Share

Bab 6

Author: Evelyn
Rowan

Ada sesuatu yang akan kamu rasakan ketika melihat mantan istrimu, Ibu dari anakmu, tertembak dan berdarah di atas tanah pemakaman yang dingin. Sesuatu yang tidak pernah aku kira akan kurasakan untuk Ava.

Ketika aku melihat pria dengan pistol mengarah ke kami, aku benar-benar tidak berpikir. Aku tahu Noah aman bersama orangtuaku, jadi instingku mengambil alih dan berlari ke arah Emma. Aku rela mati untuknya, dan aku sudah siap untuk itu.

Aku lega ketika para penembak lari setelah melihat polisi, tetapi kelegaanku sirna ketika salah satu dari anggota polisi berteriak untuk memanggil ambulans. Aku berbalik, penasaran siapa yang tertembak. Tidak kubayangkan Ava-lah yang tertembak, dan melihatnya seperti itu membuat kakiku melemas hingga aku jatuh berlutut.

Semuanya berlangsung cepat. Ambulans datang setelah itu dan polisi itu tidak mau melepaskan Ava sampai dia yakin Ava aman di tangan dokter.

Aku sangat tersinggung oleh kegigihannya tidak mau melepaskannya, dia istriku—maksudku mantan istri. Namun, yang terpenting adalah aku menyalahkan diriku sendiri. Seharusnya aku melindunginya. Jika sesuatu yang lebih buruk terjadi pada Ava, bagaimana aku bisa menjelaskannya kepada Noah? Bagaimana caranya aku menjelaskan bahwa aku tidak bisa melindungi ibunya?

Aku berjalan mondar-mandir di ruang tunggu. Sangat-sangat khawatir karena kami belum mendapat kabar apa pun sejak Ava dilarikan ke UGD. Tidak ada yang keluar untuk menginformasikan kelanjutannya.

“Kumohon, selamatkanlah dia.” Bisik Kate, Ibu Ava.

Ini adalah kali pertama aku mendengar suatu emosi dalam suaranya ketika dia berbicara mengenai Ava. Mungkin kehilangan suaminya dan hampir kehilangan anaknya telah melembutkan hatinya sedikit.

Kami semua di sini kecuali Noah. Travis duduk di sebelah Kate yang duduk di sebelah Emma.

Aku duduk, tidak mampu mengontrol kepanikan di dalam diriku. Aku butuh dia agar baik-baik saja demi Noah. Aku terus membisikkan hal itu dalam hatiku.

Aku tidak tahu berapa lama lagi kami akan menunggu, tetapi ketika aku melihat ke atas kembali setelah mengarahkan pandanganku ke lantai, aku melihat Ava. Dia berada di meja suster, mengurus surat. Lengan kirinya disangga dengan gipsum, dan di saat yang sama kulihat dirinya mengeluarkan kartu kredit dan mengembalikannya k etas.

Dengan kesulitan, dia berhasil mengambil ponselnya, sambil memegang tasnya. Kamu bisa melihatnya bahwa bukan hal mudah untuk melakukannya, terbaca dari raut wajahnya yang mengerut.

“Ava,” Aku memanggilnya saat dia akan berjalan melewati kami. Pandangannya masih mengarah pada ponselnya.

Dia melihat ke arahku. Aku segera sadar bahwa ada sesuatu yang berbeda darinya. Aku tidak dapat menerka apa yang berubah, tetapi benar ada sesuatu yang berubah dalam dirinya.

“Apa yang kamu lakukan di sini? Apakah seseorang yang kamu kenal sakit?” Tanyanya. Nada suaranya datar dan tanpa emosi apa pun,

“Bagaimana lukamu?” Tanya ibunya, tidak mengindahkan pertanyaannya.

“Wah, sayang sekali untuk kalian. Aku belum mati sih.”

Jawabannya membuat semua orang terkejut. Bukan hanya karena kata-katanya, tetapi karena intonasi suaranya yang dingin juga.

Aku memutuskan untuk memecah keheningan yang berlangsung sesaat, “Ke mana kamu akan pergi?”

Dia menjawab singkat, “Rumah.”

“Lenganmu masih digipsum, kamu tidak bisa menyetir.” Aku mencoba untuk membujuknya.

“Itulah mengapa aku memesan taksi online.”

“Ava, kita perlu berbicara. Ini soal ayahmu.” Bisikan Kate membuat dia berbalik menghadap ibunya.

Aku menyadari aku tidak lagi melihat sinar di matanya.

Dia menatap ibunya dengan dingin, “Aku tidak berpikir aku harus ikut campur. Terakhir kali aku periksa, dia tidak menganggapku anak.”

Isak tangis pecah dari tenggorokan ibunya, tetapi Ava mengacuhkannya. Seperti dia sudah meninggalkan seluruh perasaannya, dan hanya menyisakan sisi sarkastiknya.

Dia berjalan ke arah pintu, tetapi kemudian langkahnya terhenti. “Dimana anakku?”

“Di rumah Ibu.” Travis menjawab dan menatap maniknya.

Dia menghela nafas, “Sepertinya kalian bisa membicarakan hal soal Ayah itu.”

“Aku akan mengantarmu,” tawarku.

Emma mengerut mendengarnya, tetapi dia mengerti. Tidak peduli bagaimana situasiku dengan Ava sekarang, dia tetap Ibu dari Noah dan dia masih sakit. Tidak lupa dia juga pernah menjadi istriku.

Tanpa diduga, Ava menolak tawaranku, “Tidak perlu. Aku akan menggunakan taksi online seperti rencanaku di awal dan bertemu kalian di sana.”

Tanpa mengucapkan sepatah kata apa pun, dia berbalik dan pergi. Kami memandangi tempatnya berpijak tadi. Biasanya, dia akan mengambil kesempatan untuk bisa dekat denganku. Jadi, kami semua terkejut dia menolak tawaranku.

“Ayo pergi sebelum dia sampai dan pergi sebelum kita punya kesempatan untuk berbicara.” Kata Kate dengan suara yang masih terdengar sedih.

Kami pergi ke rumah sakit bersama, jadi kami semua naik ke mobil SUV milikku untuk pulang juga. Aku mempercepat setiranku dan sampai di rumah Kate tepat waktu saat Ava menutup pintu taksi online-nya.

Aku memarkir mobilku dan keluar. Di dalam rumah kami disambut oleh orangtuaku, Gabe dan Ava yang mengacuhkannya. Terasa aneh melihat sisi ini dari dirinya. Biasanya dia akan membuat pembicaraan kecil dengan mereka meskipun diacuhkan.

“Bisakah kita menyelesaikan ini dengan cepat?” Tanyanya dengan nada suara sebal sambil mengambil duduk.

“James datang padaku dengan proposal bisnis yang ingin dia jalankan denganku. Aku setuju sebab kupikir itu adalah investasi yang bagus,” aku memulai pembicaraan.

“Kami menandatangani dokumen yang dibutuhkan, berpikir bahwa ini adalah perusahaan yang bagus. Lalu kami baru sadar bahwa perusahaan itu dimiliki oleh geng criminal. James dan aku tidak ingin sesuatu yang ilegal menyentuh perusahaan kami. Kami tahu kalau kami tidak akan bisa lepas dari mereka karena kontrak. Sebab itu kami mencari cara untuk membatalkan kontraknya dan melaporkan mereka ke polisi.”

“Baiklah...” Ava terlihat bingung, alisnya bertaut. Tidak mengerti pembicaraan ini akan mengarah ke mana.

Aku menghela nafas, energiku rasanya sudah habis karena apa yang terjadi hari ini. “Ternyata, di antara anggota geng tersebut ada yang masuk menjadi DPO. Mereka tidak menduga kami akan melaporkanya, jadi mereka bersembunyi. Kami pikir karena kami melibatkan polisi, mereka akan menjaga jarak.”

Travis, Gabe, dan orangtuaku sudah tahu. Aku meliirk kea rah Emma untuk melihat raut terkejut dan ketakutan di wajahnya. Lalu aku melirik ke Ava dan rautnya masih sama saja, dingin dan seakan mati rasa.

“Aku tidak tahu kalau ini akan menjadi urusanku juga.” Suaranya masih dingin dan tatapannya juga.

Dia berdiri, “Aku akan mengambil Noah dan pergi dari sini.”

“Astaga, Ava. Kamu tidak melihat hal ini sebagai hal genting.” Aku menggertakkan gigi-gigiku.

Tidakkah dia tahu seberapa genting hal ini? Seberapa dirinya berada dalam bahaya. Bagaimana kejadian hari ini bisa jadi berakhir dengan kami mengurus pemakamannya setelah James?

“Memang. Seperti yang kukatakan, aku tidak melihat bagaimana hal ini akan berdampak padaku.”

Travis menggeram, dia sama frustasinya denganku. “Kau tertembak hari ini. Bukankah itu menandakan sesuatu?”

Ava menatapnya tajam, “Yang kutahu bahwa aku sedang berada di tempat benar, tetapi di waktu yang salah.”

“Ava...” Kate mengangkat bicara, tetapi Ava memotongnya.

“Tidak. Mereka mengejar kalian bertiga, bukan aku. Seluruh orang di kota ini tahu bahwa kalian tidak menganggapku sebagai bagian dari keluarga. Jadi, mengapa mereka akan mengejar seseorang yang tidak Ayah pedulikan jika orang itu mati?”

Kata-katanya menyayat kami dan atmosfir menjadi dingin. Dia benar-benar sudah berubah. Apa-apaan ini?

Dia berbalik untuk melihatku. Sorotan matanya seperti tanpa emosi. Seperti dia sudah mati di dalam sana. Cara dia melihatku sangat menggangguku, Aku tidak suka bahwa aku tidak bisa melihat perasaan apa pun di matanya.

“Jika ada seseorang yang harus kamu khawatirkan, yang keselamatannya harus kamu priotitaskan adalah perempuan di sampingmu. Dia adalah putri kesayangan Ayah, jadi stop menyeretku di kekacauan yang dibuat olehnya,” dia berhenti sejenak dan memandangi kami semua. Pandangan matanya menyorot kea rah kami semua.

“Jadi, berhentilah pura-pura khawatir padaku. Aku tidak butuh. Lalu, jika aku benar-benar dalam bahaya, aku akan menghadapinya sendiri. Lebih baik aku mati daripada menerima perlindungan dari kalian.” Dia menyelesaikan kata-katanya dengan lugas.

Ibunya terkaget dan kami menatapnya dengan penuh kejutan. Tidak sanggup mengenali wanita di depan kami, kata-kata Ava seolah telah menampar Kate.

Emma mendekat ke arahnya dan melihatnya dari ujung rambut hingga ujung kaki, mencoba mengintimidasinya. Di masa lampau, Ava mungkin akan mundur. Namun, tidak untuk kali ini.

“Berhentilah menjadi orang menyebalkan. Kamu seperti ingin segalanya menjadi tentangmu.” Perkataannya membuat Ava tertawa.

“Aku tidak tahu kepentingan apa yang kamu sembunyikan dariku, kakakku yang manis, tetapi memang segalanya tidak pernah menjadi tentangku. Segalanya selalu tentangmu, tetapi bukan ini yang sedang kita bicarakan sekarang. Aku sudah hidup selama ini tanpa perlindungan orang-orang ini, sepanjang yang kuingat. Aku tidak mengerti mengapa tiba-tiba kalian tertarik pada keselamatanku. Kekhawatiran kalian hanya palsu, dan aku tidak mau ada orang palsu di sekitarku. Sekarang, aku pamit. Aku perlu untuk pulang ke rumah.”

Dia berbalik badan dan mengabaikan Emma dan kami semua seperti kami tidak pernah ada di dunia ini. Aku tidak bisa memercayai kata-kata yang keluar dari mulutnya. Dia mengatakan itu seperti kami semua adalah orang asing baginya. Seperti kami ini bukanlah siapa-siapa.

“Noah!” Dia berteriak dan beberapa detik kemudian, kami mendengar langkah kaki yang berlari. Segera kemudian, anakku muncul di ruang keluarga.

Nafas Noah terhenti sejenak, terkejut melihat lengan ibunya. Saat ini aku merasa seperti diriku adalah orang bajingan.

“Ibu, apa yang terjadi pada lenganmu?” Tanyanya sambil berlari dan memeluknya.

Dia menyambut pelukan Noah dengan satu tangan, “Tidak apa-apa sayang, tangan Ibu tidak sengaja menatap pintu dan dokter sudah menyembuhkannya.”

Dia mengelus pipi Noah dengan penuh kasih. Tatapannya yang dingin dan tajam sirna ketika melihat putra kami.

“Apakah itu sakit?”

“Hanya sakit sedikit, tetapi Ibu akan baik-baik saja. Sekarang ayo pulang, jadi kita bisa makan es krim dan Ibu bisa memelukmu sampai tidur.”

Kata-kata itu membuat Noah tersenyum lebar. Air mukanya kembali berbahagia.

Ava mencoba untuk mengambil ranselnya, tetapi dihentikan oleh Noah.

“Biar aku yang membawanya. Aku sudah besar. Ayo kita pulang, Ibu. Lihatlah, aku akan merawatmu dan mencium luka Ibu agar sembuh, seperti yang selalu Ibu lakukan padaku.”

Ava tersenyum. Senyumnya merubah keseluruhan air mukanya, mencairkan es yang membekukan dirinya. Kami menatap pada interaksi Ibu dan anak itu. Tidak bisa melepaskan mata kami dari kekaguman bahwa mereka memiliki satu sama lain.

“Apakah perempuan itu saudaramu?” Tanya Noah sambil melihat ke arah Emma.

“Bukan. Ibu tidak punya saudara,” dia menjawab dan melanjutkan perkataannya senbari menggumam kecil, “Ibu juga tidak punya keluarga.”

Aku tidak berpikir kami harus mendengar kata tersebut, tetapi kami mendengarnya dan aku hanya bisa menghela nafas. Aku menatap Noah, bertanya-tanya apakah dia mendengar apa yang dikatakan Ava di akhir kalimatnya, tetapi sepertinya tidak sebab dia melambai padaku.

“Sampai jumpa Ayah!”

“Sampai jumpa, nak.” Aku membalas dengan suara serak.

Kami hanya terdiam selepas mereka pergi, tenggelam dalam pikiran masing-masing. Aku menatap ke pintu, bingung akan apa yang sedang terjadi. Perilakunya yang cenderung menarik diri membuatku tidak nyaman. Menarik sesuatu yang tidak kuketahui di dalam diriku.

Ini adalah sisi Ava yang tidak pernah kulihat. Sisi yang sangat asing bagiku dan aku sangat tidak menyukainya.
Comments (5)
goodnovel comment avatar
Yati Syahira
smart ava,apa masalah ava di benci 2 keluarga termasuk syami
goodnovel comment avatar
YanS
Terlepas apa yg dilakukan Ava di masa lalu pada Rowan, sungguh Rowan sangat memalukan kalau Noah tahu ayahnya meninggalkan ibunya untuk melindungi wanita lain
goodnovel comment avatar
Keysa Keysi
suka cerita kayak gini , perempuan tangguh . meskipun awalnya penurut , mulai keluar aumannya .
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • PENYESALAN MANTAN SUAMI   Bab 7

    AvaAku terbangun dengan punggung kaku dan lengan yang kram. Aku terbaring di ranjang bersama Noah sebab dia tidak mau meninggalkanku setelah kami menonton televisi. Aku tersenyum ketika aku mengingat Noah benar-benar melakukan apa yang dikatakannya, dia benar-benar serius akan mengurusku sepanjang malam.Dengan sedikit kesusahan, aku berhasil memindahkannya tanpa membangunkannya. Pukul menunjukkan sekitar pukul delapan pagi, dan aku harus menyiapkan sarapan sebelum dia bangun.Setelah menyelesaikan rutinitas pagiku, aku turun ke bawah. Aku berdiri di luar dapur untuk beberapa saat, berpikir bagaimana aku membuat sarapan dengan satu lengan saja.Saat aku bergerak untuk menyiapkan bahan untuk memasak pancake, ingatan kemarin membanjiri benakku. Semuanya terjadi seakan tidak nyata dan bagian dari diriku berpikir benarkah itu terjadi. Jika bukan karena pundakku diperban dan lenganku digipsum, aku akan berpikir semuanya hanyalah mimpi buruk.Ketika aku terbangun di rumah sakit setelah aku

  • PENYESALAN MANTAN SUAMI   Bab 8

    Rowan Aku melihatnya ketika kesenangan di wajahnya sirna. Ketika kehangatan di wajahnya yang berlangsung beberapa detik lalu berubah menjadi datar, membuatku merasa dingin.“Apa yang kamu lakukan di sini?” Tanya Ava dengan nada monoton dan aku memasuki rumahnya.Dia seperti berbicara pada orang asing. Seperti aku bukan siapa-siapa kecuali sebutir debu dan tidak lebih. Aku menatapnya, tidak bisa berkata apa-apa. Aku tinggal bersama wanita ini hampir satu decade dan sekarang aku kehilangan kata-kata.Aku melihat lengannya yang masih digipsum. Aku datang untuk memeriksanya dan menjemput Noah. Hari ini akhir pekan dan waktuku untuk bersamanya.Mengingat pria yang kuliat pergi dari rumahnya tadi, alisku bertaut. Pasti dia yang membuatnya tersenyum. Sadar akan kenyataan ini, rahangku menegang.“Apa yang dia lakukan di sini?” Aku bertanya balik sambil menyembunyikan amarah tidak wajar yang kurasakan.Aku tahu bahwa pria itu polisi dan sudah menyelamatkannya, tetapi dia melewati batas. Aku ti

  • PENYESALAN MANTAN SUAMI   Bab 9

    “Apa yang ingin aku katakan untukmu? Kamu tahu aku tidak pernah berbohong padamu. Kamu tahu kalau aku selalu mencintainya.”Dia melempar handuk dapur ke meja dengan marah, “Jadi itu tidak menghentikanmu untuk menggunakan tubuhku? Astaga, aku membencimu. Aku tidak tahu apa yang kulihat darimu sejak awal. Aku tidak tahu mengapa aku membuang banyak waktu dan energi untukmu.Aku menggertakkan gigiku mendengarnya. Kata-katanya membuatku naik darah. Ya, kami memang tidur bersama selama pernikahan kami, tetapi hanya itu. Aku hanya menepati janji, dan meskipun aku tidak mencintainya, aku tidak ingkar janji dengan selingkuh darinya.“Aku tidak di sini untuk membicarakan masa lalu. Aku di sini untuk menjemput Noah.” Kataku, merubah topik.Sangat melelahkan berbicara memutar-mutar. Aku harus berbicara mengapa aku di sini lalu pergi sebelum aku mengatakan atau melakukan sesuatu yang akan kusesali nanti.Nama Noah mengambil perhatiannya. Dia tidak menyerang kembali. Dia membuka satu laci dan mengel

  • PENYESALAN MANTAN SUAMI   Bab 10

    Ava“Aku masih tidak mengerti mengapa aku harus pergi. Mengapa aku tidak bisa tinggal bersama Ibu?” Noah mengeluh. Keningnya berkerut di wajah tampannya.Dia sudah lelah dengan semua ini setelah aku bilang padanya dia akan pergi bersama Kakek Neneknya. Awalnya dia sangat antusias, tetapi akhirnya sedih ketika sadar, kami berdua tidak akan menemaninya.Sekolahnya mengerti akan situasinya. Gurunya setuju untuk mengirim materi ajar ke Ibu, agar dia tidak tertinggal terlalu jauh.“Sudah Ibu bilang padamu sayang, ini seperti liburan khusus untuk Kakek-Nenek dan cucu. Hanya untukmu dan mereka.”Setelah berbicara kepada kapolri, dia meyakinkan bahwa mereka akan dikirim ke pulau yang aman.“Kamu akan pergi ke Pantai. Bukankah kamu memohon-mohon pada kami untuk mengajakmu berlibur?” Kataku sambil tersenyum nakal.Kata ‘pantai’ segera menarik perhatiannya. Seluruh keluhan yang dia rasakan, sekarang sirna.Noah benar-benar terobsesi kepada pantai. Dia sangat menyukai pantai, sampai dia pernah men

  • PENYESALAN MANTAN SUAMI   Bab 11

    Dia melangkah mendekat kepadaku. Matanya menyalang dan cuping hidungnya mengembang dan mengempis. Aku tetap di tempatku. Menolak membiarkan dia mengintimidasiku.“Aku tidak akan pergi. Sekarang batalkan pesanan taksimu dan duduklah di mobilku.” Geramnya dan menggertakkan gigi. Aku melihat kilatan amarah dalam sorot matanya.Kemarahanku mulai naik dan aku mengepalkan tanganku. Biasanya aku akan menahan diri sebab aku tidak mau membuatnya marah, tetapi aku sudah tidak peduli.“Dasar manusia arogan. Kamu pikir siapa dirimu ini, hm? Aku bukanlah seekor anjing yang akan patuh jika kamu perintah.” Suaraku mulai meninggi. Aku benar-benar tersinggung.Aku membiarkannya mendikteku selama bertahun-tahun ini. Aku diam karena aku tidak ingin merusak apa yang kupikir kami punya. Namun, apa hasilnya? Apa hasil dari menahan diri ini bagiku? Tidak ada. Hanya sakit hati dan derita yang kudapat.“Ava...” Dia berkata dengan suara mengancam.“Apakah kalian berdua bertengkar lagi?” Suara Noah memotong perk

  • PENYESALAN MANTAN SUAMI   Bab 12

    “Ibumu yang bertanya, bukankah kamu belum berbicara dengannya belakangan ini?”Aku menggeram sebal, “Kamu terlalu cerewet dan lama-lama membuatku sebal, Rowan. Bisakah kamu mengacuhkanku dan menganggapku tidak ada, seperti yang biasanya kamu lakukan?”Cengramannya pada setirnya mengencang. Aku melihat rahangnya menegang. Dia turut merasakan amarah. Mungkin karena aku sudah tidak lagi berlaku seperti domba lemah yang seperti biasanya dia hadapi. Situasi telah terbalik dan dia sangat tidak menyukainya.Aku selalu memaksakan diriku untuk membuatnya senang. Mencoba untuk menjadi apa yang diinginkan olehnya. Mencoba untuk menjadi Emma. Kulakukan apa pun agar aku menjadi istri yang akan dia cintai. Sekarang, aku sudah bermetamorfosis dan dia tidak suka aku tidak bisa lagi diperintah layaknya seekor anjing. Aku tersenyum penuh kemenangan. Membuatnya marah membuatku bersorak di dalam sana.Dari situ, sepanjang perjalanan diisi dengan diam. Masing-masing dari kami duduk diam di bangku kami, sed

  • PENYESALAN MANTAN SUAMI   Bab 13

    Seminggu telah berlalu sejak Noah pergi dan hidupku terasa hambar tanpanya. Ini waktu terlama aku terpisah darinya dan aku malu mengakui bahwa aku tidak bisa menanganinya dengan baik.Noah itu bagaikan jangkar hidupku, tanpanya aku merasa hilang. Seakan aku mengarungi kehidupan di laut lepas dengan potongan kayu kapal. Setiap hari aku sangat menunggu teleponnya, sebab itulah yang membuatku tenang. Telepon dan suaranya membuatku waras.Aku belum mendengar sepatah kata pun dari Rowan sejak kami bertemu di bandara. Bagian kecil hatiku masih merindukannya, tetapi aku tahu ini untuk yang terbaik. Tidak ada masa depan di antara kami dan aku tidak bisa hidup bersama pria yang tidak mencintaiku.Sejauh ini, semuanya berjalan dengan penuh keheningan. Bukan karena orang-orang tetap berkirim kabar denganku atau yang lain. Tetapi karena tidak ada insiden penembakan atau orang yang meninggal lagi, jadi bisa dibilang pelakunya sedang bersembunyi.Tiba-tiba aku menabrak seseorang, membuat lamunanku s

  • PENYESALAN MANTAN SUAMI   Bab 14

    Kami tetap berdiri di sana setelah itu. Aku menyangga tubuhku dengan bertumpu pada sebelah kaki, dan sebelahnya aku istirahatkan, merasa canggung. Dia menatapku, manik cokelatnya seolah merasuk dalam jiwaku. Aku mengalihkan pandanganku untuk menghindarinya.“Ethan!” Seseorang memanggil namanya. Aku berbalik badan dan mendapati seorang polisi memanggilnya.“Iya!” Ethan berteriak sebelum kembali padaku, “Senang bertemu denganmu, cantik. Akan kutemui kamu lagi, oke?”“Baik,” gumamku.Dengan itu, dia memberiku pelukan yang tidak kusangka sebelumnya, lalu berjalan menjauh. Aku tertinggal, mencerna apa yang sudah terjadi. Aku menggelengkan kepalaku, mencoba menghilangkan kebingunganku setelah beberapa saat dan mulai melangkah. Aku harus membeli bahan makanan dan kebetulan tokonya tidak jauh dari sekolah, jadi aku memutuskan untuk jalan.Gipsum di lenganku telah dilepas, dan meskipun pundakku masih nyeri dan kadang terasa sakit, pundakku masih berfungsi. Aku memikirkan apa saja yang harus ku

Latest chapter

  • PENYESALAN MANTAN SUAMI   Bab 520

    Gabriel.Kami melihat Ayah kami pergi, langsung menuju ke arah Ibu kami. Menurutnya, kami membosankan, jadi dia memilih Ibu kami, yang katanya lebih menyenangkan daripada kami.Begitu dia berada di luar jangkauan pendengaran, Travis berbalik ke arah kami dengan alis mengernyit.“Aku tidak mengerti kenapa dia ada di sini,” gerutu Travis sambil menatap tajam Reaper.“Ada masalah?” tanya Reaper. Meskipun nadanya tenang, tidak dipungkiri auranya diselimuti oleh aura berbahaya. Tatapan matanya yang berkilat, meskipun terlihat tenang dan terkendali, sudah cukup jadi peringatan bahwa tidak seorang pun seharusnya macam-macam dengannya. Dia adalah ancaman yang nyata, tapi sahabatku terlalu bodoh untuk menyadari itu. Untuk menyadari bahwa Reaper bukan orang lemah, meskipun sekarang dia tampak tidak berbahaya.“Ya, aku punya masalah!” Travis menggeram. “Kamu membunuh ayahku, dan berani-beraninya kamu kemari?”“Aku di sini bersama tunanganku. Apapun masalahmu itu, selesaikanlah sendiri.”Rowan da

  • PENYESALAN MANTAN SUAMI   Bab 519

    Aku punya salah satu produk mereka, dan merupakan produk kesukaanku. Yah, dulunya, sebab aku tidak lagi menggunakannya sekarang saat bersama dengan Gabriel. Ah, kalian pasti tidak akan menyadari perbedaan saat memakainya. Rasanya seperti kelamin pria sungguhan. Mereka punya alat lain, tapi dildo merekalah yang kesukaanku. “Yah, butuh banyak riset, dan kami semua berperan. Sungguh menyenangkan meneliti dan bereksperimen,” imbuh Ava dengan senyumannya.“Karena kamu menyukai produk kami,” ujar Ruby sambil tersenyum miring. “Bagaimana kalau kamu jadi mitra?”Aku mengerutkan kening sambil memikirkan tawarannya. “Aku tidak tahu. Gabriel sudah mengembalikan perusahaan keluargaku. Bukankah terlibat dengan perusahaan alat bantu seks bisa merusak citranya? Kamu tahu betapa angkuhnya orang-orang bisa jadi.”“Jangan khawatir,” Ava menenangkan. “Kami semua semacam mitra diam. Kami punya CEO dan wakilnya, tapi mereka hanya menjadi wajah perusahaan. Kami yang menjalankan semuanya, tentu dengan bant

  • PENYESALAN MANTAN SUAMI   Bab 518

    “Ro!” seru Ava. “Dia akan tetap polos dan suci sampai rambutnya memutih nanti. Akhir dari cerita.” Setelah itu, dia berjalan menjauh sambil menghentakkan kakinya. Pemikiran bahwa Liliana akan berhubungan badan suatu hari nanti jelas mengganggunya. Ava menoleh ke arahku. “Aku tidak mengerti! Bagaimana bisa pemikiran bahwa Liliana berhubungan badan begitu mengganggunya, padahal kita juga melakukan hal yang sama sepanjang waktu? Aku juga putri orang lain, dan dia masih meniduriku!”Aku terkekeh sambil mengusap lengannya dengan lembut untuk menghiburnya. “Jangan khawatir, aku rasa semua pria sama saja jika menyangkut putri mereka. Gabriel mengatakan hal yang hampir sama tentang Lilly ... Ethan juga akan bereaksi serupa, begitu pula Reaper kalau mereka punya anak perempuan. Ayahku dulu sering bilang bahwa dia tidak akan pernah mengizinkan anak laki-laki mendekatiku, dan aku yakin kalau kamu tanya ayahmu, dia pasti berpikir hal yang sama saat kamu lahir. Bahkan, aku tahu dia mungkin benci

  • PENYESALAN MANTAN SUAMI   Bab 517

    Hana. Aku memandang sekitar, mencoba untuk memastikan segalanya sudah sempurna. Kami sudah berada di rumah kami yang baru hari ini, dan kami memutuskan untuk menghelat pesta peresmian bagi rumah baru kami. Bukan pesta besar, kami hanya akan mengundang teman dekat dan keluarga. “Apakah semuanya sudah siap?” tanyaku pada koki. Koki itu terpesona akan rumah ini dan jatuh cinta pada dapur ini. Seperti yang kukatakan sebelumnya, dapur kami ini mimpi bagi setiap koki. Kalau bukan karena dia harus pulang ke rumah untuk keluarganya, aku bersumpah bahwa dia pasti akan tidur di sini. Maksudku di dapur, bukan di rumah ini. “Ya,” jawabnya sambil tersenyum. Matanya berbinar akan kebahagiaan dan keantusiasan. “Semuanya sudah siap.”Seperti yang sudah kukatakan, pestanya tidaklah besar. Hanya akan ada orang tuanya Gabriel, Rowan dan Ava, Travis dan Ruby, Calista dan Reapeer, Noah, Liliana, Guntur, dan Shella. Bel pintu berbunyi, dan aku meninggalkan dapur untuk membukanya. Lilly masih bersiap-si

  • PENYESALAN MANTAN SUAMI   Bab 516

    Aku melipat tanganku di atas meja dapur. Aku tidak tahu apa yang harus kulakukan atau berkata apa setelahnya. “Bagaimana rasanya?” tanyaku setelah beberapa saat. “Aku tidak tahu. Aku berbicara pada Noah dan dia berkata padaku bahwa dia juga meminta maaf padanya karena sudah mencoba menghalangi hubungan Paman Rowan dan Tante Ava.”Wow. Aku terkejut mendengarnya. Sepertinya, Emma sudah mencoba untuk meminta maaf pada yang telah disakitinya, termasuk anak-anak yang biasanya diremehkan oleh orang lain. “Dia juga meminta maaf padaku, beberapa minggu yang lalu,” ujarku. “Lalu, bagaimana rasanya?”“Oh, apakah kamu sedang berperan jadi orang tua?” ujarku sambil tertawa kecil. “Tapi, kita sedang tidak membicarakan diriku. Kamulah yang Ayah khawatirkan.”Dia menghela nafas. “Aku tidak tahu. Aku masih marah padanya dan merasa sakit. Dadaku sesak saat memikirkan bagaimana sakitnya dulu saat dia tidak mau berurusan denganku.”“Ayah mengerti itu, anakku. Kamu juga berhak untuk marah. Tidak ada y

  • PENYESALAN MANTAN SUAMI   Bab 515

    Calvin. Aku melihat video yang dikirimkan Anjani padaku dan tertawa perlahan saat melihat seberapa lucunya itu. Dia mengirimkanku video hewan lucu secara acak, sebab dia tahu bahwa video ini akan membuatku tertawa. Tidak satu hari pun terlewatkan tanpa dirinya yang mengirim satu atau dua video. Kalau boleh jujur, aku mendambakan untuk melihatnya dari percakapan kami. Segalanya di antara kami sempurna. Di luar Emma, aku belum pernah seserius ini soal wanita sebelumnya. Memang, aku sudah mencoba untuk melupakaannya ketika aku masuk kuliah, tapi yang kulakukan hanyalah sekedar tidur dengan wanita secara asal, alih-alih melupakan Emma. Jangan lihat aku seperti itu. Semua gadis yang kutiduri sebelum Emma tahu batasan. Mereka tahu bahwa tidak akan ada apa-apa di antara kami, hanya kesenangan semata. Aku sudah membuatnya begitu jelas sebelum tidur bersama mereka. Mereka mengerti dan menerimanya. Hidup sungguh simpel sampai Emma dan aku kembali bertemu. Setelah kali pertama aku tidur denga

  • PENYESALAN MANTAN SUAMI   Bab 514

    “Apa yang kamu rasakan saat melihat Guntur?” tanya Mia. Seperti biasa, matanya begitu ajaib. Menatapku seolah dia bisa melihat sampai menembus jiwaku. Karena aku sudah kembali bekerja, kami harus memindahkan jadwal untuk menyesuaikan jadwal baruku. Kebanyakan sesiku sekarang dijadwalkan antara pukul empat tiga puluh dan enam sore. Aku sudah tahu jawabannya. Aku tidak perlu memikirkannya. Tapi, saat memikirkan hari itu, air mata langsung membanjiri mataku. “Menyayat hati,” lirihku. Aku merasa bahwa perasaanku dipaksa untuk ditarik keluar dari dalam diriku. Ditarik keluar dari sisi terdalam jiwaku. Aku mencoba untuk menahan isakan yang akan lepas, tapi percuma saja. Aku menangis begitu keras sampai aku kesulitan untuk bernafas. “Bagaimana bisa?” tanya Mia sambil mengulurkanku tisu. Aku menerima tisu itu dan menyeka air mata yang membanjiri wajahku. Tapi percuma saja, sebab air mata itu terus mengalir layaknya air terjun. Aku merasa marah pada air mata itu sebab mereka terus berjatu

  • PENYESALAN MANTAN SUAMI   Bab 513

    Guntur tiba-tiba muncul dari gerbang kecil yang tidak kusadari sebelumnya. Dirinya membeku ketika pandangannya jatuh ke arahku. Seorang anak kecil tidak pernah membuatku segugup ini. Aku sedikit limbung saat matanya yang tajam, yang mana sama seperti milikku, menatapku dengan tajam.“Apa yang kamu lakukan di sini?” Dia menggeram dengan alisnya dikernyitkan dan tangannya yang mengepal di sisi tubuhnya. Aku merinding akan tatapan tajamnya yang begitu dipenuhi oleh amarah dan kepahitan. Aku membuka mulutku, tapi tidak sepatah kata pun keluar dari sana. Jantungku berdegup kencang, dan kusadari aku kesulitan untuk bernafas, sebab aku merasa seolah akan tercekik. “G ... Guntur.” Akhirnya aku bisa memanggil namanya, namun perkataanku menjadi terbata-bata saat kusadari aku kesulitan untuk berbicara lancar dengannya. Kedua alisnya terangkat dan rahangnya menegang. Saat melihat dirinya yang melihat diriku dengan penuh kepahitan, membuatku tersadar seberapa banyak lara yang kudera padanya. Be

  • PENYESALAN MANTAN SUAMI   Bab 512

    Emma. Aku berjalan keluar dari mobilku dengan merasa lelah dan seakan energiku terserap habis. Sepatu heels-ku sungguh membunuhku sampai-sampai aku tidak sabar untuk melepasnya dan ambruk di sofa atau tempat tidurku. Hari ini merupakan hari pertama di pekerjaanku. Biar kuberi tahu kalian semua, hari ini sungguh melelahkan. Aku sudah lupa seperti apa beban kerja seorang pengacara. Melupakan seberapa melelahkannya itu. Selama berjam-jam, kalian akan berdiri atau duduk di kursi dan tenggelam dalam tumpukan dokumen yang harus ditelisik.Kebanyakan waktu kuhabiskan dengan meneliti kasus klienku, berikut dengan bukti-buktinya, dan ketika aku sudah selesai, aku merasa seolah aku akan kehilangan kewarasanku. Seolah aku akan menjadi gila.  Di luar dari seberapa melelahkannya hari pertamaku, kembali bekerja membuatku dipenuhi oleh suatu energi yang entah mengapa tidak bisa kujelaskan. Untuk kali pertama dalam dua tahun ini, aku merasa hidup. Aku merasa seperti lahir kembali. Aku merasa bebera

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status