Share

PESONA SANG PEWARIS
PESONA SANG PEWARIS
Penulis: Fafacho

Bab 1

Penulis: Fafacho
last update Terakhir Diperbarui: 2022-06-10 11:45:53

Brukk,.

Benturan keras dan membuat kedua orang yang bertabrakan terdorong pelan ke sisi belakang masing-masing.

Pria berkemeja putih dengan lengan yang kemeja yang sedikit terangkat keatas, tampak kesal mengambil ponselnya yang terjatuh di jalanan untuk pejalan kaki. Dia langsung menatap seorang perempuan yang berdiri lemah tanpa melihat ke arahnya, perempuan tersebut hanya menunduk diam tanpa bicara sepatah katapun.

Hal tersebut membuat pria berkemeja putih itu semakin kesal, karena melihat perempuan yang tak merasa bersalah sama sekali dengan insiden ini.

“Maaf, saya permisi” hanya ucapan itu saja yang keluar dari mulut perempuan yang sama sekali belum ia lihat wajahnya. Tapi perempuan itu sudah pamit pergi saja tanpa menunjukkan rasa bersalahnya.

“Maaf, kau bilang maaf. Kau tidak lihat ponselku terjatuh karenamu? Kalau ponsel ini rusak kau..” pria itu menahan lengan perempuan yang akan pergi tersebut.

Akhirnya perempuan itu mendongak melihat pria yang Menahan lengannya saat ini, terlihat mata yang memerah dan seperti orang yang baru saja menangis.

“Bisa lepaskan, aku jamin ponselmu tidak apa-apa.” perempuan itu melepas paksa tangan pria didepannya, dan dia melihat sekilas wajah pria itu dan langsung pergi begitu saja.

“Yaa..kau bisa jamin apa kalau ponselku tidak apa-apa. dasar perempuan tak tahu diri” maki pria itu yang kesal karena diabaikan begitu saja. Tapi tadi dia sempat tertegun saat melihat wajah perempuan tersebut.

“Tuan Raditya, Papa anda sudah menunggu di mobil” terdengar suara dari belakang Radit sapaan akrab pria itu.

Radit langsung berbalik melihat pria tegap dengan setelan hitam berdiri sambil memberi hormat padanya.

“Mengganggu saja,” desis Radit begitu sinis dan tampak tak suka. Dia langsung memasukkan ponsel miliknya kedalam saku jas dan langsung melenggang pergi begitu saja. Meninggalkan ajudannya.

Radit yang sudah sampai di depan mobil berwarna hitam, langsung membuka pintu belakang mobil tersebut dan masuk kedalamnya.

“Maumu sebenarnya apa? kau sengaja ingin mempermalukan Papa tadi hah” tegas seorang pria paruh baya yang langsung menatap tajam Radit yang sudah duduk disebelahnya.

“Siapa yang ingin mempermalukanmu Pa” jawab Radit dengan santai tanpa merasa terintimidasi oleh tatapan sangar sang ayah.

“bukannya kau bilang ingin menikah menuruti ucapan Papa, lalu kenapa kau pergi seenakanya sendiri saat rekan bisnis Papa memperkenalkan putrinya tadi”

“memang aku ingin menikah tapi bukan dengan pilihan papa, aku ingin menikah dengan pilihanku. Lamarkan perempuan yang aku inginkan besok” pungkas Radit menatap sang Papa yang sedikit mengangkat alisnya.

“Siapa yang ingin kau nikahi hah?” tanya Reynold Gilgan ayah Radit.

“Nanti juga tahu siapa perempuan itu, sudah aku pergi dulu. ada yang ingin aku urus” pungkas Radit dan langsung keluar dari dalam mobil. “Jangan pernah meminta anak buahmu yang lain mengikutiku” Radit menepuk pundak pria yang berdiri di luar mobil sambil berbisik di telinga pria tersebut.

“Tu..tuan ta” pria dengan setelan hitam itu tergagap takut melihat seringai dari Radit.

Radit tak menggubris lagi, dia langsung pergi begitu saja meninggalkan pria itu yang tampak gugup.

................................

Wulan termenung duduk seorang diri di kursi taman, sinar lampu yang mulai terang dikala malam yang kian datang menyinari area taman tersebut.

“Semua salah ku, benarkan.ini salahku kan, kenapa kau yang pergi kenapa bukan aku” Wulan menatap langit malam yang hanya terhiasi satu bintang yang bersinar cukup terang.

“kenapa kau menolongku, kenapa harusnya aku yang lenyap bukan dirimu” Wulan menatap langit malam yang semakin sunyi.

FLASHBACK ON

“Pergi, Pergi dari sini. Gara-gara dirimu anakku tiada, kau penyebabnya pergi” teriakan histeris disertai dorongan kuat membuat Wulan terdorong kebelakang dia terisak dengan perlakuan dari ibu pria yang berarti baginya selama ini.

“Kenapa, anakku harus menolongmu, kau penyebab anakku tiada kau pembunuh kau pembunuh” lagi makian yang begitu mengiris hati Wulan yang tengah berduka semakin mendukakan hatinya teramat dalam.

“Ibu, aku..aku minta maaf. Aku,aku juga tida...”

Plakk tamparan cukup keras mendarat di wajah mulus Wulan, kini wajah mulus itu tampak kemerahan karena tamparan tersebut.

Orang-orang yang berada disitu langsung berusaha memisahkan perempuan paruh baya dari Wulan,

“Lila, kau apa-apaan. Kenapa ditengah duka kita kau malah membuat keributan. Biarkan saja Wulan disini melihat Leon untuk terakhir kalinya” suara penuh ketenangan berusaha menenangkan perempuan paruh baya bernama Lila. Dia memegang bahu perempuan itu mengusapnya lembut sambil melihat iba kearah Wulan yang menangis didepannya saat ini.

“Kau bilang biarkan saja, aku tidak bisa membiarkan pembunuh ini melihat putraku yang sudah kaku begitu. Ini semua salahnya, kenapa Leon tidak mendengarkanku selama ini, kenapa dia malah berpihak pada perempuan tak tahu diri ini” Lila semakin memberontak dan berusaha menyerang Wulan.

“Wulan, lebih baik kamu pergi saja sekarang. Bukannya ayah ingin mengusirmu tapi kau bisa lihat bagaimana istriku ingin menyerangmu.” Ucap Nanda ayah dari Leon.

“Tapi yah,.” Wulan terasa berat untuk pergi dari situ. Dia ingin mengantarkan orang yang berharga dihidupnya untuk yang terakhir kali.

“Tidak usah tapi, tapi pergi dari sini. Aku tidak ingin melihat perempuan sepertimu disini” teriak Lila histeris dan semakin mengundang perhatian orang-orang yang datang.

“Wulan dengarkan apa kataku, kamu pergi saja” pinta Nanda lirih pada perempuan muda tersebut.

Wulan begitu merasa berat untuk pergi, tapi melihat tatapan-tatapan tidak Suka dari mereka membuatnya perlahan mundur pelan. Hatinya sakit ditatap seperti itu oleh orang-orang,

“Andai Leon mendengarkan ku dulu yah, dia tidak akan pergi begini. semua salah perempuan itu, dia merenggut anak kita, perempuan yang tak terawat begitu kenapa Leon membelanya mati-matian” Lila terduduk di lantai sambil menangis meraung mengingat dulu Leon yang selalu di sisi Wulan meskipun dia melarangnya.

“Bu, sudahlah ini sudah takdirnya Leon. Kamu jangan begitu, ikhlaskan Leon, ikhlaskan anak kita biar dia tenang disana. Kalau ibu masih menyalahkan Wulan begini, anak kita tidak akan tenang” Nanda berusaha menenangkan sang istri yang menangis tak terima.

Sedangkan Wulan sudah berlari kecil meninggalkan tempat persemayaman sementara Leon, dia menangis disepanjang jalan sambil membayangkan kejadian kemarin dimana dia hampir di tabrak oleh sebuah mobil tetapi Leon menolong dirinya dengan medorong tubuhnya sehingga Leonlah yang tertabrak mobil tersebut.

FLASHBACK OFF

“Aku harus apa tanpa dirimu, aku harus apa?” Wulan menatap penuh tanya ke langit malam.

“Kau memang bodoh, kenapa demi wanita sepertiku kau mengorbankan dirimu. Seharusnya aku saja Leon, aku yang lenyap bukan dirimu Leon.” Isakan mulai keluar dari bibir yang kian bergetar saat ini. air mata mengucur dengan derasnya membasahi wajah Wulan.

Langkah kaki yang tadi terdengar disekitar bangku taman tempat wulan duduk langsung tak terdengar lagi, seorang pria yang hendak lewat langsung berhenti saat mendengar isakan tangis dari bangku taman yang tak jauh dari dirinya berdiri saat ini.

“Siapa perempuan bodoh yang menangis seperti itu tengah malam begini?” sinis pria tinggi tegap dengan tangan yang masuk ke saku celana menatap tak suka pada perempuan tak dikenalnya itu yang menangis di taman malam-malam begini.

°°°

T.B.C

Bab terkait

  • PESONA SANG PEWARIS   Bab 2

    “Wulan bangun, Mama bilang bangun” suara kencang dengan tarikan selimut yang keras membuat tidur Wulan terganggu.“Ada apa sih ma? Aku ingin istirahat sebentar” ucap Wulan, yang sedikit membuka matanya melihat sang Mama yang berdiri dengan tangan yang sudah terlipat di dada.“papamu ingin bicara cepat bangun sekarang” tegas perempuan paruh baya itu dengan sedikit sengit tak suka. “buruan tak usah sok lemah begitu” lagi ucapan dengan nada memerintah begitu mengusik Wulan.Wulan hanya bisa diam, dan menuruti ucapan sang Mama, dia perlahan menyibak selimutnya dan turun dari ranjang melihat Mamanya yang langsung pergi begitu saja. Sebelum berdiri dia melihat kesisi nakas yang berada di sebelah tempat tidurnya saat ini. terpampang bingkai foto kecil dengan foto seorang pria yang ada di dalam bingkai tersebut.“Kamu lihat pagi ku seperti apa saat ini, semakin buruk saat kamu tidak ada” gumam Wulan sambil menatap foto itu berkaca-kaca.Dia dengan lemah berdiri, mem

    Terakhir Diperbarui : 2022-06-10
  • PESONA SANG PEWARIS   Bab 3

    Reynold Gilgan dan Raditya Gilgan datang kerumah keluarga Hermantyo, Radtya membawa sebuket bunga mawar yang cukup besar. Dia tampak tersenyum sembari mencium aroma dari bunga tersebut.“Kau serius ingin melamar anak dari Hermantyo, kau tidak salah ingin menikah dengan pemilik perusahaan yang baru berkembang” Reynold menanyai anaknya saat mereka berdua sudah berada di luar mobil.“tidak ada yang salah dengan perusahaan berkembang, kalau aku sudah bilang menyukai anaknya maka aku akan lakukan. Dan tidak ada alasan nantinya mereka menolakku sebagai suami anak mereka” Radit berkata dnegan begitu yakin,Reynold tentu saja tidak bisa apa-apa, kalau Radit sudah mengambil keuptusan maka ia mau tak mau harus menurutinya. Sebenarnya ia tak begitu setuju dengan keinginan Radit, mau bagaimana lagi pria itu anak tunggalnya.“Papa ajukan kerjasama dengan mereka tawarkan kemauan mereka apa, sampai mereka melepas anaknya untukku” pinta Radit pada sang Papa.“Maksudmu Papa

    Terakhir Diperbarui : 2022-06-10
  • PESONA SANG PEWARIS   Bab 4

    “Kau memang gila Radit, Papa tidak habis pikir dengan jalan pikiranmu. Batalkan rencana pernikahanmu Dengan perempuan itu” tegas Reynold sambil melempar jasnya di sofa menatap anaknya penuh amarah.“Aku tidak perduli papa mengatakan diriku gila atau apa, intinya aku ingin menikah dengan Widya. Dia pacarku dulu pa” tukas Radit tetap pada pendiriannya sendiri.“Kau,..”Reynold tampak emosi tangannya terangkat didepan mata Radit.“Ini apa-apaan sih kalian, siang-siang begini bertengkar” sela seorang perempuan paruh baya dengan gaun sedikit anggun dengan rambut yang digelung.“Anak kamu, mulai bertingkah seenaknya sendiri” tukas Reynold.“Radit apa yang kamu lakukan sampai membuat Papamu marah begitu?” tanya Fiola.“Aku tidak melakukan apa-apa ma. Apa aku salah ingin menikahi pacarku yang dulu” terang Radit pada mamanya, dia berjalan mendekati sang mama bermaksud meminta pembelaan.“Jelas salah, kau gila dia bukan pacarmu tap

    Terakhir Diperbarui : 2022-06-11
  • PESONA SANG PEWARIS   Bab 5

    Brakk,Bantingan pintu terdengar cukup keras, Wulan masuk kedalam kamarnya membanting pintung kamar tersebut dnegan cukup kuat. Dia benar-benar tidak habis pikir dengan kegilaan kedua orang tuanya.“Wulan buka pintunya, Mama bilang buka pintunya” ucap Halima meminta putrinya untuk membukakan pintu kamar tersebut.“Wulan, buka pintunya ini Papa” ucap Herman yang datang menyusul istrinya yang tengah mengetuk pintu saat ini.“Tidak mau, kalian berdua sudah gila. Kenapa harus aku yang menanggunya” seru Wulan cukup keras dari dalam pintu. Pagi-pagi sudah membuatnya kesal saja, dia ingin sarapan dan berangkat kerja harus tegagalkan karena ucapan kedua orang tuanya yang cukup gila.“Wulan, tolong buka sebentar. Papa tahu kamu marah, tapi ini demi keluara kita Wulan” Herman berusaha membujuk sang anak untuk membukakan pintunya.“Wulan buka pintunya, mama ingin bicara sama kamu” lagi Halima memaksa sang anak untuk membukakan pintu kamar.

    Terakhir Diperbarui : 2022-06-11
  • PESONA SANG PEWARIS   Bab 6

    Wira mengetuk-ngetuk kamar kakaknya, dia baru saja mendengar kabar dari kedua orang tuanya bahwa kakak keduanya itu besok akan menikah.“kakak, buka pintunya. Aku mau bicara denganmu” ucap pria itu sembari terus mengetuk pintu yang tak kunjung di bukakan.“Buka atau aku dobrak kak, kakak mau menikah tapi kenapa tiba-tiba dan tidak bilang padaku” Wira bersikeras tak menyerah memanggil dan berbicara pada kakaknya yang berada di dalam kamar.Pintu terbuka dengan perlahan, menampakkan wajah sembab Wulan yang menatap lelah adiknya itu.“Kamu mau bicara apa? kakak capek” lirih Wulan menatap sang adik dengan pintu yang tak terbuka cukup lebar.Wira membuka lebar pintu itu sehingga dia bisa masuk kedalam kaar sang kakak.“Kau kenapa? Mama melakukan apa padamu? Memaksamu menikah atau bagaimana?” pria muda itu langsung mencecar berbagai pertanyaan pada kakaknya.“Bukan urusanmu Wira, kamu bisa keluar sekarang. Kakak ingin sendiri, kakak harus menyiapkan diri untuk besok” ucap Wulan tak bertenag

    Terakhir Diperbarui : 2022-07-12
  • PESONA SANG PEWARIS   Bab 7

    Radit menarik Wulan masuk kedalam kamarnya saat ini, dia mendorong cukup keras Wulan di ranjang kamar yang sudah dihias dengan begitu banyaknya bunga yang membentuk hati di kasur.Sehabis melempar Wulan ke ranjang radit langsung mengunci pintunya rpat-rapat agar orang lain tak mendengar dirinya yang tengah emosi.“Kau siapa, beraninya kau meniuku dnegan menjadi istriku ha” bentak Radit saat berdiri menatap marah Wulan yang terhampar di ranjang.Wulan tampak ketakutan melihat wajah merah penuh amrah tengan menatapnya saat ini. dia menangis sesegukan sembari takut-taku melihat pria didepannya.“JAWAB aku tidak butuh tangisanmu. Aku butuh jawabanmu” ucap Radit sambil mencengkram dagu Wulan.Wulan semakin ketaktan karena hal itu.“A..aku, aku Wulan a..adik kak Widya” dengan terbata Wulan berusaha menjawabnya.“Adik Widya,.” Wajah marah itu tampak mengernyit menatap tak percaya pada perempuan yang mengaku sebagai adik dari Widya.“Pembohong,..” Radit nampak tak percaya dan dia menghempas W

    Terakhir Diperbarui : 2022-07-19
  • PESONA SANG PEWARIS   Bab 8

    Wulan terdiam sendirian didalam kamar, pria yang telah menjadi suaminya tak knjung juga kembali. Dia menjadi bingung sekarang, ia harus apa saat ini.“Apa yang harus aku lakukan sekarang, apa aku pergi saja dari sini” ucap Wulan yang sesekali berjalan kesana-kemari dnegan gelisah.“Tidak Wulan, tidak. Kalau kamu pergi dari sini. Bagaimana dengan orang tuamu, kamu juga sudah menjadi istri dari pria itu” batin Wulan menolakDitengah kebingungan dan kegelisahan Wulan, tiba-tiba ponselnya berbunyi membuat Wulan sedikit terjingkat kagte mendnegar dering ponsel itu.Dia langsung melihat kearah sumber suara tersebut, steah memastikan kalau itu bunyi ponselnya. Wulan langsung mengambil ponsel itu yang berada di nakas meja rias. Dia melihat nama yang tertera di layar ponsel tersebut, nama Wira yanga da disana. Kira-kira ada apa adiknya menlpon malam-malam begini, batin Wulan.“Lebih baik tidak usah aku angkat, jangan-jangan Wira ingin membahas soal diriku yang menikah” ucap Wulan sambil meneb

    Terakhir Diperbarui : 2022-07-19
  • PESONA SANG PEWARIS   Bab 9

    Wulan berusaha keras untuk melawan Radit yang mulai mengelayari setiap inci tubuhnya, dia masih terkungkung dalam dekapan pria itu tangannya juga masih tercengram kuat tangan pria tersebut.“Lepaskan, aku mohon lepas kan aku” Wulan merintih sesekali saat radit menggigit lehernya bak vampir.“Argh, Sakit” rintih Wulan cukup keras menahan sakit dilehernya yang digigit cukup kuat oleh Radit.Radit langsung berhenti dan dia melepaskan tangan Wuan begitu saja melihat wajah perempuan tersebut yang ketakutan karena ulahnya barusan. Wajah yang telah di penuhi oleh air mata cukup deras, menatapnya takut-takut.“Itu pelajaran yang setimpal bagi penipu sepertimu” sini Radit dan langsung berjalan pergi kearah tempat tidur.Wulan langsung terperosok ke lantai, kakinya tak kuat menahan tubuhnya sendiri saat ini. ia amat sangat syok dengan hal barusan yang hampir merenggut kesuciannya.Radit duduk di tepi ranjang sambil menatap Wulan penuh kebencian, dia tak perduli de

    Terakhir Diperbarui : 2022-07-21

Bab terbaru

  • PESONA SANG PEWARIS   Bab 16

    Banyak yang tak mengira jika kehidupan seorang konglomerat itu tidak menyenangkan, banyak aturan yang harus dijalakan. Banyak larangan yang menyesakkan harus diturutu, kehidupan bak di penjara apa-apa dibatasi.Radit duduk merenung di kursi kerjanya, yang ada diruangannya tersebut. Dia saat ini berada di kantor, duduk di meja dengan jabatan Direktur tertulis jelas di atas mejanya itu.Benar Radit menjabat sebagai seorang direktur di perusahaan ayahnya, sedangkan CEO serta pemegang saham sepenuhnya ada di tangan ayahnya dan kakeknya.Pintu ruangan Radit terbuka, membuat pria itu mengalihkan pandangannya ke kearah pintu saat mendengar suara pintu yang terbuka tersebut. Pandangannya menatap datar pada pria yang masuk kedalam.Seorang pria tua, dengan tongkat di tangannya berjalan serta topi putih yang dikenakannya. Ia berjalan mendekat kearah Radit yang hanya diam melihat dirinya masuk.“Kakekmu datang tapi kau hanya diam saja begini, mana sopan santunmu?” tukas pria itu pada sang cucu.

  • PESONA SANG PEWARIS   Bab 15

    Wulan menaruh kantung es pada luka Radit, dia melakukan itu agar darah yang mengalir saat ini bisa membeku dan berhenti. Dia merasa aneh dengan darah itu yang terus mengalir padahal lukanya tidak terlalu besar.Radit hanya diam sambil sesekali melihat kearah Wulan yang telaten membersihkan lukanya hingga memplaster lukanya itu. dan dia langsung mengalihkan pandangannya saat Wulan sudah selesai.“kenapa darahmu tadi sulit untuk berhenti?” tanya Wulan yang entah mendapat keberanian darimana untuk bertanya seperti itu.“Sudah sana keluar, kau sudah selesai kan dengan sok jiwa pertolonganmu itu” cibir Radit dan berdiri dari duduknya.Wulan yang masih duduk melihat Radit yang langsung berdiri, dia juga ikut berdiri dari duduknya saat ini.“Ya sudah kalau begitu aku keluar dulu” pungkas Wulan dan akan pergi.“Apa yang terjadi padaku ini, jangan sampai kau bilang pada Mama” ancam Radit “Memang kenapa?” tanya Wulan penasaran.“Aku bilang jangan ya jangan, awas kalau Papa atau mamaku tahu soa

  • PESONA SANG PEWARIS   Bab 14

    Banyak alasan yang membuat Radit selama ini tampak diam, sedikit keras kepala dan egois terhadap orang lain. Dia sebenarnya pria yang baik yang tidak terlalu menyukai kekarasan. Dia hanya akan keras pada dan acuh pada seseorang jika orang tersebut membuat suasana hatinya buruk dan membuat dirinya terusik.Selama ini yang selalu mengusik hidupnya tentu saja kedua orang tuanya yang selalu tak akur dan saling menyalahkan satu sama lain. Dia bosan dengan itu, apalagi ia juga merasa kesepian tak ada teman di kala dirumah makanya ia lebih memilih untuk menghabiskan waktu di luar rumah. Tapi setiap kalia ia ingin melakukan apa yang ingin ia lakukan untuk membebaskan diri selalu saja anak buah ayahnya membatasi setiap gerak-geringnya membuat dia sedikit berkutik dan selalu terkekang dalam dirinya.Radit sendiri saat ini duduk termenung di balkon kamarnya sambil meminum soda kaleng yang baru saja dia ambil dari dalam lemari es kecil yang berada di kamarnya itu.Dia mendongak menatap bintang-bi

  • PESONA SANG PEWARIS   Bab 13

    Radit menaikkan Wulan ke atas dengan perlahan, perempuan itu sudah terbatuk-batu di pinggir kolam renang. Radit juga ikut naik saat Wulan sudah berada di atas.“kau begitu saja tenggelam, perempuan bodoh memang” maki Radit didepan wajah Wulan yang tengah batuk-batuk.Wulan yang terus batuk karena habis tenggelam barusan hanya melihat Radit yang duduk diepannya sambil menatap dan memaki diirnya.Radit setelah memaki Wulan langsung berdiri dari duduknya, dan dia mengambil handuk yang ia lempar tadi saat masuk ke kolam renang. Setelah megambil itu radit langsung melemparkannya pada Wulan.“Pakai itu, nanti kau sakit aku yang ribet” pungkas Radit pada Wulan yang masih duduk.“Kau jika bersikap begini denganku, tolong ceraikan aku” ucap Wulan sambil masih terbatuk dia berusaha untuk bicara dengan Radit. Radit yang tadinya akan berjalan, langsung berhenti dan mendekati Wulan lagi. Di berjongkok didepan perempuan itu menatapnya sini,“Kau pikir itu bukan mauku, orang tuaku yang melarang unt

  • PESONA SANG PEWARIS   Bab 12

    Wulan keluar dari kamarnya saat ini, dia sedari apgi hanya di kamar rasanya tak enak hingga sore begini dia masih tetap saja di dalam kamarnya. Meskipun dia tak menerima pernikahan ini tapi rasanya tidak baik juga dia bertindak begini dirumah orang.Baru saja dia membuka pintu, pintu kamar yang berada di sebelah kamarnya juga ikut terbuka. Mata mereka berdua saling bertemu tetapi Radit segera mengalihkan pandangannya tak memperdulikan Wulan yang baru saja keluar dari kamar sebelahnya.Radit yang baru saja keluar dari kamarnya langsung berjalan pergi tak memperdulikan Wulan yang terlihat canggung. Langkah Radit tiba-tiba saja berhenti dan berbalik melihat kearah Wulan yang tadinya akan berjalan langsung terdiam di tempatnya saat melihat Radit yang tiba-tiba saja berhenti dan berbalik melihat kearahnya.“Kau sudah menghapalkan apa yang aku berikan tadi?” tanya Radit pada Wulan,“Su..sudah, aku baca” jawab Wulan sedikit terbata,“Bukan di baca saja tapi di hapalkan mengerti” Radit mening

  • PESONA SANG PEWARIS   Bab 11

    “Siapa suruh dia akan tidur di kamarku” ucap Radit algi dan erus-terusan menatap Wulan yang gelisah dengan tatapan penuh intimidasi dari pria didepannya.“Radit, bisa tidak untuk hari ini saja dirimu tidak membuat kepala Papa pusing” ucap Reynold dengan tegas dengan tatapan tak kalah tajam dari anaknya. Dia sudah jengah dengan Radit yang apa-apa seenaknya sendiri, gara-gara kelakuan senaknya sendiri itu masalah ini jadi ada.Radit berjalan turun dari tangga, dia sedikit mendorong Wulan agar minggir dari hadapnnya dan membuat Wulan hampir terjatuh dari tangga kalau saja Bi Narsih tidak sigap memegang lengan perempuan itu.“Astagfirullah den” ucap Bi narsih yang terkejut karena ulah anak majikanya itu.“Non Wulan tidak apa-apa?” tanya Bi Narsih khawatir pada Wulan.“Tidak apa-apa bi,” jawab Wulan lirih.“Radit Mama mohon jangan bersikap seperti itu” ucap Fiola yang sudah menghampiri sang anak yang akan berjalan ke sofa yang berada tidak jauh dari tangga.“Wulan, kau naik saja keatas. Bi

  • PESONA SANG PEWARIS   Bab 10

    Wulan terbangun dari tidurnya, dengan rasa malas ia membuka matanya. Tebakan dikepalanya saat ini harinya ini akan dimulai dengan ketidak tenangan. Dan statusnya juga sudah berbeda saat ini menjadi istri dari pria yang tak ia inginkan sama sekali.Wulan perlahan mendudukkan di rinya di tempat tidur, dan dia langsung terdiam melihat kesana kemari. Ada yang berbeda dengan posisinya saat bangun. Semalam dia tertidur di depan pintu melihat pria yang menjadi suaminya berbaring di atas kasur. Lalu kenapa malah dia saat ini yang berada di kasur lalu kemana pria itu pergi.“jangan-jangan aku di..” wulan segera memeriksa dirinya sendiri menyibak selimut dan melihat tubuhnya yang masih tertutup pakaian pengantinya. Ia pikir dirinya sudah di apa-apakan oleh Radit.“Syukurlah, ternyata aku tidak diapa-apakan oleh pria itu.” ucap Wulan lega saat melihat diirnya yang tak sesuai bayangan buruknya barusan.Tok, Tok Terdengar ketukan pintu dari luar membuat Wulan melihat ke

  • PESONA SANG PEWARIS   Bab 9

    Wulan berusaha keras untuk melawan Radit yang mulai mengelayari setiap inci tubuhnya, dia masih terkungkung dalam dekapan pria itu tangannya juga masih tercengram kuat tangan pria tersebut.“Lepaskan, aku mohon lepas kan aku” Wulan merintih sesekali saat radit menggigit lehernya bak vampir.“Argh, Sakit” rintih Wulan cukup keras menahan sakit dilehernya yang digigit cukup kuat oleh Radit.Radit langsung berhenti dan dia melepaskan tangan Wuan begitu saja melihat wajah perempuan tersebut yang ketakutan karena ulahnya barusan. Wajah yang telah di penuhi oleh air mata cukup deras, menatapnya takut-takut.“Itu pelajaran yang setimpal bagi penipu sepertimu” sini Radit dan langsung berjalan pergi kearah tempat tidur.Wulan langsung terperosok ke lantai, kakinya tak kuat menahan tubuhnya sendiri saat ini. ia amat sangat syok dengan hal barusan yang hampir merenggut kesuciannya.Radit duduk di tepi ranjang sambil menatap Wulan penuh kebencian, dia tak perduli de

  • PESONA SANG PEWARIS   Bab 8

    Wulan terdiam sendirian didalam kamar, pria yang telah menjadi suaminya tak knjung juga kembali. Dia menjadi bingung sekarang, ia harus apa saat ini.“Apa yang harus aku lakukan sekarang, apa aku pergi saja dari sini” ucap Wulan yang sesekali berjalan kesana-kemari dnegan gelisah.“Tidak Wulan, tidak. Kalau kamu pergi dari sini. Bagaimana dengan orang tuamu, kamu juga sudah menjadi istri dari pria itu” batin Wulan menolakDitengah kebingungan dan kegelisahan Wulan, tiba-tiba ponselnya berbunyi membuat Wulan sedikit terjingkat kagte mendnegar dering ponsel itu.Dia langsung melihat kearah sumber suara tersebut, steah memastikan kalau itu bunyi ponselnya. Wulan langsung mengambil ponsel itu yang berada di nakas meja rias. Dia melihat nama yang tertera di layar ponsel tersebut, nama Wira yanga da disana. Kira-kira ada apa adiknya menlpon malam-malam begini, batin Wulan.“Lebih baik tidak usah aku angkat, jangan-jangan Wira ingin membahas soal diriku yang menikah” ucap Wulan sambil meneb

DMCA.com Protection Status