Home / Rumah Tangga / PERJANJIAN ALANA / KABAR PERNIKAHAN

Share

PERJANJIAN ALANA
PERJANJIAN ALANA
Author: Je Adriani

KABAR PERNIKAHAN

Author: Je Adriani
last update Last Updated: 2023-12-05 10:07:45

Alana Prameswari, gadis berusia dua puluh tahun berparas jelita itu tersenyum-senyum sendiri ketika ia secara tak sengaja mendengar obrolan antara ibu dan teman baiknya.

Dari balik tembok penghalang, Alana yang hendak keluar pun hanya terdiam di tempat tatkala ada nama seseorang yang ia kagumi tercetus dari obrolan itu.

“Iya Jeng, lebih cepat lebih baik, apa lagi kan Jeng Dewi mau pergi ke luar negeri, bagus kalau Alana ada yang jaga,” ucapnya kian serius.

Sang lawan bicara pun tersenyum hangat seraya menyeruput teh hangat yang disajikan empunya rumah. “Setuju, Jeng Sis. Saya kan kadang khawatir meninggalkan Alana di sini, kalau kemarin-kemarin kan ada kakaknya jadi saya tidak waswas sama sekali. Sekarang kakaknya sudah menikah, Alana di sini dengan siapa?” jawabnya tak kalah riang.

Sementara Alana, yang menjadi pusat pembicaraan semakin semringah dengan sorot mata berbinar-binar. Bagaimana tidak, sudah lama ia mengagumi sosok yang akan dijodohkan dengannya itu, sempat berpikir ratusan kali cara untuk mendekati kini justru lampu merah, kuning, hijau, di langit biru seperti membuka jalan lebar-lebar.

Bahkan tidak perlu susah payah melakukan pendekatan apalagi harus menyatakan perasaan terlebih dulu. Selain gengsi, Alana tidak berani melakukan itu, dan yang Alana dengar lagi tidak lama dari rencana perjodohan akan dilangsungkan acara lamaran. Sudah pasti hati Alana semakin berbunga-bunga dibuatnya, jika saja tidak memiliki rasa malu, Alana akan berteriak sekencangnya sejak tadi saking senangnya.

Merasa senang bukan main, kaki Alana kemudian melangkah kembali. Ia membalikkan badan lalu melangkah menuju kamarnya yang luas. Lalu apalagi, selain berjingkrak di atas kasurnya yang empuk sampai detak jantungnya seakan habis mengajaknya lomba lari ratusan kilo meter.

Terbukti saat ini, selain aliran darah yang seakan menggelitik setiap urat nadi, ribuan kupu-kupu pun tak kalah menggelikan beterbangan dari dalam perutnya. Bibirnya menguraikan senyum tanpa henti, pipinya memerah bak tomat yang baru dipetik dari tangkainya.

Pokoknya, Alana merasa tak sabar untuk segera menyandang status sebagai istri dari dosennya sendiri, Shahin Albyanshah.

Sepoi angin yang mengusir helaian kain yang membentang sebagai penutup jendela kamar Alana. Entah berapa jam ia tertidur di atas karpet berbulu halus yang melapisi lantai ruangan pribadinya, yang pasti gadis itu terbangun ketika langit sudah mulai temaram. Dengan langkah lunglai, Alana mendekati pintu jendela dan menutupnya rapat. Angin sore ini benar-benar dingin, Baru saja Alana mengunci bingkai kaca itu, suara ketukan di pintu mengalihkan perhatiannya, disusul suara Bi Hanum memanggil-manggil nama Alana, segera gadis muda itu melangkah kaki menuju pintu.

“Ada apa, Bi?” tanya Alana masih dengan wajah bangun tidurnya.

“Di bawah ada Den Shahin, Non,” ujarnya.

“Hah! Beneran?” raut wajah Alana seketika berubah begitu mendengar nama sang pujaan.

Bi Hanum pun mengangguk pelan sebelum mengiyakan pertanyaan dari majikannya itu. “Iya, Non. Ditunggu katanya,” ucap wanita tersebut.

Alana tampak senang, tetapi bingung saat bersamaan. Dalam benaknya ia bertanya, kenapa se-mendadak ini? Apakah rencana perjodohan atau lamaran itu akan dilaksanakan secepat ini?

“Non.”

“Bilang aja, Bi. Tunggu sekitar tiga puluh menit lagi, Al segera turun,” ungkap Alana lalu masuk kembali ke dalam kamarnya. Namun baru beberapa langkah, ia sudah kembali ke pintu yang masih sedikit terbuka itu.

"Bi, Bi Hanum,” panggilnya.

Bi Hanum menoleh ke belakang, lalu berjalan kembali ke tempat semula di mana ada Alana berdiri di muka pintu. “Bikinin kopi sama ada cake coklat di kulkas, terus suguhin ke Kak Shahin, oke!” titahnya.

“Nggeh, Non."

“Oke Bi, makasih!” ucapnya riang sebelum menutup bentangan ukiran kayu kokoh itu.

Empat puluh menit berselang, Alana baru keluar dari kamar pribadinya. Ia sudah berdandan cantik dengan setelan khas anak muda jaman sekarang. Celana jeans longgar, dan kemeja ukuran double size menjadi pilihan outfitnya malam ini. Sungguh, ia terlambat sepuluh menit lamanya hanya untuk bergonta-ganti pakaian, sedang ia tak tahu tema apa untuk malam ini.

“Hari ini ada makan malam keluarga, dan kamu mau berpenampilan seperti itu?” protes Shahin tanpa aba-aba.

Alana tercekat di ujung tangga mendengar kalimat yang baru saja keluar dari mulut Shahin yang tentu saja selalu berdamage di mata Alana. Padahal intonasi suaranya terkesan sangat jutek sekali.

“Apa aku harus berganti pakaian?” tanyanya.

Shahin menggeleng. “Sebaiknya jangan, itu akan menambah waktu semakin lama,” ujar pria itu seraya membalikkan badan dan bergegas berjalan menuju pintu.

“Mama nggak bilang kalo malam ini ada makan malam," ujar Alana bingung.

“Coba cek ponsel kamu,” ujar Shahin.

Alana menurut, ia merogoh tas untuk mengambil benda pilih bermata tiga di bagian belakang ponselnya. Ia meneliti setiap pesan yang masuk, dan hanya menemukan notifikasi dari panggilan tak terjawab.

“Mungkin mama telepon tadi, Alnya lagi tidur,” tukasnya.

“Tidur? Kamu baru bangun?”

“Huum. Al ketiduran tadi,”

“Al, nggak baik tahu tidur sore-sore,” tegur Shahin tanpa menoleh ke Alana.

“Ketiduran, Kak. Nggak sengaja,” sahutnya agak sedikit manja.

“Tetap saja, cari kegiatan apa kek. Oh, iya, tugas udah kamu kerjain?”

Alana tak langsung menjawab, ia lupa jika putra dari teman baik ibunya itu memberinya tugas yang sama sekali belum ia kerjakan. Jangankan ingat, buku tugasnya saja ia tidak tahu di mana menyimpannya.

“Eheee!” Alana malah menyengir.

Shahin yang sudah fasih akan tabiat Alana hanya menggelengkan kepala. “Katanya mau jadi ahli psikologi, masa di kasih tugas segitu aja kamu malas."

“Bukan malas, Kak,” elak Alana.

“Lalu?”

“Lupa,” jawabnya pelan.

“Pokoknya, nggak mau tahu, sehabis dari makan malam kamu harus selesaikan tugas dan besok harus sudah ada di meja saya,” tekan Shahin tanpa ragu.

Shahin dan Alana, keduanya memiliki perbedaan usia cukup jauh, sekitar dua belas tahun. Saat Shahin baru kelas enam sekolah dasar, Alana baru terlahir ke dunia.

Akan tetapi, itu tidak membuat Shahin dan Alana terlihat canggung satu sama lain. Sebab sedari kecil Shahin sudah terbiasa dengan Alana, dan Alana pun begitu. Bahkan dari kebanyakan teman laki-laki yang Alana punya, Shahin tetap tak terganti. Tentu saja, Shahin sudah berhasil merebut perhatian Alana sejak gadis itu masuk ke kelas satu sekolah menengah atas.

Alana yang banyak digoda oleh anak laki-laki di sekolahnya itu sering kali merasa risih dan mengadu pada Shahin. Sampai suatu saat, Shahin yang sering mengantar jemput Alana pun memberitahukan pada anak baru gede yang ada di sekolah Alana, kalau Alana adalah pacarnya.

Dari sana, entah terbawa perasaan atau keduanya sering bertemu, tanpa Alana sadari putik-putik asmara mendobrak hatinya, dan itu bertahan sampai detik ini.

Related chapters

  • PERJANJIAN ALANA   PERJANJIAN TERTULIS

    “Ma, Mama kan tahu kalau Shah ubah punya cewek.”“Kamu, kamu juga tahu kalau mama nggak setuju sama hubungan kamu dengan perempuan itu."“Ma, ayolah!”“Mama nggak mau mendengar yang namanya bantahan. Kamu, bulan depan menikah dengan Alana."“Astaga!”“Kenapa? Bagus, bukan. Semakin cepat semakin baik."“Shahin menganggap Alana, adik Shah, Ma."“Apa pun alasan kamu, Mama nggak peduli."“Ma!”“Apalagi, sih Shah?”“Kalau Mama menikahkan Alana dengan Shah, hanya karena dia mau ditinggal ke luar negeri sama tante Dewi, kita bisa membiarkan dia tinggal di sini sementara.” Shahin masih mencoba mencari jalan keluar demi menolak perjodohan yang mamanya ungkapkan semalam ketika acara makan malam berlangsung.Bu Siska menggeleng pelan, tatapannya lurus pada sang putra yang sudah seharusnya menikah sejak dua tahun lalu. Namun, malah terjebak dengan ikatan bersama kekasih yang masih menempuh pendidikan S2 di negara luar.“Mama juga akan lama tinggal di Surabaya bulan depan. Kamu tahu kan kondisi ka

    Last Updated : 2023-12-05
  • PERJANJIAN ALANA   BERDEBAT

    Di pagi hari dengan sorot matahari hangat, Alana berdiam diri di atas balkon yang terdapat di luar kamar. Matanya masih sembab sebab menangisi perjodohan dirinya dengan pujaan hati yang mungkin saja batal. Dalam benak, Alana terus saja bertanya pada diri sendiri. Ada apa dan kenapa?Kalau memang tidak mau, ya terserah. Namun, bukan berarti harus melakukan pernikahan bersyarat. Itu benar-benar bodoh, konyol dan terkesan tidak ada keseriusan di dalamnya. Sebagai pasangan yang sah di mata hukum dan agama, bukankah yang namanya pernikahan itu sesuatu yang suci dan kita yang ada di sana harus bisa menjaga kesucian itu. Buka malah membuatnya seperti permainan.Alana sendiri tidak habis pikir, apa alasannya sehingga Shahin yang ia kenal begitu baik itu mendapat ide yang tak patut di tiru seperti itu? Kenapa mendadak tidak dewasa sekali? Namun, dari kerasnya ia mencoba menebak-nebak alasan, ia tak kunjung menemukan jawaban.Angin bertiup sepoi-sepoi, tetapi tidak dipungkiri hawa dingin yang

    Last Updated : 2023-12-05
  • PERJANJIAN ALANA   FITTING GAUN PENGANTIN

    Tidak bisa dipungkiri jika Shahin benar-benar frustasi. Selepas mendengar persetujuan Alana, kedua orang tuanya benar-benar mempercepat tanggal pernikahan, kini di tambah lagi dengan pacarnya, Raisa yang langsung meminta putus sebab sudah mengetahui jika hubungan keduanya tidak akan bisa berlanjut ke tahap selanjutnya. Sampai-sampai ia tidak bisa berkonsentrasi saat tengah memberikan materi pada mahasiswa/i.Seharusnya Shahin bersikap profesional, tidak mencampur adukan masalah pribadi ke dalam pekerjaan, tetapi jika urusannya sudah mengenai hati. Siapa yang bisa menghalanginya, kan.“Risa, tolong beri aku waktu dua tahun. Saya yakin semua kekonyolan ini akan berakhir."“Dua tahun itu lama, Shah, kamu pikir aku harus apa selama dua tahun itu? Menyaksikan kamu tinggal satu atap bersama wanita pilihan mamamu. Begitu maksud kamu?”“Bukan seperti itu, Sa. Coba dengarkan dulu,sekali saja,” pinta Shahin melalui sambungan telepon. Berusaha memujuk sang kekasih supaya tidak berundur pergi.“

    Last Updated : 2023-12-05
  • PERJANJIAN ALANA   HARI PERNIKAHAN

    Ma, aku cantik, kan?”“Jelas dong, kamu cantik sekali."Bibir Alana tersenyum samar, matanya sedikit berkaca-kaca. Di balik hari paling membahagiakan dalam hidupnya ini ada kesedihan mendalam tersimpan. Setelah statusnya berganti ia harus mempersiapkan diri bahwa hidupnya berada di ambang pertaruhan.“Kalau aku cantik, lalu kenapa kak Shahin enggan menerima ku, Ma," bisiknya dalam hati.Alana cukup sadar jika cinta tak selamanya tentang keindahan fisik. Ada hati yang saling terpaut demi menguatkan daya tarik satu sama lain. Mengikatnya kuat hingga tak mudah lepas begitu saja. Lalu hal yang akan dihadapi oleh Alana apa namanya?Pernikahan tanpa adanya rasa cinta, atau pernikahan paksa. Entahlah, yang pasti Alana hanya ingin egois kali ini. Sekadar memberi pelajaran pada Shahin, bahwa pernikahan tidak bisa begitu saja dipermainkan.“Yuk, sayang akad segera di mulai," ajak mama lalu menggandeng Alana dan melangkah pelan menuju pelaminan.Sesampainya di sana, di antara dekorasi gedung ind

    Last Updated : 2023-12-05
  • PERJANJIAN ALANA   PINDAH RUMAH dan KESEPAKATAN

    Tiga hari berlalu, Alana dan Shahin telah pindah ke rumah baru. Hunian di tengah kota, bertempat di salah satu cluster terbaik dengan desain elegan. Meski ya untuk ukuran tidak terlalu luas, tetapi cukup untuk mereka berdua.“Kamarku yang itu, ya,” pinta Alana. Jari telunjuk dengan ujung kuku berwarna pink terang itu mengarah ke salah satu ruang tak jauh dari dapur.“Terserah!” jawab Shahin sekilas.Mata Alana menyipit, dari beberapa hari lalu setiap dirinya meminta sesuatu pasti jawabnya adalah terserah. Dasar, tidak punya pendirian sama sekali.Malas mengajak bicara Shahin lagi, Alana menggeret kopernya menuju kamar yang telah ia pilih. Di dalam sana, sudah ada ranjang berukuran sedang, pas untuk dirinya sendiri. Jendela dengan pemandangan langsung ke halaman belakang yang masih kosong. Juga lemari tiga pintu terletak tepat tak jauh dari kasur.Melihat situasi kamarnya Alana merasa ada yang kurang. Meja rias tak nampak di sana, padahal untuk Alana meja itu sangat penting sekali untu

    Last Updated : 2023-12-06
  • PERJANJIAN ALANA   Mulai Ragu

    "Ingat, jangan mengatakan pada siapapun tentang pernikahan kita." Itulah pesan Shahin pagi ini sewaktu pria itu bersiap berangkat ke tempat kerja.Tentu saja, kalimat itu membuat Alana badmood dan merasa bahwa Shahin memang tidak ada niat untuk hidup bersama dirinya.Akan tetapi, sama seperti istilah nasi sudah jadi bubur. Sesuatu yang telah terjadi tak dapat diubah kembali. Ingin mengatakan penyesalan karena mengambil keputusan ini membuat Alana ingin menjambak rambut sang suami sekuatnya.Bagaimana tidak, wanita muda secantik dirinya tak menarik bagi seorang Shahin Albyanshah. Bahkan terang-terangan membuat perjanjian aneh dengan tidak ada namanya sentuhan selama dua tahun pernikahan.Alana sendiri sempat berpikir, apa laki-laki itu sedikit lain?Namun seingat Alana, pria yang sudah menjadi suaminya itu pernah memiliki pacar perempuan beberapa kali. Lantas mengapa?. "Woy, kenapa lo?" Gladis, teman dekat Alana datang mengagetkan dari belakang."Sialan," umpat Alana."Santai, santai,

    Last Updated : 2025-01-17

Latest chapter

  • PERJANJIAN ALANA   Mulai Ragu

    "Ingat, jangan mengatakan pada siapapun tentang pernikahan kita." Itulah pesan Shahin pagi ini sewaktu pria itu bersiap berangkat ke tempat kerja.Tentu saja, kalimat itu membuat Alana badmood dan merasa bahwa Shahin memang tidak ada niat untuk hidup bersama dirinya.Akan tetapi, sama seperti istilah nasi sudah jadi bubur. Sesuatu yang telah terjadi tak dapat diubah kembali. Ingin mengatakan penyesalan karena mengambil keputusan ini membuat Alana ingin menjambak rambut sang suami sekuatnya.Bagaimana tidak, wanita muda secantik dirinya tak menarik bagi seorang Shahin Albyanshah. Bahkan terang-terangan membuat perjanjian aneh dengan tidak ada namanya sentuhan selama dua tahun pernikahan.Alana sendiri sempat berpikir, apa laki-laki itu sedikit lain?Namun seingat Alana, pria yang sudah menjadi suaminya itu pernah memiliki pacar perempuan beberapa kali. Lantas mengapa?. "Woy, kenapa lo?" Gladis, teman dekat Alana datang mengagetkan dari belakang."Sialan," umpat Alana."Santai, santai,

  • PERJANJIAN ALANA   PINDAH RUMAH dan KESEPAKATAN

    Tiga hari berlalu, Alana dan Shahin telah pindah ke rumah baru. Hunian di tengah kota, bertempat di salah satu cluster terbaik dengan desain elegan. Meski ya untuk ukuran tidak terlalu luas, tetapi cukup untuk mereka berdua.“Kamarku yang itu, ya,” pinta Alana. Jari telunjuk dengan ujung kuku berwarna pink terang itu mengarah ke salah satu ruang tak jauh dari dapur.“Terserah!” jawab Shahin sekilas.Mata Alana menyipit, dari beberapa hari lalu setiap dirinya meminta sesuatu pasti jawabnya adalah terserah. Dasar, tidak punya pendirian sama sekali.Malas mengajak bicara Shahin lagi, Alana menggeret kopernya menuju kamar yang telah ia pilih. Di dalam sana, sudah ada ranjang berukuran sedang, pas untuk dirinya sendiri. Jendela dengan pemandangan langsung ke halaman belakang yang masih kosong. Juga lemari tiga pintu terletak tepat tak jauh dari kasur.Melihat situasi kamarnya Alana merasa ada yang kurang. Meja rias tak nampak di sana, padahal untuk Alana meja itu sangat penting sekali untu

  • PERJANJIAN ALANA   HARI PERNIKAHAN

    Ma, aku cantik, kan?”“Jelas dong, kamu cantik sekali."Bibir Alana tersenyum samar, matanya sedikit berkaca-kaca. Di balik hari paling membahagiakan dalam hidupnya ini ada kesedihan mendalam tersimpan. Setelah statusnya berganti ia harus mempersiapkan diri bahwa hidupnya berada di ambang pertaruhan.“Kalau aku cantik, lalu kenapa kak Shahin enggan menerima ku, Ma," bisiknya dalam hati.Alana cukup sadar jika cinta tak selamanya tentang keindahan fisik. Ada hati yang saling terpaut demi menguatkan daya tarik satu sama lain. Mengikatnya kuat hingga tak mudah lepas begitu saja. Lalu hal yang akan dihadapi oleh Alana apa namanya?Pernikahan tanpa adanya rasa cinta, atau pernikahan paksa. Entahlah, yang pasti Alana hanya ingin egois kali ini. Sekadar memberi pelajaran pada Shahin, bahwa pernikahan tidak bisa begitu saja dipermainkan.“Yuk, sayang akad segera di mulai," ajak mama lalu menggandeng Alana dan melangkah pelan menuju pelaminan.Sesampainya di sana, di antara dekorasi gedung ind

  • PERJANJIAN ALANA   FITTING GAUN PENGANTIN

    Tidak bisa dipungkiri jika Shahin benar-benar frustasi. Selepas mendengar persetujuan Alana, kedua orang tuanya benar-benar mempercepat tanggal pernikahan, kini di tambah lagi dengan pacarnya, Raisa yang langsung meminta putus sebab sudah mengetahui jika hubungan keduanya tidak akan bisa berlanjut ke tahap selanjutnya. Sampai-sampai ia tidak bisa berkonsentrasi saat tengah memberikan materi pada mahasiswa/i.Seharusnya Shahin bersikap profesional, tidak mencampur adukan masalah pribadi ke dalam pekerjaan, tetapi jika urusannya sudah mengenai hati. Siapa yang bisa menghalanginya, kan.“Risa, tolong beri aku waktu dua tahun. Saya yakin semua kekonyolan ini akan berakhir."“Dua tahun itu lama, Shah, kamu pikir aku harus apa selama dua tahun itu? Menyaksikan kamu tinggal satu atap bersama wanita pilihan mamamu. Begitu maksud kamu?”“Bukan seperti itu, Sa. Coba dengarkan dulu,sekali saja,” pinta Shahin melalui sambungan telepon. Berusaha memujuk sang kekasih supaya tidak berundur pergi.“

  • PERJANJIAN ALANA   BERDEBAT

    Di pagi hari dengan sorot matahari hangat, Alana berdiam diri di atas balkon yang terdapat di luar kamar. Matanya masih sembab sebab menangisi perjodohan dirinya dengan pujaan hati yang mungkin saja batal. Dalam benak, Alana terus saja bertanya pada diri sendiri. Ada apa dan kenapa?Kalau memang tidak mau, ya terserah. Namun, bukan berarti harus melakukan pernikahan bersyarat. Itu benar-benar bodoh, konyol dan terkesan tidak ada keseriusan di dalamnya. Sebagai pasangan yang sah di mata hukum dan agama, bukankah yang namanya pernikahan itu sesuatu yang suci dan kita yang ada di sana harus bisa menjaga kesucian itu. Buka malah membuatnya seperti permainan.Alana sendiri tidak habis pikir, apa alasannya sehingga Shahin yang ia kenal begitu baik itu mendapat ide yang tak patut di tiru seperti itu? Kenapa mendadak tidak dewasa sekali? Namun, dari kerasnya ia mencoba menebak-nebak alasan, ia tak kunjung menemukan jawaban.Angin bertiup sepoi-sepoi, tetapi tidak dipungkiri hawa dingin yang

  • PERJANJIAN ALANA   PERJANJIAN TERTULIS

    “Ma, Mama kan tahu kalau Shah ubah punya cewek.”“Kamu, kamu juga tahu kalau mama nggak setuju sama hubungan kamu dengan perempuan itu."“Ma, ayolah!”“Mama nggak mau mendengar yang namanya bantahan. Kamu, bulan depan menikah dengan Alana."“Astaga!”“Kenapa? Bagus, bukan. Semakin cepat semakin baik."“Shahin menganggap Alana, adik Shah, Ma."“Apa pun alasan kamu, Mama nggak peduli."“Ma!”“Apalagi, sih Shah?”“Kalau Mama menikahkan Alana dengan Shah, hanya karena dia mau ditinggal ke luar negeri sama tante Dewi, kita bisa membiarkan dia tinggal di sini sementara.” Shahin masih mencoba mencari jalan keluar demi menolak perjodohan yang mamanya ungkapkan semalam ketika acara makan malam berlangsung.Bu Siska menggeleng pelan, tatapannya lurus pada sang putra yang sudah seharusnya menikah sejak dua tahun lalu. Namun, malah terjebak dengan ikatan bersama kekasih yang masih menempuh pendidikan S2 di negara luar.“Mama juga akan lama tinggal di Surabaya bulan depan. Kamu tahu kan kondisi ka

  • PERJANJIAN ALANA   KABAR PERNIKAHAN

    Alana Prameswari, gadis berusia dua puluh tahun berparas jelita itu tersenyum-senyum sendiri ketika ia secara tak sengaja mendengar obrolan antara ibu dan teman baiknya. Dari balik tembok penghalang, Alana yang hendak keluar pun hanya terdiam di tempat tatkala ada nama seseorang yang ia kagumi tercetus dari obrolan itu.“Iya Jeng, lebih cepat lebih baik, apa lagi kan Jeng Dewi mau pergi ke luar negeri, bagus kalau Alana ada yang jaga,” ucapnya kian serius.Sang lawan bicara pun tersenyum hangat seraya menyeruput teh hangat yang disajikan empunya rumah. “Setuju, Jeng Sis. Saya kan kadang khawatir meninggalkan Alana di sini, kalau kemarin-kemarin kan ada kakaknya jadi saya tidak waswas sama sekali. Sekarang kakaknya sudah menikah, Alana di sini dengan siapa?” jawabnya tak kalah riang.Sementara Alana, yang menjadi pusat pembicaraan semakin semringah dengan sorot mata berbinar-binar. Bagaimana tidak, sudah lama ia mengagumi sosok yang akan dijodohkan dengannya itu, sempat berpikir ratus

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status