Share

Bab 5

Author: Evelyn
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56
Hari itu bisa dibilang sebuah bencana. Matahari bersinar terang dan segalanya berjalan baik-baik saja saat aku sedang menyetir di jalan yang biasa aku lewati.

Kapel terlihat ramai ketika kami sampai. Hampir semuanya datang untuk memberikan penghormatan terakhir.

Aku berkeliling di tempat dan merasa senang, semuanya terlihat sempurna. Tidak ada yan membantuku untuk persiapan pemakaman. Akulah yang dibebankan untuk mengurusnya.

Namun, aku tidak mengeluh. Kuanggap ini sebagai kesempatan untuk membayar kembali atas apa yang telah dia lakukan untukku. Bagamana pun juga, dia memberiku sandang, pangan, dan papan.

Upacara akan dimulai dan semuanya sudah duduk. Aku memilih untuk duduk di tempat yang sepi. Rasanya aneh jika aku duduk dengan yang lain. Apalagi kalau aku duduk di sebelah Emma.

“Ibu, mengapa kita tidak duduk di situ? Bukankah kita seharusnya duduk di dekat Nenek?” Tanya Noah sembari menunjuk ke tempat yang lain.

Tentu saja kami menerima pandangan aneh dari yang lain, tetapi aku tidak peduli. Sudah menjadi rahasia umum kalau aku tidak diterima sepenuhnya oleh keluargaku setelah apa yang telah terjadi.

Aku menjawabnya dengan berbohong, “Di sana sudah ramai. Ibu takut kita akan merasa sesak di sana.”

Noah terlihat seperti tidak percaya padaku, tetapi mengacuhkannya. Pastor sudah sampai dan upacara dimulai saat aku merasakan ada yang duduk di sebelahku.

Aku menegang. Aku tahu kehadirannya lewat bau parfumnya. Aku tidak tahu mengapa dia duduk di sini. Seharusnya dia sedang bersama Emma-nya yang berharga. Aku juga merasa sebaiknya begitu.

Oh, sial. Aku terdengar seperti penuh amarah. Namun itu benar. Aku merasakan sakit hati dan marah.

Noah berbisik dengan keras, yang membuat beberapa orang melihat ke arah kami, “Ayah?”

Aku menunduk kepada mereka, agar mereka segera mengalihkan pandangannya dari kami.

“Bolehkah aku duduk di antara Ayah dan Ibu?” Bisik Noah kepadaku.

Aku menghela nafas lega. Aku bersyukur atas keajaiban kecil ini. Aku tidak harus berada di dekatnya.

Aku berpindah tempat dengan Noah. Saat aku pindah, aku merasakan ketegangan yang kurasakan mulai mereda.

“Kita pasti akan meninggalkan dunia fan aini suatu hari. Pertanyaannya adalah bagaimana dampakmu bagi dunia? Apakah kau membuat perubahan? Menyentuh jiwa-jiwa yang kamu temui sepanjang hidupmu? Ataukah kamu akan meninggalkan dunia dengan penuh penyesalan?” Pastor mulai bertanya pada kami.

Aku menjadi memikirkan pertanyaan tersebut. Jika aku meninggal hari ini, siapakah yang akan menghadiri pemakamanku? Akankah mereka yang ada di sekitarku peduli? Ah, siapakah aku bagi mereka, tentu saja mereka tidak akan melakukannya. Mereka mungkin malah akan membuat pesta perayaan. Satu-satunya orang yang akan terkena dampak dari kematianku adalah Noah. Hanya dia, tidak ada yang lain.

Kehidupan yang kumiliki sangatlah sedih. Aku tidak memiliki teman, kebanyakan karena aku sangat menahan diri hidup dalam bayangan. Bayangan sempurna yang diciptakan oleh Emma yang membuatku sadar bahwa aku tidak akan bisa cukup bagi semua orang. Aku tidak secantik, seseksi, sepintar dia yang bisa dengan mudah dicintai oleh orang-orang. Aku tidak sesempurna Emma. Aku bukan siapa-siapa jika dibandingkan dengannya.

Bahkan ketika kami sudah dewasa, aku masih berada dalam bayangannya. Tidak ada yang mengerti penderitaan dan rasa sakitku. Segalanya hanya soal Emma. Deritanya lebih besar dariku. Kebahagiannya lebih penting dariku. Dia selalu didahulukan oleh orang-orang, sedangkan aku berusaha mengemis sisa-sisa afeksi mereka.

Suara Noah membuyarkan lamunanku, “Ibu?”

Saat itulah aku baru sadar kalau upacaranya sudah selesai dan semua orang sudah pergi.

“Ava, kamu baik-baik saja?” Suara beratnya membuatku merinding.

Aku tidak ingin berbicara atau meihatnya. Namun, aku masih harus tetap melakukannya sebab selama sepuluh tahun ke depan, kami berbagi hak asuh Noah.

Aku mengedikkan bahuku, lalu berdiri tanpa melihatnya. Aku tahu ini terlihat kasar, tetapi aku tidak bisa melihatnya. Tidak ketika ingatanku tentang dia melihat Emma dengan penuh cinta masih terpatri di dalam benakku.

“Ayo Noah, kita pergi.”

Dia berdiri dan kami berjalan ke pintu. Ketika kami keluar, kami disambut oleh kerumunan orang-orang yang ingin mengucapkan belasungkawa. Aku melihat beberapa rekanku dan melambai pada mereka.

Kami belum mengubur Ayah, dan energiku sudah habis.

“Oh, jadi kamu akhirnya memutuskan untuk menunjukkan batang hidungmu.” Aku mendengar suara Emma dengan nada sarkas di belakangku.

Aku berbalik badan untuk menatapnya. Wajahnya sembab dan matanya memerah serta bengkak, tetapi dia masih terlihat begitu cantik.

Aku membuang nafas. Aku sangat tidak ingin menghadapinya sekarang.

“Jangan sekarang, Emma. Bisakah kita mengubur Ayah terlebih dahulu?”

Dia tersenyum dan mendekat ke arah telingaku, agar hanya akulah yang mendengar suaranya.

“Kita memang akan menguburnya, tetapi kamu harus tahu aku ada di sini untuk tinggal. Kamu juga mengambil keluargaku bertahun-tahun lalu, tetapi tidak lagi. Aku berencana untuk mengambil semuanya kembali, termasuk pria yang seharusnya menjadi milikku.” Dia lalu melangkah menjauh dan meninggalkanku saat Pastor memanggil kami untuk kembali ke pemakaman.

Noah melihat secara bergantian ke arahku dan kakakku, tetapi dia tidak mengatakan apa pun. Aku masih terkejut akan kata-katanya, tetapi tidak terlalu terkejut akan itu.

Apa yang dia tidak mengerti bahwa dia tidak perlu repot-repot mengambil segalanya kembali, sebab memang semuanya bukan milikku sejak awal. Keluarga yang dia sebutkan begitu memuja-mujanya. Lalu Rowan? Rowan sejak dahulu sampai sekarang masih miliknya.

Aku mendorong rasa sakit yang ingin menenggelamkanku dan mengarahkan Noah ke tempat yang akan menjadi liang lahat Ayah.

Aku berdiri agak menjauh dari Ibu, Emma, dan Travis. Mereka bergerombol bersama. Apabila kalian melihatku dan mereka, kalian pasti berpikir aku adalah orang asing yang menghadiri pemakaman, dan bukan bagian dari keluarga.

“Dari debu kembali menjadi debu tanah,” ucap Pastor saat mereka memasukkan Ayahku ke liang lahat.

Mereka mulai menutup peti jenzahanya dengan tanah sampai Ayah sudah benar-benar terkubur. Tangisan Ibu-lah yang paling histeris, dia sembari memohon-mohon pada Ayah untuk kembali padanya. Emma dan Travis menangis dalam diam, air mata mengalir dari wajah keduanya dan memegangi Ibu.

Aku menenangkan Noah. Dia menangis dalam pelukanku. Melihatnya seperti ini membuat aku turut menangis. Aku tidak mau melihatnya menderita. Aku menghapus air mataku. Aku harus kuat demi dia. Noah lebih membutuhkanku sekarang.

Sekali lagi, orang-orang berkerumun untuk menyampaikan belasungkawa mereka. Aku menerimanya sembari melamun. Seperti aku ada dan tiada di waktu yang sama. Ketika aku mulai menyadarkan diri, kebanyakan orang sudah pergi.

“Ibu, itu ada Kakek dan Nenek,” Noah menyeretku dan menunjuk pada kedua orangtua Rowan.

Mereka di sini dengan Rowan dan saudara kembarnya, Gabriel.

Aku berdiri di sana, merasa aneh ketika dia menyambutnya. Mereka melihatku tetapi tidak mengucapkan kata apa pun. Kita tahu bahwa aku bukan pilihan putranya.

“Bolehkah aku mengambil makanan ringan bersama mereka?” Tanya Noah, aku mengiyakan pertanyaannya.

Dia belum makan selama berjam-jam, dia pasti lapar. Ketika mereka pergi, kami berdiri berdampingan dengan rasa canggung. Sekarang fokusnya bukan hanya pada Noah, tetapi hanya pada Emma yang berdiri tidak jauh dari kamu.

Aku akan pergi dari situ ketika aku mendengar decitan ban. Semuanya terjadi begitu cepat. Beberapa pria berpistol menembakkan ke arah kami. Ketika mereka mulai menembak, aku melihat Rowan berlari ke arah Emma.

Aku berdiri terkejut, dan melihatnya melindungi Emma menggunakan tubuhnya.

Aku tidak percaya dia meninggalkanku untuk melindunginya. Ah, untuk apa juga aku terkejut? Ini membuktikan bahwa aku tidak akan pernah menjadi prioritasnya. Melihatnya melindunginya dengan mengorbankan nyawanya sangat menyayat hatiku.

“Awas!” Pria dengan rompi anti-peluru teriak ke arahku.

Dia mendorongku ke sisi lain, tetapi sudah terlambat. Sesuatu menembus kulitku dan aku jatuh akibat tembakan itu. Nafasku tercekat karena itu.

“Seseorang, panggil ambulans!” Dia berlutut di sampingku dan menekan ke lukaku.

Aku bingung, pusing, dan merasa sakit. Aku ingin memberitahunya aku baik-baik saja, tetapi kemudian aku melihat darah membasahi gaunku dan tagannya. Aku sangat tidak suka melihat darah.

“Oh...astaga, Noah.” Aku berbisik.

Noah-lah hal terakhir yang kupikirkan sebelum semuanya menjadi gelap.
Comments (1)
goodnovel comment avatar
YanS
Poor Ava...semoga Ava selamat dan hanya luka ringan
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • PENYESALAN MANTAN SUAMI   Bab 6

    Rowan Ada sesuatu yang akan kamu rasakan ketika melihat mantan istrimu, Ibu dari anakmu, tertembak dan berdarah di atas tanah pemakaman yang dingin. Sesuatu yang tidak pernah aku kira akan kurasakan untuk Ava. Ketika aku melihat pria dengan pistol mengarah ke kami, aku benar-benar tidak berpikir. Aku tahu Noah aman bersama orangtuaku, jadi instingku mengambil alih dan berlari ke arah Emma. Aku rela mati untuknya, dan aku sudah siap untuk itu.Aku lega ketika para penembak lari setelah melihat polisi, tetapi kelegaanku sirna ketika salah satu dari anggota polisi berteriak untuk memanggil ambulans. Aku berbalik, penasaran siapa yang tertembak. Tidak kubayangkan Ava-lah yang tertembak, dan melihatnya seperti itu membuat kakiku melemas hingga aku jatuh berlutut.Semuanya berlangsung cepat. Ambulans datang setelah itu dan polisi itu tidak mau melepaskan Ava sampai dia yakin Ava aman di tangan dokter.Aku sangat tersinggung oleh kegigihannya tidak mau melepaskannya, dia istriku—maksudku ma

    Last Updated : 2024-10-29
  • PENYESALAN MANTAN SUAMI   Bab 7

    AvaAku terbangun dengan punggung kaku dan lengan yang kram. Aku terbaring di ranjang bersama Noah sebab dia tidak mau meninggalkanku setelah kami menonton televisi. Aku tersenyum ketika aku mengingat Noah benar-benar melakukan apa yang dikatakannya, dia benar-benar serius akan mengurusku sepanjang malam.Dengan sedikit kesusahan, aku berhasil memindahkannya tanpa membangunkannya. Pukul menunjukkan sekitar pukul delapan pagi, dan aku harus menyiapkan sarapan sebelum dia bangun.Setelah menyelesaikan rutinitas pagiku, aku turun ke bawah. Aku berdiri di luar dapur untuk beberapa saat, berpikir bagaimana aku membuat sarapan dengan satu lengan saja.Saat aku bergerak untuk menyiapkan bahan untuk memasak pancake, ingatan kemarin membanjiri benakku. Semuanya terjadi seakan tidak nyata dan bagian dari diriku berpikir benarkah itu terjadi. Jika bukan karena pundakku diperban dan lenganku digipsum, aku akan berpikir semuanya hanyalah mimpi buruk.Ketika aku terbangun di rumah sakit setelah aku

    Last Updated : 2024-10-29
  • PENYESALAN MANTAN SUAMI   Bab 8

    Rowan Aku melihatnya ketika kesenangan di wajahnya sirna. Ketika kehangatan di wajahnya yang berlangsung beberapa detik lalu berubah menjadi datar, membuatku merasa dingin.“Apa yang kamu lakukan di sini?” Tanya Ava dengan nada monoton dan aku memasuki rumahnya.Dia seperti berbicara pada orang asing. Seperti aku bukan siapa-siapa kecuali sebutir debu dan tidak lebih. Aku menatapnya, tidak bisa berkata apa-apa. Aku tinggal bersama wanita ini hampir satu decade dan sekarang aku kehilangan kata-kata.Aku melihat lengannya yang masih digipsum. Aku datang untuk memeriksanya dan menjemput Noah. Hari ini akhir pekan dan waktuku untuk bersamanya.Mengingat pria yang kuliat pergi dari rumahnya tadi, alisku bertaut. Pasti dia yang membuatnya tersenyum. Sadar akan kenyataan ini, rahangku menegang.“Apa yang dia lakukan di sini?” Aku bertanya balik sambil menyembunyikan amarah tidak wajar yang kurasakan.Aku tahu bahwa pria itu polisi dan sudah menyelamatkannya, tetapi dia melewati batas. Aku ti

    Last Updated : 2024-10-29
  • PENYESALAN MANTAN SUAMI   Bab 9

    “Apa yang ingin aku katakan untukmu? Kamu tahu aku tidak pernah berbohong padamu. Kamu tahu kalau aku selalu mencintainya.”Dia melempar handuk dapur ke meja dengan marah, “Jadi itu tidak menghentikanmu untuk menggunakan tubuhku? Astaga, aku membencimu. Aku tidak tahu apa yang kulihat darimu sejak awal. Aku tidak tahu mengapa aku membuang banyak waktu dan energi untukmu.Aku menggertakkan gigiku mendengarnya. Kata-katanya membuatku naik darah. Ya, kami memang tidur bersama selama pernikahan kami, tetapi hanya itu. Aku hanya menepati janji, dan meskipun aku tidak mencintainya, aku tidak ingkar janji dengan selingkuh darinya.“Aku tidak di sini untuk membicarakan masa lalu. Aku di sini untuk menjemput Noah.” Kataku, merubah topik.Sangat melelahkan berbicara memutar-mutar. Aku harus berbicara mengapa aku di sini lalu pergi sebelum aku mengatakan atau melakukan sesuatu yang akan kusesali nanti.Nama Noah mengambil perhatiannya. Dia tidak menyerang kembali. Dia membuka satu laci dan mengel

    Last Updated : 2024-10-29
  • PENYESALAN MANTAN SUAMI   Bab 10

    Ava“Aku masih tidak mengerti mengapa aku harus pergi. Mengapa aku tidak bisa tinggal bersama Ibu?” Noah mengeluh. Keningnya berkerut di wajah tampannya.Dia sudah lelah dengan semua ini setelah aku bilang padanya dia akan pergi bersama Kakek Neneknya. Awalnya dia sangat antusias, tetapi akhirnya sedih ketika sadar, kami berdua tidak akan menemaninya.Sekolahnya mengerti akan situasinya. Gurunya setuju untuk mengirim materi ajar ke Ibu, agar dia tidak tertinggal terlalu jauh.“Sudah Ibu bilang padamu sayang, ini seperti liburan khusus untuk Kakek-Nenek dan cucu. Hanya untukmu dan mereka.”Setelah berbicara kepada kapolri, dia meyakinkan bahwa mereka akan dikirim ke pulau yang aman.“Kamu akan pergi ke Pantai. Bukankah kamu memohon-mohon pada kami untuk mengajakmu berlibur?” Kataku sambil tersenyum nakal.Kata ‘pantai’ segera menarik perhatiannya. Seluruh keluhan yang dia rasakan, sekarang sirna.Noah benar-benar terobsesi kepada pantai. Dia sangat menyukai pantai, sampai dia pernah men

    Last Updated : 2024-10-29
  • PENYESALAN MANTAN SUAMI   Bab 11

    Dia melangkah mendekat kepadaku. Matanya menyalang dan cuping hidungnya mengembang dan mengempis. Aku tetap di tempatku. Menolak membiarkan dia mengintimidasiku.“Aku tidak akan pergi. Sekarang batalkan pesanan taksimu dan duduklah di mobilku.” Geramnya dan menggertakkan gigi. Aku melihat kilatan amarah dalam sorot matanya.Kemarahanku mulai naik dan aku mengepalkan tanganku. Biasanya aku akan menahan diri sebab aku tidak mau membuatnya marah, tetapi aku sudah tidak peduli.“Dasar manusia arogan. Kamu pikir siapa dirimu ini, hm? Aku bukanlah seekor anjing yang akan patuh jika kamu perintah.” Suaraku mulai meninggi. Aku benar-benar tersinggung.Aku membiarkannya mendikteku selama bertahun-tahun ini. Aku diam karena aku tidak ingin merusak apa yang kupikir kami punya. Namun, apa hasilnya? Apa hasil dari menahan diri ini bagiku? Tidak ada. Hanya sakit hati dan derita yang kudapat.“Ava...” Dia berkata dengan suara mengancam.“Apakah kalian berdua bertengkar lagi?” Suara Noah memotong perk

    Last Updated : 2024-10-29
  • PENYESALAN MANTAN SUAMI   Bab 12

    “Ibumu yang bertanya, bukankah kamu belum berbicara dengannya belakangan ini?”Aku menggeram sebal, “Kamu terlalu cerewet dan lama-lama membuatku sebal, Rowan. Bisakah kamu mengacuhkanku dan menganggapku tidak ada, seperti yang biasanya kamu lakukan?”Cengramannya pada setirnya mengencang. Aku melihat rahangnya menegang. Dia turut merasakan amarah. Mungkin karena aku sudah tidak lagi berlaku seperti domba lemah yang seperti biasanya dia hadapi. Situasi telah terbalik dan dia sangat tidak menyukainya.Aku selalu memaksakan diriku untuk membuatnya senang. Mencoba untuk menjadi apa yang diinginkan olehnya. Mencoba untuk menjadi Emma. Kulakukan apa pun agar aku menjadi istri yang akan dia cintai. Sekarang, aku sudah bermetamorfosis dan dia tidak suka aku tidak bisa lagi diperintah layaknya seekor anjing. Aku tersenyum penuh kemenangan. Membuatnya marah membuatku bersorak di dalam sana.Dari situ, sepanjang perjalanan diisi dengan diam. Masing-masing dari kami duduk diam di bangku kami, sed

    Last Updated : 2024-10-29
  • PENYESALAN MANTAN SUAMI   Bab 13

    Seminggu telah berlalu sejak Noah pergi dan hidupku terasa hambar tanpanya. Ini waktu terlama aku terpisah darinya dan aku malu mengakui bahwa aku tidak bisa menanganinya dengan baik.Noah itu bagaikan jangkar hidupku, tanpanya aku merasa hilang. Seakan aku mengarungi kehidupan di laut lepas dengan potongan kayu kapal. Setiap hari aku sangat menunggu teleponnya, sebab itulah yang membuatku tenang. Telepon dan suaranya membuatku waras.Aku belum mendengar sepatah kata pun dari Rowan sejak kami bertemu di bandara. Bagian kecil hatiku masih merindukannya, tetapi aku tahu ini untuk yang terbaik. Tidak ada masa depan di antara kami dan aku tidak bisa hidup bersama pria yang tidak mencintaiku.Sejauh ini, semuanya berjalan dengan penuh keheningan. Bukan karena orang-orang tetap berkirim kabar denganku atau yang lain. Tetapi karena tidak ada insiden penembakan atau orang yang meninggal lagi, jadi bisa dibilang pelakunya sedang bersembunyi.Tiba-tiba aku menabrak seseorang, membuat lamunanku s

    Last Updated : 2024-10-29

Latest chapter

  • PENYESALAN MANTAN SUAMI   Bab 420

    Calvin.“Apa yang kamu lakukan di rumahku, Emma?” tanyaku sambil menggertakkan gigi. Guntur dan aku sedang sibuk mengecat ulang kamarnya sebelum bel pintu berbunyi. Hal terakhir yang kuinginkan adalah dia mendengar aku berteriak dan turun ke bawah hanya untuk melihat perempuan ini.Aku menatapnya tajam saat kemarahan dalam diriku mulai naik. Tanganku terkepal, dan rahangku mengeras dalam upaya untuk menahan diri agar tidak meledak.“Aku …” dia tidak menyelesaikan kalimatnya, dan itu membuatku semakin marah.Sialan ini! Aku keluar dari rumah dan menutup pintu di belakangku. Aku perlu menyingkirkannya.“Aku bertanya padamu tadi, Emma!” sentakku sambil menggenggam gagang pintu dengan erat untuk mencoba menenangkan diriku sendiri.Setelah semua hal yang dia lakukan pada aku dan Guntur, sekarang dia berani-beraninya muncul di depan pintuku?Rasa sakit dan patah hati kurasakan selama hampir satu dekade. Apakah dia benar-benar berpikir aku akan melupakannya begitu saja? Bahwa aku akan mengab

  • PENYESALAN MANTAN SUAMI   Bab 419

    Emma.“Apakah kamu yakin dengan ini?” tanya Merrisa dengan sorot matanya yang penuh kekhawatiran menatap wajahku. “Apakah kamu benar-benar yakin ingin melakukan ini?”Apakah aku yakin? Tentu saja tidak. Aku tidak tahu apa yang akan terjadi. Aku tidak tahu bagaimana reaksinya, tapi aku harus melakukan sesuatu, ‘kan?“Ya,” jawabku sambil mengangguk dan menegakkan punggung dengan tekad.Aku tahu aku telah melakukan kesalahan besar. Aku tahu apa yang terjadi padaku adalah salahku. Ini karma yang mengejarku, tapi aku tidak bisa membiarkannya menghentikanku. Aku tidak bisa duduk diam meratapi nasib dan berharap semuanya akan bisa berbeda.Aku memakai gaun musim panas cantik yang kupilih. Gaun itu berwarna putih dengan motif bunga biru. Aku ingin terlihat rapi, sederhana, dan hangat. Aku ingin terlihat seperti seseorang yang membuat orang lain merasa nyaman hanya dengan melihatnya. Gaun musim panas selalu memberi ilusi itu.“Kamu sadar dia mungkin akan membanting pintu di wajahmu begitu melih

  • PENYESALAN MANTAN SUAMI   Bab 418

    Aku mengangguk, lalu mendudukkan diri di sofa saat dia menuangkan segelas untukku. Satu gelas yang sangat kubutuhkan.“Aku harus setuju dengan apa yang dikatakan Mum, Lilly benar-benar mirip denganmu. Dia mengejutkanku dengan betapa tajamnya dia. Bagaimana dia tahu banyak hal soal uang,”Aku tersenyum bangga. “Sama seperti Noah yang merupakan versi kecil dirimu. Dia begitu tajam dalam hal mengenali perusahaan mana yang punya potensi.”Perkataanku benar. Noah sangat jeli soal potensi perusahaan, sama seperti Rowan. Rowan bisa membaca potensi perusahaan baru, bahkan yang sudah mapan sekalipun.Karena dialah kami tidak pernah melakukan investasi buruk saat mengakuisisi perusahaan baru.“Aku merasa dua bocah itu akan mengguncang dunia bisnis. Mereka akan membawa Perusahaan Wijaya ke puncak yang lebih tinggi. Seperti kita, mereka akan menjadi duo yang sempurna.” Dia mengungkapkan hal yang sama yang kupikirkan.Aku mengambil gelasku dan menenggak seluruh isinya sebelum menuang lagi. Cairan i

  • PENYESALAN MANTAN SUAMI   Bab 417

    Gabriel. “Apakah kalian baik-baik saja hari ini?” tanyaku sambil membukakan pintu mobil bagi Hana dan Lilly. “Iya,” jawabnya dengan mengalihkan pandangannya. “Jangan khawatir, kami berdua mungkin akan langsung tertidur begitu masuk.”“Oke.” Aku lalu maju dan mengecup pipi Lilly. Dia sudah terlihat sangat mengantuk. “Selamat malam, sayang.”“Selamat malam, Ayah,” gumamnya. Astaga, aku tidak mengira kalau aku akan terbiasa memanggilnya seperti itu. Seperti yang kukatakan, ketika aku mengetahui soal Lilly, aku merencanakan untuk menggunakannya sebagai kartu terakhir untuk mendapat apa yang kuinginkan dari Hana. Tapi sekarang, situasinya sudah berbeda. Setiap kali dia memanggilku ‘Ayah’, aku merasakan hatiku tergerak setiap harinya. Aku merasakan sebuah kehangatan menyisip ke dalam diriku. Rasanya beda. Aku belum pernah merasakan hal ini sebelumnya.Setelah Hana melambaikan tangannya dan mengucapkan selamat malam, mereka berbalik dan pergi. Setelah memastikan mereka masuk dengan aman k

  • PENYESALAN MANTAN SUAMI   Bab 416

    “Hai.” Entah mengapa, aku mengucapkannya dengan nada melengking.Berhadapan langsung dengan Ava rasanya seperti bertemu dengan seorang idola yang diam-diam kamu kagumi. Seketika, aku jadi berkeringat dan gugup.Alih-alih menjawab, dia menarikku ke dalam pelukan erat. Pelukan itu hangat, seperti memeluk boneka beruang yang lembut dan empuk.“Senang akhirnya bisa bertemu denganmu secara resmi, Hana. Selamat datang di keluarga kami,” bisiknya sebelum dia melepas pelukan dan menjauh.Gabriel kemudian membawaku ke area luar ruangan yang penuh dengan berbagai hidangan di atas meja. Dia mengarahkan aku untuk duduk di sebelahnya.Apakah dia tidak paham bahwa aku tidak nyaman dengan kedekatan ini karena suatu alasan?Dalam hitungan detik, semua orang mulai makan.“Jadi, Hana, apa pekerjaanmu?” tanya ibu Gabriel.Aku menelan ludah saat semua mata tertuju padaku. Aku benci menjadi pusat perhatian.“Aku seorang perancang interior,” jawabku sambil berusaha mempertahankan kontak mata.Jika ada satu

  • PENYESALAN MANTAN SUAMI   Bab 415

    “Apa? Dia menikahi Ava?” tanyaku dengan benar-benar terkejut.“Iya,” jawab Gabriel, lalu matanya menyipit. “Kenapa kamu tampak sangat terkejut dengan berita itu?”Aku mengangkat bahu. “Mungkin karena aku memang terkejut.”Terang saja aku benar-benar terkejut. Aku sama sekali tidak mengira hal ini. Tidak satu pun. Seperti yang aku katakan, Rowan membenci Ava, jadi bagaimana dia bisa berakhir dengannya? Bagaimana mungkin semuanya berubah begitu drastis hingga sekarang semuanya terlihat seperti mimpi indah yang tidak berakhir?Rowan yang aku ingat dulu selalu murung, marah, pahit, dan memiliki ego sebesar galaksi. Dia selalu memasang ekspresi cemberut dan jarang sekali tersenyum. Semua itu berubah setelah dia tidur dengan Ava dan memutuskan hubungannya dengan Emma.Versi dirinya yang sekarang mengingatkanku pada saat dia masih bersama Emma. Wajahnya selalu berseri-seri setiap kali melihat atau berada di dekatnya. Dia terus tersenyum, seolah-olah kehadiran Emma dalam hidupnya membawa kebah

  • PENYESALAN MANTAN SUAMI   Bab 414

    Rowan terlihat bahagia sekarang, jadi seperti yang kukatakan sebelumnya, aku berasumsi bahwa dia bersatu lagi dengan Emma. Hanya itulah kemungkinan yang mungkin terjadi. Dari apa yang pernah dikatakan Gabriel padaku, Rowan sangatlah membenci Ava, sama seperti Gabriel yang membenciku. Mataku tertuju pada gadis kecil itu. Wajahnya terlihat agak familiar, tetapi aku tidak bisa mengingat di mana aku pernah melihatnya. Mungkin dia adalah putri Rowan dan Emma, meskipun dia sama sekali tidak mirip dengan Emma yang aku ingat. Tapi, ya, kadang-kadang gen bisa aneh.“Dan gadis kecil itu?”“Namanya Liliana,” jawab Gabriel. Posisinya yang mendekat padaku membuatku merasa aneh.Aku bergerak menjauh, mencoba menjaga jarak sedikit di antara kami.Aku terus mengamati Liliana yang penuh dengan energi. Dia memiliki mata yang begitu indah yang bahkan bisa aku lihat bersinar dari tempatku berdiri. Dia tidak mirip dengan Emma, tetapi jika aku ingat dengan benar, dia sekilas memiliki garis mata yang sediki

  • PENYESALAN MANTAN SUAMI   Bab 413

    Hana. Aku tidak bisa berhenti memainkan jemariku bahkan saat Gabriel dan aku mengekor di belakang orang tuanya. Sejujurnya, pembicaraan di ruang kerja tadi berjalan lebih lancar dari yang kubayangkan. Aku tidak tahu apa yang kuharapkan, tapi aku sama sekali tidak membayangkan ketenangan mereka, atau apakah ini hanyalah ketenangan sementara sebelum gemuruh badai dimulai?Aku juga tidak mengerti kenapa Gabriel tidak memberi tahu mereka bahwa kami pernah menikah sebelumnya. Terlepas dari bagaimana pernikahan kami berakhir, itu adalah hal yang paling logis untuk dilakukan. Aku tidak suka dia membiarkan mereka dalam kebingungan.“Apakah kamu baik-baik saja?” Suaranya membawaku kembali ke kenyataan.Aku mendongak ke arahnya hanya untuk melihat matanya menatapku dengan intens. Tatapannya begitu tajam, seolah-olah dia sedang membaca raut wajahku. Aku menarik pandanganku darinya lali aku memfokuskan perhatian ke depan.“Ya, aku masih sedikit gugup, meskipun aku tidak tahu kenapa,” jawabku deng

  • PENYESALAN MANTAN SUAMI   Bab 412

    Terima kasih kulayangkan pada kakaknya, aku tahu dia menginginkanku dan itu memberiku senjata terbesar untuk melawannya. Aku ingin untuk menyakiti dan menghancurkannya serta mendera lara padanya karena mengambil kebebasanku. Bahkan anak SD pun tahu bahwa menyelingkuhinya akan menyakitinya, jadi kulakukan dan kupastikan dia mengetahuinya. Aku ingin agar dia menyesal karena berpikir untuk menjebakku. Aku berhasil dan setiap kulihat dia, kulihat penderitaan di sorot matanya. Aku tahu aku terdengar seperti monster, tapi aku merasa puas melihatnya menderita.“Lalu bagaimana kalian bertemu kembali setelah bertahun-tahun berlalu?” tanya Ibu ketika aku tidak memberi komentar akan ucapan Ayah. “Aku melacaknya,” ujarku sambil mengedikkan bahu. “Para petinggi ingin agar aku menikah dan berkeluarga, jadi kulakukan demikian.”Pandangan Ibu berganti ke Hana. “Lalu, kamu setuju untuk menikahinya meskipun dia sudah menyakitimu?”Aku terkesiap akan perkataan Ibu. Aku tidak suka membuatnya kecewa, tapi

DMCA.com Protection Status