Share

PERMINTAAN IBU ADRIAN

Author: Rara Qumaira
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56

BAB 10

PERMINTAAN IBU ADRIAN

"Yan, lihat kelakuan istri kamu. Dia berani sekali melawan ibu," adu Karin.

"Mbak, jangan fitnah ya!" sentak Kamila tidak terima. 

"Mila, jangan membentak kakakku!" sentak Adrian balik.

“Dia yang mulai duluan,”sahut Kamila.

“Cukup!” sentak Adrian dengan suara menggelegar. Karin tersenyum sinis melihat adik iparnya tersebut dibentak oleh Adrian.

“Yan, istrimu itu sudah benar-benar keterlaluan. Dia tidak menghargai Ibu sama sekali,” ujar mertua Karin seraya melirik menantunya tersebut dengan sinis. Sementara itu, Adrian mengusap wajahnya dengan kasar. Maksud hati ingin segera beristirahat sepulang kerja, ini malah disuguhi dengan keributan.

“Mila, ayo minta maaf sama Ibu,” pinta Adrian pada sang istri.

“Gak, aku gak salah kok,” sahut Kamila.

“Mila!” sentak Adrian lagi dengan suara tertahan.

“Mereka yang mulai. Mereka mengambil makanan yang aku beli tadi,” ujar Kamila.

“Alah … hanya gara-gara makanan seperti ini kamu berani membentak Ibu. Sungguh keterlaluan,” ejek Karin.

“Makanan yang Mbak bilang hanya itu nyatanya sekarang ada di tangan Mbak. Kembalikan,” ujar Kamila.

“Makanan ini Ibu ambil. Kamu keterlaluan, membeli makanan tanpa memikirkan kami. Ayo Karin, kita pulang,” ujar mertua Kamila.

“Tunggu, kembalikan dulu makanannya,” seru Kamila berusaha merangsek, namun langkahnya segera dihadang oleh sang suami.

“Mila, cukup!” sentak Adrian lagi.

“Mereka membawa makananku, Mas. Itu untuk makan malam kita,” seru Kamila masih berusaha merangsek dan merebut bungkusan makanan tersebut, namun Adrian tetap dengan keukeuh menghalangi. Sementara itu, Karin dan ibunya sudah menghilang dibalik pintu.

“Hentikan!” bentak Adrian lagi seraya menghentakkan tubuh Kamila hingga tubuhnya terhuyung ke belakag. Beruntung, tubuhnya menabrak dinding sehingga dirinya tidak sampai terjatuh.

“Biarkan saja mereka membawa makanannya, kamu bisa membeli lagi atau masak sendiri,” ujar Adrian memberikan keputusan.

“Kamu saja yang beli, uangku sudah habis, aku juga tidak punya bahan masakan,” sahut Kamila.

“Habis? Kemana saja uang dariku selama ini? Apa kamu menggunakannya untuk berfoya-foya dengan keluargamu?” sentak Adrian lagi.

“Uang mana yang untuk foya-foya? Bahkan untuk makan sehari-hari saja aku harus super ngirit,” sahut Kamila tidak terima disalahkan, apalagi sang suami sampai melibatkan nama orang tuanya.

“Gak usah ngeles kamu. Memangnya dari mana kalian bisa makan enak kalau bukan dari aku? Adikmu belum kerja, ibumu juga gak kerja, hanya mengandalkan uang pensiunan ayahmu saja,” ujar Adrian lagi.

Kamila menatap sang suami dengan tajam beberapa saat, lalu memilih meninggalkannya dan masuk ke dalam kamar putrinya. Moodnya untuk membersihkan rumah, ambyar seketika. Akhirnya dia memilih merebahkan tubuhnya dan beristirahat. Untungnya dia tadi menyisihkan ayam goring di dalam tasnya. Jadi setidaknya nanti dia tidak kesulitan jika putrinya lapar. Untuk dirinya sendiri, dia tidak terlalu memikirkan. Makan nasi dengan sambal pun baginya sudah cukup.

Adrian menatap kepergian sang istri dengan kesal. Dia pun bergegas melangkah ke kamarnya dan membersihkan tubuhnya. Setelah selesai, dia memilih beristirahat sejenak seraya memainkan ponselnya.

"Mila, mana makan malamnya? Aku lapar!" seru Adrian beberapa lama kemudian.

"Aku sudah tidak punya pegangan. Kalau Mas mau makan, beri aku uang!" ujar Kamila.

"Uang terus, uang terus saja yang ada dipikiranmu. Dasar istri tidak berguna!" omel Adrian dengan kesal, lalu segera melangkah meninggalkan sang istri. 

"Lebih baik aku makan di rumah Ibu saja!" ujar Adrian pada dirinya sendiri. Adrian meraih kunci mobilnya, lalu melajukannya meninggalkan rumah. 

"Bu! Ibu!" seru Adrian saat memasuki rumah ibunya.

"Adrian? Kamu ngapain malam-malam kesini?" tanya ibunya heran.

"Ibu punya makanan gak? Aku lapar," sahut Adrian.

"Memangnya istriku tidak masak?"

"Gak ada, Bu. Dia malah tiduran di kamarnya Yasmin," adu Adrian seraya menghempaskan bobotnya di kursi. 

"Itu sayur yang ibu bawa dari rumah tadi?" tanya Adrian antusias seraya menatap sayur yang berada di mangkuk.

"Iya, tapi sudah dibagi dua sama kakakmu."

"Ada lagi gak, Bu? Aku juga lapar banget ini," pinta Adrian penuh harap.

"Yach … Ibu cuma dikasih sedikit, yang banyak dibawa kakakmu pulang. Mending kamu beli makanan sana aja!" ujar wanita paruh baya tersebut.

“Kok gitu sih, Bu? Memangnya ibu gk punya apa-apa di belakang?” tanya Adrian lagi.

“Ada telur sama mie instan, mau?”

“Iya deh, Bu, dari pada gak ada,” sahut Adrian lemas. 

“Ya sudah, kamu tunggu disini, Ibu masakkan dulu,” ujar wanita paruh baya tersebut. 

Ibu Adrian segera melangkahkan kakinya ke belakang. Sementara itu, Adrian menunggunya di ruang makan sembari memainkan ponselnya. Selang tak berapa lama kemudian, makanan yang dipesannya pun sudah siap. Dengan sigap, Adrian segera menyantapnya hingga habis tak bersisa.

“Kamu ini kayak orang gak pernah di kasih makan aja, Yan!” omel ibunya.

“Laper banget, Bu. Lagian, ini sudah termasuk istimewa. Di rumah Mila masak tidak jauh dari tahu dan tempe,” sahut Adrian.

“Memang dasar istrimu saja yang boros. Pasti uangnya habis untuk ibunya,” sahut wanita paruh baya tersebut.

"Oh ya, besok kamu gajian kan?" tanya ibu Adrian mengalihkan pembicaraan.

"Ibu ingat saja kalau waktunya gajian."

"Jelas dong. Mulai besok, si Mila tidak usah kamu kasih jatah, biar tahu rasa dia," ujar wanita paruh baya tersebut seraya bersungut-sungut.

"Terus nanti dia masaknya bagaimana, Bu?" tanya Adrian.

"Biarkan saja dia, kita lihat apa dia masih berani semena-mena sama kamu kalau tidak dikasih jatah," sahut Ibu Adrian.

"Wanita itu harus sadar kalau dia itu hidup dari nafkah kamu. Kalau gak gitu, dia akan semakin ngelunjak," cecar wanita paruh baya tersebut.

"Bener juga, Bu. Kemarin aja dia berani ninggalin aku seharian dan tidak menyiapkan pakaian kerjaku. Malam ini dia tidak menyiapkan makan malam," sahut Adrian.

"Nah, itu dia. Dia harus dibuat sadar kalau dia itu tidak bisa hidup tanpa kamu, jadi dia harus mau nuruti semua keinginanmu," ujar Ibu Adrian memberikan penjelasan.

"Iya, ibu benar. Tapi mulai besok aku makan disini ya, Bu."

"Gak masalah, asalkan jatah ibu ditambahi."

"Gampang kalau masalah itu," sahut Adrian. Sementara itu, ibunya tersenyum penuh kemenangan.

“Oh ya, Yan, bagaimana hubunganmu sama Silvi?” tanya Ibu Adrian.

“Ya … gitu deh!”

“Gitu deh bagaimana?” 

“Ya gak gimana-gimana, jalan aja,”sahut Adrian.

“Pepet terus dia, jangan sampai lepas.”

“Maunya sih gitu, Bu. Tapi bagaimana kalau Mila tahu?” tanya Adrian bimbang.

“Biarin aja. Lagian dia juga gak ada gunanya.” Adrian terdiam sejenak. Untuk beberapa lama, dia larut dalam kebimbangan. 

“Silvi itu janda kaya. Kalau kamu bertahan sama si Mila, yang ada hidupmu akan tetap seperti ini,” bujuk wanita paruh baya tersebut.

“LIhat saja mobil yang dia pakai, mewah banget. Belum lagi penampilannya juga glamour, gak malu-maluin kalau diajak jalan, beda jauh sama istri kamu yang buluk itu,” lanjut wanita paruh baya tersebut lagi.

“Memangnya dia beneran masih mau sama aku, Bu? Kan dia tahu kalau aku sudah punya istri,” sahut Adrian.

"Dia sudah bilang sama kakakmu kalau siap jadi yang kedua," sahut wanita paruh baya tersebut.

"Beneran, Bu?"

"Iya, memangnya dia gak bilang apa-apa sama kamu?"

"Gak ada, Bu. Kami ketemu hanya makan dan ngobrol biasa saja," sahut Adrian.

"Kalau begitu, kamu yang harus aktif deketin dia. Pokoknya ibu mau kalian bisa segera menikah," pinta wanita paruh baya tersebut.

Comments (4)
goodnovel comment avatar
Tati Sahati
up n up thooirrr
goodnovel comment avatar
Tati Sahati
lanjuuttt thooorrrr
goodnovel comment avatar
Mifta Nur Auliya
ayo ramaikan,biar othor semnagt ngelanjutij
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • PENYESALAN MANTAN USAI MENCERAIKAN AKU   STATUS IPAR DAN MERTUA

    BAB 1STATUS IPAR DAN MERTUA[Terima kasih hadiahnya, Om Adrian. Keisya seneng banget deh!] Sebuah status di aplikasi perpesanan milik kakak iparnya. Dalam status tersebut terlihat Keisya, putri kakak iparnya tersebut tengah memeluk boneka beruang berwarna pink.Kamila menatap status tersebut dengan perasaan nelangsa. Pasalnya, sudah sejak bulan lalu putrinya merengek meminta dibelikan boneka seperti itu, namun tak kunjung dibelikan. Yasmin meminta dibelikan boneka seperti itu agar bisa bermain boneka-bonekaan bersama teman-temannya. Di antara teman-temannya, hanya dialah yang belum memiliki boneka seperti itu. Kamila mengusap dadanya yang kembali terasa sesak. Selama menikah hampir delapan tahun, sikap sang suami tak pernah berubah. Dia selalu lebih mengutamakan keluarganya. Awalnya dia cenderung mengalah. Dia pikir hal itu wajar karena sejatinya anak laki-laki tetaplah milik ibunya. Sayangnya, semakin lama, sikapnya semakin semena-mena. Sang suami bukan hanya lebih mengutamakan kel

  • PENYESALAN MANTAN USAI MENCERAIKAN AKU   KEMBALI DIABAIKAN

    BAB 2KEMBALI DIABAIKANDengan sigap, Kamila meraih tubuh kecil putrinya, lalu mendekapnya dengan erat.“Tega kamu, Mas. Dia putrimu, Mas, darah dagingmu!” seru Kamila. Dia tidak terima diperlakukan buruk meskipun oleh ayahnya sendiri.“Makanya, didik anakmu yang bener,jangan dimanja!” Usai mengatakan hal itu, Adrian segera melangkahkan kakinya meninggalkan rumah.‘Awas kamu, Mas. Aku pasti akan membalas perbuatanmu. Kamu boleh menyakiti aku, tapi sekali kamu menyakiti anakku, aku tidak akan tinggal diam. Cukup sudah selama ini aku mengalah sama kalian, setelah ini tidak akan ada lagi Kamila yang polos yang bisa diinjak-injak,’ ujarnya dalam hati dengan geram.Dengan hati penuh luka, Kamila membopong tubuh putrinya, lalu mendudukkannya di kursi di depan televisi.“Sayang, kamu tunggu disini sebentar ya, Ibu ambilkan obat!” ujar Kamila dengan lembut. Yasmin pun menganggukkan kepalanya di sela isak tangisnya. Kamila bergegas mengambil peralatan di kotak obat, setelah itu dia pun segera

  • PENYESALAN MANTAN USAI MENCERAIKAN AKU   MULAI BANGKIT

    BAB 3MULAI BANGKITSayangnya, Adrian tidak memperdulikan teriakan putrinya. Dia justru segera menyalaka mobilnya, lalu meninggalkan rumah. Sementara itu, Keisya masih mengejek Yasmin dari kursinya. Mendengar suara putrinya menangis, Kamila segera menyongsong ke depan. Hatinya kembali teriris saat mendapati putrinya masih menangis menatap kepergian mobil ayahnya.“Ibu ... ayah mau jalan ke pantai sama Tante Karin, sama Keisya juga, aku gak diajak. Huhuhu...!” ujar Yasmin di sela isak tangisnya.“Sayang!” Kamila mendekap putrinya dengan penuh kasih sayang. Setelah tangisnya agak reda, dia pun melepaskan pelukannya, lalu menatap putrinya dengan intens.“Sayang, biarkan saja mereka. Bukankah kita sudah berjanji akan jalan-jalan ke mall?” tanya Kamila mengingatkan.“Lain kali kita jalan-jalan ke pantai sendiri. Sekarang, sebaiknya kamu bersiap-siap. Setelah itu, kita pergi jalan-jalan!” bujuk Kamila lagi.“Kita jalan-jalan sama nenek ya, Bu?”“Iya, Sayang, nanti kita jemput nenek. Ayo, m

  • PENYESALAN MANTAN USAI MENCERAIKAN AKU   BAHAGIA ITU SEDERHANA

    BAB 4BAHAGIA ITU SEDERHANA[Calon ipar idaman nih!] Kembali status kakak iparnya menghiasi layar ponsel Kamila.‘Calon ipar? Bukankah di keluarga mereka hanya dua bersaudara? Kalau calon ipar, apa mungkin ....’ Kamila tak berani melanjutkan dugaannya.‘Tidak! Tidak mungkin Mas Adrian tega menghianati aku. Tapi ... bagaimana kalau itu memang benar?’ tanya Kamila dalam hati.“Ibu!” seru Yasmin.“Eh, iya sayang, ada apa?” tanya Kamila tergeragap.“Aku mau main di sana. Ibu dari tadi aku panggil diam saja,” protes Yasmin.“Iya, kamu lagi ngelamunin apa sih?” tanya Ibu Kamila.“Gak kok, Bu, gak ada apa-apa. Yasmin mau main?” tanya Kamila mengalihkan pembicaraan. Spontan, gadis kecil itu pun menganggukkan kepalanya.“Ayo kita kesana!” sahut Kamila. Dengan wajah penuh kegembiraan, Yasmin segera masuk ke area permainan. Sementara itu, Kamila dan ibunya menunggu di luar seraya mengamati gadis kecil itu dari kejauhan.“Ada apa, Mil? Ibu perhatikan kamu dari tadi ngelamun terus!” tanya Saraswat

  • PENYESALAN MANTAN USAI MENCERAIKAN AKU   FAKTA BARU

    BAB 5FAKTA BARUKamila membiarkan ponselnya yang terus berdering. Dia tahu betul yang menghubunginya adalah sang suami. Kring .... Ponsel Kamila kembali berdering untuk kesekian kalinya. Dengan kesal, dia pun akhirnya mengangkat panggilan tersebut.“Kemana aja sih? Ditelepon dari tadi juga,” omel Adrian.“Ada apa? Aku nginap di rumah Ibu,” ujar Kamila.“Gak boleh, pulang sekarang.”“Maaf, aku gak mau. Besok aku baru pulang.”“Ka—“ Belum selesai Adrian mengucapkan kalimatnya, Kamila sudah menutup panggilan secara sepihak. Karena tidak ingin diganggu, dia pun memblokir nomor sang suami. Tidak mungkin baginya mematikan ponsel karena dua sedang ada janji dengan pemilik rumah yang akan dia beli. “Si al, berani sekali dia membantah aku. Awas aja besok!” umpatnya dengan kesal. Adrian segera melangkahkan kakinya ke kamar untuk membersihkan diri. Setelah selesai, dia menyambar kunci motor, lalu melaju menuju rumah ibunya.“Lho, Yan, kok sudah sampai sini lagi?” tanta ibunya heran.“Iya, Ka

  • PENYESALAN MANTAN USAI MENCERAIKAN AKU   KEKESALAN ADRIAN

    BAB 6KEKESALAN ADRIANKamila menatap pria tersebut tak berkedip. Dia benar-benar tidak menyangka dengan apa yang dilihatnya. Sementara itu, pria tersebut tidak menyadari keberadaan Kamila. Dia justru terus melanjutkan langkahnya seraya memeluk pinggang wanita yang bersamanya."Mbak Mila, liatin apaan sih? Serius banget!" tegur Dika. Dia pun menoleh dan mengikuti arah pandangan sang kakak."Mbak, itu kayak suami kakaknya Mas Adrian deh!" ujar Dika. Dia bisa mengenali pria tersebut karena pernah bertemu pada beberapa kesempatan. "Benar, Dik!""Terus wanita itu siapa? Bukan kakaknya Mas Adrian kan?" Kamila menggelengkan kepalanya."Mbak juga gak tahu. Mending kamu keluar saja dulu, mbak ada perlu sebentar!""Mbak mau ngapain? Mending gak usah ikut campur deh!" ujar Dika memperingati."Gak akan, sudah kamu keluar dulu. Jangan sampai ketahuan!" sahut Kamila."Gak, aku mau disini sama Mbak Mila aja," sahut Dika keukeuh."Terserah kamu deh!" sahut Kamila. Kamila kembali menjatuhkan bobotn

  • PENYESALAN MANTAN USAI MENCERAIKAN AKU   RUMAH BARU

    BAB 7RUMAH BARUKamila yang tengah sibuk dengan masakannya, terpaksa berhenti sejenak saat mendengar ponselnya berbunyi. Dia segera meraih ponselnya yang tergeletak di atas meja tidak jauh dari posisinya. Kamila tersenyum tipis saat melihat nama sang pemanggil. Tak berminat mengangkatnya, dia kembali meletakkan ponselnya, lalu kembali melanjutkan aktivitasnya. Dering ponselnya akhirnya berhenti. Baru saja dia menghembuskan nafas lega, ponselnya kembali berdering. Sama seperti sebelumnya, Kamila membiarkan ponselnya hingga mati sendiri. Sampai pada panggilan ke sekian kalinya, Kamila terpaksa menghentikan aktivitasnya karena teguran sang ibu.“Ponselmu dari tadi bunyi terus. Kenapa gak diangkat?” tanya wanita paruh baya tersebut.“Lagi nanggung, Bu. Lagian panggilan gak penting juga,” sahut Kamila santai.“Itu ponsel bunyi terus dari tadi. Berarti kan memang penting banget. Dari siapa sih?” tanya Ibu Kamila lagi.“Mas Adrian, Bu,” sahut Kamila.“Angkat dulu sana, siapa tahu memang pe

  • PENYESALAN MANTAN USAI MENCERAIKAN AKU   RUMAH BARU 2

    BAB 8“Halo, nama saya Silvi. Saya tinggal di depan,” ujar wanita berparas cantik tersebut seraya menatap rumahnya. “Oh, halo, Nak Silvi. Saya Saraswati, dan ini putri saya Kamila,” sahut Ibu Kamila. Silvi terkesiap sejenak, lalu menatap Kamila dengan seksama. Untuk beberapa saat, mata mereka saling bersiborok sebelum akhirnya wanita tersebut mengulas sebuah senyuman.“Halo, Kamila. Nama kamu mengingatkan saya pada seseorang,tapi saya yakin itu pasti bukan kamu,” ujar Silvi seraya mengulurkan tangannya. Kamila menatap uluran tangan tersebut sejenak sebelum akhirnya menjabatnya.“Saya rasa memang bukan karena saya tidak mengenal kamu,” sahut Kamila. SIlvi pun menganggukkan kepalanya tanda setuju.“Sudah mau ditempati?” tanya Silvi basa-basi.“Rencananya sih secepatnya. Nak Silvi sendiri sudah lama tinggal disini?” tanya Ibu Kamila.“Belum lama sih, baru sekitar dua minggu. Baiklah, saya permisi dulu, mau ketemu calon mertua,” ujar wanita tersebut seraya berbisik.“Oh iya, silahkan, Na

Latest chapter

  • PENYESALAN MANTAN USAI MENCERAIKAN AKU   PERMINTAAN IBU ADRIAN

    BAB 10PERMINTAAN IBU ADRIAN"Yan, lihat kelakuan istri kamu. Dia berani sekali melawan ibu," adu Karin."Mbak, jangan fitnah ya!" sentak Kamila tidak terima. "Mila, jangan membentak kakakku!" sentak Adrian balik.“Dia yang mulai duluan,”sahut Kamila.“Cukup!” sentak Adrian dengan suara menggelegar. Karin tersenyum sinis melihat adik iparnya tersebut dibentak oleh Adrian.“Yan, istrimu itu sudah benar-benar keterlaluan. Dia tidak menghargai Ibu sama sekali,” ujar mertua Karin seraya melirik menantunya tersebut dengan sinis. Sementara itu, Adrian mengusap wajahnya dengan kasar. Maksud hati ingin segera beristirahat sepulang kerja, ini malah disuguhi dengan keributan.“Mila, ayo minta maaf sama Ibu,” pinta Adrian pada sang istri.“Gak, aku gak salah kok,” sahut Kamila.“Mila!” sentak Adrian lagi dengan suara tertahan.“Mereka yang mulai. Mereka mengambil makanan yang aku beli tadi,” ujar Kamila.“Alah … hanya gara-gara makanan seperti ini kamu berani membentak Ibu. Sungguh keterlaluan,

  • PENYESALAN MANTAN USAI MENCERAIKAN AKU   KARIN BERULAH

    BAB 9KARIN BERULAH“Apa sih, Mbak?” sahut Kamila santai.“Enak banget jadi kamu, santai-santai di rumah ibumu sambil ngabisin uang Adrian. Kasihan sekali adikku itu,” ujar wanita yang usianya di atasnya tersebut.“Bukannya yang ngabisin gajinya Mas Adrian itu mbak sama ibu ya? Aku kan cuma dapat sisanya,” sahut Kamila seraya terus melangkahkan kakinya ke ruang makan. Sementara itu, kakak iparnya mengikuti langkahnya seraya memperhatikan kantong dalam genggaman Kamila.“Kalau masalah itu kan memang sudah menjadi kewajiban Adrian memberi nafkah untuk ibu,” sahut Karin tak mau kalah.“Benar, tapi seharusnya mengutamakan anak dan istrinya . Lagian Mbak juga jangan lupa, Mbak itu sudah menikah dan sudah punya suami. Jadi, Mas Adrian tidak punya kewajiban menafkahi mbak,” sahut kamila lagi.“Ya terserah dong. Lagian kan kamu itu orang lain yang kebetulan diurus saja, sementara aku ini kakak kandungnya,” sahut Karin sewot. Kamila tak menanggapi lagi. Dia memilih mengalihkan perhatiannya pad

  • PENYESALAN MANTAN USAI MENCERAIKAN AKU   RUMAH BARU 2

    BAB 8“Halo, nama saya Silvi. Saya tinggal di depan,” ujar wanita berparas cantik tersebut seraya menatap rumahnya. “Oh, halo, Nak Silvi. Saya Saraswati, dan ini putri saya Kamila,” sahut Ibu Kamila. Silvi terkesiap sejenak, lalu menatap Kamila dengan seksama. Untuk beberapa saat, mata mereka saling bersiborok sebelum akhirnya wanita tersebut mengulas sebuah senyuman.“Halo, Kamila. Nama kamu mengingatkan saya pada seseorang,tapi saya yakin itu pasti bukan kamu,” ujar Silvi seraya mengulurkan tangannya. Kamila menatap uluran tangan tersebut sejenak sebelum akhirnya menjabatnya.“Saya rasa memang bukan karena saya tidak mengenal kamu,” sahut Kamila. SIlvi pun menganggukkan kepalanya tanda setuju.“Sudah mau ditempati?” tanya Silvi basa-basi.“Rencananya sih secepatnya. Nak Silvi sendiri sudah lama tinggal disini?” tanya Ibu Kamila.“Belum lama sih, baru sekitar dua minggu. Baiklah, saya permisi dulu, mau ketemu calon mertua,” ujar wanita tersebut seraya berbisik.“Oh iya, silahkan, Na

  • PENYESALAN MANTAN USAI MENCERAIKAN AKU   RUMAH BARU

    BAB 7RUMAH BARUKamila yang tengah sibuk dengan masakannya, terpaksa berhenti sejenak saat mendengar ponselnya berbunyi. Dia segera meraih ponselnya yang tergeletak di atas meja tidak jauh dari posisinya. Kamila tersenyum tipis saat melihat nama sang pemanggil. Tak berminat mengangkatnya, dia kembali meletakkan ponselnya, lalu kembali melanjutkan aktivitasnya. Dering ponselnya akhirnya berhenti. Baru saja dia menghembuskan nafas lega, ponselnya kembali berdering. Sama seperti sebelumnya, Kamila membiarkan ponselnya hingga mati sendiri. Sampai pada panggilan ke sekian kalinya, Kamila terpaksa menghentikan aktivitasnya karena teguran sang ibu.“Ponselmu dari tadi bunyi terus. Kenapa gak diangkat?” tanya wanita paruh baya tersebut.“Lagi nanggung, Bu. Lagian panggilan gak penting juga,” sahut Kamila santai.“Itu ponsel bunyi terus dari tadi. Berarti kan memang penting banget. Dari siapa sih?” tanya Ibu Kamila lagi.“Mas Adrian, Bu,” sahut Kamila.“Angkat dulu sana, siapa tahu memang pe

  • PENYESALAN MANTAN USAI MENCERAIKAN AKU   KEKESALAN ADRIAN

    BAB 6KEKESALAN ADRIANKamila menatap pria tersebut tak berkedip. Dia benar-benar tidak menyangka dengan apa yang dilihatnya. Sementara itu, pria tersebut tidak menyadari keberadaan Kamila. Dia justru terus melanjutkan langkahnya seraya memeluk pinggang wanita yang bersamanya."Mbak Mila, liatin apaan sih? Serius banget!" tegur Dika. Dia pun menoleh dan mengikuti arah pandangan sang kakak."Mbak, itu kayak suami kakaknya Mas Adrian deh!" ujar Dika. Dia bisa mengenali pria tersebut karena pernah bertemu pada beberapa kesempatan. "Benar, Dik!""Terus wanita itu siapa? Bukan kakaknya Mas Adrian kan?" Kamila menggelengkan kepalanya."Mbak juga gak tahu. Mending kamu keluar saja dulu, mbak ada perlu sebentar!""Mbak mau ngapain? Mending gak usah ikut campur deh!" ujar Dika memperingati."Gak akan, sudah kamu keluar dulu. Jangan sampai ketahuan!" sahut Kamila."Gak, aku mau disini sama Mbak Mila aja," sahut Dika keukeuh."Terserah kamu deh!" sahut Kamila. Kamila kembali menjatuhkan bobotn

  • PENYESALAN MANTAN USAI MENCERAIKAN AKU   FAKTA BARU

    BAB 5FAKTA BARUKamila membiarkan ponselnya yang terus berdering. Dia tahu betul yang menghubunginya adalah sang suami. Kring .... Ponsel Kamila kembali berdering untuk kesekian kalinya. Dengan kesal, dia pun akhirnya mengangkat panggilan tersebut.“Kemana aja sih? Ditelepon dari tadi juga,” omel Adrian.“Ada apa? Aku nginap di rumah Ibu,” ujar Kamila.“Gak boleh, pulang sekarang.”“Maaf, aku gak mau. Besok aku baru pulang.”“Ka—“ Belum selesai Adrian mengucapkan kalimatnya, Kamila sudah menutup panggilan secara sepihak. Karena tidak ingin diganggu, dia pun memblokir nomor sang suami. Tidak mungkin baginya mematikan ponsel karena dua sedang ada janji dengan pemilik rumah yang akan dia beli. “Si al, berani sekali dia membantah aku. Awas aja besok!” umpatnya dengan kesal. Adrian segera melangkahkan kakinya ke kamar untuk membersihkan diri. Setelah selesai, dia menyambar kunci motor, lalu melaju menuju rumah ibunya.“Lho, Yan, kok sudah sampai sini lagi?” tanta ibunya heran.“Iya, Ka

  • PENYESALAN MANTAN USAI MENCERAIKAN AKU   BAHAGIA ITU SEDERHANA

    BAB 4BAHAGIA ITU SEDERHANA[Calon ipar idaman nih!] Kembali status kakak iparnya menghiasi layar ponsel Kamila.‘Calon ipar? Bukankah di keluarga mereka hanya dua bersaudara? Kalau calon ipar, apa mungkin ....’ Kamila tak berani melanjutkan dugaannya.‘Tidak! Tidak mungkin Mas Adrian tega menghianati aku. Tapi ... bagaimana kalau itu memang benar?’ tanya Kamila dalam hati.“Ibu!” seru Yasmin.“Eh, iya sayang, ada apa?” tanya Kamila tergeragap.“Aku mau main di sana. Ibu dari tadi aku panggil diam saja,” protes Yasmin.“Iya, kamu lagi ngelamunin apa sih?” tanya Ibu Kamila.“Gak kok, Bu, gak ada apa-apa. Yasmin mau main?” tanya Kamila mengalihkan pembicaraan. Spontan, gadis kecil itu pun menganggukkan kepalanya.“Ayo kita kesana!” sahut Kamila. Dengan wajah penuh kegembiraan, Yasmin segera masuk ke area permainan. Sementara itu, Kamila dan ibunya menunggu di luar seraya mengamati gadis kecil itu dari kejauhan.“Ada apa, Mil? Ibu perhatikan kamu dari tadi ngelamun terus!” tanya Saraswat

  • PENYESALAN MANTAN USAI MENCERAIKAN AKU   MULAI BANGKIT

    BAB 3MULAI BANGKITSayangnya, Adrian tidak memperdulikan teriakan putrinya. Dia justru segera menyalaka mobilnya, lalu meninggalkan rumah. Sementara itu, Keisya masih mengejek Yasmin dari kursinya. Mendengar suara putrinya menangis, Kamila segera menyongsong ke depan. Hatinya kembali teriris saat mendapati putrinya masih menangis menatap kepergian mobil ayahnya.“Ibu ... ayah mau jalan ke pantai sama Tante Karin, sama Keisya juga, aku gak diajak. Huhuhu...!” ujar Yasmin di sela isak tangisnya.“Sayang!” Kamila mendekap putrinya dengan penuh kasih sayang. Setelah tangisnya agak reda, dia pun melepaskan pelukannya, lalu menatap putrinya dengan intens.“Sayang, biarkan saja mereka. Bukankah kita sudah berjanji akan jalan-jalan ke mall?” tanya Kamila mengingatkan.“Lain kali kita jalan-jalan ke pantai sendiri. Sekarang, sebaiknya kamu bersiap-siap. Setelah itu, kita pergi jalan-jalan!” bujuk Kamila lagi.“Kita jalan-jalan sama nenek ya, Bu?”“Iya, Sayang, nanti kita jemput nenek. Ayo, m

  • PENYESALAN MANTAN USAI MENCERAIKAN AKU   KEMBALI DIABAIKAN

    BAB 2KEMBALI DIABAIKANDengan sigap, Kamila meraih tubuh kecil putrinya, lalu mendekapnya dengan erat.“Tega kamu, Mas. Dia putrimu, Mas, darah dagingmu!” seru Kamila. Dia tidak terima diperlakukan buruk meskipun oleh ayahnya sendiri.“Makanya, didik anakmu yang bener,jangan dimanja!” Usai mengatakan hal itu, Adrian segera melangkahkan kakinya meninggalkan rumah.‘Awas kamu, Mas. Aku pasti akan membalas perbuatanmu. Kamu boleh menyakiti aku, tapi sekali kamu menyakiti anakku, aku tidak akan tinggal diam. Cukup sudah selama ini aku mengalah sama kalian, setelah ini tidak akan ada lagi Kamila yang polos yang bisa diinjak-injak,’ ujarnya dalam hati dengan geram.Dengan hati penuh luka, Kamila membopong tubuh putrinya, lalu mendudukkannya di kursi di depan televisi.“Sayang, kamu tunggu disini sebentar ya, Ibu ambilkan obat!” ujar Kamila dengan lembut. Yasmin pun menganggukkan kepalanya di sela isak tangisnya. Kamila bergegas mengambil peralatan di kotak obat, setelah itu dia pun segera

DMCA.com Protection Status