Home / CEO / PERNIKAHAN DADAKAN DENGAN MAJIKAN TAMPAN / Bab 6 Pengumuman yang Mengejutkan

Share

Bab 6 Pengumuman yang Mengejutkan

Author: Ardhya Rahma
last update Huling Na-update: 2024-10-29 19:42:56

"Papa!" jerit Afreen senang. Dia segera berlari menghampiri sang papa. Anak lelaki itu tampak agak lupa dengan janjinya untuk melindungi Ambar dari sang ayah.

Pada saat yang sama, Alvaro sudah berjongkok dan merentangkan tangannya. Dia menyejajarkan tinggi dan langsung menyambut anak tunggalnya itu ke dalam pelukan. Sebuah senyuman menawan terlukis di wajah tampannya saat sang putra telah berada dalam dekapan.

Ambar berdiri sambil menghela napas saat melihat adegan itu. Bohong kalau dia tidak terpesona dengan betapa tampannya sang majikan tiap kali tersenyum memunculkan lesung pipi manisnya itu.

Namun, dia tahu, hanya ada satu alasan Alvaro bisa tersenyum seperti itu.

Afreen.

"Kelihatannya kamu senang sekali hari ini, Boy," ucap Alvaro selagi mengusap kepala putranya. Dia memang selalu menggunakan kata ‘Boy’ sebagai panggilan kesayangan untuk Afreen.

"Ya! Hari ini, Miss Ambar membacakan buku seru untuk Afreen! Bukan cuma itu, Miss Ambar juga–”

Mendadak, ucapan Afreen terhenti, membuat Ambar dan Alvaro bingung.

"Juga apa?" tanya Alvaro heran ketika anaknya mengurai pelukan dan menatapnya dengan pandangan menyelidiki.

Tiba-tiba saja, Afreen meronta dan melepaskan diri dari dekapan Alvaro. Kemudian bocah kecil itu berlari ke Ambar dan memeluk gadis itu erat.

Dengan gaya ingin melindungi Ambar, Afreen berteriak, "Miss Ambar baik! Papa nggak boleh menindas!” serunya lantang, membuat Alvaro kaget. “Afreen akan melindungi Miss Ambar dari Papa Alvaro yang sering menindas."

Sekarang, bukan hanya Alvaro, tapi Ambar mendelik kaget. Bocah ini bicara apa sih!?

Perlahan, Ambar yang sedang dipeluk Afreen merasakan adanya tatapan tajam yang diarahkan padanya. Dia mengangkat pandangan perlahan dan menyadari tatapan Alvaro seakan ingin mengulitinya.

"Kamu yang mengatakan pada Afreen kalau aku sering menindas mu?" tanya Alvaro dingin.

Ambar langsung mengangkat tangannya. “Tuan! Jangan salah paham! Saya–’

Belum sempat Ambar menjawab, Afreen menyahut, "Bukan! Bukan Miss Ambar, tapi ada banyak orang yang bilang Papa sering menindas Miss Ambar!” Bocah kecil itu melirik wajah Ambar. “Seperti sekarang! Miss Ambar kelihatan takut!”

Melepas pelukannya pada pinggang Ambar, Afreen mencoba menggunakan tubuh mungilnya untuk menghalangi sang ayah dari mendekati Ambar.

“Papa nggak boleh menakuti Miss Ambar! Itu karena Afreen sayang Miss Ambar!"

Mendengar pembelaan itu, Ambar bingung harus terharu atau ingin menangis sedih. Yang jelas, dalam hati dia berdoa, ‘Tuan muda kecil, berhentilah bicara. Semakin kamu bicara, semakin ayahmu ingin membunuhku!’

Selagi Ambar sedang menangis dalam hati, dia mendadak mendengar Alvaro berkata, “Memangnya seberapa besar sayangnya Afreen kepada Miss Ambar?”

Pertanyaan itu membuat Ambar mematung, lalu menatap Alvaro yang sedang menatap putranya.

“Apa melebihi sayangnya Afreen pada Papa?"

Saat mengatakan itu, Ambar melihat Alvaro melirik dirinya, membuat jantung Ambar berdebar kencang.

Ancaman tipe baru apa lagi ini!?

Menjawab pertanyaan sang ayah, tanpa keraguan Afreen mengangguk mantap. "Sayangnya Afreen sama Papa sama besarnya dengan sayangnya Afreen kepada Miss Ambar.

Jadi, Papa Alvaro nggak boleh tindas Miss Ambar!"

Bibir Alvaro berkedut menahan senyum mendengar jawaban tegas anaknya. Begitu banyak yang pria itu korbankan untuk Afreen, tapi dia kalah dari pengasuh kesayangan bocah kecil itu?!

Akhirnya, dengan usaha tenang, Alvaro bertanya lagi, "Kalau Miss Ambar menjadi mamanya Afreen, apa Afreen senang?"

Sontak, Afreen pun membeku, begitu pula dengan Ambar dan semua orang yang ada di ruangan bermain itu. Kebetulan, masih ada Wulan dan seorang pelayan yang sedang membereskan mainan Afreen di ruang ini.

Ambar menggigit bibir. Apa yang sebenarnya sedang dipikirkan tuannya ini!? Apa pria itu berniat mengumumkan rencana pernikahan mereka sekarang?!

Ambar memang ingin pernikahan mereka sah, tetapi bila diucapkan sekarang, dia masih belum siap mental. Selain itu, ibu kandung dan ibu tiri tentu beda kedudukan. Afreen juga pasti tidak setuju ayahnya menikah dengan orang lain, terutama ketika ibunya itu adalah seorang pembawa acara televisi terkenal yang jauh lebih baik dalam segala hal dibandingkan dirinya!

Alhasil, Ambar mencoba menyela pembicaraan ini, “Tuan–”

Namun, belum selesai omongan Ambar, mendadak dia mendengar Afreen berseru, “Senang! Afreen senang sekali, Pa! Afreen mau banget Miss Ambar jadi Mama Afreen!”

Ambar terkejut, terlebih ketika Alvaro mendadak meliriknya dan menyunggingkan sebuah senyuman penuh arti. Pria itu mengambil langkah maju, lalu menggendong sang putra.

“Kalau begitu,” manik Alvaro kembali beralih ke sisi Ambar, “mulai sekarang belajar panggil dia ‘Mama’.”

Ambar membeku di tempat, jantungnya berdebar begitu keras seakan ingin melompat keluar dari dada. Pria ini jelas sedang menantangnya!

Sudut bibir Alvaro terangkat lebih tinggi melihat reaksi Ambar seiring dirinya berkata, “Karena Papa dan Miss Ambar kesayanganmu ini akan segera menikah.”

Semua orang terpaku oleh pernyataan Alvaro, terutama Ambar yang sama sekali tidak percaya majikannya itu akan secara sepihak mengumumkan pernikahan mereka!

Untuk apa? Apa karena dia berkata hanya Afreen yang bisa diandalkan? Jadi pria itu sengaja mempersulit dirinya? Tidak masuk akal!

“Aaahh!”

Ambar terkejut. Itu teriakan Afreen. Dia langsung menatap bocah tersebut, bertanya-tanya apa Afreen tidak menerimanya!?

Namun, wajah bocah kecil itu tampak semringah. Dia turun dari dekapan sang ayah dan langsung memeluk pinggang Ambar. “Yeaah! Miss Ambar jadi mama Afreen!”

Tindakan sang putra membuat lelaki tampan bertubuh jangkung itu kemudian menatap Ambar, melihat gadis Jawa berkulit kuning langsat tersebut tampak memaksakan sebuah senyuman sembari sesekali melemparkan pandangan kepada dua teman kerjanya yang ada di ruangan. Kentara jelas bahwa gadis itu tengah menahan diri untuk menjelaskan mengenai apa yang terjadi.

Hal tersebut membuat senyuman tersungging di wajah Alvaro.

‘Aku pria yang tidak bisa diandalkan, katanya?’

Mata pria itu lekat kepada sosok Ambar seperti seekor elang yang mengincar buruannya. ‘Bisa diandalkan atau tidak, yang penting kau sudah tidak bisa lari dari pernikahan ini.’

Mga Comments (11)
goodnovel comment avatar
Ardhya Rahma
Bab 6 ada revisi ya teman-teman. Biar makin seru...
goodnovel comment avatar
Ardhya Rahma
Makasih, Kak. Jangan lupa dukung Ambar dgn memberi ulasan dan gem, ya, Kak ...
goodnovel comment avatar
Ardhya Rahma
Makasih, Kak. Siap. Jangan lupa dukung Ambar dgn memberi ulasan dan gem, ya, Kak ...
Tignan lahat ng Komento

Kaugnay na kabanata

  • PERNIKAHAN DADAKAN DENGAN MAJIKAN TAMPAN   Bab 7 Rencana Busuk Siska

    Di malam yang sama di kediaman keluarga besar Hadinata“Apa katamu? Alvaro ingin menikah dengan pembantu itu?!”Teriakan itu terdengar dari arah ruang santai, tempat beberapa anggota keluarga besar Alvaro berkumpul setelah selesai makan malam. "Benar! Tidakkah itu aneh!?" sahut Siska sinis selagi menatap beberapa orang lain di hadapannya. "Seperti tidak ada perempuan lain yang lebih baik saja daripada pembantu itu!" lanjut Siska."Iya, kalau memang Bang Alvaro mau, aku bisa kenalkan dengan temanku," ucap salah satu sepupu perempuan Alvaro. “Masih lebih banyak yang cantik dan pintar dengan latar belakang yang jelas!”“Mungkin dia sudah termakan rayuan perempuan kampung itu," ucap Siska sinis. "Atau jangan-jangan gadis kampung itu sudah memantrai Alvaro? Jadi Alvaro tidak bisa melupakan gadis itu karena diguna-guna?"Semua orang di ruangan itu terkesiap ngeri mendengar omongan Siska yang belum tentu kebenarannya. "Masa sih sampai seperti itu, Ma? Apa itu mungkin?" ujar Adam, adik tiri

  • PERNIKAHAN DADAKAN DENGAN MAJIKAN TAMPAN   Bab 8  Aletta Berulah

    “Jangan sebut namaku dengan mulut busukmu itu. Dasar wanita kampung murahan! Aku tidak rela kamu menyebut namaku!” pekik Aletta sambil tangannya mengayun dan secepat kilat menampar Ambar.Kejadian yang berlangsung tidak sampai satu menit dan sangat mendadak itu, membuat para pelayan dan satpam yang masih ada di ruang tamu terkesiap. Mereka menatap Ambar nanar, merasa kasihan. Akan tetapi, dengan kenyataan Aletta adalah nona muda dari sisi keluarga ibu tiri Alvaro, juga memiliki reputasi sebagai model ternama, para pelayan tahu menyentuh Aletta sama dengan mencari masalah.Di sisi lain, Ambar masih membeku setelah ditampar oleh Aletta. Hanya ketika kesadarannya kembali barulah tangan gadis itu menyentuh pipinya, yang masih terasa perih dan panas. Dia mengangkat pandangan, lalu kembali menatap Aletta dengan saksama.“Nona Aletta, mohon tenang sesaat. Apa alasan Anda tiba-tiba datang dengan marah dan berakhir menampar saya?” Ambar berusaha tenang untuk meredam emosi Aletta. “Siapa kamu

  • PERNIKAHAN DADAKAN DENGAN MAJIKAN TAMPAN   Bab 9. Ambar VS Aletta

    “Baik, Nyonya Besar,” jawab Ambar santun.Setelah membungkuk hormat, Ambar meninggalkan ruang tamu dengan tenang. Tidak ada raut wajah jengkel kepada Bu Galuh atas perlakuannya itu. Pun kepada Aletta yang tersenyum mengejek kepadanya. Meski akan segera menikahi Alvaro, Ambar menyadari posisinya saat ini yang masih menjadi kepala rumah tangga di kediaman Alvaro. Jadi, tidak ada rasa tersinggung ketika dia diminta untuk menjalankan pekerjaannya. Tak lama kemudian, Ambar memasuki ruang tamu kembali. Tangannya membawa sebuah nampan yang di atasnya terletak dua buah gelas berisi minuman dan satu piring berisi kudapan. Saat menyajikan makanan dan minuman tersebut, Ambar mendengar Aletta sedang membanggakan diri di depan Bu Galuh. Nenek alvaro itu juga tampak ramah kepada gadis itu. Hal itu membuat Ambar merasa keduanya tidak ingin diganggu dan memutuskan untuk segera beranjak.“Kamu mau ke mana?” tanya Bu Galuh saat Ambar mau pergi. “Duduk,” titah Bu Galuh. Perintah itu membuat Ambar

  • PERNIKAHAN DADAKAN DENGAN MAJIKAN TAMPAN   Bab 10 Keputusan Bu Galuh

    Aletta berseru kaget. “Kak Alvaro!?”Alvaro mengabaikan sosok Aletta. Dia berjalan melewati gadis itu dan langsung melepaskan jasnya untuk kemudian disampirkan di tubuh Ambar yang basah.Dengan rengkuhan hangat dan hati-hati, Alvaro memeriksa keadaan Ambar dan bertanya, “Kamu baik-baik saja, Ambar?” Alis pria itu tertaut erat selagi ibu jarinya mengusap wajah Ambar yang basah.Perhatian, kelembutan, dan kekhawatiran pria tersebut membuat semua orang kaget, termasuk Ambar yang merasa sentuhan pria itu di wajahnya sangat intim. “Kenapa kalian diam saja melihat Ambar diperlakukan seperti ini?” bentak Alvaro kepada para pelayan yang berkerumun tak jauh darinya.Ambar menyentuh lengan Alvaro malu-malu. “Aku … baik-baik saja,” jawab Ambar pelan sambil mengusap lengan Alvaro. Gerakannya berhasil sedikit menenangkan Alvaro dan tidak melanjutkan memarahi para pelayan.Jujur, Ambar merasa sangat malu karena tertangkap basah berada di situasi seperti ini oleh Alvaro. Seharusnya, setelah bekerja

  • PERNIKAHAN DADAKAN DENGAN MAJIKAN TAMPAN   Bab 11 Tuduhan Bu Galuh

    “Kenapa kaget?” tanya Bu Galuh dengan nada menuduh. Tak dipedulikannya kedua insan berlainan jenis yang duduk di dekatnya itu, mengalami syok akibat dari pertanyaannya. Mata Bu Galuh berpindah-pindah menatap Ambar dan Alvaro dengan tatapan menyelidik.“Jangan bilang kalian tidak berniat memiliki anak?”Setelah batuknya mereda, Alvaro memandang Ambar yang balik menatapnya. Terlihat jelas raut wajah gadis itu kebingungan cara yang tepat untuk menjawab pertanyaan neneknya Alvaro.Akhirnya, Alvaro berdeham. Dia menatap lekat Bu Galuh dan bertanya, “Dari pertanyaan Nenek … apa bisa aku ambil kesimpulan Nenek … merestui pernikahan kami?”Ambar mengalihkan pandangan kepada Bu Galuh yang menatap sang cucu lekat. Dia juga ingin tahu mengenai hal itu.Di luar dugaan, Bu Galuh memiringkan kepalanya dan menatap dua orang di hadapan dengan bingung. “Kenapa tidak? Apa kamu lebih setuju aku menyetujui usaha ibu tirimu itu untuk menikahkanmu dengan Aletta?” Bu Galuh balik bertanya.Alvaro tersentak.

  • PERNIKAHAN DADAKAN DENGAN MAJIKAN TAMPAN   Bab 12  Alvaro Mau Apa?

    “Jangan berpura-pura. Aku tahu kamu tidak mencintai cucuku. Mata tuaku ini sudah terlatih untuk menilai karakter seseorang.”Jantung Ambar berdebar keras mendengar ucapan Bu Galuh yang di luar dugaannya. ‘Apa … pernikahan sandiwara ini akan berakhir bahkan sebelum sempat dimulai?’ Dia menggigit bibirnya. ‘Tapi, kalau memang demikian, kenapa Bu Galuh dari tadi menyatakan persetujuan kepada kami berdua?’Sekilat kepanikan di wajah Ambar membuat Bu Galuh tersenyum kecil. “Jangan begitu takut,” ujarnya. “Aku tidak akan mencampuri urusan kalian. Aku sudah terlalu tua untuk itu.”Ucapan Bu Galuh membuat Ambar seketika mengerjapkan mata, sangat bingung. Di sisi lain, Bu Galuh menepuk punggung tangan Ambar.“Aku tahu kamu bukan wanita licik penuh siasat, melainkan seorang wanita yang bijaksana. Kentara dari caramu menangani Aletta,” ujar Bu Galuh dengan bangga.Spontan Ambar mengangkat wajahnya. ‘Jadi, sedari tadi Bu Galuh membiarkan Aletta bertindak semena-mena … adalah karena beliau ingin m

  • PERNIKAHAN DADAKAN DENGAN MAJIKAN TAMPAN   Bab 13   Salah Sangka

    “Apa yang mau kamu lakukan?!” Dalam kepanikannya, Ambar mendorong Alvaro sekuat tenaga hingga pria itu terjatuh.“Ugh!” Lenguhan kesakitan terdengar dari sisi Alvaro. Pria itu menatap Ambar dengan mata melotot. “Apa masalahmu!? Kenapa malah mendorongku!?”Sadar dia mendorong tuannya sendiri, Ambar agak khawatir bercampur panik. Akan tetapi, dia masih merasa kesal karena semua salah Alvaro yang mendekatinya!“S-salahmu! Kenapa kamu mendekatiku seperti itu!?” Dengan tangan melindungi dadanya, Ambar memeringati Alvaro, “Ingat! Jangan berani kamu berbuat macam-macam! Kita belum menikah!”Alvaro ternganga. “Apa sih isi kepalamu?!” sergah pria itu. “Aku ingin mengobati luka di pipimu! Apa kamu tidak sadar pipimu melepuh karena minuman panas Aletta tadi!?” Ambar terbelalak tak percaya dengan ucapan Alvaro. Dia bergegas berdiri dan menuju cermin yang berada di kamar mandi pria tersebut.Sampai di depan cermin, barulah Ambar menyadari kebenaran ucapan Alvaro. Pipinya memang tidak sampai mel

  • PERNIKAHAN DADAKAN DENGAN MAJIKAN TAMPAN   Bab 14  Dendam Semakin Membara

    Mendengar ucapan Siska, Aletta cepat bertanya, “Apa itu, Tante?” Suaranya jelas menunjukkan gadis itu mulai tertarik. “Biarkan Tante yang atur detailnya. Kamu tunggu instruksi dari Tante. Jangan berbuat nekat!” “Oke, aku percaya ke Tante Siska. Aku tunggu kabar Tante.” Suara Aletta terdengar semakin bersemangat. Dia pasti merasa ada lampu hijau untuk mewujudkan impiannya bersanding dengan Alvaro.Siska menatap layar ponsel yang berubah gelap setelah Aletta menutup pembicaraan mereka. Dia meremas ponselnya dan berkata dalam hati, ‘Sebelum melaksanakan rencana itu, aku harus temui Ibu dulu.’Ibu jelas merujuk kepada sang ibu mertua Siska, Bu Galuh.Siska merasa bahwa selama ini dia selalu menuruti apa kata Bu Galuh, tapi ternyata sampai akhir wanita itu tidak mendukung keputusannya untuk menjodohkan Aletta dan Alvaro. Demikian, sudah saatnya Siska tidak lagi patuh dan mengajukan protes kepada keputusan Bu Galuh, yang menyetujui pernikahan Alvaro dan Ambar!Ibu tiri alvaro itu keluar da

Pinakabagong kabanata

  • PERNIKAHAN DADAKAN DENGAN MAJIKAN TAMPAN   Bab 61  Meminta Maaf

    Bab 61 Meminta Maaf ‘Mata yang biasanya bercahaya itu hari ini meredup’ batin Alvaro. ‘Aku harus bisa mengembalikan keceriaan Ambar lagi. Tapi bagaimana caranya?’ Alvaro masih terus menatap Ambar, meski saat ini gadis itu sudah beranjak meninggalkan ruang makan. Setelah punggung Ambar tak nampak lagi dari tempat Alvaro berjongkok, lelaki itu mulai mengurai pelukannya. Lalu dia mengajak Afreen duduk kembali di kursi. “Afreen sayang yuk dihabiskan sarapannya. Susunya juga ya biar cepat besar seperti papa,” bujuk Alvaro. “Tapi papa temanin Afreen sarapan, ya,” rajuk Afreen. “Iya Papa temani.” Alvaro pun memberi isyarat kepada salah satu asisten rumah tangganya untuk menyiapkan sarapan buat dirinya. Ketika Alvaro tengah menikmati sarapan sambil mendengar celotehan Afreen, Ambar masuk kembali ke ruang makan. Melihat mama tiri kesayangannya itu Afreen spontan berkata, “Ayo, Mama sarapan juga bareng Papa.” Ambar menatap Afreen sambil melirik Alvaro. Dia tampak enggan duduk seme

  • PERNIKAHAN DADAKAN DENGAN MAJIKAN TAMPAN   Bab 60   Memperbaiki Kesalahan

    Bab 60 Memperbaiki Kesalahan Alvaro menuruni tangga dari lantai dua rumahnya sambil memegangi pelipisnya. Kepalanya terasa berdenyut nyeri akibat kurang tidur semalam. Semua karena isi kepalanya yang terlalu riuh. ‘Kenapa? Kenapa semalam dia bisa lepas kendali? Kenapa juga dia merasa tidak rela disebut bajin**n oleh Ambar? Memangnya apa bedanya Ambar dengan orang lain?’ Pertanyaan-pertanyaan itu terus memenuhi benak Alvaro hingga dia menjadi sulit tidur karena kesulitan mencari jawabannya. Baru saja sampai di tangga terbawah, telinga Alvaro yang tajam mendengar gelak tawa dari arah ruang makan. Lelaki itu mempercepat langkahnya menuju ruangan tersebut. “Afreen nggak mau minum susu. Afreen maunya minum teh atau kopi seperti Mama.” “Nggak boleh, Sayang. Afreen masih kecil nggak boleh minum kopi. Kalau minum teh boleh, tapi nanti siang pulang sekolah. Sekarang sarapannya minum susu dulu, ya. Biar Afreen sehat dan tambah pinter,” jawab sebuah suara wanita yang dikenali oleh A

  • PERNIKAHAN DADAKAN DENGAN MAJIKAN TAMPAN   Bab 59  Kekesalan Alvaro

    Bab 59 Kekesalan Alvaro “Kamu benar-benar tega! Aku tidak menyangka ternyata kamu seorang bajin**n! Kemana perginya Tuan Alvaro yang terhormat itu? Aku menyesal sudah setuju menikah dengan bajin**n seperti kamu!” Jeritan Ambar membuat Alvaro tersentak. Tepat pada saat bersamaan bibirnya berhasil menyentuh pipi Ambar yang mulai basah oleh air mata. Alvaro pun membeku. Perlahan-lahan Alvaro menutup mata. Dia menarik napas dalam-dalam dan mengeluarkannya perlahan. Dia melakukannya berulang kali dalam usahanya meredam emosi. Setelah deru napasnya yang memburu berubah menjadi lebih tenang, Alvaro mengangkat tubuhnya yang tadi menind*h Ambar. Lantas dia menjauh dari Ambar dan memilih duduk di pinggir kasur. Karena Alvaro sudah tidak lagi mengungkungnya, Ambar segera beringsut menjauh. Sebenarnya bisa saja Ambar beranjak keluar dari kamar, tetapi dia masih syok. Jadi ketika mencobanya kaki Ambar terlalu lemah sehingga dia tidak sanggup berdiri. Akhirnya gadis itu memilih duduk di uju

  • PERNIKAHAN DADAKAN DENGAN MAJIKAN TAMPAN   Bab 58  Memaksakan Kehendak

    Bab 58 Memaksakan Kehendak“Kamu benar-benar tidak bisa kuampuni lagi. Kamu harus diberi pelajaran sekarang juga!” Alvaro merengkuh tubuh Ambar agar tetap berdiri lalu tangannya mulai menarik Ambar. Dengan sedikit kasar Alvaro mencekal lengan Ambar dan menyeretnya menuju ujung ruang kerjanya. Di sudut ruangan itu terdapat pintu penghubung menuju kamar tempat Alvaro beristirahat kalau dia sedang malas naik ke kamarnya di lantai dua. Ambar kaget mendapat perlakuan seperti itu dari Alvaro. Selama dia bekerja sebagai baby sitter Afreen, Ambar belum pernah melihat Alvaro berbuat kasar. Mantan majikannya itu memang sering marah, tapi tidak pernah sampai menggunakan tangannya untuk menghukum seseorang. Itu sebabnya saat ini Ambar sangat ketakutan. Dia sudah berusaha sekuat tenaga untuk melepaskan diri dari cekalan tangan Alvaro. Namun tidak berhasil. Bagaimana mungkin kekuatannya sebagai seorang wanita bisa menandingi ketangguhan seorang lelaki? Apalagi lelaki yang sudah gelap mata sepert

  • PERNIKAHAN DADAKAN DENGAN MAJIKAN TAMPAN   Bab 57  Emosi Alvaro Memuncak

    “Aku tidak terima alasan seperti itu!” “Terus mau kamu bagaimana?” tantang Ambar. Sambil berdiri tegak di depan Alvaro, mata Ambar menatap tajam lelaki yang baru beberapa bulan menikahinya itu. “Aku akan meminta hakku agar kamu selalu ingat kewajibanmu,” ucap Alvaro dengan tegas. Ambar menatap Alvaro dengan bingung. “Hak? Hak yang mana yang ingin kamu minta?”Alvaro balik menatap Ambar lekat. “Tentu saja hakku sebagai seorang suami. Dan tentunya sebagai seorang istri sudah kewajibanmu untuk memenuhi hakku sebagai suami.”Kening Ambar berkerut membentuk beberapa garis. Bibirnya sedikit melongo. Dia terbengong-bengong mendengar ucapan Alvaro. “Aku tidak mengerti maksudmu. Hak yang mana lagi? Bukankah aku sudah memberikan semuanya kepadamu? Bukankah sudah kuturuti juga semua perintahmu? Apa semua itu masih belum cukup?” “Tentu saja belum cukup! Justru hal yang paling dasar belum kamu penuhi!” sentak Alvaro. “Hal yang paling dasar?” gumam Ambar sambil mengulangi kata-kata Alvaro. Eksp

  • PERNIKAHAN DADAKAN DENGAN MAJIKAN TAMPAN   Bab 56   Alvaro Meminta Hak

    Bab 56 Alvaro Meminta Hak Sebenarnya Ambar sudah menyiapkan hati sebelum membuka pintu ruang kerja Alvaro. Dia tahu suami di atas kertasnya itu pasti akan marah melihat kepulangannya yang terlambat. Namun tak urung dia tersentak juga ketika Alvaro menegurnya saat dia memasuki ruang kerja Alvaro. Dengan suara menggelegar lelaki itu berkata, “Akhirnya kamu pulang juga! Kupikir kamu mau menginap di luar!”Tubuh Ambar gemetar mendengarnya. Bukan karena dia kaget mendengar suara Alvaro yang sangat keras namun dia tak mampu menahan gejolak emosi nya mendengarkan kata-kata yang diucapkan oleh lelaki itu.Dengan mata menatap nanar Alvaro, Ambar berdiri tegak dan menjawab dengan suara yang tak kalah keras, “Apa maksud kamu? Kau pikir aku perempuan apa?” “Coba kamu pikir sendiri kamu perempuan seperti apa. Karena terus terang saja aku tidak tahu harus berpikir bagaimana melihat wanita yang kunikahi tidak memberi kabar sama sekali kalau akan terlambat pulang!” Alvaro menatap Ambar dengan tat

  • PERNIKAHAN DADAKAN DENGAN MAJIKAN TAMPAN   Bab 55   Kemarahan Alvaro

    Bab 55 Kemarahan Alvaro Alvaro melirik jam dinding dan mendecih sinis, “Hampir pukul sembilan dan dia baru pulang? Aku harus berbuat sesuatu agar dia tidak berbuat seenaknya lagi seperti malam ini! Bagaimana pun juga dia punya hak dan kewajiban kepadaku! Tunggu saja aku akan memperjelas hal itu sekarang juga!”***Satu jam sebelumnya, di warung kaki lima yang viral.“Kamu kenapa, sih? Kok gelisah terus dari tadi?” selidik Ken.“Kamu belum selesai makan, ya? Perut kamu masih aman?” sindir Ambar. “Memangnya kenapa perutku bisa nggak aman?” Ken bertanya balik. Ambar menatap gemas ke arah Ken. Sahabatnya itu benar-benar lugu atau pura-pura tidak tahu jawaban dari pertanyaannya? “Gini loh, Ken … harusnya kan perut itu ada batasannya. Kok kamu enggak, ya? Memangnya berapa hari kamu nggak makan? Kok nambah terus pesanan makanan kamu itu,” jawab Ambar dengan nada kesal. “Loh kan kamu sendiri yang bilang kalau warung ini viral karena makanan di sini enak semua. Jadi jangan salahkan aku

  • PERNIKAHAN DADAKAN DENGAN MAJIKAN TAMPAN   Bab 54   Ketakutan Ambar

    Bab 54 Ketakutan Ambar ‘Mana mungkin aku bilang kepadamu kalau yang mengirim pesan adalah suamiku,’ batin Ambar sambil melirik Ken yang tengah menatapnya.Mata Ambar kembali memandang ponselnya dan sekali lagi menelusuri pesan W******p dari Alvaro yang berbunyi, “Ingatlah statusmu sebagai seorang istri! Jangan membuat ulah yang mempermalukan keluarga!” Ambar menarik napas dalam-dalam dan menghembuskannya perlahan. Ambar sedikit bingung ketika harus menulis balasan chat untuk Alvaro. Tangannya sudah ada di papan ketik ponsel, tetapi belum ada satu kata pun yang dia tulis sebagai jawaban dari chat Alvaro sebelumnya. Tidak mungkin dia berbohong bahwa saat ini dia sedang lembur di kantor. Karena dia yakin Alvaro pasti sudah tahu keberadaannya saat ini dan apa yang dilakukannya. Hal itu tersirat dari pilihan kata yang ditulis oleh Alvaro dalam chatnya.Pertanyaannya … dari mana kah Alvaro tahu tentang semuanya? Ambar melirik sahabatnya. Mungkinkah Ken benar-benar memposting foto dan v

  • PERNIKAHAN DADAKAN DENGAN MAJIKAN TAMPAN   Bab 53  Ambar, Ken, dan Alvaro

    ‘Teganya Ambar pergi tanpa pamit dan tanpa seizin dariku. Apakah dia lupa hak dan kewajiban yang tertera dalam kontrak?’ gumam Alvaro.Wajar saja Alvaro merasa kesal karena di saat dia mencemaskan Ambar, justru Ambar pergi bersenang-senang. Ambar keluar dengan seseorang sebelum mendapatkan izin dari Alvaro.Parahnya lagi Ambar pergi dengan seorang lelaki yang tidak disukai oleh Alvaro. Lelaki yang bernama Ken Lazuardi. Rekan bisnis Alvaro sekaligus sahabat Ambar di masa kecil. Alvaro menatap nanar status W******p Ken Lazuardi. Rekan bisnis yang dulu dia kenal sebagai lelaki dingin dan cuek kepada lawan jenis, nyatanya sekarang semua berubah sejak dia bertemu Ambar. Lihat saja story WA nya saat ini … penuh terisi dengan kebahagiaannya bersama Ambar. Alvaro jadi bertanya-tanya sebenarnya ada hubungan apa antara Ken dengan Ambar?Dada Alvaro terasa berat. Dia menarik nafas dalam-dalam karena kalau tidak begitu sepertinya udara tidak bisa masuk ke paru-parunya. Sayangnya hal itu tidak t

DMCA.com Protection Status