Share

Bab 9. Ambar VS Aletta

Author: Ardhya Rahma
last update Last Updated: 2023-12-17 13:03:33

“Baik, Nyonya Besar,” jawab Ambar santun.

Setelah membungkuk hormat, Ambar meninggalkan ruang tamu dengan tenang. Tidak ada raut wajah jengkel kepada Bu Galuh atas perlakuannya itu. Pun kepada Aletta yang tersenyum mengejek kepadanya. 

Meski akan segera menikahi Alvaro, Ambar menyadari posisinya saat ini yang masih menjadi kepala rumah tangga di kediaman Alvaro. Jadi, tidak ada rasa tersinggung ketika dia diminta untuk menjalankan pekerjaannya. 

Tak lama kemudian, Ambar memasuki ruang tamu kembali. Tangannya membawa sebuah nampan yang di atasnya terletak dua buah gelas berisi minuman dan satu piring berisi kudapan.  

Saat menyajikan makanan dan minuman tersebut, Ambar mendengar Aletta sedang membanggakan diri di depan Bu Galuh. Nenek alvaro itu juga   tampak ramah kepada gadis itu. Hal itu membuat Ambar merasa keduanya tidak ingin diganggu dan memutuskan untuk segera beranjak.

“Kamu mau ke mana?” tanya Bu Galuh saat Ambar mau pergi. “Duduk,” titah Bu Galuh. 

Perintah itu membuat Ambar dan Aletta sama-sama kaget, tetapi keduanya diam. Ambar pun menurut dan memilih duduk di sofa yang berada di seberang Aletta. Bu Galuh sendiri duduk  di sofa tunggal.

Bu Galuh kemudian memandang Ambar dan berkata, “Kami sedang berbincang mengenai karir Aletta yang saat ini sedang melambung.” 

Pernyataan itu membuat Ambar mengangguk dan menatap Aletta, “Selamat, Nona.”

Cuping hidung Aletta kembang kempis mendengar pujian Bu Galuh. Dia menangkap sinyal bahwa sepertinya Bu Galuh ingin membuat Ambar sadar diri dengan perbedaan mereka. 

Jadi dia langsung bertanya, “Kamu sebenarnya lulusan universitas mana, Ambar? Kuliah jurusan apa?”

Kening Ambar berkerut mendengar pertanyaan Aletta. Dia yakin gadis itu tahu persis dirinya tidak sempat kuliah. Jadi, Ambar heran dan bertanya-tanya mengapa Aletta masih tetap bertanya. Sudah sangat jelas niatnya, Aletta ingin mempermalukan Ambar.

Akan tetapi, Ambar tetap menjawab pertanyaan Aletta. “Saya tidak kuliah, Nona.”

Aletta pura-pura terkejut mendengar jawaban Ambar. Kemudian, dia berkata dengan nada mengejek, “Oh maaf, aku kira Mbak Ambar lulusan universitas.” 

Walau melihat Ambar hanya tersenyum menanggapi sindirannya, Aletta tetap melanjutkan, “Terus, apa Kak Alvaro tahu Mbak Ambar bukan seorang sarjana?”

Ambar menatap Aletta lurus. “Saya pekerjanya, jadi jelas Tuan Alvaro tahu,” jawabnya tenang.

Melihat Ambar dipojokkan, Bu Galuh tidak berkomentar sama sekali. Wanita tua itu hanya menyesap tehnya dengan tenang selagi membiarkan dua wanita itu berbicara.

Hal tersebut pun membuat Aletta menjadi semakin berani dan berkata, “Loh, itu kamu sadar diri kalau hanya pekerja. Kok tiba-tiba berusaha menjadi nyonya?”

Ambar terdiam mendengar kata-kata Aletta yang jelas mencemoohnya. Dia menatap Aletta sambil membatin ‘Gadis cantik yang selalu tampil elegan itu rupanya tidak malu-malu merendahkan orang lain.’

‘Mungkin karena dia merasa posisinya jauh lebih tinggi dibanding Ambar. Tingkah kasar gadis itu benar-benar tidak mencerminkan keanggunan penampilannya.’ batin Ambar lagi. 

Mata Ambar kemudian beralih kepada sosok Bu Galuh yang hanya diam. Sepertinya, keberadaan sesepuh keluarga Hadinata itu menjadi dukungan untuk Aletta untuk bersikap semena-mena. 

Sementara itu Aletta tersenyum manis. Dia merasa menang karena mengira Ambar juga tidak berani banyak bicara karena keberadaan wanita tua itu.

Akan tetapi–

“Nona Aletta, memaksakan suatu hal itu tidak baik,” ucap Ambar.

Aletta mengerutkan kening dan bertanya balik, “Apa maksudmu?”

Senyum merekah di wajah Ambar. “Saya membicarakan pernikahan, Nona. Kalau dipaksakan, hasilnya tidak akan baik.” 

Balasan Ambar membuat pelayan yang ada di ruang tamu dan juga Aletta yang mendengarnya kaget. 

Dari ucapannya, Ambar jelas-jelas sedang mengatakan kalau Alvaro dan dirinya saling mencintai, itu alasan pernikahan bisa terjadi. Tidak seperti Aletta yang sudah lama berjuang, tapi tidak menimbulkan hasil!

Ambar sedang menyindir Aletta habis-habisan dengan cara yang sangat berkelas!!

Beberapa pelayan mulai berbisik. Kalau soal latar belakang, Ambar memang kalah dari Aletta. Akan tetapi, kalau soal kecerdasan dan wibawa, Ambar masih menang jauh! 

Empat tahun bekerja menjadi tangan kanan Alvaro di rumah, memang hanya Ambar yang bisa bertahan karena sifat tenang dan sikap bijaknya!

“Kalau dipikir-pikir lagi, memang tidak heran sih Tuan Alvaro suka dengan Mbak Ambar. Di luar latar belakang yang tidak sederajat, dia memang cantik, cerdas, dan cukup berwibawa,” bisik seorang pelayan kepada teman-temannya. 

“Benar. Aku setuju. Kalau bukan karena diberi tahu Mbak Ambar dari keluarga biasa, aku awalnya kira dia nona besar dari keluarga berada.” Pelayan lain ganti berbisik. 

Bisik-bisik para pelayan itu cukup keras hingga terdengar oleh Aletta. Wanita itu menjadi marah mendengar komentar para pelayan  dan dia pun menatap Ambar dengan tajam.

“Kamu menghinaku!?”

Masih duduk di kursinya, Ambar membungkukkan sedikit badannya menghadap Aletta, ”Saya tidak berani, Nona. Tolong jangan salah paham. Saya hanya memberikan pandangan saya saja.”

Tubuh Aletta bergetar marah. Dia berdiri dan langsung menyiramkan minuman kepada Ambar. “Dasar wanita rendahan! Hanya karena kamu bisa menggoda Alvaro, kamu pikir statusmu berubah menjadi tinggi dan–”

“Apa yang kamu pikir sedang kamu lakukan?!”

Semua orang kaget mendengar teriakan marah itu. Serempak mereka  menoleh ke arah sumber suara dan melihat sosok beraura gelap yang tiba-tiba berdiri di pintu. 

Semua orang gemetar ketika melihat sosok itu kemudian datang menghampiri dengan langkah lebarnya.

Seorang pelayan memekik, “I-itu T-Tuan Alvaro.”

Pelayan lain pun menyahut, “Perang, pasti akan terjadi perang!”

Ardhya Rahma

Nah, loh ... akankah terjadi perang? Ikuti terus cerita ini, ya. Buat para pembaca dukung Ambar,yuk dengan memberi ulasan dan gem. I Love you all 🥰🥰🥰

| 2

Related chapters

  • PERNIKAHAN DADAKAN DENGAN MAJIKAN TAMPAN   Bab 10 Keputusan Bu Galuh

    Aletta berseru kaget. “Kak Alvaro!?”Alvaro mengabaikan sosok Aletta. Dia berjalan melewati gadis itu dan langsung melepaskan jasnya untuk kemudian disampirkan di tubuh Ambar yang basah.Dengan rengkuhan hangat dan hati-hati, Alvaro memeriksa keadaan Ambar dan bertanya, “Kamu baik-baik saja, Ambar?” Alis pria itu tertaut erat selagi ibu jarinya mengusap wajah Ambar yang basah.Perhatian, kelembutan, dan kekhawatiran pria tersebut membuat semua orang kaget, termasuk Ambar yang merasa sentuhan pria itu di wajahnya sangat intim. “Kenapa kalian diam saja melihat Ambar diperlakukan seperti ini?” bentak Alvaro kepada para pelayan yang berkerumun tak jauh darinya.Ambar menyentuh lengan Alvaro malu-malu. “Aku … baik-baik saja,” jawab Ambar pelan sambil mengusap lengan Alvaro. Gerakannya berhasil sedikit menenangkan Alvaro dan tidak melanjutkan memarahi para pelayan.Jujur, Ambar merasa sangat malu karena tertangkap basah berada di situasi seperti ini oleh Alvaro. Seharusnya, setelah bekerja

    Last Updated : 2023-12-18
  • PERNIKAHAN DADAKAN DENGAN MAJIKAN TAMPAN   Bab 11 Tuduhan Bu Galuh

    “Kenapa kaget?” tanya Bu Galuh dengan nada menuduh. Tak dipedulikannya kedua insan berlainan jenis yang duduk di dekatnya itu, mengalami syok akibat dari pertanyaannya. Mata Bu Galuh berpindah-pindah menatap Ambar dan Alvaro dengan tatapan menyelidik.“Jangan bilang kalian tidak berniat memiliki anak?”Setelah batuknya mereda, Alvaro memandang Ambar yang balik menatapnya. Terlihat jelas raut wajah gadis itu kebingungan cara yang tepat untuk menjawab pertanyaan neneknya Alvaro.Akhirnya, Alvaro berdeham. Dia menatap lekat Bu Galuh dan bertanya, “Dari pertanyaan Nenek … apa bisa aku ambil kesimpulan Nenek … merestui pernikahan kami?”Ambar mengalihkan pandangan kepada Bu Galuh yang menatap sang cucu lekat. Dia juga ingin tahu mengenai hal itu.Di luar dugaan, Bu Galuh memiringkan kepalanya dan menatap dua orang di hadapan dengan bingung. “Kenapa tidak? Apa kamu lebih setuju aku menyetujui usaha ibu tirimu itu untuk menikahkanmu dengan Aletta?” Bu Galuh balik bertanya.Alvaro tersentak.

    Last Updated : 2023-12-19
  • PERNIKAHAN DADAKAN DENGAN MAJIKAN TAMPAN   Bab 12  Alvaro Mau Apa?

    “Jangan berpura-pura. Aku tahu kamu tidak mencintai cucuku. Mata tuaku ini sudah terlatih untuk menilai karakter seseorang.”Jantung Ambar berdebar keras mendengar ucapan Bu Galuh yang di luar dugaannya. ‘Apa … pernikahan sandiwara ini akan berakhir bahkan sebelum sempat dimulai?’ Dia menggigit bibirnya. ‘Tapi, kalau memang demikian, kenapa Bu Galuh dari tadi menyatakan persetujuan kepada kami berdua?’Sekilat kepanikan di wajah Ambar membuat Bu Galuh tersenyum kecil. “Jangan begitu takut,” ujarnya. “Aku tidak akan mencampuri urusan kalian. Aku sudah terlalu tua untuk itu.”Ucapan Bu Galuh membuat Ambar seketika mengerjapkan mata, sangat bingung. Di sisi lain, Bu Galuh menepuk punggung tangan Ambar.“Aku tahu kamu bukan wanita licik penuh siasat, melainkan seorang wanita yang bijaksana. Kentara dari caramu menangani Aletta,” ujar Bu Galuh dengan bangga.Spontan Ambar mengangkat wajahnya. ‘Jadi, sedari tadi Bu Galuh membiarkan Aletta bertindak semena-mena … adalah karena beliau ingin m

    Last Updated : 2023-12-21
  • PERNIKAHAN DADAKAN DENGAN MAJIKAN TAMPAN   Bab 13   Salah Sangka

    “Apa yang mau kamu lakukan?!” Dalam kepanikannya, Ambar mendorong Alvaro sekuat tenaga hingga pria itu terjatuh.“Ugh!” Lenguhan kesakitan terdengar dari sisi Alvaro. Pria itu menatap Ambar dengan mata melotot. “Apa masalahmu!? Kenapa malah mendorongku!?”Sadar dia mendorong tuannya sendiri, Ambar agak khawatir bercampur panik. Akan tetapi, dia masih merasa kesal karena semua salah Alvaro yang mendekatinya!“S-salahmu! Kenapa kamu mendekatiku seperti itu!?” Dengan tangan melindungi dadanya, Ambar memeringati Alvaro, “Ingat! Jangan berani kamu berbuat macam-macam! Kita belum menikah!”Alvaro ternganga. “Apa sih isi kepalamu?!” sergah pria itu. “Aku ingin mengobati luka di pipimu! Apa kamu tidak sadar pipimu melepuh karena minuman panas Aletta tadi!?” Ambar terbelalak tak percaya dengan ucapan Alvaro. Dia bergegas berdiri dan menuju cermin yang berada di kamar mandi pria tersebut.Sampai di depan cermin, barulah Ambar menyadari kebenaran ucapan Alvaro. Pipinya memang tidak sampai mel

    Last Updated : 2023-12-27
  • PERNIKAHAN DADAKAN DENGAN MAJIKAN TAMPAN   Bab 14  Dendam Semakin Membara

    Mendengar ucapan Siska, Aletta cepat bertanya, “Apa itu, Tante?” Suaranya jelas menunjukkan gadis itu mulai tertarik. “Biarkan Tante yang atur detailnya. Kamu tunggu instruksi dari Tante. Jangan berbuat nekat!” “Oke, aku percaya ke Tante Siska. Aku tunggu kabar Tante.” Suara Aletta terdengar semakin bersemangat. Dia pasti merasa ada lampu hijau untuk mewujudkan impiannya bersanding dengan Alvaro.Siska menatap layar ponsel yang berubah gelap setelah Aletta menutup pembicaraan mereka. Dia meremas ponselnya dan berkata dalam hati, ‘Sebelum melaksanakan rencana itu, aku harus temui Ibu dulu.’Ibu jelas merujuk kepada sang ibu mertua Siska, Bu Galuh.Siska merasa bahwa selama ini dia selalu menuruti apa kata Bu Galuh, tapi ternyata sampai akhir wanita itu tidak mendukung keputusannya untuk menjodohkan Aletta dan Alvaro. Demikian, sudah saatnya Siska tidak lagi patuh dan mengajukan protes kepada keputusan Bu Galuh, yang menyetujui pernikahan Alvaro dan Ambar!Ibu tiri alvaro itu keluar da

    Last Updated : 2024-01-04
  • PERNIKAHAN DADAKAN DENGAN MAJIKAN TAMPAN   Bab 15 Rencana Siska

    “Mau ke mana kamu malam-malam gini?” Sebuah suara menegur Siska yang baru saja keluar dari pintu kamarnya. Ternyata Bu Galuh diikuti beberapa orang keluarga tengah melewati kamar Siska. Rupanya setelah makan malam mereka ingin berpindah ke ruang santai yang berada di dekat kamar Siska. Ketika melihat penampilan Siska yang siap untuk bepergian, Bu Galuh pun menegurnya. Siska yang merasa kaget pun dengan gugup mencoba menjawab. “Saya ada keperluan penting dengan seorang teman.” “Memangnya sepenting apa sampai malam-malam mau ketemu? Lagi pula kita ada tamu, kenapa kamu sebagai tuan rumah malah meninggalkan mereka?” cerca Bu Galuh. Siska mendengus. “Kan Ibu yang tuan rumah, saya hanya sekretaris yang beruntung menikah dengan anggota keluarga ini.” Setelah itu, dia pun pergi melewati Bu Galuh dengan wajah angkuh.Bu Galuh mendengkus mendengar jawaban Siska, lalu mengabaikan kepergian wanita tersebut.Masuk ke mobilnya, Siska tidak langsung pergi. Dia menatap lurus ke arah pintu rumah

    Last Updated : 2024-01-06
  • PERNIKAHAN DADAKAN DENGAN MAJIKAN TAMPAN   Bab 16  Sahabat Lama

    *Di Kediaman Alvaro*Tampak Ambar sedang sangat sibuk mengatur pesta pernikahannya dengan Alvaro. Walau sebelumnya dia tidak ingin campur tangan, tapi asisten pribadi yang Alvaro tugaskan membuatnya harus terlibat dengan wedding organizer. Sebenarnya, Ambar tidak menginginkan pernikahan yang mewah. Akan tetapi, karena status Alvaro sebagai seorang pebisnis ternama, dia tidak bisa mengadakan pesta yang terlalu sederhana.“Tolong Mbak urus label nama untuk undangan sesuai daftar nama yang saya susun ini, ya,” pinta Ambar sembari menyerahkan daftar tamu undangan yang telah dia susun sejak pagi. Tidak ada satu pun anggota keluarga Ambar terdaftar di sana. Lagi pula, saat berusaha menghubungi mereka, tidak ada yang bersedia mengangkat. Ambar mendengkus dalam hati. ‘Mungkin, mereka takut aku meminta tolong,’ batinnya. Padahal, dia sudah bayarkan utang mereka, tapi tiap kali meminta tolong sedikit saja, kedua orang tua dan adik-adiknya tidak pernah bersedia dan malah menegurnya.Hidup yan

    Last Updated : 2024-01-08
  • PERNIKAHAN DADAKAN DENGAN MAJIKAN TAMPAN   Bab 17  Sebuah Jebakan

    “Nama yang familiar?” tanya Ambar. Saskia kemudian tertawa dan berkata, “Iya. Aku baru baca nama itu di sebuah artikel bisnis. Astaga namanya kok bisa mirip banget dengan nama seorang konglomerat Indonesia, Alvaro Hadinata.”Ambar hanya tertawa menanggapi, dia tidak ingin membuat temannya terkejut ketika tahu bahwa mereka membicarakan orang yang sama.Keduanya pun kembali berbincang membahas hal lainnya sambil menikmati aneka makanan dan minuman layaknya dua orang sahabat yang lama tidak bertemu. Tanpa terasa hari semakin beranjak malam.“Maaf, Ki, aku harus pulang. Gak enak kalau aku pulang terlalu malam.”“Yaah … aku belum puas ngobrol dengan kamu,” protes Saskia. “Aku juga … tapi sayangnya aku tetap harus pulang sekarang.” Saskia mengangguk pelan. Dia tampak sedikit sedih, tetapi dia memahami alasan Ambar. Saskia berdiri dari kursinya dan beranjak akan memeluk Ambar ketika dia melihat seseorang yang dikenalnya melintas tak jauh darinya. “Aletta? Sedang apa dia di sini? Dan siapa

    Last Updated : 2024-01-11

Latest chapter

  • PERNIKAHAN DADAKAN DENGAN MAJIKAN TAMPAN   Bab 61  Meminta Maaf

    Bab 61 Meminta Maaf ‘Mata yang biasanya bercahaya itu hari ini meredup’ batin Alvaro. ‘Aku harus bisa mengembalikan keceriaan Ambar lagi. Tapi bagaimana caranya?’ Alvaro masih terus menatap Ambar, meski saat ini gadis itu sudah beranjak meninggalkan ruang makan. Setelah punggung Ambar tak nampak lagi dari tempat Alvaro berjongkok, lelaki itu mulai mengurai pelukannya. Lalu dia mengajak Afreen duduk kembali di kursi. “Afreen sayang yuk dihabiskan sarapannya. Susunya juga ya biar cepat besar seperti papa,” bujuk Alvaro. “Tapi papa temanin Afreen sarapan, ya,” rajuk Afreen. “Iya Papa temani.” Alvaro pun memberi isyarat kepada salah satu asisten rumah tangganya untuk menyiapkan sarapan buat dirinya. Ketika Alvaro tengah menikmati sarapan sambil mendengar celotehan Afreen, Ambar masuk kembali ke ruang makan. Melihat mama tiri kesayangannya itu Afreen spontan berkata, “Ayo, Mama sarapan juga bareng Papa.” Ambar menatap Afreen sambil melirik Alvaro. Dia tampak enggan duduk seme

  • PERNIKAHAN DADAKAN DENGAN MAJIKAN TAMPAN   Bab 60   Memperbaiki Kesalahan

    Bab 60 Memperbaiki Kesalahan Alvaro menuruni tangga dari lantai dua rumahnya sambil memegangi pelipisnya. Kepalanya terasa berdenyut nyeri akibat kurang tidur semalam. Semua karena isi kepalanya yang terlalu riuh. ‘Kenapa? Kenapa semalam dia bisa lepas kendali? Kenapa juga dia merasa tidak rela disebut bajin**n oleh Ambar? Memangnya apa bedanya Ambar dengan orang lain?’ Pertanyaan-pertanyaan itu terus memenuhi benak Alvaro hingga dia menjadi sulit tidur karena kesulitan mencari jawabannya. Baru saja sampai di tangga terbawah, telinga Alvaro yang tajam mendengar gelak tawa dari arah ruang makan. Lelaki itu mempercepat langkahnya menuju ruangan tersebut. “Afreen nggak mau minum susu. Afreen maunya minum teh atau kopi seperti Mama.” “Nggak boleh, Sayang. Afreen masih kecil nggak boleh minum kopi. Kalau minum teh boleh, tapi nanti siang pulang sekolah. Sekarang sarapannya minum susu dulu, ya. Biar Afreen sehat dan tambah pinter,” jawab sebuah suara wanita yang dikenali oleh A

  • PERNIKAHAN DADAKAN DENGAN MAJIKAN TAMPAN   Bab 59  Kekesalan Alvaro

    Bab 59 Kekesalan Alvaro “Kamu benar-benar tega! Aku tidak menyangka ternyata kamu seorang bajin**n! Kemana perginya Tuan Alvaro yang terhormat itu? Aku menyesal sudah setuju menikah dengan bajin**n seperti kamu!” Jeritan Ambar membuat Alvaro tersentak. Tepat pada saat bersamaan bibirnya berhasil menyentuh pipi Ambar yang mulai basah oleh air mata. Alvaro pun membeku. Perlahan-lahan Alvaro menutup mata. Dia menarik napas dalam-dalam dan mengeluarkannya perlahan. Dia melakukannya berulang kali dalam usahanya meredam emosi. Setelah deru napasnya yang memburu berubah menjadi lebih tenang, Alvaro mengangkat tubuhnya yang tadi menind*h Ambar. Lantas dia menjauh dari Ambar dan memilih duduk di pinggir kasur. Karena Alvaro sudah tidak lagi mengungkungnya, Ambar segera beringsut menjauh. Sebenarnya bisa saja Ambar beranjak keluar dari kamar, tetapi dia masih syok. Jadi ketika mencobanya kaki Ambar terlalu lemah sehingga dia tidak sanggup berdiri. Akhirnya gadis itu memilih duduk di uju

  • PERNIKAHAN DADAKAN DENGAN MAJIKAN TAMPAN   Bab 58  Memaksakan Kehendak

    Bab 58 Memaksakan Kehendak“Kamu benar-benar tidak bisa kuampuni lagi. Kamu harus diberi pelajaran sekarang juga!” Alvaro merengkuh tubuh Ambar agar tetap berdiri lalu tangannya mulai menarik Ambar. Dengan sedikit kasar Alvaro mencekal lengan Ambar dan menyeretnya menuju ujung ruang kerjanya. Di sudut ruangan itu terdapat pintu penghubung menuju kamar tempat Alvaro beristirahat kalau dia sedang malas naik ke kamarnya di lantai dua. Ambar kaget mendapat perlakuan seperti itu dari Alvaro. Selama dia bekerja sebagai baby sitter Afreen, Ambar belum pernah melihat Alvaro berbuat kasar. Mantan majikannya itu memang sering marah, tapi tidak pernah sampai menggunakan tangannya untuk menghukum seseorang. Itu sebabnya saat ini Ambar sangat ketakutan. Dia sudah berusaha sekuat tenaga untuk melepaskan diri dari cekalan tangan Alvaro. Namun tidak berhasil. Bagaimana mungkin kekuatannya sebagai seorang wanita bisa menandingi ketangguhan seorang lelaki? Apalagi lelaki yang sudah gelap mata sepert

  • PERNIKAHAN DADAKAN DENGAN MAJIKAN TAMPAN   Bab 57  Emosi Alvaro Memuncak

    “Aku tidak terima alasan seperti itu!” “Terus mau kamu bagaimana?” tantang Ambar. Sambil berdiri tegak di depan Alvaro, mata Ambar menatap tajam lelaki yang baru beberapa bulan menikahinya itu. “Aku akan meminta hakku agar kamu selalu ingat kewajibanmu,” ucap Alvaro dengan tegas. Ambar menatap Alvaro dengan bingung. “Hak? Hak yang mana yang ingin kamu minta?”Alvaro balik menatap Ambar lekat. “Tentu saja hakku sebagai seorang suami. Dan tentunya sebagai seorang istri sudah kewajibanmu untuk memenuhi hakku sebagai suami.”Kening Ambar berkerut membentuk beberapa garis. Bibirnya sedikit melongo. Dia terbengong-bengong mendengar ucapan Alvaro. “Aku tidak mengerti maksudmu. Hak yang mana lagi? Bukankah aku sudah memberikan semuanya kepadamu? Bukankah sudah kuturuti juga semua perintahmu? Apa semua itu masih belum cukup?” “Tentu saja belum cukup! Justru hal yang paling dasar belum kamu penuhi!” sentak Alvaro. “Hal yang paling dasar?” gumam Ambar sambil mengulangi kata-kata Alvaro. Eksp

  • PERNIKAHAN DADAKAN DENGAN MAJIKAN TAMPAN   Bab 56   Alvaro Meminta Hak

    Bab 56 Alvaro Meminta Hak Sebenarnya Ambar sudah menyiapkan hati sebelum membuka pintu ruang kerja Alvaro. Dia tahu suami di atas kertasnya itu pasti akan marah melihat kepulangannya yang terlambat. Namun tak urung dia tersentak juga ketika Alvaro menegurnya saat dia memasuki ruang kerja Alvaro. Dengan suara menggelegar lelaki itu berkata, “Akhirnya kamu pulang juga! Kupikir kamu mau menginap di luar!”Tubuh Ambar gemetar mendengarnya. Bukan karena dia kaget mendengar suara Alvaro yang sangat keras namun dia tak mampu menahan gejolak emosi nya mendengarkan kata-kata yang diucapkan oleh lelaki itu.Dengan mata menatap nanar Alvaro, Ambar berdiri tegak dan menjawab dengan suara yang tak kalah keras, “Apa maksud kamu? Kau pikir aku perempuan apa?” “Coba kamu pikir sendiri kamu perempuan seperti apa. Karena terus terang saja aku tidak tahu harus berpikir bagaimana melihat wanita yang kunikahi tidak memberi kabar sama sekali kalau akan terlambat pulang!” Alvaro menatap Ambar dengan tat

  • PERNIKAHAN DADAKAN DENGAN MAJIKAN TAMPAN   Bab 55   Kemarahan Alvaro

    Bab 55 Kemarahan Alvaro Alvaro melirik jam dinding dan mendecih sinis, “Hampir pukul sembilan dan dia baru pulang? Aku harus berbuat sesuatu agar dia tidak berbuat seenaknya lagi seperti malam ini! Bagaimana pun juga dia punya hak dan kewajiban kepadaku! Tunggu saja aku akan memperjelas hal itu sekarang juga!”***Satu jam sebelumnya, di warung kaki lima yang viral.“Kamu kenapa, sih? Kok gelisah terus dari tadi?” selidik Ken.“Kamu belum selesai makan, ya? Perut kamu masih aman?” sindir Ambar. “Memangnya kenapa perutku bisa nggak aman?” Ken bertanya balik. Ambar menatap gemas ke arah Ken. Sahabatnya itu benar-benar lugu atau pura-pura tidak tahu jawaban dari pertanyaannya? “Gini loh, Ken … harusnya kan perut itu ada batasannya. Kok kamu enggak, ya? Memangnya berapa hari kamu nggak makan? Kok nambah terus pesanan makanan kamu itu,” jawab Ambar dengan nada kesal. “Loh kan kamu sendiri yang bilang kalau warung ini viral karena makanan di sini enak semua. Jadi jangan salahkan aku

  • PERNIKAHAN DADAKAN DENGAN MAJIKAN TAMPAN   Bab 54   Ketakutan Ambar

    Bab 54 Ketakutan Ambar ‘Mana mungkin aku bilang kepadamu kalau yang mengirim pesan adalah suamiku,’ batin Ambar sambil melirik Ken yang tengah menatapnya.Mata Ambar kembali memandang ponselnya dan sekali lagi menelusuri pesan W******p dari Alvaro yang berbunyi, “Ingatlah statusmu sebagai seorang istri! Jangan membuat ulah yang mempermalukan keluarga!” Ambar menarik napas dalam-dalam dan menghembuskannya perlahan. Ambar sedikit bingung ketika harus menulis balasan chat untuk Alvaro. Tangannya sudah ada di papan ketik ponsel, tetapi belum ada satu kata pun yang dia tulis sebagai jawaban dari chat Alvaro sebelumnya. Tidak mungkin dia berbohong bahwa saat ini dia sedang lembur di kantor. Karena dia yakin Alvaro pasti sudah tahu keberadaannya saat ini dan apa yang dilakukannya. Hal itu tersirat dari pilihan kata yang ditulis oleh Alvaro dalam chatnya.Pertanyaannya … dari mana kah Alvaro tahu tentang semuanya? Ambar melirik sahabatnya. Mungkinkah Ken benar-benar memposting foto dan v

  • PERNIKAHAN DADAKAN DENGAN MAJIKAN TAMPAN   Bab 53  Ambar, Ken, dan Alvaro

    ‘Teganya Ambar pergi tanpa pamit dan tanpa seizin dariku. Apakah dia lupa hak dan kewajiban yang tertera dalam kontrak?’ gumam Alvaro.Wajar saja Alvaro merasa kesal karena di saat dia mencemaskan Ambar, justru Ambar pergi bersenang-senang. Ambar keluar dengan seseorang sebelum mendapatkan izin dari Alvaro.Parahnya lagi Ambar pergi dengan seorang lelaki yang tidak disukai oleh Alvaro. Lelaki yang bernama Ken Lazuardi. Rekan bisnis Alvaro sekaligus sahabat Ambar di masa kecil. Alvaro menatap nanar status W******p Ken Lazuardi. Rekan bisnis yang dulu dia kenal sebagai lelaki dingin dan cuek kepada lawan jenis, nyatanya sekarang semua berubah sejak dia bertemu Ambar. Lihat saja story WA nya saat ini … penuh terisi dengan kebahagiaannya bersama Ambar. Alvaro jadi bertanya-tanya sebenarnya ada hubungan apa antara Ken dengan Ambar?Dada Alvaro terasa berat. Dia menarik nafas dalam-dalam karena kalau tidak begitu sepertinya udara tidak bisa masuk ke paru-parunya. Sayangnya hal itu tidak t

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status