Share

Bab 5

Penulis: Evelyn
last update Terakhir Diperbarui: 2024-05-14 16:32:27
Hari itu bisa dibilang sebuah bencana. Matahari bersinar terang dan segalanya berjalan baik-baik saja saat aku sedang menyetir di jalan yang biasa aku lewati.

Kapel terlihat ramai ketika kami sampai. Hampir semuanya datang untuk memberikan penghormatan terakhir.

Aku berkeliling di tempat dan merasa senang, semuanya terlihat sempurna. Tidak ada yan membantuku untuk persiapan pemakaman. Akulah yang dibebankan untuk mengurusnya.

Namun, aku tidak mengeluh. Kuanggap ini sebagai kesempatan untuk membayar kembali atas apa yang telah dia lakukan untukku. Bagamana pun juga, dia memberiku sandang, pangan, dan papan.

Upacara akan dimulai dan semuanya sudah duduk. Aku memilih untuk duduk di tempat yang sepi. Rasanya aneh jika aku duduk dengan yang lain. Apalagi kalau aku duduk di sebelah Emma.

“Ibu, mengapa kita tidak duduk di situ? Bukankah kita seharusnya duduk di dekat Nenek?” Tanya Noah sembari menunjuk ke tempat yang lain.

Tentu saja kami menerima pandangan aneh dari yang lain, tetapi aku tidak peduli. Sudah menjadi rahasia umum kalau aku tidak diterima sepenuhnya oleh keluargaku setelah apa yang telah terjadi.

Aku menjawabnya dengan berbohong, “Di sana sudah ramai. Ibu takut kita akan merasa sesak di sana.”

Noah terlihat seperti tidak percaya padaku, tetapi mengacuhkannya. Pastor sudah sampai dan upacara dimulai saat aku merasakan ada yang duduk di sebelahku.

Aku menegang. Aku tahu kehadirannya lewat bau parfumnya. Aku tidak tahu mengapa dia duduk di sini. Seharusnya dia sedang bersama Emma-nya yang berharga. Aku juga merasa sebaiknya begitu.

Oh, sial. Aku terdengar seperti penuh amarah. Namun itu benar. Aku merasakan sakit hati dan marah.

Noah berbisik dengan keras, yang membuat beberapa orang melihat ke arah kami, “Ayah?”

Aku menunduk kepada mereka, agar mereka segera mengalihkan pandangannya dari kami.

“Bolehkah aku duduk di antara Ayah dan Ibu?” Bisik Noah kepadaku.

Aku menghela nafas lega. Aku bersyukur atas keajaiban kecil ini. Aku tidak harus berada di dekatnya.

Aku berpindah tempat dengan Noah. Saat aku pindah, aku merasakan ketegangan yang kurasakan mulai mereda.

“Kita pasti akan meninggalkan dunia fan aini suatu hari. Pertanyaannya adalah bagaimana dampakmu bagi dunia? Apakah kau membuat perubahan? Menyentuh jiwa-jiwa yang kamu temui sepanjang hidupmu? Ataukah kamu akan meninggalkan dunia dengan penuh penyesalan?” Pastor mulai bertanya pada kami.

Aku menjadi memikirkan pertanyaan tersebut. Jika aku meninggal hari ini, siapakah yang akan menghadiri pemakamanku? Akankah mereka yang ada di sekitarku peduli? Ah, siapakah aku bagi mereka, tentu saja mereka tidak akan melakukannya. Mereka mungkin malah akan membuat pesta perayaan. Satu-satunya orang yang akan terkena dampak dari kematianku adalah Noah. Hanya dia, tidak ada yang lain.

Kehidupan yang kumiliki sangatlah sedih. Aku tidak memiliki teman, kebanyakan karena aku sangat menahan diri hidup dalam bayangan. Bayangan sempurna yang diciptakan oleh Emma yang membuatku sadar bahwa aku tidak akan bisa cukup bagi semua orang. Aku tidak secantik, seseksi, sepintar dia yang bisa dengan mudah dicintai oleh orang-orang. Aku tidak sesempurna Emma. Aku bukan siapa-siapa jika dibandingkan dengannya.

Bahkan ketika kami sudah dewasa, aku masih berada dalam bayangannya. Tidak ada yang mengerti penderitaan dan rasa sakitku. Segalanya hanya soal Emma. Deritanya lebih besar dariku. Kebahagiannya lebih penting dariku. Dia selalu didahulukan oleh orang-orang, sedangkan aku berusaha mengemis sisa-sisa afeksi mereka.

Suara Noah membuyarkan lamunanku, “Ibu?”

Saat itulah aku baru sadar kalau upacaranya sudah selesai dan semua orang sudah pergi.

“Ava, kamu baik-baik saja?” Suara beratnya membuatku merinding.

Aku tidak ingin berbicara atau meihatnya. Namun, aku masih harus tetap melakukannya sebab selama sepuluh tahun ke depan, kami berbagi hak asuh Noah.

Aku mengedikkan bahuku, lalu berdiri tanpa melihatnya. Aku tahu ini terlihat kasar, tetapi aku tidak bisa melihatnya. Tidak ketika ingatanku tentang dia melihat Emma dengan penuh cinta masih terpatri di dalam benakku.

“Ayo Noah, kita pergi.”

Dia berdiri dan kami berjalan ke pintu. Ketika kami keluar, kami disambut oleh kerumunan orang-orang yang ingin mengucapkan belasungkawa. Aku melihat beberapa rekanku dan melambai pada mereka.

Kami belum mengubur Ayah, dan energiku sudah habis.

“Oh, jadi kamu akhirnya memutuskan untuk menunjukkan batang hidungmu.” Aku mendengar suara Emma dengan nada sarkas di belakangku.

Aku berbalik badan untuk menatapnya. Wajahnya sembab dan matanya memerah serta bengkak, tetapi dia masih terlihat begitu cantik.

Aku membuang nafas. Aku sangat tidak ingin menghadapinya sekarang.

“Jangan sekarang, Emma. Bisakah kita mengubur Ayah terlebih dahulu?”

Dia tersenyum dan mendekat ke arah telingaku, agar hanya akulah yang mendengar suaranya.

“Kita memang akan menguburnya, tetapi kamu harus tahu aku ada di sini untuk tinggal. Kamu juga mengambil keluargaku bertahun-tahun lalu, tetapi tidak lagi. Aku berencana untuk mengambil semuanya kembali, termasuk pria yang seharusnya menjadi milikku.” Dia lalu melangkah menjauh dan meninggalkanku saat Pastor memanggil kami untuk kembali ke pemakaman.

Noah melihat secara bergantian ke arahku dan kakakku, tetapi dia tidak mengatakan apa pun. Aku masih terkejut akan kata-katanya, tetapi tidak terlalu terkejut akan itu.

Apa yang dia tidak mengerti bahwa dia tidak perlu repot-repot mengambil segalanya kembali, sebab memang semuanya bukan milikku sejak awal. Keluarga yang dia sebutkan begitu memuja-mujanya. Lalu Rowan? Rowan sejak dahulu sampai sekarang masih miliknya.

Aku mendorong rasa sakit yang ingin menenggelamkanku dan mengarahkan Noah ke tempat yang akan menjadi liang lahat Ayah.

Aku berdiri agak menjauh dari Ibu, Emma, dan Travis. Mereka bergerombol bersama. Apabila kalian melihatku dan mereka, kalian pasti berpikir aku adalah orang asing yang menghadiri pemakaman, dan bukan bagian dari keluarga.

“Dari debu kembali menjadi debu tanah,” ucap Pastor saat mereka memasukkan Ayahku ke liang lahat.

Mereka mulai menutup peti jenzahanya dengan tanah sampai Ayah sudah benar-benar terkubur. Tangisan Ibu-lah yang paling histeris, dia sembari memohon-mohon pada Ayah untuk kembali padanya. Emma dan Travis menangis dalam diam, air mata mengalir dari wajah keduanya dan memegangi Ibu.

Aku menenangkan Noah. Dia menangis dalam pelukanku. Melihatnya seperti ini membuat aku turut menangis. Aku tidak mau melihatnya menderita. Aku menghapus air mataku. Aku harus kuat demi dia. Noah lebih membutuhkanku sekarang.

Sekali lagi, orang-orang berkerumun untuk menyampaikan belasungkawa mereka. Aku menerimanya sembari melamun. Seperti aku ada dan tiada di waktu yang sama. Ketika aku mulai menyadarkan diri, kebanyakan orang sudah pergi.

“Ibu, itu ada Kakek dan Nenek,” Noah menyeretku dan menunjuk pada kedua orangtua Rowan.

Mereka di sini dengan Rowan dan saudara kembarnya, Gabriel.

Aku berdiri di sana, merasa aneh ketika dia menyambutnya. Mereka melihatku tetapi tidak mengucapkan kata apa pun. Kita tahu bahwa aku bukan pilihan putranya.

“Bolehkah aku mengambil makanan ringan bersama mereka?” Tanya Noah, aku mengiyakan pertanyaannya.

Dia belum makan selama berjam-jam, dia pasti lapar. Ketika mereka pergi, kami berdiri berdampingan dengan rasa canggung. Sekarang fokusnya bukan hanya pada Noah, tetapi hanya pada Emma yang berdiri tidak jauh dari kamu.

Aku akan pergi dari situ ketika aku mendengar decitan ban. Semuanya terjadi begitu cepat. Beberapa pria berpistol menembakkan ke arah kami. Ketika mereka mulai menembak, aku melihat Rowan berlari ke arah Emma.

Aku berdiri terkejut, dan melihatnya melindungi Emma menggunakan tubuhnya.

Aku tidak percaya dia meninggalkanku untuk melindunginya. Ah, untuk apa juga aku terkejut? Ini membuktikan bahwa aku tidak akan pernah menjadi prioritasnya. Melihatnya melindunginya dengan mengorbankan nyawanya sangat menyayat hatiku.

“Awas!” Pria dengan rompi anti-peluru teriak ke arahku.

Dia mendorongku ke sisi lain, tetapi sudah terlambat. Sesuatu menembus kulitku dan aku jatuh akibat tembakan itu. Nafasku tercekat karena itu.

“Seseorang, panggil ambulans!” Dia berlutut di sampingku dan menekan ke lukaku.

Aku bingung, pusing, dan merasa sakit. Aku ingin memberitahunya aku baik-baik saja, tetapi kemudian aku melihat darah membasahi gaunku dan tagannya. Aku sangat tidak suka melihat darah.

“Oh...astaga, Noah.” Aku berbisik.

Noah-lah hal terakhir yang kupikirkan sebelum semuanya menjadi gelap.
Komen (1)
goodnovel comment avatar
YanS
Poor Ava...semoga Ava selamat dan hanya luka ringan
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • PENYESALAN MANTAN SUAMI   Bab 6

    Rowan Ada sesuatu yang akan kamu rasakan ketika melihat mantan istrimu, Ibu dari anakmu, tertembak dan berdarah di atas tanah pemakaman yang dingin. Sesuatu yang tidak pernah aku kira akan kurasakan untuk Ava. Ketika aku melihat pria dengan pistol mengarah ke kami, aku benar-benar tidak berpikir. Aku tahu Noah aman bersama orangtuaku, jadi instingku mengambil alih dan berlari ke arah Emma. Aku rela mati untuknya, dan aku sudah siap untuk itu.Aku lega ketika para penembak lari setelah melihat polisi, tetapi kelegaanku sirna ketika salah satu dari anggota polisi berteriak untuk memanggil ambulans. Aku berbalik, penasaran siapa yang tertembak. Tidak kubayangkan Ava-lah yang tertembak, dan melihatnya seperti itu membuat kakiku melemas hingga aku jatuh berlutut.Semuanya berlangsung cepat. Ambulans datang setelah itu dan polisi itu tidak mau melepaskan Ava sampai dia yakin Ava aman di tangan dokter.Aku sangat tersinggung oleh kegigihannya tidak mau melepaskannya, dia istriku—maksudku ma

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-14
  • PENYESALAN MANTAN SUAMI   Bab 7

    AvaAku terbangun dengan punggung kaku dan lengan yang kram. Aku terbaring di ranjang bersama Noah sebab dia tidak mau meninggalkanku setelah kami menonton televisi. Aku tersenyum ketika aku mengingat Noah benar-benar melakukan apa yang dikatakannya, dia benar-benar serius akan mengurusku sepanjang malam.Dengan sedikit kesusahan, aku berhasil memindahkannya tanpa membangunkannya. Pukul menunjukkan sekitar pukul delapan pagi, dan aku harus menyiapkan sarapan sebelum dia bangun.Setelah menyelesaikan rutinitas pagiku, aku turun ke bawah. Aku berdiri di luar dapur untuk beberapa saat, berpikir bagaimana aku membuat sarapan dengan satu lengan saja.Saat aku bergerak untuk menyiapkan bahan untuk memasak pancake, ingatan kemarin membanjiri benakku. Semuanya terjadi seakan tidak nyata dan bagian dari diriku berpikir benarkah itu terjadi. Jika bukan karena pundakku diperban dan lenganku digipsum, aku akan berpikir semuanya hanyalah mimpi buruk.Ketika aku terbangun di rumah sakit setelah aku

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-14
  • PENYESALAN MANTAN SUAMI   Bab 8

    Rowan Aku melihatnya ketika kesenangan di wajahnya sirna. Ketika kehangatan di wajahnya yang berlangsung beberapa detik lalu berubah menjadi datar, membuatku merasa dingin.“Apa yang kamu lakukan di sini?” Tanya Ava dengan nada monoton dan aku memasuki rumahnya.Dia seperti berbicara pada orang asing. Seperti aku bukan siapa-siapa kecuali sebutir debu dan tidak lebih. Aku menatapnya, tidak bisa berkata apa-apa. Aku tinggal bersama wanita ini hampir satu decade dan sekarang aku kehilangan kata-kata.Aku melihat lengannya yang masih digipsum. Aku datang untuk memeriksanya dan menjemput Noah. Hari ini akhir pekan dan waktuku untuk bersamanya.Mengingat pria yang kuliat pergi dari rumahnya tadi, alisku bertaut. Pasti dia yang membuatnya tersenyum. Sadar akan kenyataan ini, rahangku menegang.“Apa yang dia lakukan di sini?” Aku bertanya balik sambil menyembunyikan amarah tidak wajar yang kurasakan.Aku tahu bahwa pria itu polisi dan sudah menyelamatkannya, tetapi dia melewati batas. Aku ti

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-14
  • PENYESALAN MANTAN SUAMI   Bab 9

    “Apa yang ingin aku katakan untukmu? Kamu tahu aku tidak pernah berbohong padamu. Kamu tahu kalau aku selalu mencintainya.”Dia melempar handuk dapur ke meja dengan marah, “Jadi itu tidak menghentikanmu untuk menggunakan tubuhku? Astaga, aku membencimu. Aku tidak tahu apa yang kulihat darimu sejak awal. Aku tidak tahu mengapa aku membuang banyak waktu dan energi untukmu.Aku menggertakkan gigiku mendengarnya. Kata-katanya membuatku naik darah. Ya, kami memang tidur bersama selama pernikahan kami, tetapi hanya itu. Aku hanya menepati janji, dan meskipun aku tidak mencintainya, aku tidak ingkar janji dengan selingkuh darinya.“Aku tidak di sini untuk membicarakan masa lalu. Aku di sini untuk menjemput Noah.” Kataku, merubah topik.Sangat melelahkan berbicara memutar-mutar. Aku harus berbicara mengapa aku di sini lalu pergi sebelum aku mengatakan atau melakukan sesuatu yang akan kusesali nanti.Nama Noah mengambil perhatiannya. Dia tidak menyerang kembali. Dia membuka satu laci dan mengel

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-14
  • PENYESALAN MANTAN SUAMI   Bab 10

    Ava“Aku masih tidak mengerti mengapa aku harus pergi. Mengapa aku tidak bisa tinggal bersama Ibu?” Noah mengeluh. Keningnya berkerut di wajah tampannya.Dia sudah lelah dengan semua ini setelah aku bilang padanya dia akan pergi bersama Kakek Neneknya. Awalnya dia sangat antusias, tetapi akhirnya sedih ketika sadar, kami berdua tidak akan menemaninya.Sekolahnya mengerti akan situasinya. Gurunya setuju untuk mengirim materi ajar ke Ibu, agar dia tidak tertinggal terlalu jauh.“Sudah Ibu bilang padamu sayang, ini seperti liburan khusus untuk Kakek-Nenek dan cucu. Hanya untukmu dan mereka.”Setelah berbicara kepada kapolri, dia meyakinkan bahwa mereka akan dikirim ke pulau yang aman.“Kamu akan pergi ke Pantai. Bukankah kamu memohon-mohon pada kami untuk mengajakmu berlibur?” Kataku sambil tersenyum nakal.Kata ‘pantai’ segera menarik perhatiannya. Seluruh keluhan yang dia rasakan, sekarang sirna.Noah benar-benar terobsesi kepada pantai. Dia sangat menyukai pantai, sampai dia pernah men

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-14
  • PENYESALAN MANTAN SUAMI   Bab 11

    Dia melangkah mendekat kepadaku. Matanya menyalang dan cuping hidungnya mengembang dan mengempis. Aku tetap di tempatku. Menolak membiarkan dia mengintimidasiku.“Aku tidak akan pergi. Sekarang batalkan pesanan taksimu dan duduklah di mobilku.” Geramnya dan menggertakkan gigi. Aku melihat kilatan amarah dalam sorot matanya.Kemarahanku mulai naik dan aku mengepalkan tanganku. Biasanya aku akan menahan diri sebab aku tidak mau membuatnya marah, tetapi aku sudah tidak peduli.“Dasar manusia arogan. Kamu pikir siapa dirimu ini, hm? Aku bukanlah seekor anjing yang akan patuh jika kamu perintah.” Suaraku mulai meninggi. Aku benar-benar tersinggung.Aku membiarkannya mendikteku selama bertahun-tahun ini. Aku diam karena aku tidak ingin merusak apa yang kupikir kami punya. Namun, apa hasilnya? Apa hasil dari menahan diri ini bagiku? Tidak ada. Hanya sakit hati dan derita yang kudapat.“Ava...” Dia berkata dengan suara mengancam.“Apakah kalian berdua bertengkar lagi?” Suara Noah memotong perk

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-14
  • PENYESALAN MANTAN SUAMI   Bab 12

    “Ibumu yang bertanya, bukankah kamu belum berbicara dengannya belakangan ini?”Aku menggeram sebal, “Kamu terlalu cerewet dan lama-lama membuatku sebal, Rowan. Bisakah kamu mengacuhkanku dan menganggapku tidak ada, seperti yang biasanya kamu lakukan?”Cengramannya pada setirnya mengencang. Aku melihat rahangnya menegang. Dia turut merasakan amarah. Mungkin karena aku sudah tidak lagi berlaku seperti domba lemah yang seperti biasanya dia hadapi. Situasi telah terbalik dan dia sangat tidak menyukainya.Aku selalu memaksakan diriku untuk membuatnya senang. Mencoba untuk menjadi apa yang diinginkan olehnya. Mencoba untuk menjadi Emma. Kulakukan apa pun agar aku menjadi istri yang akan dia cintai. Sekarang, aku sudah bermetamorfosis dan dia tidak suka aku tidak bisa lagi diperintah layaknya seekor anjing. Aku tersenyum penuh kemenangan. Membuatnya marah membuatku bersorak di dalam sana.Dari situ, sepanjang perjalanan diisi dengan diam. Masing-masing dari kami duduk diam di bangku kami, sed

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-14
  • PENYESALAN MANTAN SUAMI   Bab 13

    Seminggu telah berlalu sejak Noah pergi dan hidupku terasa hambar tanpanya. Ini waktu terlama aku terpisah darinya dan aku malu mengakui bahwa aku tidak bisa menanganinya dengan baik.Noah itu bagaikan jangkar hidupku, tanpanya aku merasa hilang. Seakan aku mengarungi kehidupan di laut lepas dengan potongan kayu kapal. Setiap hari aku sangat menunggu teleponnya, sebab itulah yang membuatku tenang. Telepon dan suaranya membuatku waras.Aku belum mendengar sepatah kata pun dari Rowan sejak kami bertemu di bandara. Bagian kecil hatiku masih merindukannya, tetapi aku tahu ini untuk yang terbaik. Tidak ada masa depan di antara kami dan aku tidak bisa hidup bersama pria yang tidak mencintaiku.Sejauh ini, semuanya berjalan dengan penuh keheningan. Bukan karena orang-orang tetap berkirim kabar denganku atau yang lain. Tetapi karena tidak ada insiden penembakan atau orang yang meninggal lagi, jadi bisa dibilang pelakunya sedang bersembunyi.Tiba-tiba aku menabrak seseorang, membuat lamunanku s

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-14

Bab terbaru

  • PENYESALAN MANTAN SUAMI   Bab 492

    HanaSudah hampir dua minggu sejak Gabriel membuat janji padaku yang meluluh lantakkan seluruh pertahananku, aku hampir memberinya kesempatan kedua. Aku bersumpah, aku tidak pernah berpikir bahwa aku akan sebahagia ini. Hidupku bersama Eddy memanglah indah, tapi saat bersama dengan Gabriel, hidupku jauh lebih indah lagi. Mungkin karena Gabriel-lah pria yang kucintai. Dialah pria yang memiliki tempat di hatiku selama hampir satu dekade. Bohong kalau kukatakan aku tidak takut. Masih ada sebagian kecil diriku yang berpikir segalanya akan berbalik. Lagipula, ini bukan kali pertama dalam hidupku, di mana orang yang kukasihi diambil dariku. Ada juga ketakutan bahwa segalanya berjalan dengan begitu mudah, ah kalian tahu lah. Seperti, bukankah seharusnya segalanya sedikit lebih sulit? Sedikit lebih susah. Sedikit lebih menantang ... atau hanya ini sisi diriku yang tidak mau maju?Mungkin aku terbiasa untuk tidak mendapat apa yang kuinginkan, yang mana membuatku bertanya-tanya ketika akhirn

  • PENYESALAN MANTAN SUAMI   Bab 491

    Dia sekali lagi memandang mobilnya sebelum melangkah masuk. Kemudian dia berhenti sejenak, matanya bergerak mengamati ruangan itu.Mungkin sudah bertahun-tahun sejak terakhir kali dia menginjakkan kaki di rumah ini. Terakhir kali, kalau tidak salah, adalah setelah dia ditembak saat pemakaman Ayah.Pandangannya terlihat muram. Aku bisa melihat bayangan kekelaman memenuhi pandangannya. Beban kenangan buruk yang dia bawa tentang rumah ini dan orang-orang di dalamnya. Apakah Guntur akan terbayang oleh hal yang sama karena aku? Karena apa yang telah aku lakukan?Aku tidak mau itu terjadi.Aku memang tidak banyak berada di sini setelah dia dan Rowan menikah, tetapi aku ada saat kami masih kecil. Aku tidak secara langsung mau mengakuinya sebagai saudaraku, seperti yang lainnya, aku mengabaikannya. Kami seharusnya menjadi saudara, tapi aku memperlakukannya seolah dia tidak pantas berada di sini. Orang lain juga melakukan hal yang sama. Saat melihatnya sekarang, aku bisa memahami apa yang Mia

  • PENYESALAN MANTAN SUAMI   Bab 490

    Perkataan Mia terus terngiang di kepalaku bahkan saat aku memasuki mobilku. Kebenaran itu brutal. Tidak mudah untuk menelan pil pahit, tetapi aku harus menelannya.Alih-alih keluar dari tempat parkir dengan terburu-buru seperti biasanya, aku hanya duduk di dalam mobil dan membiarkan air mata mengalir. Aku tidak bisa menghentikannya, meskipun aku mau. Ruangan itu dipenuhi suara tangisanku. Isakanku terasa menyiksa dari dalam, seolah-olah seluruh bebanku menghantamku sekaligus.Kepalaku terjatuh ke kemudi karena aku sudah tidak bisa lagi menahannya. Rasa maluku sudah tertanam di diriku. Rasa malu itu terukir jauh di dalam diriku seperti sebuah tato yang terkutuk.Kenapa aku membiarkan semuanya sampai sejauh ini? Kenapa aku menyakitinya seperti itu? Kenapa aku membiarkan keegoisanku merusak ikatan yang bisa aku miliki dengan Guntur?Kenapa. Kenapa. Kenapa?Kalau saja kutahu bahwa suatu hari nanti aku akan sangat ingin memeluk Guntur. Ingin menjadi bagian dari hidupnya. Ingin mendengar dia

  • PENYESALAN MANTAN SUAMI   Bab 489

    Ava memberikannya sebuah kasih Ibu, yang mana tidak kuberikan padanya. Kasih itulah yang sudah didambakannya dariku untuk diberi padanya. Aku menyadarinya sekarang. Ketika dia bertemu dengan Ava. Saat dia membangun hubungan dengannya, bahkan setelah kebenarannya diketahui, itulah saat dia menyerah padaku. Saat itulah Guntur berhenti untuk memedulikan akan hubungan di antara kami. “Aku mendengarmu, Emma.” Mia lalu memberiku tisu. “Aku mendengarmu, tapi aku harus bertanya. Di mana tekadmu ini dulu? Mengapa dulu kamu menolak untuk berhubungan dengan Guntur?”Aku juga sudah menanyakan hal itu berulang kali ke diriku sendiri. Selama delapan tahun, aku menepis eksistensinya. Selama delapan tahun, aku memperlakukannya seolah dia tidak ada. Selama delapan tahun, aku tidak mengasihinya. “Aku paham bahwa mungkin ini kedengarannya seperti sebuah alasan bodoh kalau dipikir sekarang, tapi saat itu aku tidak mau berurusan dengan apa pun dan siapa pun yang mengingatkanku akan kehidupanku saat Rowa

  • PENYESALAN MANTAN SUAMI   Bab 488

    EmmaAku kembali dengan sesi terapi bersama Mia. Aku masih tidak percaya bahwa aku benar-benar menuju kantor Calvin dan meminta maaf. Sejujurnya, kalau ini menyangkut Calvin, aku tidak pernah melakukan hal seberani itu sebelumnya. “Ya?”“Tadi kamu berkata bahwa kamu meminta maaf pada Calvin,” ujarnya sambil mendorong kacamata ke hidungnya. Humidifier di ruangannya membuat suara lembut sambil membuat aroma menenangkan dari lavender di udara. Aku merasa tenang. Aku merasa seolah sedang melayang. Mungkin sudah saatnya bagiku untuk membeli aroma terapi, sebab sejauh ini, aku suka akan dampaknya padaku. “Ya, benar,” jawabku sambil kembali dari angan-anganku. “Dokter membuatku menyadari seberapa salahnya aku dalam memperlakukan Calvin dan meskipun aku sudah menyadari kesalahanku, aku belum pernah meminta maaf padanya.”“Lalu, apa perasaanmu setelah meminta maaf padanya?”“Bebanku terasa sedikit lebih ringan.”Aku menyisirkan jemari di rambutku sebelum menempatkannya ke pangkuanku. Aku men

  • PENYESALAN MANTAN SUAMI   Bab 487

    “Hai, Calvin.” Suara riangnya menarikku dari pemikiranku.Aku tersenyum dan berdiri. Aku memeluk lalu mencium pipinya yang merona. Aku bertemu dengan Anjani saat aku berada di gedung serbaguna dan acara perusahaan konstruksi. Dia adalah seorang arsitek. Kami langsung cocok, yang mana tidak pernah kukira akan begitu sebelumnya. Dirinya yang cerdas dan menawan menarikku begitu dia duduk di sebelahku.Dia sungguh berani saat menanyakan nomorku setelah acara itu selesai. Aku masih mencoba untuk sembuh dari aksiku yang memutus hubungan dengan Emma dari hidupku, tapi entah mengapa aku berakhir dengan mengetikkan nomorku di ponselnya. “Kuharap kamu tidak menungguku terlalu lama,” ujarnya dengan suara lembut saat aku menarik kursi untuknya.Aku tersenyum sebelum duduk di kursiku sendiri. “Sama sekali tidak.”“Pertama-tama, bagaimana kabarnya Guntur?” tanyanya sambil mendekat. Matanya memancarkan kasih sayang. “Aku sangat merindukannya!”Kami berawal menjadi teman. Saling mengirim pesan singk

  • PENYESALAN MANTAN SUAMI   Bab 486

    CalvinKetika aku bangun di pagi hari ini, aku tidak berpikir akan melihat Emma di kantorku untuk meminta maaf. Sebenarnya, setelah membanting pintu di depan mata kepalanya saat terakhir kali aku bertemu dengannya, aku tidak berpikir akan menjumpainya lagi. Kupikir itu adalah akhir dari segalanya. Kupikir itulah hari terakhir aku melihatnya. Aku mengenal Emma, dan aku tahu dia tidak akan menerima penolakan. Aku berpikir dia akan menyerah dan tidak akan pernah menunjukkan batang hidungnya di depanku atau anakku lagi. Alih-alih, dia mengejutkanku. Sudah berapa hari berlalu sejak itu? Beberapa minggu telah berlalu dan dia kembali. Kali ini, dia kembali dengan permintaan maaf, bukan dengan permohonan akan kesempatan untuk menemui Guntur. Aku tidak pernah melihat Emma meminta maaf. Dia hanya akan mengambil yang diinginkannya dan tidak akan merasa bersalah. “Bos, haruskah saya menambahkan Anna sebagai klien potensial kita?” tanya si sekretarisku, Becca, saat berjalan ke kantorku. “Beliau

  • PENYESALAN MANTAN SUAMI   Bab 485

    Hai pembaca tercinta,Hari ini tidak akan ada bab baru oleh sebab masalah penerbitan. Jadi, aku sudah membaca komentar kalian semua dan aku mau tahu pendapat kalian yang sejujur-jujurnya. Aku paham akan apa yang kalian katakan dan aku sangat-sangat mendengarkan pembacaku sebab kalau bukan karena kalian, maka untuk apa aku menulis?Pertama-tama, aku terburu-buru untuk menyelesaikan buku ini sebab banyak dari kalian, para pembacaku terkasih berpirkir bahwa buku ini sudah berjalan cukup lama dan mereka ingin agar aku menyelesaikannya. Tapi, ada kubu pembaca lain yang ingin agar aku benar-benar menyelesaikan buku ini sebelum memulai bukunya Noah. Meskipun aku ingin memberi seluruh pasangan di buku ini cerita mereka, aku berencana agar beberapa pertanyaan mengenai itu untuk dijawab di bukunya Noah. Kalian sudah memberiku banyak masukan, dan itulah mengapa aku ingin mendengar pendapat kalian.Beri tahu aku kalau kalian ingin agar cerita Gabriel dan Hana sedikit lebih panjang. Aku tahu bahw

  • PENYESALAN MANTAN SUAMI   Bab 484

    Astaga, seharusnya kulepas saja Rowan begitu dia memutuskan untuk menikahi Ava. Dia tidak harus untuk menikahinya, tapi dia tetap menikahinya, karena mungkin jauh di lubuk hatinya, dia mulai merasakan suatu hal yang berbeda. Seharusnya aku langsung melupakan hubungan kami ketika kusadari bahwa tidak ada masa depan bagi kami. Aku membenci diriku sendiri, karena Mia baru saja menunjukanku hal di mana aku menghancurkan Calvin. Yang dilakukannya hanyalah mencintaiku, sedangkan aku memanfaatkannya dan membuatnya terus melekat padaku alih-alih membiarkannya pergi. “Baik, sepertinya sudah cukup untuk hari ini,” ujar Mia setelah aku sudah menenangkan diri dan tangisanku sudah usai. Hari ini sungguh menyakitkan, tapi ini juga menorehkan cahaya baru bagiku. “Terima kasih,” ujarku sambil terisak dan mengusap hidungku dengan tisu yang diberikannya padaku. “Sama-sama,” balasnya. “Kita akan bertemu lagi lusa.”Saat di sesi keempatku, kami setuju bahwa aku akan menemuinya setiap lusa setelah ses

DMCA.com Protection Status