Share

PERNIKAHAN DADAKAN DENGAN MAJIKAN TAMPAN
PERNIKAHAN DADAKAN DENGAN MAJIKAN TAMPAN
Penulis: Ardhya Rahma

Bab 1 Mengajukan Resign

Penulis: Ardhya Rahma
last update Terakhir Diperbarui: 2023-12-05 12:09:02

"Ini surat pengunduran diri saya, Tuan."

Ambar meletakkan sebuah amplop berwarna putih di meja kerja majikannya, lalu berdiri menunggu balasan. Tangannya memainkan pita baju terusan model A line yang dikenakannya, kentara gugup.

"Pengunduran diri? Apa maksud kamu?" tanya lelaki yang duduk di balik meja kerja kayu jati itu dengan suara baritonnya. 

Alis hitam tebal yang membingkai wajah lelaki berahang kokoh itu nyaris bertaut ketika sepasang mata kelamnya menatap Ambar dengan nanar. 

Ambar menunduk. Dia merasa gamang dan bingung harus menjawab apa. Tubuhnya merasa tertekan di bawah sorot tajam majikannya yang terkenal dingin dan pemarah.  

"Jelaskan Ambar! Kamu jangan menunduk terus!" sentak majikan Ambar lagi.  

Ambar menutup mata dan menarik napas dalam sebelum akhirnya menatap sang majikan, Alvaro Hadinata, lurus. "Saya mau menikah, Tuan."

Mata Alvaro terbeliak. "Menikah? Kamu?" 

"Betul, Tuan. Saya akan segera menikah. Itu sebabnya saya perlu mengundurkan diri," jelas Ambar.

Kening Alvaro berkerut. Selama empat tahun bekerja untuknya, dia tidak pernah melihat Ambar dekat dengan lelaki selain sopir dan para pengawal. Itu pun semuanya telah punya kekasih maupun istri.

Jadi, siapa pria yang akan Ambar nikahi ini?

"Memangnya kamu punya pacar?” tanya Alvaro.

Ambar hanya menggeleng. “Tidak, Tuan.”

Kerutan di dahi Alvaro semakin dalam. "Jadi, dengan siapa kamu mau menikah? Jelaskan yang benar!" bentaknya dengan tidak sabar.

“Saya dijodohkan ayah saya, Tuan” jawab Ambar singkat.

Alvaro agak kaget. Perjodohan?

Dengan usaha untuk sabar, Alvaro menegaskan, "Ambar, kamu tidak bisa berhenti begitu saja. Kamu tahu ‘kan betapa pentingnya keberadaanmu di sini? " 

Ambar menunduk. Dia tahu maksud majikannya. 

Empat tahun lalu, Ambar melamar sebagai pengasuh putra Alvaro. Meski tidak punya pengalaman, dia tetap diterima dari sekian banyak pelamar. Hal itu karena hanya dia yang berhasil menenangkan bayi merah yang tidak berhenti menangis keras itu.

Sekarang, akibat kemampuan dan kejujurannya, Ambar sudah menjadi kepala urusan rumah tangga sekaligus orang kepercayaan Alvaro di rumah. Dia yang mengepalai para asisten rumah tangga, tukang kebun, sopir dan tentunya baby sitter Afreen, putra tunggal Alvaro.

Afreen … bocah itu Ambar besarkan sejak bayi. Dibandingkan ibu kandung bocah tersebut yang sama sekali tidak memedulikannya setelah bercerai dari Alvaro, bisa Ambar katakan kalau Afreen lebih dekat dengannya. Tidak jauh beda dengannya, bocah itu juga sangat menyayangi Ambar sampai tidak bisa jauh darinya.

Demikian, kalau ditanya apa hal yang paling Ambar sayangkan ketika mengajukan pengunduran diri, maka dia akan menjawab bahwa hal itu adalah Afreen. Bocah yang sudah dia anggap seperti putra kandungnya sendiri.

"Ambar, kamu saya ajak bicara kok malah melamun?" sentak Alvaro yang menyadarkan Ambar dari lamunannya. 

"Maaf, Tuan tadi bicara apa?"

"Tadi saya bilang mengijinkan kamu menikah, tapi tidak boleh mengundurkan diri," jawab Alvaro.

Ambar mengerutkan kening mendengar keputusan Alvaro. "Maksudnya bagaimana, Tuan? Bagaimana bisa saya menikah kalau saya tidak berhenti bekerja?"

"Kenapa tidak bisa? Bilang saja ke suamimu kalau kamu mau tetap bekerja. Kalau perlu, suami kamu bisa bekerja dengan saya juga. Kalian bisa tinggal di salah satu kamar yang ada di paviliun dekat kolam renang. Seperti Mbok Darmi dan suaminya." 

Sekarang bukan hanya keningnya yang berkerut, tapi mulut Ambar pun melongo mendengar tawaran Alvaro. Majikannya itu beranggapan calon suaminya adalah seorang pekerja kecil seperti dirinya! 

Ambar tertawa kesal dalam hati. Dia agak tersinggung, tapi dengan sabar dia menjawab, "Maaf, Tuan. Terima kasih untuk tawarannya, tapi saya tidak bisa menerima. Saya tetap akan mengundurkan diri." 

Mata Alvaro mengerjap kaget. 

Selama ini, belum pernah ada orang yang berani membantah permintaan atau melawan perintahnya, jadi bagaimana gadis di depannya ini tidak takut melakukannya?! Apa karena dia sudah mengenalnya terlalu lama?! Atau Alvaro sudah terlalu baik padanya!?

Menepiskan rasa tidak senang dalam hati, Alvaro bertanya, “Kenapa? Apa tawaran saya kurang menarik?” Aura yang menyelimuti tubuh pria itu menggelap.

“Bukan begitu, Tuan, tapi–”

“Gaji ….” Alvaro memotong ucapan Ambar. “Gaji dan bonus kamu akan saya naikkan. Kalau perlu dua kali lipat dari sekarang!" kata Alvaro dengan nada tinggi. Rupanya dia mulai jengkel dengan penolakan yang diberikan oleh Ambar. 

Merasakan amarah majikannya mulai muncul, Ambar menghela napas dengan berat. Sungguh keras kepala pria di hadapannya ini. 

"Bukan karena itu, Tuan. Saya tetap harus mengundurkan diri kalau menikah. Karena calon suami saya yang memintanya. Dia bukan pekerja, tapi seorang pengusaha." 

"Pengusaha?” 

Alvaro mulai merasa ada yang aneh.

“Tadi kamu bilang tidak pacaran, lalu dijodohkan ….” Pria itu mulai menarik asumsi. “Apakah kamu dijodohkan dengan seorang pengusaha tua karena ayahmu punya utang kepadanya?" 

Selama sesaat, Ambar terbengong. Apa majikannya ini peramal? Atau malah terlalu sering menonton sinetron? Kenapa tebakannya begitu tepat sasaran?!

Dengan senyum yang dipaksakan, Ambar menjawab, "Benar, Tuan." Dia tidak menyangka harus mengakui hal memalukan ini di hadapan sang majikan. “Oleh karena itu, tolong izinkan saya berhenti.” 

Alvaro terdiam mendengar ucapan Ambar. Untuk sesaat, di hatinya melintas perasaan kasihan kepada Ambar melihat dia dijual sebagai pelunas utang.  

Akan tetapi, Alvaro bukan orang yang terbiasa memperturutkan perasaan. Wajahnya segera berubah menjadi datar tanpa ekspresi. Dia kembali menjadi sosok dingin dan tidak berperasaan yang dikenal orang. 

"Berapa utang ayahmu? Saya yang akan melunasinya!"  ucap Alvaro tegas.

Pupil mata Ambar melebar.

"Tunggu apa lagi? Cepat telepon ayahmu dan batalkan rencana pernikahannya!" 

Ambar terdiam di tempat untuk sesaat sebelum menggelengkan kepala. “Terima kasih, Tuan. Akan tetapi, saya tidak bisa menerima.”  

Pandangan Alvaro menggelap mendengar hal itu. "Ambar, jangan mengetes kesabaran saya.” Dia melanjutkan, “Kamu berkata alasanmu harus berhenti adalah utang ayahmu. Sekarang, saya bersedia membayarnya, jadi kenapa kamu bersikeras ingin berhenti? Apa kamu mempermainkan saya!?”  

Nada bicara Alvaro yang meninggi membuat Ambar menggigit bibir. Dia sudah benar-benar membuat pria itu marah.

"Tuan, jangan salah paham,” ujar Ambar, mencoba menenangkan emosi Alvaro. “Pun utang itu dibayarkan, selama saya tidak menikah, saya pasti tetap akan dijadikan jaminan ketika lain kali ayah saya berutang. Kala itu, Tuan tidak mungkin membayarkan kembali utang ayah saya, bukan?”

Ucapan Ambar membuat Alvaro terdiam, tahu gadis itu benar. 

“Oleh karena itu, lebih baik saya tetap menikah saja.”

Mendengar ucapan Ambar membuat Alvaro menggeram rendah, merasa frustrasi. Dia bisa membayangkan jelas kericuhan yang akan dibuat putranya seandainya Ambar tidak ada di rumah ini. 

Akhirnya, pria berparas rupawan itu pun memasang wajah serius dan berkata, "Kalau begitu, kamu menikah saja dengan saya!" 

Komen (1)
goodnovel comment avatar
Luvdiana
Kasihan banget Ambar Dipaksa nikah demi utang lunas ...
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • PERNIKAHAN DADAKAN DENGAN MAJIKAN TAMPAN   Bab 2 Ajakan Menikah

    Bab 2 Ambar tak elak melongo mendengar ucapan Alvaro. Apa dia tidak salah dengar? Majikannya baru saja mengajaknya menikah, bukan?“Kenapa kamu diam? Saya bilang, ayo kita menikah!”Sungguh, Ambar tidak salah dengar. Majikannya benar-benar sedang mengajaknya menikah!Dengan senyum yang dipaksakan, Ambar berujar, "Tuan, jangan bercanda ….”“Apa kamu pernah melihat saya bercanda?” balas Alvaro dengan wajah serius.Sudut bibir Ambar berkedut. “T-tapi, saya tidak mungkin menikah dengan Tuan …." Alvaro mengerutkan keningnya. "Kenapa tidak mungkin? Saya kurang baik untukmu? Atau wajah saya terlalu buruk dan bukan seleramu?”Kurang baik sih tidak, buruk rupa juga tidak. Bahkan, bisa dikatakan Alvaro luar biasa tampan. Akan tetapi …. siapa yang mau menikah dengan singa galak seperti ini!? Walau tampan, tapi yang ada Ambar bisa mati muda karena sakit hati diomeli terus!‘Selain itu ….’Belum sempat Ambar bahkan menyelesaikan ucapan batinnya, dia tersentak begitu melihat Alvaro berdiri dari

    Terakhir Diperbarui : 2023-12-05
  • PERNIKAHAN DADAKAN DENGAN MAJIKAN TAMPAN   Bab 3 Rencana Pernikahan

    Ambar terpaku mendengar kata-kata Alvaro. Kepalanya mendongak dan matanya balik menatap Alvaro dengan agak melotot."Apa?!" tanya Ambar setengah berseru."Saya bilang, saya setuju menikahimu secara sah! Apa ada masalah dengan telingamu, Ambar?!” bentak Alvaro yang sungguh sudah kehilangan kesabarannya.Tidak, Ambar tidak tuli. Akan tetapi, bagaimana bisa majikannya itu berakhir menerima permintaannya!? Apa pria tersebut sudah kehilangan akal sehatnya?!“Tuan, pikirkan kembali! Saya adalah bawahan Anda, bagaimana mungkin Anda menikahi saya secara sah?! Apa kata keluarga besar Hadinata nanti!? Bagaimana dengan reputasi Anda?!” ujar Ambar dengan agak panik. Menikahi sang majikan mungkin terdengar sangat luar biasa, terlebih karena dirinya seakan menjadi tuan putri dalam sekejap. Akan tetapi, mengenal sifat seorang Alvaro Hadinata, itu sama saja seperti masuk ke gua singa!“Entah itu reputasi saya ataupun reaksi keluarga Hadinata, itu urusan saya. Kamu tidak perlu ambil pusing. Yang jela

    Terakhir Diperbarui : 2023-12-05
  • PERNIKAHAN DADAKAN DENGAN MAJIKAN TAMPAN   Bab 4. Siska si Pengacau

    Alvaro memasang wajah gelap melihat kedatangan salah satu wanita yang dibencinya di dunia ini. Dia mengisyaratkan pada Adi dan sekretarisnya untuk pergi.Setelah Adi dan sekretaris Alvaro melangkah keluar dan pintu kantor ditutup, Alvaro menatap tajam wanita paruh baya itu dan berkata dengan ketus, "Apa kamu tidak tahu sopan santun?" "Alvaro, Mama terpaksa melakukannya karena ingin mencegah perbuatan konyolmu itu." Siska, ibu tiri Alvaro, menjawab dengan wajah khawatir yang dibuat-buat.Alvaro mendengkus. "Aku tidak mengerti ucapanmu. Apa yang konyol?""Jangan berpura-pura lagi. Mama sudah dengar kalau kamu ingin menikahi pembantu kamu sendiri!" Alvaro mengepalkan tangannya dan menatap tajam sang mama tiri. Dia sudah menyembunyikan segala prosesnya agar tidak ada gangguan, tapi ibu tirinya itu masih bisa mengetahui hal ini. Sepertinya, orang-orang di kediaman harus ‘dibereskan’ lagi."Apa yang aku lakukan dan siapa yang akan aku nikahi bukan urusanmu. Pergi dari ruangan ini,” balas

    Terakhir Diperbarui : 2023-12-05
  • PERNIKAHAN DADAKAN DENGAN MAJIKAN TAMPAN   Bab 5 Si Jenius, Afreen

    Malamnya di ruang bermain kediaman Alvaro, terlihat Ambar tengah menemani Afreen bermain. Namun, berbeda dari bocah kecil menggemaskan itu, alih-alih memainkan mobil-mobilan di lantai, Ambar justru tampak terbengong-bengong.Bagaimana tidak? Hatinya terus bertanya-tanya apakah keputusannya menikah dengan sang majikan tidak terlalu gegabah? Ambar mengembuskan napas pelan untuk membuang resahnya. Namun rasa gelisahnya itu tetap tidak mau pergi, terutama saat membayangkan nanti akan berhadapan dengan keluarga besar Hadinata. “Akan ada perang dunia," gumam Ambar.Bekerja untuk Alvaro selama empat tahun membuat Ambar tahu hampir segalanya mengenai sifat tiap-tiap anggota keluarga besar Hadinata, begitu pula dengan permasalahan dalam keluarga tersebut. Dan, kalau dirinya menikah dengan Alvaro, pasti salah satu masalah terbesar untuknya adalah ibu tiri dari pria tersebut, Siska Yunita. "Miss Ambar kenapa?"Ambar tersentak dari lamunannya. Dia menoleh ke arah sumber suara, tempat seorang b

    Terakhir Diperbarui : 2023-12-05
  • PERNIKAHAN DADAKAN DENGAN MAJIKAN TAMPAN   Bab 6 Pengumuman yang Mengejutkan

    "Papa!" jerit Afreen senang. Dia segera berlari menghampiri sang papa. Anak lelaki itu tampak agak lupa dengan janjinya untuk melindungi Ambar dari sang ayah.Pada saat yang sama, Alvaro sudah berjongkok dan merentangkan tangannya. Dia menyejajarkan tinggi dan langsung menyambut anak tunggalnya itu ke dalam pelukan. Sebuah senyuman menawan terlukis di wajah tampannya saat sang putra telah berada dalam dekapan.Ambar berdiri sambil menghela napas saat melihat adegan itu. Bohong kalau dia tidak terpesona dengan betapa tampannya sang majikan tiap kali tersenyum memunculkan lesung pipi manisnya itu.Namun, dia tahu, hanya ada satu alasan Alvaro bisa tersenyum seperti itu.Afreen."Kelihatannya kamu senang sekali hari ini, Boy," ucap Alvaro selagi mengusap kepala putranya. Dia memang selalu menggunakan kata ‘Boy’ sebagai panggilan kesayangan untuk Afreen."Ya! Hari ini, Miss Ambar membacakan buku seru untuk Afreen! Bukan cuma itu, Miss Ambar juga–”Mendadak, ucapan Afreen terhenti, membuat

    Terakhir Diperbarui : 2023-12-05
  • PERNIKAHAN DADAKAN DENGAN MAJIKAN TAMPAN   Bab 7 Rencana Busuk Siska

    Di malam yang sama di kediaman keluarga besar Hadinata“Apa katamu? Alvaro ingin menikah dengan pembantu itu?!”Teriakan itu terdengar dari arah ruang santai, tempat beberapa anggota keluarga besar Alvaro berkumpul setelah selesai makan malam. "Benar! Tidakkah itu aneh!?" sahut Siska sinis selagi menatap beberapa orang lain di hadapannya. "Seperti tidak ada perempuan lain yang lebih baik saja daripada pembantu itu!" lanjut Siska."Iya, kalau memang Bang Alvaro mau, aku bisa kenalkan dengan temanku," ucap salah satu sepupu perempuan Alvaro. “Masih lebih banyak yang cantik dan pintar dengan latar belakang yang jelas!”“Mungkin dia sudah termakan rayuan perempuan kampung itu," ucap Siska sinis. "Atau jangan-jangan gadis kampung itu sudah memantrai Alvaro? Jadi Alvaro tidak bisa melupakan gadis itu karena diguna-guna?"Semua orang di ruangan itu terkesiap ngeri mendengar omongan Siska yang belum tentu kebenarannya. "Masa sih sampai seperti itu, Ma? Apa itu mungkin?" ujar Adam, adik tiri

    Terakhir Diperbarui : 2023-12-15
  • PERNIKAHAN DADAKAN DENGAN MAJIKAN TAMPAN   Bab 8  Aletta Berulah

    “Jangan sebut namaku dengan mulut busukmu itu. Dasar wanita kampung murahan! Aku tidak rela kamu menyebut namaku!” pekik Aletta sambil tangannya mengayun dan secepat kilat menampar Ambar.Kejadian yang berlangsung tidak sampai satu menit dan sangat mendadak itu, membuat para pelayan dan satpam yang masih ada di ruang tamu terkesiap. Mereka menatap Ambar nanar, merasa kasihan. Akan tetapi, dengan kenyataan Aletta adalah nona muda dari sisi keluarga ibu tiri Alvaro, juga memiliki reputasi sebagai model ternama, para pelayan tahu menyentuh Aletta sama dengan mencari masalah.Di sisi lain, Ambar masih membeku setelah ditampar oleh Aletta. Hanya ketika kesadarannya kembali barulah tangan gadis itu menyentuh pipinya, yang masih terasa perih dan panas. Dia mengangkat pandangan, lalu kembali menatap Aletta dengan saksama.“Nona Aletta, mohon tenang sesaat. Apa alasan Anda tiba-tiba datang dengan marah dan berakhir menampar saya?” Ambar berusaha tenang untuk meredam emosi Aletta. “Siapa kamu

    Terakhir Diperbarui : 2023-12-16
  • PERNIKAHAN DADAKAN DENGAN MAJIKAN TAMPAN   Bab 9. Ambar VS Aletta

    “Baik, Nyonya Besar,” jawab Ambar santun.Setelah membungkuk hormat, Ambar meninggalkan ruang tamu dengan tenang. Tidak ada raut wajah jengkel kepada Bu Galuh atas perlakuannya itu. Pun kepada Aletta yang tersenyum mengejek kepadanya. Meski akan segera menikahi Alvaro, Ambar menyadari posisinya saat ini yang masih menjadi kepala rumah tangga di kediaman Alvaro. Jadi, tidak ada rasa tersinggung ketika dia diminta untuk menjalankan pekerjaannya. Tak lama kemudian, Ambar memasuki ruang tamu kembali. Tangannya membawa sebuah nampan yang di atasnya terletak dua buah gelas berisi minuman dan satu piring berisi kudapan. Saat menyajikan makanan dan minuman tersebut, Ambar mendengar Aletta sedang membanggakan diri di depan Bu Galuh. Nenek alvaro itu juga tampak ramah kepada gadis itu. Hal itu membuat Ambar merasa keduanya tidak ingin diganggu dan memutuskan untuk segera beranjak.“Kamu mau ke mana?” tanya Bu Galuh saat Ambar mau pergi. “Duduk,” titah Bu Galuh. Perintah itu membuat Ambar

    Terakhir Diperbarui : 2023-12-17

Bab terbaru

  • PERNIKAHAN DADAKAN DENGAN MAJIKAN TAMPAN   Bab 61  Meminta Maaf

    Bab 61 Meminta Maaf ‘Mata yang biasanya bercahaya itu hari ini meredup’ batin Alvaro. ‘Aku harus bisa mengembalikan keceriaan Ambar lagi. Tapi bagaimana caranya?’ Alvaro masih terus menatap Ambar, meski saat ini gadis itu sudah beranjak meninggalkan ruang makan. Setelah punggung Ambar tak nampak lagi dari tempat Alvaro berjongkok, lelaki itu mulai mengurai pelukannya. Lalu dia mengajak Afreen duduk kembali di kursi. “Afreen sayang yuk dihabiskan sarapannya. Susunya juga ya biar cepat besar seperti papa,” bujuk Alvaro. “Tapi papa temanin Afreen sarapan, ya,” rajuk Afreen. “Iya Papa temani.” Alvaro pun memberi isyarat kepada salah satu asisten rumah tangganya untuk menyiapkan sarapan buat dirinya. Ketika Alvaro tengah menikmati sarapan sambil mendengar celotehan Afreen, Ambar masuk kembali ke ruang makan. Melihat mama tiri kesayangannya itu Afreen spontan berkata, “Ayo, Mama sarapan juga bareng Papa.” Ambar menatap Afreen sambil melirik Alvaro. Dia tampak enggan duduk seme

  • PERNIKAHAN DADAKAN DENGAN MAJIKAN TAMPAN   Bab 60   Memperbaiki Kesalahan

    Bab 60 Memperbaiki Kesalahan Alvaro menuruni tangga dari lantai dua rumahnya sambil memegangi pelipisnya. Kepalanya terasa berdenyut nyeri akibat kurang tidur semalam. Semua karena isi kepalanya yang terlalu riuh. ‘Kenapa? Kenapa semalam dia bisa lepas kendali? Kenapa juga dia merasa tidak rela disebut bajin**n oleh Ambar? Memangnya apa bedanya Ambar dengan orang lain?’ Pertanyaan-pertanyaan itu terus memenuhi benak Alvaro hingga dia menjadi sulit tidur karena kesulitan mencari jawabannya. Baru saja sampai di tangga terbawah, telinga Alvaro yang tajam mendengar gelak tawa dari arah ruang makan. Lelaki itu mempercepat langkahnya menuju ruangan tersebut. “Afreen nggak mau minum susu. Afreen maunya minum teh atau kopi seperti Mama.” “Nggak boleh, Sayang. Afreen masih kecil nggak boleh minum kopi. Kalau minum teh boleh, tapi nanti siang pulang sekolah. Sekarang sarapannya minum susu dulu, ya. Biar Afreen sehat dan tambah pinter,” jawab sebuah suara wanita yang dikenali oleh A

  • PERNIKAHAN DADAKAN DENGAN MAJIKAN TAMPAN   Bab 59  Kekesalan Alvaro

    Bab 59 Kekesalan Alvaro “Kamu benar-benar tega! Aku tidak menyangka ternyata kamu seorang bajin**n! Kemana perginya Tuan Alvaro yang terhormat itu? Aku menyesal sudah setuju menikah dengan bajin**n seperti kamu!” Jeritan Ambar membuat Alvaro tersentak. Tepat pada saat bersamaan bibirnya berhasil menyentuh pipi Ambar yang mulai basah oleh air mata. Alvaro pun membeku. Perlahan-lahan Alvaro menutup mata. Dia menarik napas dalam-dalam dan mengeluarkannya perlahan. Dia melakukannya berulang kali dalam usahanya meredam emosi. Setelah deru napasnya yang memburu berubah menjadi lebih tenang, Alvaro mengangkat tubuhnya yang tadi menind*h Ambar. Lantas dia menjauh dari Ambar dan memilih duduk di pinggir kasur. Karena Alvaro sudah tidak lagi mengungkungnya, Ambar segera beringsut menjauh. Sebenarnya bisa saja Ambar beranjak keluar dari kamar, tetapi dia masih syok. Jadi ketika mencobanya kaki Ambar terlalu lemah sehingga dia tidak sanggup berdiri. Akhirnya gadis itu memilih duduk di uju

  • PERNIKAHAN DADAKAN DENGAN MAJIKAN TAMPAN   Bab 58  Memaksakan Kehendak

    Bab 58 Memaksakan Kehendak“Kamu benar-benar tidak bisa kuampuni lagi. Kamu harus diberi pelajaran sekarang juga!” Alvaro merengkuh tubuh Ambar agar tetap berdiri lalu tangannya mulai menarik Ambar. Dengan sedikit kasar Alvaro mencekal lengan Ambar dan menyeretnya menuju ujung ruang kerjanya. Di sudut ruangan itu terdapat pintu penghubung menuju kamar tempat Alvaro beristirahat kalau dia sedang malas naik ke kamarnya di lantai dua. Ambar kaget mendapat perlakuan seperti itu dari Alvaro. Selama dia bekerja sebagai baby sitter Afreen, Ambar belum pernah melihat Alvaro berbuat kasar. Mantan majikannya itu memang sering marah, tapi tidak pernah sampai menggunakan tangannya untuk menghukum seseorang. Itu sebabnya saat ini Ambar sangat ketakutan. Dia sudah berusaha sekuat tenaga untuk melepaskan diri dari cekalan tangan Alvaro. Namun tidak berhasil. Bagaimana mungkin kekuatannya sebagai seorang wanita bisa menandingi ketangguhan seorang lelaki? Apalagi lelaki yang sudah gelap mata sepert

  • PERNIKAHAN DADAKAN DENGAN MAJIKAN TAMPAN   Bab 57  Emosi Alvaro Memuncak

    “Aku tidak terima alasan seperti itu!” “Terus mau kamu bagaimana?” tantang Ambar. Sambil berdiri tegak di depan Alvaro, mata Ambar menatap tajam lelaki yang baru beberapa bulan menikahinya itu. “Aku akan meminta hakku agar kamu selalu ingat kewajibanmu,” ucap Alvaro dengan tegas. Ambar menatap Alvaro dengan bingung. “Hak? Hak yang mana yang ingin kamu minta?”Alvaro balik menatap Ambar lekat. “Tentu saja hakku sebagai seorang suami. Dan tentunya sebagai seorang istri sudah kewajibanmu untuk memenuhi hakku sebagai suami.”Kening Ambar berkerut membentuk beberapa garis. Bibirnya sedikit melongo. Dia terbengong-bengong mendengar ucapan Alvaro. “Aku tidak mengerti maksudmu. Hak yang mana lagi? Bukankah aku sudah memberikan semuanya kepadamu? Bukankah sudah kuturuti juga semua perintahmu? Apa semua itu masih belum cukup?” “Tentu saja belum cukup! Justru hal yang paling dasar belum kamu penuhi!” sentak Alvaro. “Hal yang paling dasar?” gumam Ambar sambil mengulangi kata-kata Alvaro. Eksp

  • PERNIKAHAN DADAKAN DENGAN MAJIKAN TAMPAN   Bab 56   Alvaro Meminta Hak

    Bab 56 Alvaro Meminta Hak Sebenarnya Ambar sudah menyiapkan hati sebelum membuka pintu ruang kerja Alvaro. Dia tahu suami di atas kertasnya itu pasti akan marah melihat kepulangannya yang terlambat. Namun tak urung dia tersentak juga ketika Alvaro menegurnya saat dia memasuki ruang kerja Alvaro. Dengan suara menggelegar lelaki itu berkata, “Akhirnya kamu pulang juga! Kupikir kamu mau menginap di luar!”Tubuh Ambar gemetar mendengarnya. Bukan karena dia kaget mendengar suara Alvaro yang sangat keras namun dia tak mampu menahan gejolak emosi nya mendengarkan kata-kata yang diucapkan oleh lelaki itu.Dengan mata menatap nanar Alvaro, Ambar berdiri tegak dan menjawab dengan suara yang tak kalah keras, “Apa maksud kamu? Kau pikir aku perempuan apa?” “Coba kamu pikir sendiri kamu perempuan seperti apa. Karena terus terang saja aku tidak tahu harus berpikir bagaimana melihat wanita yang kunikahi tidak memberi kabar sama sekali kalau akan terlambat pulang!” Alvaro menatap Ambar dengan tat

  • PERNIKAHAN DADAKAN DENGAN MAJIKAN TAMPAN   Bab 55   Kemarahan Alvaro

    Bab 55 Kemarahan Alvaro Alvaro melirik jam dinding dan mendecih sinis, “Hampir pukul sembilan dan dia baru pulang? Aku harus berbuat sesuatu agar dia tidak berbuat seenaknya lagi seperti malam ini! Bagaimana pun juga dia punya hak dan kewajiban kepadaku! Tunggu saja aku akan memperjelas hal itu sekarang juga!”***Satu jam sebelumnya, di warung kaki lima yang viral.“Kamu kenapa, sih? Kok gelisah terus dari tadi?” selidik Ken.“Kamu belum selesai makan, ya? Perut kamu masih aman?” sindir Ambar. “Memangnya kenapa perutku bisa nggak aman?” Ken bertanya balik. Ambar menatap gemas ke arah Ken. Sahabatnya itu benar-benar lugu atau pura-pura tidak tahu jawaban dari pertanyaannya? “Gini loh, Ken … harusnya kan perut itu ada batasannya. Kok kamu enggak, ya? Memangnya berapa hari kamu nggak makan? Kok nambah terus pesanan makanan kamu itu,” jawab Ambar dengan nada kesal. “Loh kan kamu sendiri yang bilang kalau warung ini viral karena makanan di sini enak semua. Jadi jangan salahkan aku

  • PERNIKAHAN DADAKAN DENGAN MAJIKAN TAMPAN   Bab 54   Ketakutan Ambar

    Bab 54 Ketakutan Ambar ‘Mana mungkin aku bilang kepadamu kalau yang mengirim pesan adalah suamiku,’ batin Ambar sambil melirik Ken yang tengah menatapnya.Mata Ambar kembali memandang ponselnya dan sekali lagi menelusuri pesan W******p dari Alvaro yang berbunyi, “Ingatlah statusmu sebagai seorang istri! Jangan membuat ulah yang mempermalukan keluarga!” Ambar menarik napas dalam-dalam dan menghembuskannya perlahan. Ambar sedikit bingung ketika harus menulis balasan chat untuk Alvaro. Tangannya sudah ada di papan ketik ponsel, tetapi belum ada satu kata pun yang dia tulis sebagai jawaban dari chat Alvaro sebelumnya. Tidak mungkin dia berbohong bahwa saat ini dia sedang lembur di kantor. Karena dia yakin Alvaro pasti sudah tahu keberadaannya saat ini dan apa yang dilakukannya. Hal itu tersirat dari pilihan kata yang ditulis oleh Alvaro dalam chatnya.Pertanyaannya … dari mana kah Alvaro tahu tentang semuanya? Ambar melirik sahabatnya. Mungkinkah Ken benar-benar memposting foto dan v

  • PERNIKAHAN DADAKAN DENGAN MAJIKAN TAMPAN   Bab 53  Ambar, Ken, dan Alvaro

    ‘Teganya Ambar pergi tanpa pamit dan tanpa seizin dariku. Apakah dia lupa hak dan kewajiban yang tertera dalam kontrak?’ gumam Alvaro.Wajar saja Alvaro merasa kesal karena di saat dia mencemaskan Ambar, justru Ambar pergi bersenang-senang. Ambar keluar dengan seseorang sebelum mendapatkan izin dari Alvaro.Parahnya lagi Ambar pergi dengan seorang lelaki yang tidak disukai oleh Alvaro. Lelaki yang bernama Ken Lazuardi. Rekan bisnis Alvaro sekaligus sahabat Ambar di masa kecil. Alvaro menatap nanar status W******p Ken Lazuardi. Rekan bisnis yang dulu dia kenal sebagai lelaki dingin dan cuek kepada lawan jenis, nyatanya sekarang semua berubah sejak dia bertemu Ambar. Lihat saja story WA nya saat ini … penuh terisi dengan kebahagiaannya bersama Ambar. Alvaro jadi bertanya-tanya sebenarnya ada hubungan apa antara Ken dengan Ambar?Dada Alvaro terasa berat. Dia menarik nafas dalam-dalam karena kalau tidak begitu sepertinya udara tidak bisa masuk ke paru-parunya. Sayangnya hal itu tidak t

DMCA.com Protection Status