Share

BAB 4 - KEPO

Penulis: Aurora Rei
last update Terakhir Diperbarui: 2025-02-15 20:39:50

---

Nadia baru aja selesai mandi dan rebahan di kasur ketika tiba-tiba HP-nya bergetar GILA-GILAAN.

Drrt! Drrt! Drrt!

Notifikasi grup chat "anak didik mama papa" muncul di layar.

Winda: NADIAAA!!

Siti: KAMU MAU LAMARAN? SERIUSAN?!

Intan: LAMA BANGET JOMBLO, SEKALI LAMARAN LANGSUNG DOKTER WOY KEREN JUGA KAMU!!

Rina: KOK NGGAK NGUNDANG KITA?! KAPAN NIKAHNYA?!

Tari: Tunggu… katanya kamu masih sibuk fangirling?! Gimana ceritanya bisa tiba-tiba NIKAH?!

Nadia ngeliatin HP dengan ekspresi ERROR 404.

"INI APAAN SIH?!"

Seketika dia duduk tegak. Belum ada 24 jam sejak ibunya ngumumin lamaran, tapi gosip ini udah menyebar lebih luas dari berita skandal idol!

Dengan panik, Nadia langsung ngetik.

Nadia: WEI WEI WEI, SIAPA YANG SEBARIN GOSIP?!

Tapi yang bales justru bikin Nadia makin pengen ngamuk.

Siti: Emak lo, Nad.

Intan: Iya, tadi mamaku baru aja teleponan sama mamamu. Terus beliau bilang, ‘Oh, si Nadia minggu depan lamaran, calonnya dokter lho.’

Tari: Nad, lo tau gak, gosip ibu-ibu itu lebih kenceng dari kecepatan cahaya? Baru 5 menit diumumin, tau-tau satu RT udah pada bahas lo.

Rina: Fix, emak-emak itu admin gosip terbaik.

Nadia langsung MENJERIT DALAM HATI.

"BUUUUUUUUUUU!!!"

Dia langsung turun ke ruang tamu, di mana ibunya lagi asyik nonton sinetron sambil ngemil keripik.

"BU! KENAPA GOSIPIN AKU KE TEMEN-TEMEN IBU?!"

Ibunya menoleh santai. "Lho, kenapa nggak? Itu berita bagus. Harus disebarluaskan."

"BUKAN GITU KONSEPNYA!"

Ibunya hanya mengangkat bahu. "Lebih baik kamu bersyukur. Sekarang satu kampung tahu kamu bakal menikah. Kalau tiba-tiba gagal, malu lho."

"BU!!! JANGAN NGUTUK KAYAK GITU, ASTAGA!!"

Ibunya cuma ketawa. "Udah, udah. Terima aja takdir, Nak."

Sementara itu, HP Nadia masih terus bergetar.

Winda: Besok kita ngumpul di kafe. Lo harus cerita DETIL ya!

Siti: Jangan lupa bawa foto calon suami lo!

Intan: Kalau bisa, bawa ORANGNYA sekalian!

Nadia menatap HP-nya dengan pasrah. Hidupnya RESMI BERUBAH.

---

Malamnya, Nadia masih kepikiran soal grup chat itu. Dia gelisah di kasur, bolak-balik kayak ikan pindang kepanasan.

"Gila... besok harus ketemu temen. Gimana kalau mereka banyak tanya? Gimana kalau mereka kepo soal Adrian?!"

Nadia mendesah dan mengambil HP. Dia kepoin I*******m Adrian, berharap menemukan sesuatu yang bisa jadi bahan obrolan besok.

Tapi nihil.

"Ya ampun, cowok ini misterius banget, sih? Emangnya dia agen rahasia?"

Frustasi, Nadia memutuskan buat tidur. Tapi pas dia narik selimut...

---

Nadia duduk di depan cermin, memperhatikan wajahnya yang masih setengah mengantuk. Hari ini, dia bakal ketemu geng lamanya di kafe, dan jujur aja, dia nggak siap sama sekali.

"Kenapa sih mereka harus heboh banget? Kan ini cuma lamaran, bukan kiamat."

Tapi dia tahu, begitu sampai di kafe nanti, dia pasti bakal jadi bahan interogasi utama.

Dengan malas, dia mengambil bedak dan lip tint, setidaknya biar kelihatan lebih segar.

“Nad, udah siap?” Ibunya muncul di depan pintu kamar.

Nadia menoleh. “Siap buat apa?”

“Ya buat berangkat ke kafe. Nanti jangan lupa beli oleh-oleh buat Mama ya.”

Nadia memutar mata. “Bu, aku mau interogasi geng, bukan piknik.”

Ibunya terkekeh. “Ya udah, hati-hati. Jangan sampai pulang dengan kepala botak karena kebanyakan ditanya.”

"Ha. Ha. Lucu."

Setelah menarik napas panjang, Nadia akhirnya berangkat ke kafe tempat gengnya janjian.

-----------

Nadia melangkah masuk ke kafe dengan perasaan seperti terdakwa sidang pengadilan.

Begitu melihatnya, gengnya langsung melambai-lambaikan tangan dengan ekspresi penuh antusiasme.

"NADIAAA!! SINI CEPAT!!"

Dengan pasrah, Nadia berjalan ke meja mereka. Belum sempat dia duduk, Siti sudah menarik kursinya paksa.

“Cepetan duduk! Kita butuh jawaban!”

Nadia menarik napas panjang. “Oke, oke. Tanya aja.”

Winda mencondongkan tubuhnya ke depan. “Lo seriusan dijodohin sama dokter?”

“Iya, Nad. Lo yang dulu pengangguran bertahun-tahun, tiba-tiba mau jadi istri dokter. Itu kayak plot twist dalam drama Korea,” tambah Tari.

Nadia memutar matanya. “Bukan tiba-tiba, woy. Ini semua rencana emak gue.”

Rina mengangguk paham. “Aah, jadi ini perjodohan?”

“Yup,” jawab Nadia sambil menyeruput minumannya.

Intan menyipitkan mata. “Terus, lo udah ketemu langsung sama calonnya?”

Nadia menghela napas. “Belum.”

Hening.

Lima pasang mata menatapnya dengan tatapan penuh keterkejutan.

“LO BELUM KETEMU SAMA DIA?!” teriak Siti sampai hampir keselek minuman sendiri.

Nadia mengangkat bahu. “Ya gimana? Emak gue baru ngasih tahu kemarin.”

Tari mengerutkan kening. “Terus lo tau dari mana kalau dia dokter?”

“Dari emak gue,” jawab Nadia santai.

Winda menepuk jidat. “Lo bener-bener nggak riset dulu?”

Nadia mendengus. “Mau riset dari mana? Masa gue stalking dia di I*******m?”

Intan terkekeh. “Kenapa nggak?”

Nadia diam sejenak. Oke, itu ide bagus, sih.

Rina langsung buka HP. “Nama calon lo siapa?”

Nadia menghela napas, lalu menjawab malas, “Ardian.”

Dengan kecepatan cahaya, Rina mulai mengetik sesuatu di ponselnya. Yang lain langsung mendekat untuk ikut kepo.

“ARDIAN SIAPA?” tanya Siti.

“Emak gue cuma bilang namanya Ardian, dokter, dan kerja di rumah sakit.”

Winda langsung menepuk meja. “Ya ampun, Nad! Ada ribuan dokter Ardian di luar sana!”

Nadia mengangkat bahu. “Makanya gue nggak nyari. Males.”

Tari bersandar di kursinya. “Tapi lo beneran mau ketemu dia?”

Nadia mengangguk. “Iya. Besok ada makan malam keluarga di rumahnya.”

Lima orang itu langsung berseru, “WAAAAH!!”

Siti menggoyangkan bahunya. “Lo harus kasih laporan detil ke kita setelah makan malam itu!”

Nadia mendengus. “Gue bakal cerita kalau gue nggak pingsan duluan karena canggung.”

Intan tertawa. “Tenang, Nad. Kalau dia dokter, setidaknya dia bisa nolongin lo kalau lo pingsan.”

-------

---

Begitu sampai rumah, Nadia menyeret langkahnya masuk dengan wajah seperti korban ujian mendadak. Plastik martabak di tangannya terasa lebih berat dari beban hidupnya.

Ibunya, yang lagi duduk santai di sofa sambil nonton sinetron, melirik sekilas. “Lho, tumben pulang cepat? Gimana acara kumpulnya?”

Nadia menghempaskan diri ke sofa dan meletakkan martabak di meja. “Gimana ya, Bu… Bayangin pas lagi di persidangan, tapi yang jadi hakim, jaksa, dan saksi semuanya teman-teman yang julid.”

Ibunya langsung ngakak. “Wah, seru tuh. Terus, vonisnya apa?”

Nadia menatap kosong ke langit-langit. “Guilty karena jomblo kelamaan.”

Ibunya mengambil martabak dengan santai. “Ya… emang sih.”

“BU! Bisa nggak sih kali ini belain aku?!”

Ibunya hanya mengangkat bahu sambil mengunyah. “Nggak bisa, anakku. Fakta harus diterima.”

Nadia mengerang dan mengubur wajah di bantal. “Kenapa semua orang di hidupku kayak komentator sepak bola? Aku butuh supporter, bukan pengamat!”

Ibunya menepuk bahunya pelan. “Sabar, Nak. Nanti kalau udah nikah, kamu bakal punya suami buat dengerin curhatanmu.”

Nadia langsung duduk tegak. “BU, TOLONG JANGAN INGATKAN AKU SAMA HAL ITU!”

Ibunya terkekeh puas.

Sementara itu, Nadia melirik martabak yang semakin berkurang. “Bu, itu buat aku.”

“Tapi kamu kayaknya udah kenyang makan omongan temen-temenmu.”

Nadia mendengus, tapi akhirnya menyerah. “Udahlah, aku tidur aja.”

“Nggak cuci muka dulu?”

“Nggak. Biar besok kelihatan makin sengsara, biar Adrian kasihan dan batal nikahin aku.”

Ibu hanya tertawa.

---

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • PERNIKAHAN GAGAL NORMAL    BAB 5 - "PERJALANAN KE NERAKA EH RUMAH ADRIAN"

    Hari ini hari besar. Hari di mana Nadia secara resmi akan dijual ke pria asing yang bahkan dia belum pernah lihat! Tapi apakah dia bakal terima gitu aja? OH, TENTU TIDAK. Nadia udah nyusun rencana "GAGALIN MAKAN MALAM" dengan strategi yang sangat jenius. Dandan menor + baju pelangi = calon besan ilfil. "Jenius banget gue," pikirnya sambil senyum licik di depan cermin. Makeup-nya? Full set kayak mau manggung di konser K-Pop. Foundation tebel, eyeliner setajam silet, lipstick merah menyala, dan blush on jebret biar kelihatan kayak abis ditampar. Baju? PELAAAANGI. Atasan kuning ngejreng, rok hijau terang, sepatu pink neon. Pokoknya nyentrik abis! Kalau ada lomba fashion disaster, dia pasti juara satu. Dia baru aja selesai berdandan ketika pintu kamar terbuka… Dan di sanalah IBUNYA. Mata ibunya langsung menyipit tajam. Bibirnya menipis. "Nadia…" suara ibunya rendah, tapi penuh ancaman. "Duh, kok bulu kuduk gue merinding?" "Ya, Bu?" Nadia tersenyum polos. "I

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-15
  • PERNIKAHAN GAGAL NORMAL    BAB 6 - MAKAN MALAM YANG MENCEKAM

    ---Setelah ADEGAN MEMALUKAN DI TIANG PAGAR, akhirnya Nadia berhasil ditarik masuk ke rumah Adrian.Nadia duduk dengan posisi super kaku di meja makan Adrian.Piring di depannya masih utuh. Sendok di tangannya bahkan belum digerakkan.Dia nggak berani gerak. Nggak berani ngomong.NGGAK BERANI NGELIHAT ADRIAN SAMA SEKALI.Sepanjang makan, kepalanya terus menunduk. Fokus ke nasinya aja.Tapi masalahnya… DIA NGERASA DIAWASI.Dan itu bikin dia makin grogi."Jangan tegang gitu, Nadia. Santai aja, anggap rumah sendiri," kata ibunya Adrian ramah.Nadia mencoba tersenyum. "I-iya, Tante…"TAPI TETEP NUNDUK.Adrian yang duduk tepat di seberangnya akhirnya bersuara, nadanya datar seperti biasa. "Kamu bisa makan sambil lihat ke depan, lho."Nadia menggeleng cepat. "Aku nggak bisa."Adrian mengangkat alis. "Kenapa?"Masih nunduk, Nadia mengaduk-aduk nasinya. "Nggak apa-apa…"Ayahnya Adrian tertawa kecil. "Kamu malu, ya?""IH, NGGAK!!" Suara Nadia malah naik satu oktaf.Ayahnya Nadia ikut nimbrung,

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-15
  • PERNIKAHAN GAGAL NORMAL    BAB 7 - AYAH

    --- Minggu siang. Matahari sudah tinggi, tapi Nadia masih saja meringkuk di kamar, selimutan sambil scroll TikTok. Sejak bangun tadi, dia belum melakukan hal produktif. Bahkan niatnya buat mandi pun masih sebatas wacana. Tapi yang paling bikin dia kesal... Kenapa di FYP isinya pernikahan semua?! Seorang pengantin menangis haru di pelaminan. Geser. Sepasang pengantin bergandengan tangan di bawah dekorasi mewah. Geser. Seorang istri membagikan kisah perjalanan cintanya yang penuh liku sampai akhirnya menikah dengan pria impiannya. Nadia mendengus kesal. "Astaga, algoritma TikTok, tolong lah..." Seolah hidupnya belum cukup dipenuhi obrolan soal pernikahan, sekarang media sosialnya juga ikut-ikutan?! Dia melempar HP ke samping dan menatap langit-langit kamar. Harus keluar dari kamar sebelum makin stress. Dengan langkah malas, dia akhirnya turun ke ruang tamu. Di sana, ibunya sudah duduk manis di depan TV, seperti biasa. Dan seperti yang sudah bisa ditebak… Gopi

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-23
  • PERNIKAHAN GAGAL NORMAL    BAB 8 – PERSIAPAN LAMARAN YANG BIKIN PUSING

    Senin pagi.Nadia masih di kamar, berbaring dengan nyaman sambil menggulir layar ponselnya. Mata masih sedikit sepet karena begadang semalam, tapi tangannya terus bergerak mencari hiburan di TikTok.Bukan, bukan video tentang tips pernikahan atau cara bersikap anggun saat lamaran. Yang muncul di berandanya justru video idol K-Pop dan diskon lightstick BLACKPINK yang entah kapan bakal turun harga lagi.Hidup terasa damai, sampai—BRAK!Pintu kamar Nadia mendadak terbuka lebar dengan suara menggelegar, membuatnya hampir melempar ponsel saking kagetnya."NADIAAA!!!"Suara ibunya menggema di seisi ruangan.Nadia buru-buru bangkit, meski kepalanya masih pening. "Ya Allah, kenapa sih, Bu?! Saya nggak ngapa-ngapain!"Ibunya berdiri di ambang pintu dengan ekspresi setengah panik, setengah kesal. "Kenapa kamu masih tiduran?! Lamaran semakin dekat! Harus persiapan!"Nadia melirik jam dinding. Masih jam delapan pagi. Masih ada tujuh hari sebelum hari H."Bu, itu masih seminggu lagi," ucapnya den

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-24
  • PERNIKAHAN GAGAL NORMAL    BAB 1 - "HAH?APA?!"

    Nadia tenggelam dalam dunia fangirling-nya. Dengan headphone menempel di telinga, dia menikmati fancam bias kesayangannya yang baru di-upload beberapa jam lalu. Tangannya lincah scroll komentar di Twitter, sesekali ngakak sendiri melihat teori-teori fans yang makin absurd."Gila, ini beneran manusia? Kenapa dia bisa sekeren ini?"Dia menggigit bantal, berusaha menahan teriakan biar nggak dibilang orang gila sama ibunya, yang sejak tadi sudah beberapa kali melirik curiga dari luar kamar.Hari ini harusnya damai. Seperti biasa, Nadia akan menghabiskan waktu dengan scrolling media sosial, streaming MV, dan perang voting. Hidupnya sempurna.Setidaknya sampai detik ini.BRAK!!Pintu kamarnya terbuka dengan keras, bikin jantung Nadia hampir copot."NA-DI-A!"Suara ibunya menggelegar seperti guntur di siang bolong.Nadia, yang masih tenggelam dalam dunia fangirling, cuma menoleh sebentar. "Hmm?"Ibunya berdiri di ambang pintu dengan ekspresi tajam. Wajahnya serius, tangannya berkacak pinggan

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-14
  • PERNIKAHAN GAGAL NORMAL    BAB 2 - MAKAN MALAM

    --- Nadia masih terbaring di kasurnya, memandangi langit-langit dengan tatapan kosong. Seumur hidup, dia nggak pernah membayangkan skenario seperti ini. Menikah? Dengan dokter? Minggu depan? INI PASTI PRANK! Tapi sayangnya, ini bukanlah mimpi buruk yang bisa di-skip dengan tombol ‘skip ad’. Dia menggulingkan badan, menatap poster idolanya yang tertempel di dinding. "Oppa, tolong aku... Apa yang harus kulakukan?" bisiknya dramatis. Tentu saja, sang idol di poster tetap tersenyum sempurna, tak memberikan solusi apa pun. Nadia menghela napas panjang dan memeluk gulingnya erat-erat. "Aku masih muda. Aku masih ingin fangirling. Aku masih ingin begadang nonton drama dan debat di Twitter soal ending yang menyedihkan. Kenapa tiba-tiba dunia ingin menjodohkanku dengan dokter asing yang bahkan belum pernah kutemui?" Dia meraih ponselnya, membuka Twitter, lalu mengetik status: "Ketika hidupmu baik-baik saja lalu tiba-tiba kena jumpscare: 'Minggu depan lamaran'." Dia menatap layarnya

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-15
  • PERNIKAHAN GAGAL NORMAL    BAB 3 - PENCERAHAN DI TENGAH RUMPUT

    Hari ini adalah hari bersejarah. Bukan karena Nadia mendadak semangat mencari kerja. Bukan juga karena dia akhirnya berhenti fangirling. Tapi karena untuk pertama kalinya dalam hidup, Nadia memegang cangkul. Ya, CANGKUL. “Bu, aku yakin ini aman?” tanya Nadia, memandangi alat berkebun di tangannya dengan tatapan waspada. Ibunya berdiri di teras dengan tangan berkacak pinggang. “Ya ampun, Nad, itu cuma cangkul. Bukan granat.” Nadia meringis. “Tapi aku belum pernah kerja fisik. Ini berbahaya buat mental aku.” Ibunya menghela napas panjang. “Nadia. Kamu udah 25 tahun, tapi baru pertama kali nyentuh tanah di halaman rumah sendiri. Itu yang bahaya.” LAGI-LAGI SKAKMAT. Dengan terpaksa, Nadia mulai menggali rumput liar di halaman. Matahari terik. Keringat mulai mengalir di pelipisnya. Ini melelahkan... dan menyebalkan. Baru lima menit bekerja, Nadia udah mulai curiga: ini misi dari ibunya buat menyiksanya pelan-pelan. “Bu, ini bisa masuk kategori kerja paksa nggak?” keluhnya sambil

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-15

Bab terbaru

  • PERNIKAHAN GAGAL NORMAL    BAB 8 – PERSIAPAN LAMARAN YANG BIKIN PUSING

    Senin pagi.Nadia masih di kamar, berbaring dengan nyaman sambil menggulir layar ponselnya. Mata masih sedikit sepet karena begadang semalam, tapi tangannya terus bergerak mencari hiburan di TikTok.Bukan, bukan video tentang tips pernikahan atau cara bersikap anggun saat lamaran. Yang muncul di berandanya justru video idol K-Pop dan diskon lightstick BLACKPINK yang entah kapan bakal turun harga lagi.Hidup terasa damai, sampai—BRAK!Pintu kamar Nadia mendadak terbuka lebar dengan suara menggelegar, membuatnya hampir melempar ponsel saking kagetnya."NADIAAA!!!"Suara ibunya menggema di seisi ruangan.Nadia buru-buru bangkit, meski kepalanya masih pening. "Ya Allah, kenapa sih, Bu?! Saya nggak ngapa-ngapain!"Ibunya berdiri di ambang pintu dengan ekspresi setengah panik, setengah kesal. "Kenapa kamu masih tiduran?! Lamaran semakin dekat! Harus persiapan!"Nadia melirik jam dinding. Masih jam delapan pagi. Masih ada tujuh hari sebelum hari H."Bu, itu masih seminggu lagi," ucapnya den

  • PERNIKAHAN GAGAL NORMAL    BAB 7 - AYAH

    --- Minggu siang. Matahari sudah tinggi, tapi Nadia masih saja meringkuk di kamar, selimutan sambil scroll TikTok. Sejak bangun tadi, dia belum melakukan hal produktif. Bahkan niatnya buat mandi pun masih sebatas wacana. Tapi yang paling bikin dia kesal... Kenapa di FYP isinya pernikahan semua?! Seorang pengantin menangis haru di pelaminan. Geser. Sepasang pengantin bergandengan tangan di bawah dekorasi mewah. Geser. Seorang istri membagikan kisah perjalanan cintanya yang penuh liku sampai akhirnya menikah dengan pria impiannya. Nadia mendengus kesal. "Astaga, algoritma TikTok, tolong lah..." Seolah hidupnya belum cukup dipenuhi obrolan soal pernikahan, sekarang media sosialnya juga ikut-ikutan?! Dia melempar HP ke samping dan menatap langit-langit kamar. Harus keluar dari kamar sebelum makin stress. Dengan langkah malas, dia akhirnya turun ke ruang tamu. Di sana, ibunya sudah duduk manis di depan TV, seperti biasa. Dan seperti yang sudah bisa ditebak… Gopi

  • PERNIKAHAN GAGAL NORMAL    BAB 6 - MAKAN MALAM YANG MENCEKAM

    ---Setelah ADEGAN MEMALUKAN DI TIANG PAGAR, akhirnya Nadia berhasil ditarik masuk ke rumah Adrian.Nadia duduk dengan posisi super kaku di meja makan Adrian.Piring di depannya masih utuh. Sendok di tangannya bahkan belum digerakkan.Dia nggak berani gerak. Nggak berani ngomong.NGGAK BERANI NGELIHAT ADRIAN SAMA SEKALI.Sepanjang makan, kepalanya terus menunduk. Fokus ke nasinya aja.Tapi masalahnya… DIA NGERASA DIAWASI.Dan itu bikin dia makin grogi."Jangan tegang gitu, Nadia. Santai aja, anggap rumah sendiri," kata ibunya Adrian ramah.Nadia mencoba tersenyum. "I-iya, Tante…"TAPI TETEP NUNDUK.Adrian yang duduk tepat di seberangnya akhirnya bersuara, nadanya datar seperti biasa. "Kamu bisa makan sambil lihat ke depan, lho."Nadia menggeleng cepat. "Aku nggak bisa."Adrian mengangkat alis. "Kenapa?"Masih nunduk, Nadia mengaduk-aduk nasinya. "Nggak apa-apa…"Ayahnya Adrian tertawa kecil. "Kamu malu, ya?""IH, NGGAK!!" Suara Nadia malah naik satu oktaf.Ayahnya Nadia ikut nimbrung,

  • PERNIKAHAN GAGAL NORMAL    BAB 5 - "PERJALANAN KE NERAKA EH RUMAH ADRIAN"

    Hari ini hari besar. Hari di mana Nadia secara resmi akan dijual ke pria asing yang bahkan dia belum pernah lihat! Tapi apakah dia bakal terima gitu aja? OH, TENTU TIDAK. Nadia udah nyusun rencana "GAGALIN MAKAN MALAM" dengan strategi yang sangat jenius. Dandan menor + baju pelangi = calon besan ilfil. "Jenius banget gue," pikirnya sambil senyum licik di depan cermin. Makeup-nya? Full set kayak mau manggung di konser K-Pop. Foundation tebel, eyeliner setajam silet, lipstick merah menyala, dan blush on jebret biar kelihatan kayak abis ditampar. Baju? PELAAAANGI. Atasan kuning ngejreng, rok hijau terang, sepatu pink neon. Pokoknya nyentrik abis! Kalau ada lomba fashion disaster, dia pasti juara satu. Dia baru aja selesai berdandan ketika pintu kamar terbuka… Dan di sanalah IBUNYA. Mata ibunya langsung menyipit tajam. Bibirnya menipis. "Nadia…" suara ibunya rendah, tapi penuh ancaman. "Duh, kok bulu kuduk gue merinding?" "Ya, Bu?" Nadia tersenyum polos. "I

  • PERNIKAHAN GAGAL NORMAL    BAB 4 - KEPO

    ---Nadia baru aja selesai mandi dan rebahan di kasur ketika tiba-tiba HP-nya bergetar GILA-GILAAN.Drrt! Drrt! Drrt!Notifikasi grup chat "anak didik mama papa" muncul di layar.Winda: NADIAAA!!Siti: KAMU MAU LAMARAN? SERIUSAN?!Intan: LAMA BANGET JOMBLO, SEKALI LAMARAN LANGSUNG DOKTER WOY KEREN JUGA KAMU!!Rina: KOK NGGAK NGUNDANG KITA?! KAPAN NIKAHNYA?!Tari: Tunggu… katanya kamu masih sibuk fangirling?! Gimana ceritanya bisa tiba-tiba NIKAH?!Nadia ngeliatin HP dengan ekspresi ERROR 404."INI APAAN SIH?!"Seketika dia duduk tegak. Belum ada 24 jam sejak ibunya ngumumin lamaran, tapi gosip ini udah menyebar lebih luas dari berita skandal idol!Dengan panik, Nadia langsung ngetik.Nadia: WEI WEI WEI, SIAPA YANG SEBARIN GOSIP?!Tapi yang bales justru bikin Nadia makin pengen ngamuk.Siti: Emak lo, Nad.Intan: Iya, tadi mamaku baru aja teleponan sama mamamu. Terus beliau bilang, ‘Oh, si Nadia minggu depan lamaran, calonnya dokter lho.’Tari: Nad, lo tau gak, gosip ibu-ibu itu lebih k

  • PERNIKAHAN GAGAL NORMAL    BAB 3 - PENCERAHAN DI TENGAH RUMPUT

    Hari ini adalah hari bersejarah. Bukan karena Nadia mendadak semangat mencari kerja. Bukan juga karena dia akhirnya berhenti fangirling. Tapi karena untuk pertama kalinya dalam hidup, Nadia memegang cangkul. Ya, CANGKUL. “Bu, aku yakin ini aman?” tanya Nadia, memandangi alat berkebun di tangannya dengan tatapan waspada. Ibunya berdiri di teras dengan tangan berkacak pinggang. “Ya ampun, Nad, itu cuma cangkul. Bukan granat.” Nadia meringis. “Tapi aku belum pernah kerja fisik. Ini berbahaya buat mental aku.” Ibunya menghela napas panjang. “Nadia. Kamu udah 25 tahun, tapi baru pertama kali nyentuh tanah di halaman rumah sendiri. Itu yang bahaya.” LAGI-LAGI SKAKMAT. Dengan terpaksa, Nadia mulai menggali rumput liar di halaman. Matahari terik. Keringat mulai mengalir di pelipisnya. Ini melelahkan... dan menyebalkan. Baru lima menit bekerja, Nadia udah mulai curiga: ini misi dari ibunya buat menyiksanya pelan-pelan. “Bu, ini bisa masuk kategori kerja paksa nggak?” keluhnya sambil

  • PERNIKAHAN GAGAL NORMAL    BAB 2 - MAKAN MALAM

    --- Nadia masih terbaring di kasurnya, memandangi langit-langit dengan tatapan kosong. Seumur hidup, dia nggak pernah membayangkan skenario seperti ini. Menikah? Dengan dokter? Minggu depan? INI PASTI PRANK! Tapi sayangnya, ini bukanlah mimpi buruk yang bisa di-skip dengan tombol ‘skip ad’. Dia menggulingkan badan, menatap poster idolanya yang tertempel di dinding. "Oppa, tolong aku... Apa yang harus kulakukan?" bisiknya dramatis. Tentu saja, sang idol di poster tetap tersenyum sempurna, tak memberikan solusi apa pun. Nadia menghela napas panjang dan memeluk gulingnya erat-erat. "Aku masih muda. Aku masih ingin fangirling. Aku masih ingin begadang nonton drama dan debat di Twitter soal ending yang menyedihkan. Kenapa tiba-tiba dunia ingin menjodohkanku dengan dokter asing yang bahkan belum pernah kutemui?" Dia meraih ponselnya, membuka Twitter, lalu mengetik status: "Ketika hidupmu baik-baik saja lalu tiba-tiba kena jumpscare: 'Minggu depan lamaran'." Dia menatap layarnya

  • PERNIKAHAN GAGAL NORMAL    BAB 1 - "HAH?APA?!"

    Nadia tenggelam dalam dunia fangirling-nya. Dengan headphone menempel di telinga, dia menikmati fancam bias kesayangannya yang baru di-upload beberapa jam lalu. Tangannya lincah scroll komentar di Twitter, sesekali ngakak sendiri melihat teori-teori fans yang makin absurd."Gila, ini beneran manusia? Kenapa dia bisa sekeren ini?"Dia menggigit bantal, berusaha menahan teriakan biar nggak dibilang orang gila sama ibunya, yang sejak tadi sudah beberapa kali melirik curiga dari luar kamar.Hari ini harusnya damai. Seperti biasa, Nadia akan menghabiskan waktu dengan scrolling media sosial, streaming MV, dan perang voting. Hidupnya sempurna.Setidaknya sampai detik ini.BRAK!!Pintu kamarnya terbuka dengan keras, bikin jantung Nadia hampir copot."NA-DI-A!"Suara ibunya menggelegar seperti guntur di siang bolong.Nadia, yang masih tenggelam dalam dunia fangirling, cuma menoleh sebentar. "Hmm?"Ibunya berdiri di ambang pintu dengan ekspresi tajam. Wajahnya serius, tangannya berkacak pinggan

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status