Share

Bab 6

Penulis: Evelyn
Rowan

Ada sesuatu yang akan kamu rasakan ketika melihat mantan istrimu, Ibu dari anakmu, tertembak dan berdarah di atas tanah pemakaman yang dingin. Sesuatu yang tidak pernah aku kira akan kurasakan untuk Ava.

Ketika aku melihat pria dengan pistol mengarah ke kami, aku benar-benar tidak berpikir. Aku tahu Noah aman bersama orangtuaku, jadi instingku mengambil alih dan berlari ke arah Emma. Aku rela mati untuknya, dan aku sudah siap untuk itu.

Aku lega ketika para penembak lari setelah melihat polisi, tetapi kelegaanku sirna ketika salah satu dari anggota polisi berteriak untuk memanggil ambulans. Aku berbalik, penasaran siapa yang tertembak. Tidak kubayangkan Ava-lah yang tertembak, dan melihatnya seperti itu membuat kakiku melemas hingga aku jatuh berlutut.

Semuanya berlangsung cepat. Ambulans datang setelah itu dan polisi itu tidak mau melepaskan Ava sampai dia yakin Ava aman di tangan dokter.

Aku sangat tersinggung oleh kegigihannya tidak mau melepaskannya, dia istriku—maksudku mantan istri. Namun, yang terpenting adalah aku menyalahkan diriku sendiri. Seharusnya aku melindunginya. Jika sesuatu yang lebih buruk terjadi pada Ava, bagaimana aku bisa menjelaskannya kepada Noah? Bagaimana caranya aku menjelaskan bahwa aku tidak bisa melindungi ibunya?

Aku berjalan mondar-mandir di ruang tunggu. Sangat-sangat khawatir karena kami belum mendapat kabar apa pun sejak Ava dilarikan ke UGD. Tidak ada yang keluar untuk menginformasikan kelanjutannya.

“Kumohon, selamatkanlah dia.” Bisik Kate, Ibu Ava.

Ini adalah kali pertama aku mendengar suatu emosi dalam suaranya ketika dia berbicara mengenai Ava. Mungkin kehilangan suaminya dan hampir kehilangan anaknya telah melembutkan hatinya sedikit.

Kami semua di sini kecuali Noah. Travis duduk di sebelah Kate yang duduk di sebelah Emma.

Aku duduk, tidak mampu mengontrol kepanikan di dalam diriku. Aku butuh dia agar baik-baik saja demi Noah. Aku terus membisikkan hal itu dalam hatiku.

Aku tidak tahu berapa lama lagi kami akan menunggu, tetapi ketika aku melihat ke atas kembali setelah mengarahkan pandanganku ke lantai, aku melihat Ava. Dia berada di meja suster, mengurus surat. Lengan kirinya disangga dengan gipsum, dan di saat yang sama kulihat dirinya mengeluarkan kartu kredit dan mengembalikannya k etas.

Dengan kesulitan, dia berhasil mengambil ponselnya, sambil memegang tasnya. Kamu bisa melihatnya bahwa bukan hal mudah untuk melakukannya, terbaca dari raut wajahnya yang mengerut.

“Ava,” Aku memanggilnya saat dia akan berjalan melewati kami. Pandangannya masih mengarah pada ponselnya.

Dia melihat ke arahku. Aku segera sadar bahwa ada sesuatu yang berbeda darinya. Aku tidak dapat menerka apa yang berubah, tetapi benar ada sesuatu yang berubah dalam dirinya.

“Apa yang kamu lakukan di sini? Apakah seseorang yang kamu kenal sakit?” Tanyanya. Nada suaranya datar dan tanpa emosi apa pun,

“Bagaimana lukamu?” Tanya ibunya, tidak mengindahkan pertanyaannya.

“Wah, sayang sekali untuk kalian. Aku belum mati sih.”

Jawabannya membuat semua orang terkejut. Bukan hanya karena kata-katanya, tetapi karena intonasi suaranya yang dingin juga.

Aku memutuskan untuk memecah keheningan yang berlangsung sesaat, “Ke mana kamu akan pergi?”

Dia menjawab singkat, “Rumah.”

“Lenganmu masih digipsum, kamu tidak bisa menyetir.” Aku mencoba untuk membujuknya.

“Itulah mengapa aku memesan taksi online.”

“Ava, kita perlu berbicara. Ini soal ayahmu.” Bisikan Kate membuat dia berbalik menghadap ibunya.

Aku menyadari aku tidak lagi melihat sinar di matanya.

Dia menatap ibunya dengan dingin, “Aku tidak berpikir aku harus ikut campur. Terakhir kali aku periksa, dia tidak menganggapku anak.”

Isak tangis pecah dari tenggorokan ibunya, tetapi Ava mengacuhkannya. Seperti dia sudah meninggalkan seluruh perasaannya, dan hanya menyisakan sisi sarkastiknya.

Dia berjalan ke arah pintu, tetapi kemudian langkahnya terhenti. “Dimana anakku?”

“Di rumah Ibu.” Travis menjawab dan menatap maniknya.

Dia menghela nafas, “Sepertinya kalian bisa membicarakan hal soal Ayah itu.”

“Aku akan mengantarmu,” tawarku.

Emma mengerut mendengarnya, tetapi dia mengerti. Tidak peduli bagaimana situasiku dengan Ava sekarang, dia tetap Ibu dari Noah dan dia masih sakit. Tidak lupa dia juga pernah menjadi istriku.

Tanpa diduga, Ava menolak tawaranku, “Tidak perlu. Aku akan menggunakan taksi online seperti rencanaku di awal dan bertemu kalian di sana.”

Tanpa mengucapkan sepatah kata apa pun, dia berbalik dan pergi. Kami memandangi tempatnya berpijak tadi. Biasanya, dia akan mengambil kesempatan untuk bisa dekat denganku. Jadi, kami semua terkejut dia menolak tawaranku.

“Ayo pergi sebelum dia sampai dan pergi sebelum kita punya kesempatan untuk berbicara.” Kata Kate dengan suara yang masih terdengar sedih.

Kami pergi ke rumah sakit bersama, jadi kami semua naik ke mobil SUV milikku untuk pulang juga. Aku mempercepat setiranku dan sampai di rumah Kate tepat waktu saat Ava menutup pintu taksi online-nya.

Aku memarkir mobilku dan keluar. Di dalam rumah kami disambut oleh orangtuaku, Gabe dan Ava yang mengacuhkannya. Terasa aneh melihat sisi ini dari dirinya. Biasanya dia akan membuat pembicaraan kecil dengan mereka meskipun diacuhkan.

“Bisakah kita menyelesaikan ini dengan cepat?” Tanyanya dengan nada suara sebal sambil mengambil duduk.

“James datang padaku dengan proposal bisnis yang ingin dia jalankan denganku. Aku setuju sebab kupikir itu adalah investasi yang bagus,” aku memulai pembicaraan.

“Kami menandatangani dokumen yang dibutuhkan, berpikir bahwa ini adalah perusahaan yang bagus. Lalu kami baru sadar bahwa perusahaan itu dimiliki oleh geng criminal. James dan aku tidak ingin sesuatu yang ilegal menyentuh perusahaan kami. Kami tahu kalau kami tidak akan bisa lepas dari mereka karena kontrak. Sebab itu kami mencari cara untuk membatalkan kontraknya dan melaporkan mereka ke polisi.”

“Baiklah...” Ava terlihat bingung, alisnya bertaut. Tidak mengerti pembicaraan ini akan mengarah ke mana.

Aku menghela nafas, energiku rasanya sudah habis karena apa yang terjadi hari ini. “Ternyata, di antara anggota geng tersebut ada yang masuk menjadi DPO. Mereka tidak menduga kami akan melaporkanya, jadi mereka bersembunyi. Kami pikir karena kami melibatkan polisi, mereka akan menjaga jarak.”

Travis, Gabe, dan orangtuaku sudah tahu. Aku meliirk kea rah Emma untuk melihat raut terkejut dan ketakutan di wajahnya. Lalu aku melirik ke Ava dan rautnya masih sama saja, dingin dan seakan mati rasa.

“Aku tidak tahu kalau ini akan menjadi urusanku juga.” Suaranya masih dingin dan tatapannya juga.

Dia berdiri, “Aku akan mengambil Noah dan pergi dari sini.”

“Astaga, Ava. Kamu tidak melihat hal ini sebagai hal genting.” Aku menggertakkan gigi-gigiku.

Tidakkah dia tahu seberapa genting hal ini? Seberapa dirinya berada dalam bahaya. Bagaimana kejadian hari ini bisa jadi berakhir dengan kami mengurus pemakamannya setelah James?

“Memang. Seperti yang kukatakan, aku tidak melihat bagaimana hal ini akan berdampak padaku.”

Travis menggeram, dia sama frustasinya denganku. “Kau tertembak hari ini. Bukankah itu menandakan sesuatu?”

Ava menatapnya tajam, “Yang kutahu bahwa aku sedang berada di tempat benar, tetapi di waktu yang salah.”

“Ava...” Kate mengangkat bicara, tetapi Ava memotongnya.

“Tidak. Mereka mengejar kalian bertiga, bukan aku. Seluruh orang di kota ini tahu bahwa kalian tidak menganggapku sebagai bagian dari keluarga. Jadi, mengapa mereka akan mengejar seseorang yang tidak Ayah pedulikan jika orang itu mati?”

Kata-katanya menyayat kami dan atmosfir menjadi dingin. Dia benar-benar sudah berubah. Apa-apaan ini?

Dia berbalik untuk melihatku. Sorotan matanya seperti tanpa emosi. Seperti dia sudah mati di dalam sana. Cara dia melihatku sangat menggangguku, Aku tidak suka bahwa aku tidak bisa melihat perasaan apa pun di matanya.

“Jika ada seseorang yang harus kamu khawatirkan, yang keselamatannya harus kamu priotitaskan adalah perempuan di sampingmu. Dia adalah putri kesayangan Ayah, jadi stop menyeretku di kekacauan yang dibuat olehnya,” dia berhenti sejenak dan memandangi kami semua. Pandangan matanya menyorot kea rah kami semua.

“Jadi, berhentilah pura-pura khawatir padaku. Aku tidak butuh. Lalu, jika aku benar-benar dalam bahaya, aku akan menghadapinya sendiri. Lebih baik aku mati daripada menerima perlindungan dari kalian.” Dia menyelesaikan kata-katanya dengan lugas.

Ibunya terkaget dan kami menatapnya dengan penuh kejutan. Tidak sanggup mengenali wanita di depan kami, kata-kata Ava seolah telah menampar Kate.

Emma mendekat ke arahnya dan melihatnya dari ujung rambut hingga ujung kaki, mencoba mengintimidasinya. Di masa lampau, Ava mungkin akan mundur. Namun, tidak untuk kali ini.

“Berhentilah menjadi orang menyebalkan. Kamu seperti ingin segalanya menjadi tentangmu.” Perkataannya membuat Ava tertawa.

“Aku tidak tahu kepentingan apa yang kamu sembunyikan dariku, kakakku yang manis, tetapi memang segalanya tidak pernah menjadi tentangku. Segalanya selalu tentangmu, tetapi bukan ini yang sedang kita bicarakan sekarang. Aku sudah hidup selama ini tanpa perlindungan orang-orang ini, sepanjang yang kuingat. Aku tidak mengerti mengapa tiba-tiba kalian tertarik pada keselamatanku. Kekhawatiran kalian hanya palsu, dan aku tidak mau ada orang palsu di sekitarku. Sekarang, aku pamit. Aku perlu untuk pulang ke rumah.”

Dia berbalik badan dan mengabaikan Emma dan kami semua seperti kami tidak pernah ada di dunia ini. Aku tidak bisa memercayai kata-kata yang keluar dari mulutnya. Dia mengatakan itu seperti kami semua adalah orang asing baginya. Seperti kami ini bukanlah siapa-siapa.

“Noah!” Dia berteriak dan beberapa detik kemudian, kami mendengar langkah kaki yang berlari. Segera kemudian, anakku muncul di ruang keluarga.

Nafas Noah terhenti sejenak, terkejut melihat lengan ibunya. Saat ini aku merasa seperti diriku adalah orang bajingan.

“Ibu, apa yang terjadi pada lenganmu?” Tanyanya sambil berlari dan memeluknya.

Dia menyambut pelukan Noah dengan satu tangan, “Tidak apa-apa sayang, tangan Ibu tidak sengaja menatap pintu dan dokter sudah menyembuhkannya.”

Dia mengelus pipi Noah dengan penuh kasih. Tatapannya yang dingin dan tajam sirna ketika melihat putra kami.

“Apakah itu sakit?”

“Hanya sakit sedikit, tetapi Ibu akan baik-baik saja. Sekarang ayo pulang, jadi kita bisa makan es krim dan Ibu bisa memelukmu sampai tidur.”

Kata-kata itu membuat Noah tersenyum lebar. Air mukanya kembali berbahagia.

Ava mencoba untuk mengambil ranselnya, tetapi dihentikan oleh Noah.

“Biar aku yang membawanya. Aku sudah besar. Ayo kita pulang, Ibu. Lihatlah, aku akan merawatmu dan mencium luka Ibu agar sembuh, seperti yang selalu Ibu lakukan padaku.”

Ava tersenyum. Senyumnya merubah keseluruhan air mukanya, mencairkan es yang membekukan dirinya. Kami menatap pada interaksi Ibu dan anak itu. Tidak bisa melepaskan mata kami dari kekaguman bahwa mereka memiliki satu sama lain.

“Apakah perempuan itu saudaramu?” Tanya Noah sambil melihat ke arah Emma.

“Bukan. Ibu tidak punya saudara,” dia menjawab dan melanjutkan perkataannya senbari menggumam kecil, “Ibu juga tidak punya keluarga.”

Aku tidak berpikir kami harus mendengar kata tersebut, tetapi kami mendengarnya dan aku hanya bisa menghela nafas. Aku menatap Noah, bertanya-tanya apakah dia mendengar apa yang dikatakan Ava di akhir kalimatnya, tetapi sepertinya tidak sebab dia melambai padaku.

“Sampai jumpa Ayah!”

“Sampai jumpa, nak.” Aku membalas dengan suara serak.

Kami hanya terdiam selepas mereka pergi, tenggelam dalam pikiran masing-masing. Aku menatap ke pintu, bingung akan apa yang sedang terjadi. Perilakunya yang cenderung menarik diri membuatku tidak nyaman. Menarik sesuatu yang tidak kuketahui di dalam diriku.

Ini adalah sisi Ava yang tidak pernah kulihat. Sisi yang sangat asing bagiku dan aku sangat tidak menyukainya.
Komen (6)
goodnovel comment avatar
Chantiqa Chiqa
orang2 pada sedih lihat si ava, tp aku sangat benci dg wanita itu
goodnovel comment avatar
Yati Syahira
smart ava,apa masalah ava di benci 2 keluarga termasuk syami
goodnovel comment avatar
YanS
Terlepas apa yg dilakukan Ava di masa lalu pada Rowan, sungguh Rowan sangat memalukan kalau Noah tahu ayahnya meninggalkan ibunya untuk melindungi wanita lain
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • PENYESALAN MANTAN SUAMI   Bab 7

    AvaAku terbangun dengan punggung kaku dan lengan yang kram. Aku terbaring di ranjang bersama Noah sebab dia tidak mau meninggalkanku setelah kami menonton televisi. Aku tersenyum ketika aku mengingat Noah benar-benar melakukan apa yang dikatakannya, dia benar-benar serius akan mengurusku sepanjang malam.Dengan sedikit kesusahan, aku berhasil memindahkannya tanpa membangunkannya. Pukul menunjukkan sekitar pukul delapan pagi, dan aku harus menyiapkan sarapan sebelum dia bangun.Setelah menyelesaikan rutinitas pagiku, aku turun ke bawah. Aku berdiri di luar dapur untuk beberapa saat, berpikir bagaimana aku membuat sarapan dengan satu lengan saja.Saat aku bergerak untuk menyiapkan bahan untuk memasak pancake, ingatan kemarin membanjiri benakku. Semuanya terjadi seakan tidak nyata dan bagian dari diriku berpikir benarkah itu terjadi. Jika bukan karena pundakku diperban dan lenganku digipsum, aku akan berpikir semuanya hanyalah mimpi buruk.Ketika aku terbangun di rumah sakit setelah aku

  • PENYESALAN MANTAN SUAMI   Bab 8

    Rowan Aku melihatnya ketika kesenangan di wajahnya sirna. Ketika kehangatan di wajahnya yang berlangsung beberapa detik lalu berubah menjadi datar, membuatku merasa dingin.“Apa yang kamu lakukan di sini?” Tanya Ava dengan nada monoton dan aku memasuki rumahnya.Dia seperti berbicara pada orang asing. Seperti aku bukan siapa-siapa kecuali sebutir debu dan tidak lebih. Aku menatapnya, tidak bisa berkata apa-apa. Aku tinggal bersama wanita ini hampir satu decade dan sekarang aku kehilangan kata-kata.Aku melihat lengannya yang masih digipsum. Aku datang untuk memeriksanya dan menjemput Noah. Hari ini akhir pekan dan waktuku untuk bersamanya.Mengingat pria yang kuliat pergi dari rumahnya tadi, alisku bertaut. Pasti dia yang membuatnya tersenyum. Sadar akan kenyataan ini, rahangku menegang.“Apa yang dia lakukan di sini?” Aku bertanya balik sambil menyembunyikan amarah tidak wajar yang kurasakan.Aku tahu bahwa pria itu polisi dan sudah menyelamatkannya, tetapi dia melewati batas. Aku ti

  • PENYESALAN MANTAN SUAMI   Bab 9

    “Apa yang ingin aku katakan untukmu? Kamu tahu aku tidak pernah berbohong padamu. Kamu tahu kalau aku selalu mencintainya.”Dia melempar handuk dapur ke meja dengan marah, “Jadi itu tidak menghentikanmu untuk menggunakan tubuhku? Astaga, aku membencimu. Aku tidak tahu apa yang kulihat darimu sejak awal. Aku tidak tahu mengapa aku membuang banyak waktu dan energi untukmu.Aku menggertakkan gigiku mendengarnya. Kata-katanya membuatku naik darah. Ya, kami memang tidur bersama selama pernikahan kami, tetapi hanya itu. Aku hanya menepati janji, dan meskipun aku tidak mencintainya, aku tidak ingkar janji dengan selingkuh darinya.“Aku tidak di sini untuk membicarakan masa lalu. Aku di sini untuk menjemput Noah.” Kataku, merubah topik.Sangat melelahkan berbicara memutar-mutar. Aku harus berbicara mengapa aku di sini lalu pergi sebelum aku mengatakan atau melakukan sesuatu yang akan kusesali nanti.Nama Noah mengambil perhatiannya. Dia tidak menyerang kembali. Dia membuka satu laci dan mengel

  • PENYESALAN MANTAN SUAMI   Bab 10

    Ava“Aku masih tidak mengerti mengapa aku harus pergi. Mengapa aku tidak bisa tinggal bersama Ibu?” Noah mengeluh. Keningnya berkerut di wajah tampannya.Dia sudah lelah dengan semua ini setelah aku bilang padanya dia akan pergi bersama Kakek Neneknya. Awalnya dia sangat antusias, tetapi akhirnya sedih ketika sadar, kami berdua tidak akan menemaninya.Sekolahnya mengerti akan situasinya. Gurunya setuju untuk mengirim materi ajar ke Ibu, agar dia tidak tertinggal terlalu jauh.“Sudah Ibu bilang padamu sayang, ini seperti liburan khusus untuk Kakek-Nenek dan cucu. Hanya untukmu dan mereka.”Setelah berbicara kepada kapolri, dia meyakinkan bahwa mereka akan dikirim ke pulau yang aman.“Kamu akan pergi ke Pantai. Bukankah kamu memohon-mohon pada kami untuk mengajakmu berlibur?” Kataku sambil tersenyum nakal.Kata ‘pantai’ segera menarik perhatiannya. Seluruh keluhan yang dia rasakan, sekarang sirna.Noah benar-benar terobsesi kepada pantai. Dia sangat menyukai pantai, sampai dia pernah men

  • PENYESALAN MANTAN SUAMI   Bab 11

    Dia melangkah mendekat kepadaku. Matanya menyalang dan cuping hidungnya mengembang dan mengempis. Aku tetap di tempatku. Menolak membiarkan dia mengintimidasiku.“Aku tidak akan pergi. Sekarang batalkan pesanan taksimu dan duduklah di mobilku.” Geramnya dan menggertakkan gigi. Aku melihat kilatan amarah dalam sorot matanya.Kemarahanku mulai naik dan aku mengepalkan tanganku. Biasanya aku akan menahan diri sebab aku tidak mau membuatnya marah, tetapi aku sudah tidak peduli.“Dasar manusia arogan. Kamu pikir siapa dirimu ini, hm? Aku bukanlah seekor anjing yang akan patuh jika kamu perintah.” Suaraku mulai meninggi. Aku benar-benar tersinggung.Aku membiarkannya mendikteku selama bertahun-tahun ini. Aku diam karena aku tidak ingin merusak apa yang kupikir kami punya. Namun, apa hasilnya? Apa hasil dari menahan diri ini bagiku? Tidak ada. Hanya sakit hati dan derita yang kudapat.“Ava...” Dia berkata dengan suara mengancam.“Apakah kalian berdua bertengkar lagi?” Suara Noah memotong perk

  • PENYESALAN MANTAN SUAMI   Bab 12

    “Ibumu yang bertanya, bukankah kamu belum berbicara dengannya belakangan ini?”Aku menggeram sebal, “Kamu terlalu cerewet dan lama-lama membuatku sebal, Rowan. Bisakah kamu mengacuhkanku dan menganggapku tidak ada, seperti yang biasanya kamu lakukan?”Cengramannya pada setirnya mengencang. Aku melihat rahangnya menegang. Dia turut merasakan amarah. Mungkin karena aku sudah tidak lagi berlaku seperti domba lemah yang seperti biasanya dia hadapi. Situasi telah terbalik dan dia sangat tidak menyukainya.Aku selalu memaksakan diriku untuk membuatnya senang. Mencoba untuk menjadi apa yang diinginkan olehnya. Mencoba untuk menjadi Emma. Kulakukan apa pun agar aku menjadi istri yang akan dia cintai. Sekarang, aku sudah bermetamorfosis dan dia tidak suka aku tidak bisa lagi diperintah layaknya seekor anjing. Aku tersenyum penuh kemenangan. Membuatnya marah membuatku bersorak di dalam sana.Dari situ, sepanjang perjalanan diisi dengan diam. Masing-masing dari kami duduk diam di bangku kami, sed

  • PENYESALAN MANTAN SUAMI   Bab 13

    Seminggu telah berlalu sejak Noah pergi dan hidupku terasa hambar tanpanya. Ini waktu terlama aku terpisah darinya dan aku malu mengakui bahwa aku tidak bisa menanganinya dengan baik.Noah itu bagaikan jangkar hidupku, tanpanya aku merasa hilang. Seakan aku mengarungi kehidupan di laut lepas dengan potongan kayu kapal. Setiap hari aku sangat menunggu teleponnya, sebab itulah yang membuatku tenang. Telepon dan suaranya membuatku waras.Aku belum mendengar sepatah kata pun dari Rowan sejak kami bertemu di bandara. Bagian kecil hatiku masih merindukannya, tetapi aku tahu ini untuk yang terbaik. Tidak ada masa depan di antara kami dan aku tidak bisa hidup bersama pria yang tidak mencintaiku.Sejauh ini, semuanya berjalan dengan penuh keheningan. Bukan karena orang-orang tetap berkirim kabar denganku atau yang lain. Tetapi karena tidak ada insiden penembakan atau orang yang meninggal lagi, jadi bisa dibilang pelakunya sedang bersembunyi.Tiba-tiba aku menabrak seseorang, membuat lamunanku s

  • PENYESALAN MANTAN SUAMI   Bab 14

    Kami tetap berdiri di sana setelah itu. Aku menyangga tubuhku dengan bertumpu pada sebelah kaki, dan sebelahnya aku istirahatkan, merasa canggung. Dia menatapku, manik cokelatnya seolah merasuk dalam jiwaku. Aku mengalihkan pandanganku untuk menghindarinya.“Ethan!” Seseorang memanggil namanya. Aku berbalik badan dan mendapati seorang polisi memanggilnya.“Iya!” Ethan berteriak sebelum kembali padaku, “Senang bertemu denganmu, cantik. Akan kutemui kamu lagi, oke?”“Baik,” gumamku.Dengan itu, dia memberiku pelukan yang tidak kusangka sebelumnya, lalu berjalan menjauh. Aku tertinggal, mencerna apa yang sudah terjadi. Aku menggelengkan kepalaku, mencoba menghilangkan kebingunganku setelah beberapa saat dan mulai melangkah. Aku harus membeli bahan makanan dan kebetulan tokonya tidak jauh dari sekolah, jadi aku memutuskan untuk jalan.Gipsum di lenganku telah dilepas, dan meskipun pundakku masih nyeri dan kadang terasa sakit, pundakku masih berfungsi. Aku memikirkan apa saja yang harus ku

Bab terbaru

  • PENYESALAN MANTAN SUAMI   Bab 539

    Hai pembaca terkasih, aku baru saja membaca komentar kalian dan kalian benar-benar memberi tahuku perasaan kalian. Setiap orang berhak atas pendapatnya masing-masing, dan aku menghormati itu. Aku tidak bisa melakukan apa pun untuk mengubah pandangan mereka, dan itu benar-benar tidak masalah.Aku telah menerima beberapa kritik yang sangat baik, dan aku ingin berterima kasih kepada mereka yang telah menunjukkan kesalahanku. Aku selalu kesulitan menulis bagian akhir cerita, dan itulah mengapa kadang-kadang terasa terburu-buru. Jangan khawatir, aku akan bekerja keras untuk memperbaikinya di buku berikutnya.Tentang Emma dan Calvin, aku ingin kalian semua mengerti bahwa ini memang selalu menjadi akhir yang direncanakan, setidaknya di buku ini.Emma tidak mencintai Calvin. Dia menyesal atas apa yang dia lakukan, tetapi dia tidak pernah mencintainya dengan kedalaman yang sama seperti Calvin mencintainya. Dengan kata lain, dia mencintai Calvin, tetapi dia tidak jatuh cinta padanya. Calvin pan

  • PENYESALAN MANTAN SUAMI   Bab 538

    Hana. Aku seolah sedang melayang dalam langit ketujuh. Aku merasa hangat, damai, dan dicintai. Perlahan, aku terbangun. Gabriel di belakangku dengan tangannya yang merengkuhku. Dia selalu melakukan ini setiap kali kami tidur. Dia terus memegangiku, seolah takut kalau aku akan menghilang kalau dia tidak melakukannya. Aku menggeliat sedikit untuk lepas dari tangannya. Alih-alih melepasku, dia mengeratkan tangannya, yang mendorongku mendekat ke badannya. Aku berhenti ketika merasakannya. Ketika kurasakan kejantanannya yang mengeras, libidoku naik, dan aku segera menginginkannya. Aku ingin merasakannya memasukiku. Kehidupan ranjang kami sehat, tapi selalu ada waktu di mana aku menginginkan lebih. Dengan memiliki tiga anak, kadang sulit untuk mendapat waktu untuk berduaan. “Hmm,” geram Gabriel ketika aku menggesekkan pantatku di kejantanannya. Suaranya menggetarkan klitorisku. Aku melakukannya lagi, dan mengundang desahan seksi darinya. Gabriel mulai membubuhi punggung, pundak, dan

  • PENYESALAN MANTAN SUAMI   Bab 537

    “Tentu,” dia membalas senyumku tepat saat Henry berjalan mendekati kami.“Aku di sini untuk mencuri istriku yang cantik.” Suaranya serak, dan aku tak bisa menahan diri untuk tidak meleleh mendengar nadanya. Suaranya benar-benar seksi.“Dia milikmu.” Calvin melepaskanku dan menyingkir sebelum pergi.Henry menarikku ke dalam pelukannya, memastikan tidak ada jarak di antara kami. “Apakah kamu baik-baik saja? Punggungmu sakit? Kaki-kakimu bagaimana?”Lihat apa yang aku bilang? Dia mendominasi di dunia hukum, tapi perhatian dan penuh cinta sebagai pasangan. Aku bahkan tidak tahu bahwa aku punya tipe pria seperti ini sampai aku bertemu dengannya.“Aku baik-baik saja, cintaku, berhentilah khawatir,” ujarku sambil terkekeh dan menyeret diriku lebih dekat padanya.“Sudahkah aku memberitahumu bahwa aku mencintaimu?” tanyanya.Aku tidak bisa menahan senyum saat aku berdiri di ujung jari kakiku dan berbisik di bibirnya. “Sudah kamu katakan seribu kali hari ini, tapi aku tidak mengeluh.”“Kamu adal

  • PENYESALAN MANTAN SUAMI   Bab 536

    Merrisa adalah salah satu pengiring pengantin perempuanku, begitu juga Ava, Calista, Ruby, Hana, dan Anjani. Mereka telah menjadi sahabatku selama empat tahun terakhir sejak kecelakaan itu. Tentu saja, aku tidak pernah bisa menggantikan Merrisa, dia sahabat terbaikku, tapi aku bersyukur memiliki mereka.Ditambah lagi, kemarin Merrisa memberitahuku bahwa dia berpikir untuk pindah ke sini. Aku sangat bersemangat. Aku menyayanginya, tapi kami mengakui bahwa menjalani persahabatan jarak jauh itu sulit. Aku benar-benar merasa di atas awan karena dia akan berada di dekatku.Musiknya melambat, dan Guntur mendekat, memecah semua percakapan lain.“Bolehkah aku berdansa denganmu, Ibu?”Seruan riuh para tamu terdengar, dan aku bersumpah hatiku langsung meleleh.“Tentu saja, putra tampanku,” jawabku sebelum menggenggam tangannya.Guntur sekarang sudah empat belas tahun, sudah jadi remaja. Bisa kalian percaya itu? Tingginya sudah sama denganku, dan aku yakin dalam beberapa tahun dia akan lebih ting

  • PENYESALAN MANTAN SUAMI   Bab 535

    Emma. Aku menari dengan Merrisa, membiarkan musik menenggelamkanku. Aku merasakan sedikit rasa sakit di punggungku, tapi masa bodoh, sebab aku merasa sangat bahagia. Gaunku berayun mengikuti irama tubuhku sembari kami meneriakkan lirik lagu Cruel Summer milik Taylor Swift sekuat tenaga. Ava, yang hamil besar bergabung dengan kami. Aku tertawa sebab dia berpikir bahwa dia sedang menari, tapi tidak. Aku bahkan tidak tahu apa yang dilakukannya. Aku bisa menghitung saat-saat terbahagiaku dengan jari. Satu adalah ketika aku lolos ujian pengacara. Kedua, ketika Guntur memanggilku Ibu untuk pertama kali setelah bertahun-tahun lamanya, dan yang ketiga adalah hari ini, di hari pernikahanku.Kalian tidak salah dengar. Aku baru saja menikah, dan aku tidak pernah sebahagia ini. Ingat pengacara tampan yang kuberi tahu Ava saat ulang tahun James? Ya, dia tidak mau menyerah, tidak peduli berapa kali aku menolaknya. Dia terus bertanya hampir setiap hari. Aku lelah ditanyai hal yang sama setiap har

  • PENYESALAN MANTAN SUAMI   Bab 534

    Jadi, kalian sudah sampai pada akhir dari Penyesalan Mantan Suami dan cerita sampingannya. Aku hanya mau berterima kasih pada kalian semua atas cinta dan dukungan kalian akan buku ini. Ini adalah buku terpanjang yang pernah kutulis, dan sejauh ini adalah yang paling sukses. Buku ini tidak akan sesukses ini kalau bukan karena dukungan kalian. Maka dari itu, terima kasih banyak. Terima kasih sudah menjadi bagian dari perjalanan buku ini dari awal sampai akhir. Hal ini sungguh berarti bagiku. Sekarang, aku mau mengumumkan bahwa buku Noah akan diunggah selanjutnya. Judulnya ‘Perjuangan Sang Milyuner untuk Pengampunan’. Aku masih mengerjakan plotnya, tapi akan kuunggah pada pertengahan Oktober, nantikan saja! Kita akan ada cerita sampingan soal Guntur dan mungkin satu lagi soal Lilly. Inilah sedikit intipan dari Perjuangan Sang Milyuner untuk Pengampunan. Di bawah ini hanyalah cuplikan kasarnya. ***Shella. Aku berjalan ke arah altar. Jantungku berdegup, dan langkahku lambat. Bunga mawa

  • PENYESALAN MANTAN SUAMI   Bab 533

    Tiga tahun kemudian.Emma.“Serius, Emma, kapan kamu akan mulai berkencan?” tanya Ava sambil duduk di sampingku.Aku memandang ke arah halaman belakang, dan aku tak bisa menahan senyum yang muncul di bibirku. Hari ini adalah ulang tahun anak laki-laki Travis dan Ruby. James, dinamai dari ayah kami, yang berusia satu tahun hari ini.Ruby dan Travis menikah sekitar dua tahun yang lalu. Travis langsung melamarnya setelah aku sadar dari kecelakaan yang hampir merenggut nyawaku. Kalian mungkin bertanya-tanya apa yang terjadi pada pengemudi itu. Dia saat ini sedang menjalani hukuman lima tahun penjara karena mengemudi sembarangan. Aku berharap dia belajar dari kesalahannya.Kembali ke Travis dan Ruby. Kurasa melihatku di rumah sakit membuatnya menyadari betapa singkatnya hidup manusia. Dia melamarnya, dan Ruby setuju. Mereka menikah saat musim semi. Sebagai hasil dari perbaikan hubunganku dengan Ava, aku dibawa masuk ke pertemanan mereka. Calista dan Reaper menikah dalam sebuah pernikahan k

  • PENYESALAN MANTAN SUAMI   Bab 532

    “Tidak! Aku harus mengejan!” seruku sambil menggenggam baju Gabriel. Aku merasa seperti sudah gila. Seolah aku sudah kehilangan akal sehatku. Rasa sakit ini sungguh sudah membuatku gila. Untungnya, kami sampai di kamar sebelum aku melahirkan di koridor rumah sakit sialan ini. Aku menghela nafas lega saat memasuki ruangan, dan mereka mulai mempersiapkanku. Ava sudah di dalam. Aku bersyukur memiliki seseorang yang mengerti rasanya kemaluan terbelah dua agar manusia cilik itu bisa terlahir ke dunia. “Aku tidak bisa menahannya lagi,” ujarku sebelum mengejan sekuat tenaga. Aku bersumpah bisa merasakan belahan pantatku seolah terbelah, yang menambah rasa sakitku.“Ini semua salahmu!” seruku pada Gabriel sambil mencengkeram erat tangannya. Aku menatap tajam padanya dengan nafas yang menderu. Batang hidungku kembang-kempis untuk berusaha meraup sebanyak-banyaknya oksigen ke paru-paruku. “Ayo, Hana, ejanlah!” ujar Ava sambil menyeka keringat dari dahiku. “Jangan pedulikan Gabriel.”“Jaha

  • PENYESALAN MANTAN SUAMI   Bab 531

    “Tidak apa-apa, sayangku. Ibu hanya akan melahirkan. Ingatkah yang Ibu katakan padamu apa yang akan terjadi ketika sudah waktunya?”Dia menganggukkan kepalanya. “Iya. Ibu bilang akan merasa kesakitan, tapi aku tidak seharusnya takut, sebab itu bagian dari melahirkan bayi ke dunia.”“Bagus,” ujarku sambil meringis saat sakit kontraksi kembali menghampiri. “Itulah yang terjadi sekarang, jadi janganlah takut.”Gabriel menggenggam tanganku dan membantuku keluar dari kamar. Aku bernafas melalui hidung dan mulutku, tapi jujur saja. Ini sama sekali tidak membantu, ‘kan?“Aku hanya tidak paham. Kenapa Ibu harus kesakitan? Kenapa bayinya tidak langsung lahir saja tanpa menyakiti Ibu?”Hal terakhir yang kuinginkan adalah menorehkan trauma pada putriku dengan menjelaskan padanya bahwa rasa sakit memang lumrah untuk mengeluarkan bayi dari diriku. Dia pasti akan ingin tahu mengapa bayi harus dikeluarkan dengan mengejan, dan aku harus menjelaskan bahwa bayi itu besar, dan jalan keluarnya lebih kecil

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status