"Pergi kau anak muda! Sebelum kulaporkan sekuriti kompleks ini." "Ayah ...." Hanny meronta. Dengan lemas, Mandala berdiri. "Jangan pergi, Mandala!" "Diam, Hanny!" "Kalau kamu pergi, aku ikut." "Apa yang kau harapkan dari berandalan macam itu?!" Mandala masih menatap wanita yang ingin dinikahi
Permintaan Gila Kakakku 64 "Nodai saja aku, Mandala!" kata Hanny sambil berusaha membuka kancing bajunya secara kasar. Meski bukan pria baik, Mandala tidak sebrengsek itu. Dia punya ibu dan adik wanita, melindungi sudah mengakar dalam diri. Mandala tidak akan merusak wanita dengan cara sehina itu.
Keras kepala. Hanny tersenyum dan kembali mengibaskan rambutnya. “Aku bersyukur ayah memberiku nama Hanny.” “Kenapa?” “Karena kamu memanggil aku sayang setiap waktu.” “Begitukah?” “Hm…” Hanny mengeratkan pelukannya. Menyimpan dagu di pundak Mandala “Kamu tahu? Aku tidak ingin malam ini berlal
Permintaan Gila Kakakku 65 Klarisa mengikuti Sovia. Jam delapan pagi, Sovia meninggalkan rumah. Berhenti di salah satu rumah sakit paling elite. Klarisa meminta orang suruhannya untuk mengikuti dan merekam apa yang Sovia lakukan di dalam sana. Dari layar ponsel, terlihat Sovia memasuki salah satu
“Bisa. Apa yang tidak bisa. Yang penting jangan tinggal Cila lama-lama. Kasihan dari tadi dia nangis-nangis.” “Iya, Pi. Maaf.” Klarisa terus membujuk Arsyla sampai anak itu berhasil digendong. Kemudian berlalu ke kamar dan meredam tangisan Arsyla. “Ya, Sayang. Momy minta maaf.” Pengintaian Klari
Permintaan Gila Kakakku 66 Sovia kembali ke rumah pada malam hari dengan banyak belanjaan. Label pada paper bag menunjukkan store-store mahal. Setelah kunjungan ke yayasan yatim piatu, Sovia menghadiri satu acara bersama Handri lalu melanjutkan dengan berbelanja. Sovia dan Klarisa berpapasan di ru
PERMINTAAN GILA KAKAKKU 67 "Mami sudah punya firasat kalau kembalinya Klarisa ke keluarga ini akan membuat Mami terhempas. Tapi Mami tidak menyangka kalau Papi secepat ini tidak percaya sama mami." Wanita berambut pendek lurus itu berurai air mata diiringi isakan pelan. "Mami masih sangat tahu bag
"Mami sering beli barang branded, tapi kemudian dijual lagi tanpa sepengetahuan Papi. Dan uangnya mengalir pada nomor rekening berbeda-beda. Mami sudah melakukan itu dua kali sejak aku mengikutinya." Sovia terisak pelan. Semakin lama semakin keras isakannya. "Jelaskan, Mami. Papi tidak akan memper