Permintaan Gila Kakakku 66 Sovia kembali ke rumah pada malam hari dengan banyak belanjaan. Label pada paper bag menunjukkan store-store mahal. Setelah kunjungan ke yayasan yatim piatu, Sovia menghadiri satu acara bersama Handri lalu melanjutkan dengan berbelanja. Sovia dan Klarisa berpapasan di ru
PERMINTAAN GILA KAKAKKU 67 "Mami sudah punya firasat kalau kembalinya Klarisa ke keluarga ini akan membuat Mami terhempas. Tapi Mami tidak menyangka kalau Papi secepat ini tidak percaya sama mami." Wanita berambut pendek lurus itu berurai air mata diiringi isakan pelan. "Mami masih sangat tahu bag
"Mami sering beli barang branded, tapi kemudian dijual lagi tanpa sepengetahuan Papi. Dan uangnya mengalir pada nomor rekening berbeda-beda. Mami sudah melakukan itu dua kali sejak aku mengikutinya." Sovia terisak pelan. Semakin lama semakin keras isakannya. "Jelaskan, Mami. Papi tidak akan memper
PGK 68Klarisa keluar dari ruang rapat dengan langkah lunglai dan wajah sedikit kesal. Ia menghela napas panjang, rencananya telah gagal dan berujung ketahuan. Menyadari keresahan Klarisa membuat Daffa menoleh, ia mengusap pelan kepala Klarisa. “Udah, gak usah dipikirin,” ucap Daffa mencoba menenan
PGK 69 “Kira-kira keluarga Hanny bakal terima gue gak, ya, kali ini?” tanya Mandala. Jantungnya berdegup kencang seperti saat pertama kali akan melamar Hanny, tetapi bedanya kali ini dia menjadi lebih optimis berkat hadirnya Daffa yang menemani. Mandala mengeluarkan sekotak cincin berwarna merah
PGK 70 “Kasihan sekali Kakakmu, kebahagiaannya habis diambil oleh adik dan ibunya,” nyinyir Sovia. “Oh iya, memangnya masih ada ya perempuan yang mau dengan Kakakmu itu?” Sovia terkikik geli melihat perubahan ekspresi Klarisa. “Gimana ya ... zaman sekarang mana ada sih perempuan yang mau sama laki
Sementara Klarisa kini tengah dalam perjalanan menuju mall yang dimaksud oleh Sovia, ia turut membawa putrinya juga Yunda yang akan menjaga Arsyla selama dia rapat. “Ibu yakin mau terima tantangan dari Ibu Sovia? Bagaimana kalau ini hanya jebakan?” tanya Yunda memastikan lagi. Klarisa menoleh, ter
PGK 71 Daffa mendatangi Mandala yang tengah duduk melamun di gazebo belakang rumahnya seperti biasa, ia menepuk pelan pundak sahabatnya dan membuat tubuh Mandala tersentak halus. Bahkan Mandala pun tak menyadari kedatangannya, padahal Mandala adalah orang yang sangat peka pendengarannya. “Daf? Se
“Kamu kalau senyum jangan manis-manis, Sa,” ucap Daffa.Kening Klarisa mengernyit bingung. “Kenapa? Kamu gak mau aku senyum? Aku harus cemberut terus gitu?” protes Klarisa.Daffa terkekeh. “Gak gitu, Sayang. Tapi kalau kamu senyum, kamu jadi tambah cantik. Aku takut kalau orang-orang bakal suka sama
PGK BAB 105[Hukuman Dijatuhkan! Keluarga Mengabulkan Permintaan Keringatan, Sovia yang Merupakan Pelaku Pembunuhan Berencana pada Klarisa Kini Dijatuhi Hukuman Seumur Hidup!]Kira-kira itulah judul berita yang menjadi pembicaraan hangat di media sosial sekarang. Bujukan Klarisa malam itu berhasil m
“Di lihat dari kondisi Ibu Risa yang sudah sangat membaik, jadi saya memutuskan untuk memulangkan Ibu Risa hari ini juga,” ucap dokter yang disambut senyum bahagia oleh yang lain.“Alhamdulillah,” ucap Daffa dan Mandala bersamaan.Dokter menatap Daffa dan Klarisa bergantian. “Tapi perlu diingat ya,
PGK BAB 104Hari-hari semakin membaik bagi keluarga kecil Daffa, setiap hari Daffa selalu mengunjungi istrinya dan menemaninya dengan sangat sabar.“Sayang, ayo buka mulutnya dulu. Pesawat datang aakk,” canda Daffa seraya menyuapkan sesendok nasi dan lauk untuk istrinya.Dengan senyum malu-malu Klar
“Hadirin diharapkan tenang, putusan akan segera dibacakan,” ucap hakim sembari mengetuk palunya.Mendadak ruang sidang menjadi hening. Para wartawan telah menyiapkan kameranya untuk merekam. Sementara keluarga Klarisa yang menemaninya kini tengah khusyuk memanjatkan doa, berharap keinginan mereka di
BAB 103“Apa? Gak bisa gitu dong! Istri gue masih dirawat di rumah sakit, kalau kondisinya jadi drop lagi gimana?!”Daffa menggeram kesal, meremas telepon di genggamannya. Pagi ini Daffa benar-benar dibuat kesal dengan kabar yang dibawa oleh pengacarannya.Persidangan yang telah berlangsung sejak be
Setelah diizinkan dokter untuk mengonsumsi makanan langsung, Klarisa hanya bisa diberikan makanan dengan tekstur yang lembut seperti bubur. Otot rahangnya yang belum berfungsi benar membuat Klarisa akan kesulitan jika diberikan makanan berat.“I-ibu ... maaf ngerepotin,” ucap Klarisa terbata-bata.M
BAB 102Tubuh Daffa seketika membeku. Seperti ada bongkahan batu yang menghantam dadanya.“S-sayang? Arsyla... dia anak kita, masa kamu gak ingat?” ucap Daffa terbata-bata saking terkejutnya.Seketika Daffa berpikir keras, apa istrinya mengalami lupa ingatan atau amnesia seperti di film-film? Kenapa
BAB 101Sebulan sudah berlalu, tetapi masih belum ada tanda-tanda Klarisa akan sadar dari komanya. Bahkan untuk perkembangan kecil pun tubuh Klarisa tak menunjukkan reaksi apapun.Dokter dan tim medis telah melakukan berbagai cara, tetapi belum juga membuahkan hasil. Mereka hanya meminta kepasrahan