membunuh?"Maira masih mencoba menepis anggapan bahwa Moreno memang pembunuh, dan berharap yang salah itu adalah Mitha, tapi Dafa meyakinkan padanya bahwa Moreno membunuh secara sengaja bukan tidak disengaja seperti beberapa versi yang ia dengar. "Jadi, dia melakukan itu semua untuk mantannya?""Madumu, bukan?"Deg!Maira merasa jantungnya seolah berhenti berdetak. Ia tadi awalnya mengira, Dafa tidak tahu siapa istri kedua Moreno, tapi ternyata mantan tunangannya itu tahu. "Maira, cinta
Moreno bingung mendengar apa yang diucapkan oleh pria tersebut padanya."Kenapa lu mau gue mati? Apakah gue punya masalah sama lu?" tanyanya pada sangat penyerang. Pria itu tidak bereaksi mendengar pertanyaan Moreno. Ia tetap maju ke arah di mana Moreno dan Mitha berada hingga Moreno menghalangi Mitha yang ada di belakangnya meskipun keadaannya sendiri tidak mendukung kondisinya untuk melindungi."Tetap di belakangku, lalu cari kesempatan untuk melarikan diri keluar, aku akan mengecoh perhatian orang ini," bisik Moreno pada Mitha."Enggak, kamu enggak bisa melakukan itu, lihat, darah yang keluar dari bekas infusan kamu itu bahaya kalau enggak dihentikan, kamu yang harus keluar, biarkan aku yang mengecoh!"Mitha yang melihat untuk berdiri saja Moreno tidak bisa dengan kokoh bicara seperti itu pada Moreno dan meminta Moreno untuk melakukan apa yang tadi dikatakannya. Akan tetapi, tentu saja Moreno tidak mau mengorbankan Mitha agar membuat dirinya selamat. Hingga pemuda itu menolak per
Lagi-lagi, Moreno menekan ujung kalimatnya dengan nada yang tegas pertanda ia sedang tidak main-main saat mengatakan bahwa Mitha harus patuh lantaran itu karena perintah.Mitha menghela napas. Meskipun tidak suka karena Moreno kembali memanggilnya dengan sebutan sayang, tapi seperti yang sudah-sudah, walau ia melancarkan aksi protes pun, tetap saja itu tidak akan bisa membuat Moreno merubah perilakunya.Wanita itu mendekat. Dan berhenti tepat di sisi tempat tidur di mana Moreno berbaring. "Lebih dekat lagi!" perintah Moreno, sambil memberikan isyarat untuk Mitha agar terus mendekat. "Enggak!""Dadaku sakit, tanganku juga sakit, apa kau tidak kasihan memintaku untuk bergeser mendekati kamu dengan kondisi yang seperti ini?""Kamu bicara di situ aja kan, bisa? Aku bisa dengar!""Kalau tiba-tiba ada yang masuk dan mendengar bagaimana?""Enggak ada yang masuk, kamu melarang orang untuk membesuk kamu, kan?"Moreno tertawa getir."Kenapa? Tidak mau mendekat karena khawatir aku akan mencium
"Aku sudah melakukan sesuatu yang di luar dari balapan liar, tapi Moreno itu terlalu sulit untuk disentuh, dia seperti punya seribu nyawa, aku tahu, bukan hanya aku yang mengincarnya, tapi aku ingin hanya aku yang membuat dia menerima semua yang pernah diperbuatnya itu pada kakakku."Dragon bisa melihat betapa geram Ridwan saat bicara tentang Moreno. Membuat Dragon yakin pria tersebut tidak main-main, tapi mengapa sampai separah itu? Sejauh itu kah tindakan Moreno sampai menghilangkan nyawa seseorang untuk seorang wanita?"Kau tahu wanita yang membuat Moreno membunuh itu siapa?" tanya Dragon setelah beberapa menit terdiam."Mitha.""Mithavic Himura?""Entahlah, yang aku tahu, perempuan itu adalah pacar Moreno.""Mereka sudah putus, Ridwan!""Tapi kejadian itu saat mereka masih bersama! Jika mereka sudah putus, itu karma untuk Moreno, hanya demi perempuan, dia menghilangkan nyawa seseorang, apakah itu benar?"Dulu aku pernah mendengar Red One memang suka mengganggu hubungan para pembal
Heeem, kalo aku nanya hal ginian sama Mitha, yang ada dia malah marah-marah pasti sama aku....Hati Moreno bicara demikian, sambil berusaha untuk mencari jawaban yang tepat untuk merespon pertanyaan Dokter Bryan."Sebenarnya enggak lama juga sih, Dokter, tergantung kepuasan, dan aku tidak pernah memaksakan kehendak kalau ingin lebih dari satu kali dalam satu hari.""Berarti bukan itu masalahnya, yang penting tidak melakukan pemaksaan karena reproduksi wanita akan trauma jika dipaksa untuk berhubungan dan rasa trauma itu akan membuat si wanita mendapatkan efek yang macam-macam.""Jadi pada intinya, Dokter ingin mengatakan bahwa kami harus menunda untuk memiliki momongan dahulu?""Ya!""Baik, nanti aku akan mengatakan secara perlahan pada istriku, terima kasih Dokter!"Dokter Bryan hanya mengangguk mendengar perkataan Moreno. Ia menuliskan sejumlah resep vitamin yang harus ditebus dan dikonsumsi oleh Mitha setelah itu ia mengizinkan Moreno untuk pamit."Ini semua harus di minum!"Moreno
"Gue tau apa yang gue lakukan, Maira! Dan lu, enggak usah banyak mikirin persoalan orang lain!""Tapi setidaknya aku itu lebih tahu Rani itu gimana orangnya, dia-""Dia mengkhianati lu yang udah baik sama dia, dia merebut segalanya dari lu, sekarang, apa yang lu khawatirkan? Dia kerja sama gue di sini apa yang lu khawatirkan?""Aku cuma khawatir kedatangan dia di sini itu, cuma diperalat seseorang untuk mengawasi kamu.""Dafa?""Aku enggak tahu, tapikan -""Kembali kerja, enggak usah banyak ikut campur dalam urusan penerimaan karyawan, gue tau apa yang gue lakukan!"Maira menghela napas panjang. Moreno memang sangat sulit untuk dibujuk, pria itu sangat keras, Maira tahu itu, tapi kenapa ia tidak bisa mengabaikannya?Entah kenapa, Maira merasa ada sesuatu yang membuat Rani bergabung di perusahaan Moreno, tapi Maira tidak tahu apakah itu benar, karena sekarang ia belum memiliki bukti.Ketika ia keluar dari ruangan Moreno, Maira melihat ke arah di mana Rani berada. Seperti biasa, Rani se