Beranda / Romansa / PERNIKAHAN SEHARI / Bab 6 - Dijamin Masih Ting-Ting

Share

Bab 6 - Dijamin Masih Ting-Ting

Penulis: Nona Petrichor
last update Terakhir Diperbarui: 2021-07-04 23:49:13

Aksa berulang kali mendesah saat pikirannya tidak dapat fokus kepada apa yang saat ini tengah dirinya kerjakan. Seperti sekarang, ia sedang mem-plating dessert yang baru saja selesai dibuat, tapi pikirannya malah terus menerus tertuju pada gadis manis bersurai pendek tadi malam.

Bayangan sosok manis Ayra tergambar jelas di otak Aksa. Dari cara gadis itu berbicara, caranya merengek manja, sampai caranya menangis benar-benar hampir membuat Aksa hampir gila. Jika saja tadi malam ia kehilangan akal sehat, sudah tentu Ayra telah menjadi santapan empuknya. Namun, Aksa masih waras. Ia tidak mau melecehkan wanita, terlebih lagi gadis imut yang terlihat lugu macam Ayra.

“Ah!” Aksa menjatuhkan stroberi ranum yang semestinya ia letakkan di bagian paling atas dessert yang ia buat. “Ayra…,” gumam pria berambut agak gondrong tersebut. Ada sedikit desiran aneh yang ia rasakan di dalam dada setiap kali mengingat sosok Ayra. Seketika, lamunan Aksa tersadar saat seseorang menyentuh bahunya.

“Kenapa, Pak Aksa? Tumben banget kelihatan nggak fokus gini,” ujar juru masak lain yang juga sedang menyiapkan hidangan untuk pelanggan yang baru datang.

Aksa memang masih muda, usianya baru menginjak seperempat abad. Di usia yang masih dibilang belia, pria tersebut sudah berhasil membangun sebuah restoran western yang terletak di kawasan ibukota. Maka tak heran jika ia dipanggil dengan embel-embel Pak oleh para chef lain yang bekerja di tempat ini.

Aksa yang memang pernah mengenyam pendidikan di bidang masak memasak, tentu saja dengan senang hati mengabdikan diri di restoran yang ia bangun. Ia mengelola sekaligus tetap memasak hidangan yang lezat untuk para pelanggan. Pria tersebut tinggal sendirian di kota padat ini. Sementara itu, keluarganya menetap di Surabaya, kota kelahiran Aksa.

“Ah, kayaknya saya kecapaian deh.” Pria berbibir seksi itu memanggil salah seorang pekerjanya. “Tolong kamu selesaiin dessert ini, ya. Sajiin sama Chicken Wings BBQ yang dibikin Davin.”

Aksa melepas celemek dan melenggang setelah lelaki yang ia beri amanah tadi mengangguk. Ia ke luar dapur restoran dan menaiki mobilnya. Baru saja pria tersebut masuk dan hendak menyalakan mesin, bayangan Ayra yang duduk di jok penumpang pun kembali hadir. Aksa mendecak keras-keras.

“Bego, bego, kenapa gue malah mikirin bini orang sih?” rutuknya penuh amarah, lalu segera melaju dengan kecepatan sedang.

*

“Ra, lo serius mau bikin gugatan cerai?” Dita masih terdiam seraya mengamati berkas-berkas yang tercecer di atas meja. Ia bahkan sudah tidak bernafsu melahap seblaknya yang semakin dingin.

“Ya ampun, ya ampun, ya ampun, Dita. Gue itu enam sembilan rius mau bikin gugatan cerai. Saking seriusnya sampai berasa mau maninggoy di tempat! Hah, gila sih, seblak samping kampus emang the best,” kalimat Ayra yang diiringi desisan pengusir pedas. Ia kembali melahap seblak yang warnanya sudah sangat merah itu.

Mereka berdua sedang berada di warung seblak yang letaknya di sebelah kampus. Itu adalah tempat andalan Ayra dan Dita. Sebagai dua orang yang mendeklarasikan diri sebagai pecinta seblak, tempat ini adalah surga dunia. Ayra dan Dita sudah pernah berputar-putar keliling Jakarta dan mencicipi seblak di berbagai tempat, tapi tetap saja tidak ada yang seenak ini.

“Hari ini banget? Lo kan baru ngerasain surga dunia tadi malam. Masa udah mau cerai aja sih, nanti gimana kalau tiba-tiba lo pengin nganu? Sayang tahu, Ra. Lagian Pak Varo juga kelihatannya hot banget deh. Gue yang belum pernah ngerasain kawin aja udah pengin cepat-cepat kawin. Apalagi lo.”

Ayra tersedak kuah seblak begitu mendengar kalimat Dita yang menggelikan. Ia langsung meneguk minuman supaya rasa perih di kerongkongannya bisa segera sirna.

Ayra dan Dita memang dua orang gadis yang dari luar terlihat polos dan lugu. Tapi siapa yang menyangka jika isi kepala mereka berdua dipenuhi hal-hal ambigu yang terkadang membuat orang lain geleng-geleng kepala?

“Dita, gue siram muka lo pakai kuah seblak lo, ya! Please deh, gue tuh belum pernah nganu sama Pak Varo. Gue masih ting-ting, dijamin masih ting-ting, masih rapat seratus persen!” seru Ayra yang wajahnya sudah merah padam karena sensasi tersedak kuah pedas seblak.

“Lho, tadi katanya lo udah kawin! Gimana sih! Yang jelas dong kalau ngo—”

Ucapan Dita langsung berhenti saat Ayra dengan sigap membungkam mulut gadis itu menggunakan kerupuk. Gila saja, mulut Dita memang terkadang seperti knalpot bocor, volumenya sulit dikendalikan. Mereka berdua kan masih berada di warung seblak yang terletak di samping kampus. Di sini juga ramai, banyak mahasiswa yang juga tengah menikmati makanan tersebut.

“Ya ampun, ya ampun, ya ampun, Dita! Gue jejalin sempaknya Kakek Sugiono juga lo!” desis Ayra yang membuat sahabatnya menyengir merasa bersalah. Ayra pun menceritakan kejadian yang semalam ia alami.

Selesai Ayra bercerita, Dita hanya bisa mengangguk-angguk pelan. Ia kira sahabatnya ini benar-benar sudah melakukan ‘kegiatan itu’ tadi malam. Tapi ternyata dugaannya salah, Ayra malah kabur dan sekarang sedang merasa layaknya seorang buronan.

“Ra, kalau lo emang nggak mau kawin sama Pak Varo, kenapa lo malah nge-iyain sih? Harusnya kan dari awal lo bilang aja terus terang kalau lo nggak mau kawin. Kalau jujur-jujuran kan jadinya enak, nggak belibet kayak gini,” timpal Dita setelah otaknya selesai mencerna kalimat demi kalimat Ayra.

“Gue udah jujur-jujuran, Dita. Tapi minggu lalu nyokap gue sakit gara-gara lihat gue sama bokap berantem tiap hari. Lo kan tahu kalau gue sesayang itu sama nyokap. Gue nggak mau nyokap meninggoy muda. Yah, sebagai anak yang baik, cantik, aduhai, dan tidak sombong, ya gue nurut lah.”

Ibu kandung Ayra memang sudah meninggal karena bencana kebakaran yang beberapa tahun lalu terjadi. Saat Ayra berusia lima tahun, Restu memutuskan untuk menikah yang kedua kalinya bersama Fatma. Selama mereka menikah, Fatma belum juga hamil. Maka dari itu, tak heran jika hampir semua waktu yang Fatma miliki ia curahkan untuk Ayra. Ayra sangat menyayanyi Fatma melebihi rasa cintanya kepada Restu.

“Bego! Kalau belum sehari kawin tapi udah mau cerai ya apa gunanya? Itu sama aja lo mau ngebunuh orang tua sendiri.”

Ayra menggerak-gerakkan tangan, memberi isyarat agar sahabatnya itu mau diam. “Nggak usah ceramah, gue lagi kepedasan.”

Dita tahu jika Ayra adalah orang paling keras kepala yang ia kenal. Jika Ayra sudah memiliki keyakinan yang kuat, maka ia akan mempertahankan keyakinan itu dan sulit menerima kritik atau apa pun dari orang lain. Dita kira gadis itu sudah benar-benar berniat serius dengan pernikahan yang baru kemarin digelar. Ternyata sama saja, Ayra masih kepala batu.

“Udah ah, gue cabut dulu. Keburu pengadilan tutup.” Ayra mengemasi dokumen yang berceceran di meja, setelah sebelumnya mengelap dahi yang penuh keringat menggunakan lengan baju.

Dita membuang napas khawatir. Ia masih tidak rela sahabatnya akan bercerai secepat itu. “Ra, lo baru kawin kemarin. Perkawinan itu bukan buat main-main lho,” ujarnya gusar. Dita memang tahu jika ucapannya itu tidak akan berguna. Tapi, apa salahnya mencoba? Siapa tahu ada keberuntungan datang.

“Dit, gue belum kawin, tapi gue udah nikah. Oke?”

“Apa bedanya?”

“Nikah itu di luar, kalau kawin itu di dalam, enak. Udah ah, bye!”

Ayra langsung melesat menggunakan motor skuternya. Ia tidak tahu jika sejak tadi ada orang yang memata-matai dan menguping pembicaraannya bersama Dita.

“Nyonya Ayra pakai motor ke pengadilan, Bos. Saya dengar dia mau menggugat cerai Bos Varo. Sekarang saya di belakang Nyonya Ayra dan saya pastikan Nyonya Ayra tidak menyadari keberadaan saya,” kalimat pria tersebut dengan pandangan masih awas, mengikuti ke mana arah motor Ayra.

“Kejar dia. Bawa dia ke sini. Jangan sampai dia berhasil ke pengadilan.”

“Siap, Bos.” Pria itu mengantungi ponsel begitu sambungan telepon diputus secara sepihak. Ia segera memacu kendaraannya dan menyalip motor Ayra.

_***_

Bab terkait

  • PERNIKAHAN SEHARI   Bab 7 - Kayak Toge Pakai Helm Mulu

    Ayra langsung mengerem mendadak begitu sebuah Lamborghini hitam menyalip dan berhenti tepat di depannya. Ayra yang kesal langsung misuh-misuh seraya membuka kaca helm. Apakah pengemudi mobil mewah tersebut ingin Ayra mati?! Pria berkepala botak yang mengenakan kacamata hitam pun ke luar dari kendaraan beroda empat tersebut. Nyali Ayra mendadak menciut begitu melihat pria dengan kepala plontos itu. Ia pun menghentikan misuhan dan tetap bersiaga. Ia belajar dari pengalaman, orang yang berpenampilan seperti lelaki di depannya ini biasanya bukanlah orang baik. Ayra tahu jika ia tidak bisa menilai seseorang dari tampilan luarnya. Tapi tetap saja pikiran gadis manis itu langsung menuju ke arah sana, mengingat pengalaman yang akhir-akhir ini ia alami. “Nyonya Ayra Salsabella. Bisa Nyonya ikut saya ke dalam mobil?” Dahi Ayra mengernyit. “Maaf sebelumnya, Bapak ini siapa, ya? Kok Bapak bisa tahu nama lengkap saya?” Ayra tahu jika penampilannya memang terlihat

    Terakhir Diperbarui : 2021-07-05
  • PERNIKAHAN SEHARI   Bab 8 - Mas Aksa...

    “Yah, udah tutup,” rengek Ayra saat melihat tempat tujuannya sudah ditutup dan tidak ada seorang pun yang hilir mudik di sana. “Besok kita ke sini lagi, ya.” Ayra menoleh ke arah Aksa dengan bibir yang masih dimajukan sebal. Ia pun mengangguk. Padahal Ayra sudah sangat ingin mengajukan gugatan perceraian sekarang juga. Ia tahu jika proses cerai tidak akan berjalan singkat. Terlebih lagi dengan kemungkinan besar bahwa Varo tidak akan menerima keputusan sepihak Ayra secara langsung. Aksa baru saja berniat membelokkan mobil, tapi Ayra langsung mencegahnya. “Kok mau belok? Rumah Mas Aksa kan harusnya lurus,” protes gadis manis bersurai pendek itu. “Saya mau ngantar kamu pulang.” “Ya ampun, ya ampun, ya ampun, Mas Aksa! Kok mau ngantar aku pulang sih? Tadi Mas Aksa dengar sendiri kan kalau sekarang lebih baik kita ke rumah Mas Aksa dan obatin luka-luka itu?” “Nggak usah, Ay. Saya bisa o—” “Nggak mau tahu! Pokoknya sekarang lurus, ki

    Terakhir Diperbarui : 2021-07-06
  • PERNIKAHAN SEHARI   Bab 9 - Tolong Bersikap Manis

    “Makasih ya, Mas Aksa, udah ngantarin aku pulang,” ujar Ayra seraya melepas safety belt. Aksa tersenyum. “Sama-sama. Makasih juga kamu udah bantu beresin rumah dan ngobatin luka saya walaupun saya nggak minta.” Ayra memang benar-benar melakukan apa yang ia bilang. Gadis manis itu membereskan rumah Aksa mulai dari ujung depan sampai ujung belakang. Bahkan Bowo, kucing Aksa, juga ikut menjadi objek beres-beres Ayra. Ia sampai memandikan Bowo walaupun baju Ayra yang ikutan basah kuyup menjadi korban. Sekarang sudah pukul tujuh malam dan Aksa mengantar gadis itu pulang. Motor Ayra sudah dibawakan salah seorang teman Aksa ke kediaman gadis tersebut. “Take care, Mas. Jangan nyetir ugal-ugalan kalau nggak mau meninggoy muda.” Aksa geleng-geleng kepala. Tak lama setelahnya, pria tampan itu pun melaju meninggalkan Ayra yang sudah sampai di rumahnya. Bibir mungil Ayra masih terus mengulum senyum. Harinya terasa lebih menyenangkan bersama Aksa. “

    Terakhir Diperbarui : 2021-07-07
  • PERNIKAHAN SEHARI   Bab 10 - Ini Tindak Pelecehan!

    Ayra berjalan secara mengendap ke kamar mandi. Ia mandi dengan sangat hati-hati agar suara cipratan airnya tidak terdengar oleh orang tuanya, terutama Restu. Ini masih pukul tiga pagi dan Ayra sudah bangun. Sebuah keajaiban untuk Ayra yang selalu bangun di atas pukul enam. Gadis manis itu mandi dan bersiap-siap dengan cepat. Setelahnya, ia membawa semua keperluan kuliah, beberapa setel baju, dan keperluan lain yang ia rasa perlu. Ayra pun mengabari Dita bahwa ia sudah selesai berbenah. Ini memang rencana yang sengaja Ayra buat. Semalam ayahnya bilang bahwa Panji dan Varo akan ke mari pagi-pagi. Mereka akan ikut sarapan bersama Ayra dan keluarga. Tentu saja Ayra menolak mentah-mentah ide itu. Ia tidak mau bertatap muka apalagi berinteraksi dengan Varo. Ayra belum tahu apakah ia akan menginap di rumah Dita atau tidak. Yang jelas, ia sudah membawa semua perlengkapan tersebut. Masalah menginap atau tidak bisa dipikirkan nanti. Dita sudah membalas pesan Ay

    Terakhir Diperbarui : 2021-07-08
  • PERNIKAHAN SEHARI   Bab 11 - Cewek Cantik Kok Jadi Sad Girl

    Mata Aksa terbuka lebar dengan napas memburu. Dadanya tampak naik turun. “Ayra…,” gumam pria berbibir seksi tersebut. Beberapa detik setelahnya, Aksa pun sadar bahwa itu hanya bunga tidur. Aksa mengusap wajah yang terasa kebas. Saat menengok, rupanya sekarang masih pukul tiga pagi. Ia pun beranjak ke dapur dan minum segelas air putih untuk menetralkan degup jantung yang berpacu tidak beraturan. Tadi Aksa bermimpi buruk. Dalam mimpinya, Ayra terlihat meminta tolong dengan wajah pucat pasi. Aksa tidak tahu apa yang membuat Ayra meminta tolong sampai sebegitunya di dalam mimpi. Yah, namanya juga bunga tidur, tidak begitu jelas. Firasat Aksa tidak enak. Ia merasa jika ada sesuatu yang tidak beres dengan Ayra. Tapi, memangnya ada apa? Saat Aksa masih berdiri di depan lemari pendingin sembari memikirkan perempuan berambut bob yang sejak kemarin mewarnai isi kepalanya, rupanya Bowo datang. Kucing angora itu mengeong seraya mengusap-usap kepalanya di

    Terakhir Diperbarui : 2021-07-10
  • PERNIKAHAN SEHARI   Bab 12 - Mas Aksa Ini Siapanya Ayra?

    Wajah Ayra terlihat seperti kuburan di malam Jumat. Sejak tadi pagi, Dita sama sekali tidak menjumpai Ayra yang tersenyum ceria seperti hari-hari sebelumnya. Gadis itu benar-benar tampak kehilangan energi dan sama sekali tidak memiliki gairah untuk hidup. “Lo balik duluan aja, Dit. Gue mau ke perpus,” ujar Ayra saat dosen terakhir mereka ke luar kelas. “Lo mau ngapain ke perpus?” “Ya ada lah. Pokoknya lo pulang duluan.” Dahi Dita mengernyit sembari mengamati Ayra yang sedang memasukkan buku-buku dan alat tulis ke dalam tas. Ia jadi agak was-was. Apa yang akan sahabatnya lakukan di perpustakaan? Lalu, kenapa juga Dita tidak diajak? “Ra, gue ikut, ya,” kalimat Dita sebelum temannya melangkah. Ayra mendecak. “Apaan sih! Udah ah, nggak usah kayak anak kecil.” Tanpa banyak kata, Ayra pun melengos meninggalkan Dita yang masih ragu untuk pulang sendiri. * Aksa berulang kali mencoba menghubungi ponsel Ayra, tapi tetap t

    Terakhir Diperbarui : 2021-07-19
  • PERNIKAHAN SEHARI   Bab 13 - Ganteng Nan Seksi

    Kelopak mata Ayra perlahan terbuka. Bukan Dita atau sang mama yang pertama kali ia lihat, melainkan sosok pria yang memiliki bibir lembap nan seksi yang tak lain dan tak bukan adalah Aksa. Dahi Ayra mengernyit. Lehernya terasa sakit karena ternyata ia tertidur di perpustakaan kampus.Ayra berpikir sendiri, bagaimana Aksa bisa tidur di sebelahnya dengan posisi yang sama? Bukannya pria tersebut tidak berkuliah di sini? Aksa kan sudah bekerja.Tangan Ayra yang semula terangkat hendak membangunkan Aksa pun seketika berhenti. Tidak, Ayra tidak akan membangunkan pria tersebut sekarang. Pemandangan di depannya ini terlalu indah untuk dilewatkan.‘Ya ampun, ya ampun, ya ampun, nikmat mana yang kau dustakan? Mas Aksa ini guantengnya bikin mau meninggoy di tempat! Udah guanteng, baik pula. Kurang apa lagi sih? Idaman banget,’ batin Ayra yang sekarang malah senyum-senyum sendiri mengamati wajah rupawan pria di depannya.Jantung Ayra terasa berpacu lebih

    Terakhir Diperbarui : 2021-07-21
  • PERNIKAHAN SEHARI   Bab 1 - Malam Pertama

    “A-aku nggak bisa.” “Kamu bisa, Ayra. Let's do it.” Secara tergesa, Varo membuka setiap kancing kemeja putihnya. Kedua mata elangnya terus menatap Ayra dengan pandangan yang begitu lapar, juga nyalang. Bukannya melakukan apa yang Varo minta, Ayra malah meringsut semakin ketakutan. Terlebih lagi saat ia melihat perut ber-ABS Varo, suaminya yang baru disahkan beberapa jam yang lalu. Ayra memang suka melihat pemandangan seperti itu di layar ponsel, tapi jika dilihat secara nyata begini, jatuhnya malah tampak menyeramkan. “Kamu nunggu apa lagi, hm?” tanya Varo dengan embusan napas yang begitu memburu. Ayra masih diam. Lidahnya terasa kelu. Nyalinya juga mendadak ciut. Ia sungguh belum siap jika harus bergulat di atas ranjang sekarang, apalagi dengan Varo yang badannya Ayra anggap terlalu kekar. Bagaimana kalau ternyata itu menyakitkan? Ayra kan masih ingin pergi ke kampus besok. “Mau aku bukain?” tanya Varo lagi seraya mend

    Terakhir Diperbarui : 2021-06-08

Bab terbaru

  • PERNIKAHAN SEHARI   Bab 13 - Ganteng Nan Seksi

    Kelopak mata Ayra perlahan terbuka. Bukan Dita atau sang mama yang pertama kali ia lihat, melainkan sosok pria yang memiliki bibir lembap nan seksi yang tak lain dan tak bukan adalah Aksa. Dahi Ayra mengernyit. Lehernya terasa sakit karena ternyata ia tertidur di perpustakaan kampus.Ayra berpikir sendiri, bagaimana Aksa bisa tidur di sebelahnya dengan posisi yang sama? Bukannya pria tersebut tidak berkuliah di sini? Aksa kan sudah bekerja.Tangan Ayra yang semula terangkat hendak membangunkan Aksa pun seketika berhenti. Tidak, Ayra tidak akan membangunkan pria tersebut sekarang. Pemandangan di depannya ini terlalu indah untuk dilewatkan.‘Ya ampun, ya ampun, ya ampun, nikmat mana yang kau dustakan? Mas Aksa ini guantengnya bikin mau meninggoy di tempat! Udah guanteng, baik pula. Kurang apa lagi sih? Idaman banget,’ batin Ayra yang sekarang malah senyum-senyum sendiri mengamati wajah rupawan pria di depannya.Jantung Ayra terasa berpacu lebih

  • PERNIKAHAN SEHARI   Bab 12 - Mas Aksa Ini Siapanya Ayra?

    Wajah Ayra terlihat seperti kuburan di malam Jumat. Sejak tadi pagi, Dita sama sekali tidak menjumpai Ayra yang tersenyum ceria seperti hari-hari sebelumnya. Gadis itu benar-benar tampak kehilangan energi dan sama sekali tidak memiliki gairah untuk hidup. “Lo balik duluan aja, Dit. Gue mau ke perpus,” ujar Ayra saat dosen terakhir mereka ke luar kelas. “Lo mau ngapain ke perpus?” “Ya ada lah. Pokoknya lo pulang duluan.” Dahi Dita mengernyit sembari mengamati Ayra yang sedang memasukkan buku-buku dan alat tulis ke dalam tas. Ia jadi agak was-was. Apa yang akan sahabatnya lakukan di perpustakaan? Lalu, kenapa juga Dita tidak diajak? “Ra, gue ikut, ya,” kalimat Dita sebelum temannya melangkah. Ayra mendecak. “Apaan sih! Udah ah, nggak usah kayak anak kecil.” Tanpa banyak kata, Ayra pun melengos meninggalkan Dita yang masih ragu untuk pulang sendiri. * Aksa berulang kali mencoba menghubungi ponsel Ayra, tapi tetap t

  • PERNIKAHAN SEHARI   Bab 11 - Cewek Cantik Kok Jadi Sad Girl

    Mata Aksa terbuka lebar dengan napas memburu. Dadanya tampak naik turun. “Ayra…,” gumam pria berbibir seksi tersebut. Beberapa detik setelahnya, Aksa pun sadar bahwa itu hanya bunga tidur. Aksa mengusap wajah yang terasa kebas. Saat menengok, rupanya sekarang masih pukul tiga pagi. Ia pun beranjak ke dapur dan minum segelas air putih untuk menetralkan degup jantung yang berpacu tidak beraturan. Tadi Aksa bermimpi buruk. Dalam mimpinya, Ayra terlihat meminta tolong dengan wajah pucat pasi. Aksa tidak tahu apa yang membuat Ayra meminta tolong sampai sebegitunya di dalam mimpi. Yah, namanya juga bunga tidur, tidak begitu jelas. Firasat Aksa tidak enak. Ia merasa jika ada sesuatu yang tidak beres dengan Ayra. Tapi, memangnya ada apa? Saat Aksa masih berdiri di depan lemari pendingin sembari memikirkan perempuan berambut bob yang sejak kemarin mewarnai isi kepalanya, rupanya Bowo datang. Kucing angora itu mengeong seraya mengusap-usap kepalanya di

  • PERNIKAHAN SEHARI   Bab 10 - Ini Tindak Pelecehan!

    Ayra berjalan secara mengendap ke kamar mandi. Ia mandi dengan sangat hati-hati agar suara cipratan airnya tidak terdengar oleh orang tuanya, terutama Restu. Ini masih pukul tiga pagi dan Ayra sudah bangun. Sebuah keajaiban untuk Ayra yang selalu bangun di atas pukul enam. Gadis manis itu mandi dan bersiap-siap dengan cepat. Setelahnya, ia membawa semua keperluan kuliah, beberapa setel baju, dan keperluan lain yang ia rasa perlu. Ayra pun mengabari Dita bahwa ia sudah selesai berbenah. Ini memang rencana yang sengaja Ayra buat. Semalam ayahnya bilang bahwa Panji dan Varo akan ke mari pagi-pagi. Mereka akan ikut sarapan bersama Ayra dan keluarga. Tentu saja Ayra menolak mentah-mentah ide itu. Ia tidak mau bertatap muka apalagi berinteraksi dengan Varo. Ayra belum tahu apakah ia akan menginap di rumah Dita atau tidak. Yang jelas, ia sudah membawa semua perlengkapan tersebut. Masalah menginap atau tidak bisa dipikirkan nanti. Dita sudah membalas pesan Ay

  • PERNIKAHAN SEHARI   Bab 9 - Tolong Bersikap Manis

    “Makasih ya, Mas Aksa, udah ngantarin aku pulang,” ujar Ayra seraya melepas safety belt. Aksa tersenyum. “Sama-sama. Makasih juga kamu udah bantu beresin rumah dan ngobatin luka saya walaupun saya nggak minta.” Ayra memang benar-benar melakukan apa yang ia bilang. Gadis manis itu membereskan rumah Aksa mulai dari ujung depan sampai ujung belakang. Bahkan Bowo, kucing Aksa, juga ikut menjadi objek beres-beres Ayra. Ia sampai memandikan Bowo walaupun baju Ayra yang ikutan basah kuyup menjadi korban. Sekarang sudah pukul tujuh malam dan Aksa mengantar gadis itu pulang. Motor Ayra sudah dibawakan salah seorang teman Aksa ke kediaman gadis tersebut. “Take care, Mas. Jangan nyetir ugal-ugalan kalau nggak mau meninggoy muda.” Aksa geleng-geleng kepala. Tak lama setelahnya, pria tampan itu pun melaju meninggalkan Ayra yang sudah sampai di rumahnya. Bibir mungil Ayra masih terus mengulum senyum. Harinya terasa lebih menyenangkan bersama Aksa. “

  • PERNIKAHAN SEHARI   Bab 8 - Mas Aksa...

    “Yah, udah tutup,” rengek Ayra saat melihat tempat tujuannya sudah ditutup dan tidak ada seorang pun yang hilir mudik di sana. “Besok kita ke sini lagi, ya.” Ayra menoleh ke arah Aksa dengan bibir yang masih dimajukan sebal. Ia pun mengangguk. Padahal Ayra sudah sangat ingin mengajukan gugatan perceraian sekarang juga. Ia tahu jika proses cerai tidak akan berjalan singkat. Terlebih lagi dengan kemungkinan besar bahwa Varo tidak akan menerima keputusan sepihak Ayra secara langsung. Aksa baru saja berniat membelokkan mobil, tapi Ayra langsung mencegahnya. “Kok mau belok? Rumah Mas Aksa kan harusnya lurus,” protes gadis manis bersurai pendek itu. “Saya mau ngantar kamu pulang.” “Ya ampun, ya ampun, ya ampun, Mas Aksa! Kok mau ngantar aku pulang sih? Tadi Mas Aksa dengar sendiri kan kalau sekarang lebih baik kita ke rumah Mas Aksa dan obatin luka-luka itu?” “Nggak usah, Ay. Saya bisa o—” “Nggak mau tahu! Pokoknya sekarang lurus, ki

  • PERNIKAHAN SEHARI   Bab 7 - Kayak Toge Pakai Helm Mulu

    Ayra langsung mengerem mendadak begitu sebuah Lamborghini hitam menyalip dan berhenti tepat di depannya. Ayra yang kesal langsung misuh-misuh seraya membuka kaca helm. Apakah pengemudi mobil mewah tersebut ingin Ayra mati?! Pria berkepala botak yang mengenakan kacamata hitam pun ke luar dari kendaraan beroda empat tersebut. Nyali Ayra mendadak menciut begitu melihat pria dengan kepala plontos itu. Ia pun menghentikan misuhan dan tetap bersiaga. Ia belajar dari pengalaman, orang yang berpenampilan seperti lelaki di depannya ini biasanya bukanlah orang baik. Ayra tahu jika ia tidak bisa menilai seseorang dari tampilan luarnya. Tapi tetap saja pikiran gadis manis itu langsung menuju ke arah sana, mengingat pengalaman yang akhir-akhir ini ia alami. “Nyonya Ayra Salsabella. Bisa Nyonya ikut saya ke dalam mobil?” Dahi Ayra mengernyit. “Maaf sebelumnya, Bapak ini siapa, ya? Kok Bapak bisa tahu nama lengkap saya?” Ayra tahu jika penampilannya memang terlihat

  • PERNIKAHAN SEHARI   Bab 6 - Dijamin Masih Ting-Ting

    Aksa berulang kali mendesah saat pikirannya tidak dapat fokus kepada apa yang saat ini tengah dirinya kerjakan. Seperti sekarang, ia sedang mem-plating dessert yang baru saja selesai dibuat, tapi pikirannya malah terus menerus tertuju pada gadis manis bersurai pendek tadi malam. Bayangan sosok manis Ayra tergambar jelas di otak Aksa. Dari cara gadis itu berbicara, caranya merengek manja, sampai caranya menangis benar-benar hampir membuat Aksa hampir gila. Jika saja tadi malam ia kehilangan akal sehat, sudah tentu Ayra telah menjadi santapan empuknya. Namun, Aksa masih waras. Ia tidak mau melecehkan wanita, terlebih lagi gadis imut yang terlihat lugu macam Ayra. “Ah!” Aksa menjatuhkan stroberi ranum yang semestinya ia letakkan di bagian paling atas dessert yang ia buat. “Ayra…,” gumam pria berambut agak gondrong tersebut. Ada sedikit desiran aneh yang ia rasakan di dalam dada setiap kali mengingat sosok Ayra. Seketika, lamunan Aksa tersadar saat seseorang menyentuh ba

  • PERNIKAHAN SEHARI   Bab 5 - Erangan Penuh Kenikmatan

    “Ra, lo ke mana aja sih? Dari kemarin kok Whatsapp lo off mulu?! Gedek deh gue.”Baru beberapa langkah Ayra memasuki kelas, dirinya sudah langsung diserbu pertanyaan oleh Dita, sahabatnya yang juga berasal dari prodi Sastra Inggris. Ayra mendecak, lalu segera duduk tanpa berminat menjawab pertanyaan Dita. Ayra tahu jika ada niat terselubung dari pertanyaan yang sahabatnya lontarkan. Dita pasti hendak meminjam tugas yang sudah diberikan oleh dosen mereka beberapa hari yang lalu.“Gila, the best banget lo. Tahu aja gue mau pinjam tugas,” puji Dita setelah Ayra memberikan bukunya. Tanpa babibu, Dita pun segera menyalin jawaban Ayra, sebelum dosen mereka datang. “Semalam gimana, Ra? Lancar nggak malam pertamanya? Terus, beneran enak kayak di film-film JAV nggak?” tanya Dita lagi dengan suara rendah.Dita memang sudah tahu jika Ayra baru saja menikah dengan Varo. Perempuan tersebut juga tahu jika sebenarnya Ayra sama sekali tidak m

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status