Share

Bab 7

Author: Evelyn
Ava

Aku terbangun dengan punggung kaku dan lengan yang kram. Aku terbaring di ranjang bersama Noah sebab dia tidak mau meninggalkanku setelah kami menonton televisi. Aku tersenyum ketika aku mengingat Noah benar-benar melakukan apa yang dikatakannya, dia benar-benar serius akan mengurusku sepanjang malam.

Dengan sedikit kesusahan, aku berhasil memindahkannya tanpa membangunkannya. Pukul menunjukkan sekitar pukul delapan pagi, dan aku harus menyiapkan sarapan sebelum dia bangun.

Setelah menyelesaikan rutinitas pagiku, aku turun ke bawah. Aku berdiri di luar dapur untuk beberapa saat, berpikir bagaimana aku membuat sarapan dengan satu lengan saja.

Saat aku bergerak untuk menyiapkan bahan untuk memasak pancake, ingatan kemarin membanjiri benakku. Semuanya terjadi seakan tidak nyata dan bagian dari diriku berpikir benarkah itu terjadi. Jika bukan karena pundakku diperban dan lenganku digipsum, aku akan berpikir semuanya hanyalah mimpi buruk.

Ketika aku terbangun di rumah sakit setelah aku pingsan, aku panik. Perlu dokter dan suster untuk menenangkan dan meyakinkanku bahwa semuanya baik-baik saja. Suster berkata bahwa aku beruntung bahwa peluru hanya mengenai pundakku, tidak ada luka serius. Aku beruntung, sebab menurut mereka, jika peluru mengenai sedikit ke bawah, maka itu akan menembus jantungnya.

Mereka membuang pelurunya, membersihkan luka, dan menjahitnya. Lalu lenganku digipsum. Aku diberikan antibiotik dan obat anti nyeri. Mereka berpesan agar lenganku tetap digipsum sampai pertemuan berikutnya.

Saat aku memasak pancake, aku berpikir tentang pria yang menyelamatkanku. Aku berpikir untuk menemukan siapakah dia, agar aku bisa berterima kasih padanya. Hanya dia orang yang memperhatikanku, ketika keluargaku sendiri tidak peduli apakah aku akan selamat atau tidak.

Pikiranku terbuyarkan oleh ketukan di pintu, membuatku bertanya-tanya siapakah itu.

Aku benar-benar tidak ingin bertemu siapa-siapa sekarang. Kejadian kemarin membuat kesabaranku akan orang yang kukira keluarga sirna.

Aku melangkah ke pintu dan membukanya perlahan. Aku terkejut, pria kemarin berdiri di depan pintu. Hal pertama yang aku perhatikan adalah mata cokelatnya. Manik cokelatnya begitu meneduhkan.

Aku tidak memerhatikannya kemarin. Mungkin karena aku terkejut dan kesakitan, tetapi pria ini benar-benar berparas tampan. Tingginya sekitar 180cm, berotot tetapi tidak seperti binaragawan, rahangnya tegas dan kulitnya sempurna. Surai cokelat gelapnya ditata dengan rapi, membuatnya terlihat lebih menawan. Kepercayaan dirinya juga sangat mencolok.

“Hei.” Suaraku serak, seperti perokok,

Dia tersenyum padaku dan aku terpana akan senyum indahnya. “Hei, bolehkah aku masuk?”

“Ya, tentu,” kataku sambil menyingkir dari pintu.

Dia masuk dan aku menutup pintu di belakangnya. Aku melihatnya saat dia melihat seisi rumah.

“Rumah yang bagus.” Katanya dengan suara berat.

“Terima kasih,” gumamku. “Aku membuat pancake, apakah kau mau juga?”

Dia menganggukkan kepalanya dan aku menuntunnya ke dapur. Sebelum aku kembali untuk membuat sarapan, dia menghentikanku, membuatku menatap wajahnya.

“Kita belum berkenalan secara formal, namaku Ethan.” Katanya dan mengambil punggung tanganku untuk meciumnya.

Aku merasakan pipiku memerah dibuatnya. Aku tidak terbiasa menerima atensi dan perlakuan seperti ini dari lelaki. Akulah yang biasa melakukannya. Haha, dasar adik perempuan yang membosankan dan tidak menarik.

“Na-namaku Ava.” Balasku dengan terbata-bata.

“Aku sudah tahu, cantik.” Katanya dan mengedipkan sebelah matanya saat duduk di meja dapur.

Aku tertawa canggung, sebab aku tidak tahu harus apa. Energi maskulin pria ini sangat mencolok dan tertuju padaku. Aku tidak pernah mendapatkannya. Ini sangat baru bagiku.

“Jadi, Ethan, tanpa nama keluarga...apa yang kamu lakukan di pemakaman ayahku?” Tanyaku sembari menaruh secangkir kopi sebelum menyajikannya sepiring pancake.

Aku mengambil piring dan cangkirku lalu duduk di sampingnya. Dia tertawa kecil saat melihatku.

“Ada sebuah ancaman yang telah dilaporkan, dan karena ayahmu meninggal karena ancamanmu, atasanku ingin agar kami mengawasi. Jaga-jaga apabila orang yang sama mencoba untuk mengganggu keluarga yang berduka.” Jelasnya lalu menggigit pancake.

“Oh, jadi kamu polisi? Aku tidak pernah melihatmu sebelumnya dan aku hampir kenal semua orang.”

“Iya, aku polisi. Aku baru pindah ke sini beberapa bulan yang lalu. Aku sangat tenggelam dalam pekerjaan jadi tidak ada waktu untuk bersosialisasi.” Jawabnya setelah menelan pancake.

Aku tersenyum padanya, “Yah, kamu bisa menganggapku sebagai salah satu temanmu. Aku bertanya-tanya bagaimana caranya untuk menemukanmu pagi ini, barusan.”

“Untuk apa?”

“Untuk berterima kasih karena sudah menyelamatkan nyawaku. Aku tidak ingat apa-apa, tetapi aku ingat kamu menekan lukaku dan berteriak untuk ambulans.”

Aku juga ingat bagaimana dia berlari ke arahku. Aku sebenarnya percaya, bahwa jika dia tidak mendorongku, pelurunya akan menembak tepat di jantungku. Aku berhutang nyawa kepadanya.

“Aku hanya melakukan pekerjaanku. Selain itu, tidak setiap hari aku bisa merengkuh wanita cantik di pelukanku, meskipun dia pingsan karena melihat darahnya sendiri.” Dia menggodaku sambil tersenyum.

Aku merasakan darah menjalari pipiku. Aku tertawa, mencoba menyembunyikan rasa maluku. Dari cara dia berperilaku, aku tahu dia adalah orang yang menarik. Sudah kulihat dari senyum dan kedipannya. Dia juga bagai angin segar. Sesuatu yang tidak kudapatkan selama aku hidup selama ini.

“Lalu, apa yang membawamu ke rumahku dan bagaimana kamu tahu di mana aku tinggal?”

“Ingat, aku polisi. Sangatlah mudah untuk menemukanmu. Lalu, untuk mengapa aku berada di sini. Aku ingin memastikan kamu baik-baik saja. Aku tidak bisa menemanimu kemarin sebab aku disuruh kembali untuk melapor. Aku kembali ke rumah sakit dan diberitahu kamu sudah pulang. Aku berpikir, tidak sopan bertamu malam-malam ke rumahmu.”

Aku terpesona jujur saja. Orang asing ini menunjukkan perhatiandan welas asihnya lebih dari orang di sekitarku yang sudah kukenal seumur hidupku. Terkecuali Noah, tentu saja. Aku tidak tahu apa yang harus kulakukan, sebab aku tidak terbiasa akan itu,

“Terima kasih.” Aku mengatakannya pelan, tenggorokanku tercekat.

Dia menatapku secara asing, tetapi aku mengacuhkannya dan mengubah topik.

Dari situ, kami berbicara dan makan. Ini aneh sebab aku sangat nyaman di sekitarnya, meskipun dia orang asik. Aku tidak ingat bisa serileks ini di sekitar orang lain kecuali Noah.

Sekitar empat puluh menit kemudian dia pergi. Kami bertukar nomor, tetapi aku tidak yakin dia akan menelepon atau mengirimiku pesan meskipun pembicaraan kami lancer. Aku bukanlah tipe wanita yang akan mendapat balasan dari pria atau diajak untuk bertemu di kesempatan kedua.

Aku sedang membersihkan piring kami ketika ada ketukan lagi. Noah belum bangun dan aku tidak mau membangunkannya.

“Apakah kamu melupakan sesuatu?” Kataku saat membuka pintu.

Kesenanganku sirna saat aku menyadari bahwa itu adalah Rowan, bukan Ethan. Melihat wajahnya kembali mendatangkan sakit hati. Mengingat bagaimana dia menelantarkanku untuk menyelamatkan Emma-nya yang berharga membuatku merasakan pahit di indera pengecapku.

Aku tahu bahwa aku tidak berarti baginya. Hari kemarin menunjukkan perlakuannya yang tidak menyukai dan ingin aku agar pergi lagi. Aku membuang rasa sakitku. Menguncinya dengan seluruh cintaku baginya di dalam bagian jiwaku yang terdalam dan tergelap.

Rowan sudah mati untukku dan aku tidak boleh mencintai pria yang sudah mati.
Comments (7)
goodnovel comment avatar
Yati Syahira
yes ava akhirnya move on dari rowan semangat ava semoga dpt yg terbaik
goodnovel comment avatar
princess dew
Semoga Ava jadian ama Ethan. pokoknya Ava ngga boleh balikan ama Rowan. Ava harus sayang ama dirinya sendiri dan berhak dicintai oleh laki² yang lebih baik dan bertanggungjawab.
goodnovel comment avatar
eva
sedih bgt part ini, sangat menyentuh
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • PENYESALAN MANTAN SUAMI   Bab 8

    Rowan Aku melihatnya ketika kesenangan di wajahnya sirna. Ketika kehangatan di wajahnya yang berlangsung beberapa detik lalu berubah menjadi datar, membuatku merasa dingin.“Apa yang kamu lakukan di sini?” Tanya Ava dengan nada monoton dan aku memasuki rumahnya.Dia seperti berbicara pada orang asing. Seperti aku bukan siapa-siapa kecuali sebutir debu dan tidak lebih. Aku menatapnya, tidak bisa berkata apa-apa. Aku tinggal bersama wanita ini hampir satu decade dan sekarang aku kehilangan kata-kata.Aku melihat lengannya yang masih digipsum. Aku datang untuk memeriksanya dan menjemput Noah. Hari ini akhir pekan dan waktuku untuk bersamanya.Mengingat pria yang kuliat pergi dari rumahnya tadi, alisku bertaut. Pasti dia yang membuatnya tersenyum. Sadar akan kenyataan ini, rahangku menegang.“Apa yang dia lakukan di sini?” Aku bertanya balik sambil menyembunyikan amarah tidak wajar yang kurasakan.Aku tahu bahwa pria itu polisi dan sudah menyelamatkannya, tetapi dia melewati batas. Aku ti

  • PENYESALAN MANTAN SUAMI   Bab 9

    “Apa yang ingin aku katakan untukmu? Kamu tahu aku tidak pernah berbohong padamu. Kamu tahu kalau aku selalu mencintainya.”Dia melempar handuk dapur ke meja dengan marah, “Jadi itu tidak menghentikanmu untuk menggunakan tubuhku? Astaga, aku membencimu. Aku tidak tahu apa yang kulihat darimu sejak awal. Aku tidak tahu mengapa aku membuang banyak waktu dan energi untukmu.Aku menggertakkan gigiku mendengarnya. Kata-katanya membuatku naik darah. Ya, kami memang tidur bersama selama pernikahan kami, tetapi hanya itu. Aku hanya menepati janji, dan meskipun aku tidak mencintainya, aku tidak ingkar janji dengan selingkuh darinya.“Aku tidak di sini untuk membicarakan masa lalu. Aku di sini untuk menjemput Noah.” Kataku, merubah topik.Sangat melelahkan berbicara memutar-mutar. Aku harus berbicara mengapa aku di sini lalu pergi sebelum aku mengatakan atau melakukan sesuatu yang akan kusesali nanti.Nama Noah mengambil perhatiannya. Dia tidak menyerang kembali. Dia membuka satu laci dan mengel

  • PENYESALAN MANTAN SUAMI   Bab 10

    Ava“Aku masih tidak mengerti mengapa aku harus pergi. Mengapa aku tidak bisa tinggal bersama Ibu?” Noah mengeluh. Keningnya berkerut di wajah tampannya.Dia sudah lelah dengan semua ini setelah aku bilang padanya dia akan pergi bersama Kakek Neneknya. Awalnya dia sangat antusias, tetapi akhirnya sedih ketika sadar, kami berdua tidak akan menemaninya.Sekolahnya mengerti akan situasinya. Gurunya setuju untuk mengirim materi ajar ke Ibu, agar dia tidak tertinggal terlalu jauh.“Sudah Ibu bilang padamu sayang, ini seperti liburan khusus untuk Kakek-Nenek dan cucu. Hanya untukmu dan mereka.”Setelah berbicara kepada kapolri, dia meyakinkan bahwa mereka akan dikirim ke pulau yang aman.“Kamu akan pergi ke Pantai. Bukankah kamu memohon-mohon pada kami untuk mengajakmu berlibur?” Kataku sambil tersenyum nakal.Kata ‘pantai’ segera menarik perhatiannya. Seluruh keluhan yang dia rasakan, sekarang sirna.Noah benar-benar terobsesi kepada pantai. Dia sangat menyukai pantai, sampai dia pernah men

  • PENYESALAN MANTAN SUAMI   Bab 11

    Dia melangkah mendekat kepadaku. Matanya menyalang dan cuping hidungnya mengembang dan mengempis. Aku tetap di tempatku. Menolak membiarkan dia mengintimidasiku.“Aku tidak akan pergi. Sekarang batalkan pesanan taksimu dan duduklah di mobilku.” Geramnya dan menggertakkan gigi. Aku melihat kilatan amarah dalam sorot matanya.Kemarahanku mulai naik dan aku mengepalkan tanganku. Biasanya aku akan menahan diri sebab aku tidak mau membuatnya marah, tetapi aku sudah tidak peduli.“Dasar manusia arogan. Kamu pikir siapa dirimu ini, hm? Aku bukanlah seekor anjing yang akan patuh jika kamu perintah.” Suaraku mulai meninggi. Aku benar-benar tersinggung.Aku membiarkannya mendikteku selama bertahun-tahun ini. Aku diam karena aku tidak ingin merusak apa yang kupikir kami punya. Namun, apa hasilnya? Apa hasil dari menahan diri ini bagiku? Tidak ada. Hanya sakit hati dan derita yang kudapat.“Ava...” Dia berkata dengan suara mengancam.“Apakah kalian berdua bertengkar lagi?” Suara Noah memotong perk

  • PENYESALAN MANTAN SUAMI   Bab 12

    “Ibumu yang bertanya, bukankah kamu belum berbicara dengannya belakangan ini?”Aku menggeram sebal, “Kamu terlalu cerewet dan lama-lama membuatku sebal, Rowan. Bisakah kamu mengacuhkanku dan menganggapku tidak ada, seperti yang biasanya kamu lakukan?”Cengramannya pada setirnya mengencang. Aku melihat rahangnya menegang. Dia turut merasakan amarah. Mungkin karena aku sudah tidak lagi berlaku seperti domba lemah yang seperti biasanya dia hadapi. Situasi telah terbalik dan dia sangat tidak menyukainya.Aku selalu memaksakan diriku untuk membuatnya senang. Mencoba untuk menjadi apa yang diinginkan olehnya. Mencoba untuk menjadi Emma. Kulakukan apa pun agar aku menjadi istri yang akan dia cintai. Sekarang, aku sudah bermetamorfosis dan dia tidak suka aku tidak bisa lagi diperintah layaknya seekor anjing. Aku tersenyum penuh kemenangan. Membuatnya marah membuatku bersorak di dalam sana.Dari situ, sepanjang perjalanan diisi dengan diam. Masing-masing dari kami duduk diam di bangku kami, sed

  • PENYESALAN MANTAN SUAMI   Bab 13

    Seminggu telah berlalu sejak Noah pergi dan hidupku terasa hambar tanpanya. Ini waktu terlama aku terpisah darinya dan aku malu mengakui bahwa aku tidak bisa menanganinya dengan baik.Noah itu bagaikan jangkar hidupku, tanpanya aku merasa hilang. Seakan aku mengarungi kehidupan di laut lepas dengan potongan kayu kapal. Setiap hari aku sangat menunggu teleponnya, sebab itulah yang membuatku tenang. Telepon dan suaranya membuatku waras.Aku belum mendengar sepatah kata pun dari Rowan sejak kami bertemu di bandara. Bagian kecil hatiku masih merindukannya, tetapi aku tahu ini untuk yang terbaik. Tidak ada masa depan di antara kami dan aku tidak bisa hidup bersama pria yang tidak mencintaiku.Sejauh ini, semuanya berjalan dengan penuh keheningan. Bukan karena orang-orang tetap berkirim kabar denganku atau yang lain. Tetapi karena tidak ada insiden penembakan atau orang yang meninggal lagi, jadi bisa dibilang pelakunya sedang bersembunyi.Tiba-tiba aku menabrak seseorang, membuat lamunanku s

  • PENYESALAN MANTAN SUAMI   Bab 14

    Kami tetap berdiri di sana setelah itu. Aku menyangga tubuhku dengan bertumpu pada sebelah kaki, dan sebelahnya aku istirahatkan, merasa canggung. Dia menatapku, manik cokelatnya seolah merasuk dalam jiwaku. Aku mengalihkan pandanganku untuk menghindarinya.“Ethan!” Seseorang memanggil namanya. Aku berbalik badan dan mendapati seorang polisi memanggilnya.“Iya!” Ethan berteriak sebelum kembali padaku, “Senang bertemu denganmu, cantik. Akan kutemui kamu lagi, oke?”“Baik,” gumamku.Dengan itu, dia memberiku pelukan yang tidak kusangka sebelumnya, lalu berjalan menjauh. Aku tertinggal, mencerna apa yang sudah terjadi. Aku menggelengkan kepalaku, mencoba menghilangkan kebingunganku setelah beberapa saat dan mulai melangkah. Aku harus membeli bahan makanan dan kebetulan tokonya tidak jauh dari sekolah, jadi aku memutuskan untuk jalan.Gipsum di lenganku telah dilepas, dan meskipun pundakku masih nyeri dan kadang terasa sakit, pundakku masih berfungsi. Aku memikirkan apa saja yang harus ku

  • PENYESALAN MANTAN SUAMI   Bab 15

    “Jadi, bagaimana harimu sayang?” Tanyaku kepada Noah Ponselku kusangga di antara pundak serta telingaku. Aku mencoba untuk memaksimalkan kesempatan berbicara dengannya sambil bersih-bersih. Bukan hal mudah, tetapi setidaknya pundakku sudah terasa lebih enak. “Luar biasa!” Kudengar teriakannya di telepon, hampir saja memecahkan gendang telingaku. “Kami baru saja makan es krim, lalu akan ke perosotan. Di sini ada perosotan yang menuju langsung ke pantai.”Rasa antusiasnya membuatku senang. Kebahagiaannya adalah kebahagiaanku. Melihatnya aman dan bahagia sudah cukup bagiku.“Baguslah sayang. Benar, ‘kan kata Ibu. Kamu akan mengalami banyak hal menyenangkan.”Aku sudah selesai bersih-bersih lalu duduk di sofa. Sebaiknya aku menyelesaikan pembicaraanku dengannya terlebih dahulu.“Bagaimana dengan Ibu? Bagaimana akhir pekan Ibu?”Apa yang bisa kukatakan? Akhir pekanku begitu membosankan. Anakku yang berusia delapan tahun sedang melakukan hal yang lebih menyenangkan dariku. Aku tidak ada te

Latest chapter

  • PENYESALAN MANTAN SUAMI   Bab 520

    Gabriel.Kami melihat Ayah kami pergi, langsung menuju ke arah Ibu kami. Menurutnya, kami membosankan, jadi dia memilih Ibu kami, yang katanya lebih menyenangkan daripada kami.Begitu dia berada di luar jangkauan pendengaran, Travis berbalik ke arah kami dengan alis mengernyit.“Aku tidak mengerti kenapa dia ada di sini,” gerutu Travis sambil menatap tajam Reaper.“Ada masalah?” tanya Reaper. Meskipun nadanya tenang, tidak dipungkiri auranya diselimuti oleh aura berbahaya. Tatapan matanya yang berkilat, meskipun terlihat tenang dan terkendali, sudah cukup jadi peringatan bahwa tidak seorang pun seharusnya macam-macam dengannya. Dia adalah ancaman yang nyata, tapi sahabatku terlalu bodoh untuk menyadari itu. Untuk menyadari bahwa Reaper bukan orang lemah, meskipun sekarang dia tampak tidak berbahaya.“Ya, aku punya masalah!” Travis menggeram. “Kamu membunuh ayahku, dan berani-beraninya kamu kemari?”“Aku di sini bersama tunanganku. Apapun masalahmu itu, selesaikanlah sendiri.”Rowan da

  • PENYESALAN MANTAN SUAMI   Bab 519

    Aku punya salah satu produk mereka, dan merupakan produk kesukaanku. Yah, dulunya, sebab aku tidak lagi menggunakannya sekarang saat bersama dengan Gabriel. Ah, kalian pasti tidak akan menyadari perbedaan saat memakainya. Rasanya seperti kelamin pria sungguhan. Mereka punya alat lain, tapi dildo merekalah yang kesukaanku. “Yah, butuh banyak riset, dan kami semua berperan. Sungguh menyenangkan meneliti dan bereksperimen,” imbuh Ava dengan senyumannya.“Karena kamu menyukai produk kami,” ujar Ruby sambil tersenyum miring. “Bagaimana kalau kamu jadi mitra?”Aku mengerutkan kening sambil memikirkan tawarannya. “Aku tidak tahu. Gabriel sudah mengembalikan perusahaan keluargaku. Bukankah terlibat dengan perusahaan alat bantu seks bisa merusak citranya? Kamu tahu betapa angkuhnya orang-orang bisa jadi.”“Jangan khawatir,” Ava menenangkan. “Kami semua semacam mitra diam. Kami punya CEO dan wakilnya, tapi mereka hanya menjadi wajah perusahaan. Kami yang menjalankan semuanya, tentu dengan bant

  • PENYESALAN MANTAN SUAMI   Bab 518

    “Ro!” seru Ava. “Dia akan tetap polos dan suci sampai rambutnya memutih nanti. Akhir dari cerita.” Setelah itu, dia berjalan menjauh sambil menghentakkan kakinya. Pemikiran bahwa Liliana akan berhubungan badan suatu hari nanti jelas mengganggunya. Ava menoleh ke arahku. “Aku tidak mengerti! Bagaimana bisa pemikiran bahwa Liliana berhubungan badan begitu mengganggunya, padahal kita juga melakukan hal yang sama sepanjang waktu? Aku juga putri orang lain, dan dia masih meniduriku!”Aku terkekeh sambil mengusap lengannya dengan lembut untuk menghiburnya. “Jangan khawatir, aku rasa semua pria sama saja jika menyangkut putri mereka. Gabriel mengatakan hal yang hampir sama tentang Lilly ... Ethan juga akan bereaksi serupa, begitu pula Reaper kalau mereka punya anak perempuan. Ayahku dulu sering bilang bahwa dia tidak akan pernah mengizinkan anak laki-laki mendekatiku, dan aku yakin kalau kamu tanya ayahmu, dia pasti berpikir hal yang sama saat kamu lahir. Bahkan, aku tahu dia mungkin benci

  • PENYESALAN MANTAN SUAMI   Bab 517

    Hana. Aku memandang sekitar, mencoba untuk memastikan segalanya sudah sempurna. Kami sudah berada di rumah kami yang baru hari ini, dan kami memutuskan untuk menghelat pesta peresmian bagi rumah baru kami. Bukan pesta besar, kami hanya akan mengundang teman dekat dan keluarga. “Apakah semuanya sudah siap?” tanyaku pada koki. Koki itu terpesona akan rumah ini dan jatuh cinta pada dapur ini. Seperti yang kukatakan sebelumnya, dapur kami ini mimpi bagi setiap koki. Kalau bukan karena dia harus pulang ke rumah untuk keluarganya, aku bersumpah bahwa dia pasti akan tidur di sini. Maksudku di dapur, bukan di rumah ini. “Ya,” jawabnya sambil tersenyum. Matanya berbinar akan kebahagiaan dan keantusiasan. “Semuanya sudah siap.”Seperti yang sudah kukatakan, pestanya tidaklah besar. Hanya akan ada orang tuanya Gabriel, Rowan dan Ava, Travis dan Ruby, Calista dan Reapeer, Noah, Liliana, Guntur, dan Shella. Bel pintu berbunyi, dan aku meninggalkan dapur untuk membukanya. Lilly masih bersiap-si

  • PENYESALAN MANTAN SUAMI   Bab 516

    Aku melipat tanganku di atas meja dapur. Aku tidak tahu apa yang harus kulakukan atau berkata apa setelahnya. “Bagaimana rasanya?” tanyaku setelah beberapa saat. “Aku tidak tahu. Aku berbicara pada Noah dan dia berkata padaku bahwa dia juga meminta maaf padanya karena sudah mencoba menghalangi hubungan Paman Rowan dan Tante Ava.”Wow. Aku terkejut mendengarnya. Sepertinya, Emma sudah mencoba untuk meminta maaf pada yang telah disakitinya, termasuk anak-anak yang biasanya diremehkan oleh orang lain. “Dia juga meminta maaf padaku, beberapa minggu yang lalu,” ujarku. “Lalu, bagaimana rasanya?”“Oh, apakah kamu sedang berperan jadi orang tua?” ujarku sambil tertawa kecil. “Tapi, kita sedang tidak membicarakan diriku. Kamulah yang Ayah khawatirkan.”Dia menghela nafas. “Aku tidak tahu. Aku masih marah padanya dan merasa sakit. Dadaku sesak saat memikirkan bagaimana sakitnya dulu saat dia tidak mau berurusan denganku.”“Ayah mengerti itu, anakku. Kamu juga berhak untuk marah. Tidak ada y

  • PENYESALAN MANTAN SUAMI   Bab 515

    Calvin. Aku melihat video yang dikirimkan Anjani padaku dan tertawa perlahan saat melihat seberapa lucunya itu. Dia mengirimkanku video hewan lucu secara acak, sebab dia tahu bahwa video ini akan membuatku tertawa. Tidak satu hari pun terlewatkan tanpa dirinya yang mengirim satu atau dua video. Kalau boleh jujur, aku mendambakan untuk melihatnya dari percakapan kami. Segalanya di antara kami sempurna. Di luar Emma, aku belum pernah seserius ini soal wanita sebelumnya. Memang, aku sudah mencoba untuk melupakaannya ketika aku masuk kuliah, tapi yang kulakukan hanyalah sekedar tidur dengan wanita secara asal, alih-alih melupakan Emma. Jangan lihat aku seperti itu. Semua gadis yang kutiduri sebelum Emma tahu batasan. Mereka tahu bahwa tidak akan ada apa-apa di antara kami, hanya kesenangan semata. Aku sudah membuatnya begitu jelas sebelum tidur bersama mereka. Mereka mengerti dan menerimanya. Hidup sungguh simpel sampai Emma dan aku kembali bertemu. Setelah kali pertama aku tidur denga

  • PENYESALAN MANTAN SUAMI   Bab 514

    “Apa yang kamu rasakan saat melihat Guntur?” tanya Mia. Seperti biasa, matanya begitu ajaib. Menatapku seolah dia bisa melihat sampai menembus jiwaku. Karena aku sudah kembali bekerja, kami harus memindahkan jadwal untuk menyesuaikan jadwal baruku. Kebanyakan sesiku sekarang dijadwalkan antara pukul empat tiga puluh dan enam sore. Aku sudah tahu jawabannya. Aku tidak perlu memikirkannya. Tapi, saat memikirkan hari itu, air mata langsung membanjiri mataku. “Menyayat hati,” lirihku. Aku merasa bahwa perasaanku dipaksa untuk ditarik keluar dari dalam diriku. Ditarik keluar dari sisi terdalam jiwaku. Aku mencoba untuk menahan isakan yang akan lepas, tapi percuma saja. Aku menangis begitu keras sampai aku kesulitan untuk bernafas. “Bagaimana bisa?” tanya Mia sambil mengulurkanku tisu. Aku menerima tisu itu dan menyeka air mata yang membanjiri wajahku. Tapi percuma saja, sebab air mata itu terus mengalir layaknya air terjun. Aku merasa marah pada air mata itu sebab mereka terus berjatu

  • PENYESALAN MANTAN SUAMI   Bab 513

    Guntur tiba-tiba muncul dari gerbang kecil yang tidak kusadari sebelumnya. Dirinya membeku ketika pandangannya jatuh ke arahku. Seorang anak kecil tidak pernah membuatku segugup ini. Aku sedikit limbung saat matanya yang tajam, yang mana sama seperti milikku, menatapku dengan tajam.“Apa yang kamu lakukan di sini?” Dia menggeram dengan alisnya dikernyitkan dan tangannya yang mengepal di sisi tubuhnya. Aku merinding akan tatapan tajamnya yang begitu dipenuhi oleh amarah dan kepahitan. Aku membuka mulutku, tapi tidak sepatah kata pun keluar dari sana. Jantungku berdegup kencang, dan kusadari aku kesulitan untuk bernafas, sebab aku merasa seolah akan tercekik. “G ... Guntur.” Akhirnya aku bisa memanggil namanya, namun perkataanku menjadi terbata-bata saat kusadari aku kesulitan untuk berbicara lancar dengannya. Kedua alisnya terangkat dan rahangnya menegang. Saat melihat dirinya yang melihat diriku dengan penuh kepahitan, membuatku tersadar seberapa banyak lara yang kudera padanya. Be

  • PENYESALAN MANTAN SUAMI   Bab 512

    Emma. Aku berjalan keluar dari mobilku dengan merasa lelah dan seakan energiku terserap habis. Sepatu heels-ku sungguh membunuhku sampai-sampai aku tidak sabar untuk melepasnya dan ambruk di sofa atau tempat tidurku. Hari ini merupakan hari pertama di pekerjaanku. Biar kuberi tahu kalian semua, hari ini sungguh melelahkan. Aku sudah lupa seperti apa beban kerja seorang pengacara. Melupakan seberapa melelahkannya itu. Selama berjam-jam, kalian akan berdiri atau duduk di kursi dan tenggelam dalam tumpukan dokumen yang harus ditelisik.Kebanyakan waktu kuhabiskan dengan meneliti kasus klienku, berikut dengan bukti-buktinya, dan ketika aku sudah selesai, aku merasa seolah aku akan kehilangan kewarasanku. Seolah aku akan menjadi gila.  Di luar dari seberapa melelahkannya hari pertamaku, kembali bekerja membuatku dipenuhi oleh suatu energi yang entah mengapa tidak bisa kujelaskan. Untuk kali pertama dalam dua tahun ini, aku merasa hidup. Aku merasa seperti lahir kembali. Aku merasa bebera

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status