Share

PENYESALAN MANTAN SUAMI
PENYESALAN MANTAN SUAMI
Author: Evelyn

Bab 1

Author: Evelyn
last update Huling Na-update: 2024-10-29 19:42:56
Aku keluar dari mobilku dan berjalan perlahan ke arah mansion dengan kedua tangan yang gemetar dan keringat yang mengalir di sekujur tubuhku.

Aku masih tidak percaya bahwa ini semua telah terjadi. Bahwa aku akhirnya bercerai dari lelaki itu. Buktinya ada di dalam tasku. Aku di sini untuk memberikan surat terakhir padanya dan menjemput Noah.

Aku mendengar suara yang terdengar samar-samar begitu memasuki rumah, lalu menghentikan langkahku begitu dekat dengan dapur.

Sekarang aku dapat mendengar suara itu dengan jelas dan apa yang kudengar membuatku terpaku.

Noah bertanya pada ayahnya, “Aku masih tidak mengerti mengapa Ayah tidak bisa tinggal bersamaku dan Ibu?”

Aku mengepalkan tanganku yang bergetar ke arah dadaku. Hatiku hancur mendengar kesedihan dalam suaranya. Aku rela melakukan apa pun baginya, tapi perceraian ini harus tetap dilakukan.

Pernikahan kami merupakan sebuah kesalahan. Segalanya tentang kami merupakan kesalahan. Butuh beberapa waktu bagiku untuk menyadarinya.

“Kau tahu mengapa kami tidak lagi bersama, Noah.” Suaranya melembut saat menjawab pertanyaan Noah.

Aneh. Tidak pernah sekali pun dia berbicara lembut padauk selama pernikahan kami. Suaranya selalu terdengar dingin, datar, dan tanpa emosi.

“Namun, mengapa?”

Dia bergumam, “Hal ini sudah terjadi.”

Aku bisa membayangkan wajahnya mengerut karena mencoba memberi pengertian pada Noah agar dia tidak bertanya pertanyaan lagi. Tetapi Noah adalah anakku. Rasa penasaran dan keinginan untuk menginvestigasi secara menyeluruh mengalir pada darahnya.

“Tidakkah Ayah mencintainya?”

Nafasku berhenti sejenak pada pertanyaan tulus yang simple itu. Aku mundur dan bersandar pada tembok. Aku menunggu jawabannya dengan jantung berdebar.

Aku tahu jawabannya. Aku tahu pasti akan itu. Semua orang, kecuali Noah mungkin saja tahu pertanyaan itu.

Dia sebenarnya tidak mencintaiku. Tidak pernah dan tidak akan pernah. Hal itu sudah sangatlah jelas. Walau begitu, aku tetap ingin mendengar jawabannya. Akankah dia menjawab jujur atau berbohong padanya?

Dia menelan ludah, untuk mengulur waktu. “Noah…”

“Ayah, apakah Ayah mencintai Ibu atau tidak?” Noah bertanya lagi dengan tegas.

Aku mendengarnya membuang nafas kekalahan sebelum akhirnya berkata, “Aku mencintainya karena telah melahirkanmu,”

Itu sama sekali bukan sebuah jawaban.

Aku memejamkan mataku untuk meredakan rasa sakit yang menjalar di sekujur tubuhku. Aku masih merasakan rasa sakit, bahkan setelah semua ini. Aku merasakan hatiku hancur lagi. Aku tidak tahu mengapa hati kecilku berharap bahwa jawabannya akan berbeda.

Dia tidak pernah mengucapkan ketiga kata itu padaku. Bahkan ketika kita menikah, ketika aku melahirkan Noah, selama bertahun-tahun pernikahan kami, ataupun ketika kami tidur bersama.

Dia menahan dirinya selama pernikahan kami. Aku memberikan semuanya bagi dia, tetapi dia tidak membalasnya kecuali dengan menorehkan derita dan sakit hati.

Kami menikah, tetapi di antara kami malah ada orang ketiga. Dia, aku, dan pujaan hatinya. Wanita yang dia tidak mau tinggalkan selama 9 tahun lamanya.

Air mata mulai memenuhi pelupuk mataku, tetapi aku segera mengusapnya. Aku sudah lelah menangis. Lelah mengejar pria yang tidak menginginkanku.

“Tidakkah ada yang mengajarimu bahwa mencuri dengar pembicaraan orang lain itu tidak sopan?”

Suara beratnya menginterupsi lamunanku. Aku menegapkan langkahku dan memasuki dapur.

Dia di sana, berdiri di dekat meja dapur. Mantan suamiku, Rowan Wijaya.

Mata abunya yang tajam seakan menusukku di tempat.

Pandanganku beralih pada putraku. Kebanggaan serta kebahagiaanku. Satu-satunya hal baik dalam hidupku. Wajahnya yang rupawan tentu saja merupakan genetik dari ayahnya. Dia mewarisi warna rambutku yang cokelat serta mata abunya yang tajam.

“Hai,” aku tersenyum kecil pada mereka.

“Hai Ibu,” Noah meletakkan roti isinya yang sudah setengah dimakan ke piring dan melompat dari duduknya. Dia berlari ke arahku dan memelukku, “Aku rindu Ibu.”

“Ibu juga merindukanmu, nak.” Aku mencium keningnya sebelum dia kembali untuk makanannya.

Aku berdiri di sana dengan merasa aneh. Tempat ini sempat menjadi rumahku, tetapi sekarang aku merasa asing dengan rumah ini. Seperti aku tidak berhak berada di sini.

Memang. Itulah kenyataanya.

Benar atau salah, Rowan membangun rumah ini dengan wanita itu yang mengisi pikirannya. Seisi rumah ini dibuat berdasarkan impian wanita itu, seluruhnya bahkan hingga warnanya.

Seharusnya itu menjadi peringatan bagiku bahwa dia tidak berencana untuk meninggalkannya. Bahwa dia tidak akan membalas cintaku padanya.

“Apa yang kamu lakukan di sini?” dia bertanya dengan nada kesal dan menatap pada jam tangannya. “Bukankah kamu telah berjanji untuk tidak mengganggu waktuku dengan Noah?”

“Aku tahu. Aku mendapat surat cerainya hari ini, jadi kupikir bisa kubawakan kopiannya padamu saat aku menjemput Noah.”

Wajahnya berubah menjadi dingin seperti es dan bibirnya membentuk garis datar. Setiap kali dia melihatku seperti ini, hati kecilku hancur. Aku telah mencintainya selama ini, tetapi semua itu tidak berarti baginya.

Dia secara terus-menerus mengancurkan hati dan jiwaku, tetapi aku tetap mencintainya. Aku bertahan dengan harapan semuanya akan berubah, tetapi nyatanya tidak.

Ketika kami menikah, aku berpikir akhirnya aku akan mendapatkan kasih sayang. Kasih sayang yang telah aku dambakan sejak aku masih kecil. Tetapi, aku salah. Pernikahanku berbalik menjadi sebuah mimpi buruk. Aku selalu bertarung dengan bayangan masa lalunya. Bayangan seorang wanita yang tidak akan pernah bisa aku gapai standarnya, tidak peduli seberapa banyak yang kucoba.

Aku mengusap dadaku. Mencoba untuk menenangkan rasa sakit yang menjalar di sana.

Percuma. Aku masih merasakan sakit bahkan saat kami telah berpisah selama berbulan-bulan.

Rowan mengencangkan otot rahangnya, “Noah, bisakah kamu naik ke kamarmu? Ayah dan Ibu perlu untuk membicarakan sesuatu.” Kata ‘ibu’ terselip dari bibirnya dengan penuh rasa Najis.

Noah melihat bergantian ke arah kami sebelum akhirnya mengangguk.

“Jangan bertengkar.” Katanya sebelum pergi.

Segera setelah Noah cukup jauh untuk mendengar pembicaraan kami, Rowan memukul meja menggunakan tinjunya dengan amarah. Manik abunya terasa dingin saat menatapku.

“Surat itu bisa kamu kirim ke kantorku. Tetapi, kamu malah mengganggu waktuku dengan putraku!” Setiap katanya keluar dengan nada penuh amarah. Tangannya mengepal dan dia terlihat siap untuk mengayunkannya padaku.

“Rowan...” Aku membuang nafas, tidak sanggup untuk menyelesaikan perkataanku.

“Sialan! Kamu membuat hidupku hancur sembilan tahun yang lalu, kamu melakukan hal yang sama saat meminta perceraian. Inikah caramu untuk menyakitiku? Memisahkanku dari putraku karena aku tidak bisa mencintaimu? Berita bagus, Ava. Aku sangat membencimu!”

Nafasnya memberat saat dia menyelesaikan perkataannya. Amarah yang keluar dari bibirnya seperti peluru yang menembusku. Aku bisa merasakannya menembus jantungku. Setiap katanya membuat hati rapuhku menjadi hancur.

“A-Aku...”

Apa yang bisa kau katakan ketika pria yang masih kau cintai berkata bahwa dia membencimu?

“Pergilah dari rumahku! Akan kuantar Noah padamu kalau jatah waktuku sudah habis,” dia memotong perkataanku.

Aku menaruh surat cerai di atas meja. Aku baru saja akan meminta maaf saat ponselku berdering. Kuambil ponselku dari tas dan melihat siapa yang menelepon.

Ibu.

Aku ingin mengacuhkannya, tetapi dia tidak pernah meneleponku kecuali untuk hal mendesak.

Kugeser layarku dan meletakkan ponselku di telingaku.

Aku membuang nafas, “Ibu...”

Dia tidak memberiku kesempatan untuk menyelesaikan perkataanku.

“Pergilah ke rumah sakit sekarang! Ayahmu tertembak!” Katanya sambil hampir histeris sebelum memutus sambungan telepon.

Ponselku terjatuh dari genggamanku. Aku terkejut.

“Ada apa?” Suaranya membuyarkan lamunanku.

Hatiku berdebar, kuambil ponselku yang jatuh, kemudian menjawabnya.

“Ayah tertembak.”
Mga Comments (2)
goodnovel comment avatar
Louisa Janis
laki-laki EGOIS
goodnovel comment avatar
Saman Ataullah
mantabs...tp bikin sedih
Tignan lahat ng Komento

Kaugnay na kabanata

  • PENYESALAN MANTAN SUAMI   Bab 2

    “Aku harus pergi, bisakah kamu menemani Noah? Aku tidak tahu berapa lama aku akan di rumah sakit.” Aku berkata dengan tergesa-gesa sembari mengambil tasku.“Tentu. Aku akan ke sana kalau ibuku datang ke rumah untuk menemani Noah.” Rowan menjawab, tetapi perkataannya tenggelam seiring aku merasakan telingaku berdenging.Tidak banyak yang bisa kupikirkan saat aku pamit pada putraku dan keluar dari rumah. Aku masuk ke dalam mobil dan mengendarainya ke arah rumah sakit. Memori masa kecil mulai membanjiri pikiranku.Aku tumbuh dengan minim kasih sayang. Aku adalah anak yang tidak dipedulikan oleh kedua orangtuaku. Anak kesayangan ayahku adalah kakak perempuanku, Emma. Dia selalu memanggilnya putri kecilnya. Putrinya. Lalu, anak kesayangan ibuku adalah kakak laki-lakiku, Travis. Dia adalah laki-laki yang tampan. Sedangkan aku, bukanlah anak kesayangan siapa-siapa. Aku hanyalah aku, Ava.Aku selalu merasa tidak diinginkan. Tidak diharapkan. Bukan hanya oleh orangtuaku, tetapi juga oleh saudar

  • PENYESALAN MANTAN SUAMI   Bab 3

    Aku duduk di kursi rumah sakit yang dingin sembari menghela nafas. Ibu masih menangis sesenggukkan dan tidak dapat ditenangkan. Hatiku hancur melihatnya. Aku mengerti, tidak mudah rasanya kehilangan pria yang kamu sayangi, apalagi dengan cara yang di luar bayanganmu.Fakta bahwa ayahku meninggal masih membuatku tercengang. Aku yakin dia dapat sembuh, tetapi yang terjadi adalah sebaliknya, dan aku tidak tahu apa yang harus aku rasakan sekarang.Kami tidak pernah bertatapan mata dan meskipun dia membenciku, aku mengasihinya. Bagaimanapun juga dia adalah ayahku, bagaimana aku bisa membencinya?“Apakah kamu baik-baik saja?” Rowan bertanya sambil duduk di sebelahku.Dia sampai sekitar satu jam yang lalu dan dia baru saja membuka suaranya sekarang. Aku tidak tahu apa yang harus aku lakukan dengan kekhawatiran yang dia tunjukkan. Bagaimanapun juga, dia tidak pernah memikirkan perasaanku sebelumnya.“Iya,” aku membalasnya.Aku belum menitikkan air mata setitik pun sejak kami mendengar kabar du

  • PENYESALAN MANTAN SUAMI   Bab 4

    Pernahkah kamu merasakan hatimu seakan dicincang? Itulah yang aku rasakan sekarang melihat mereka. Aku merasa hatiku seolah sedang dicincang menjadi potongan yang kecil-kecil.Jika aku bisa membuang hatiku jauh-jauh, aku akan melakukannya. Sebab derita yang menyayat padaku sakitnya tidak dapat digambarkan.Aku ingin lari menjauh, mengalihkan pandanganku, tetapi aku tidak bisa. Pandanganku terpaku kepada mereka yang tengah mempertunjukkan kasih sayang di depanku, dan tanganku ingin untuk memisahkan mereka yang merekat kuat.Aku melihat mereka melepaskan pelukannya. Mata Rowan meneduh saat melihat kekasih hidupnya. Aku melihatnya menangkup wajah Emma di tangannya, membawanya mendekat ke wajahnya. Tidak, dia tidak menciumnya, dia hanya menempelkan keningnya ke kening wanita itu.Dia terlihat damai, seperti akhirnya dia pulang ke rumah setelah beberapa waktu. Akhirnya dia merasa utuh.‘Aku merindukanmu’ Aku membaca gerak bibir Rowan.Aku tidak mau membayangkan apa yang akan terjadi di anta

  • PENYESALAN MANTAN SUAMI   Bab 5

    Hari itu bisa dibilang sebuah bencana. Matahari bersinar terang dan segalanya berjalan baik-baik saja saat aku sedang menyetir di jalan yang biasa aku lewati.Kapel terlihat ramai ketika kami sampai. Hampir semuanya datang untuk memberikan penghormatan terakhir.Aku berkeliling di tempat dan merasa senang, semuanya terlihat sempurna. Tidak ada yan membantuku untuk persiapan pemakaman. Akulah yang dibebankan untuk mengurusnya.Namun, aku tidak mengeluh. Kuanggap ini sebagai kesempatan untuk membayar kembali atas apa yang telah dia lakukan untukku. Bagamana pun juga, dia memberiku sandang, pangan, dan papan.Upacara akan dimulai dan semuanya sudah duduk. Aku memilih untuk duduk di tempat yang sepi. Rasanya aneh jika aku duduk dengan yang lain. Apalagi kalau aku duduk di sebelah Emma.“Ibu, mengapa kita tidak duduk di situ? Bukankah kita seharusnya duduk di dekat Nenek?” Tanya Noah sembari menunjuk ke tempat yang lain.Tentu saja kami menerima pandangan aneh dari yang lain, tetapi aku tid

  • PENYESALAN MANTAN SUAMI   Bab 6

    Rowan Ada sesuatu yang akan kamu rasakan ketika melihat mantan istrimu, Ibu dari anakmu, tertembak dan berdarah di atas tanah pemakaman yang dingin. Sesuatu yang tidak pernah aku kira akan kurasakan untuk Ava. Ketika aku melihat pria dengan pistol mengarah ke kami, aku benar-benar tidak berpikir. Aku tahu Noah aman bersama orangtuaku, jadi instingku mengambil alih dan berlari ke arah Emma. Aku rela mati untuknya, dan aku sudah siap untuk itu.Aku lega ketika para penembak lari setelah melihat polisi, tetapi kelegaanku sirna ketika salah satu dari anggota polisi berteriak untuk memanggil ambulans. Aku berbalik, penasaran siapa yang tertembak. Tidak kubayangkan Ava-lah yang tertembak, dan melihatnya seperti itu membuat kakiku melemas hingga aku jatuh berlutut.Semuanya berlangsung cepat. Ambulans datang setelah itu dan polisi itu tidak mau melepaskan Ava sampai dia yakin Ava aman di tangan dokter.Aku sangat tersinggung oleh kegigihannya tidak mau melepaskannya, dia istriku—maksudku ma

  • PENYESALAN MANTAN SUAMI   Bab 7

    AvaAku terbangun dengan punggung kaku dan lengan yang kram. Aku terbaring di ranjang bersama Noah sebab dia tidak mau meninggalkanku setelah kami menonton televisi. Aku tersenyum ketika aku mengingat Noah benar-benar melakukan apa yang dikatakannya, dia benar-benar serius akan mengurusku sepanjang malam.Dengan sedikit kesusahan, aku berhasil memindahkannya tanpa membangunkannya. Pukul menunjukkan sekitar pukul delapan pagi, dan aku harus menyiapkan sarapan sebelum dia bangun.Setelah menyelesaikan rutinitas pagiku, aku turun ke bawah. Aku berdiri di luar dapur untuk beberapa saat, berpikir bagaimana aku membuat sarapan dengan satu lengan saja.Saat aku bergerak untuk menyiapkan bahan untuk memasak pancake, ingatan kemarin membanjiri benakku. Semuanya terjadi seakan tidak nyata dan bagian dari diriku berpikir benarkah itu terjadi. Jika bukan karena pundakku diperban dan lenganku digipsum, aku akan berpikir semuanya hanyalah mimpi buruk.Ketika aku terbangun di rumah sakit setelah aku

  • PENYESALAN MANTAN SUAMI   Bab 8

    Rowan Aku melihatnya ketika kesenangan di wajahnya sirna. Ketika kehangatan di wajahnya yang berlangsung beberapa detik lalu berubah menjadi datar, membuatku merasa dingin.“Apa yang kamu lakukan di sini?” Tanya Ava dengan nada monoton dan aku memasuki rumahnya.Dia seperti berbicara pada orang asing. Seperti aku bukan siapa-siapa kecuali sebutir debu dan tidak lebih. Aku menatapnya, tidak bisa berkata apa-apa. Aku tinggal bersama wanita ini hampir satu decade dan sekarang aku kehilangan kata-kata.Aku melihat lengannya yang masih digipsum. Aku datang untuk memeriksanya dan menjemput Noah. Hari ini akhir pekan dan waktuku untuk bersamanya.Mengingat pria yang kuliat pergi dari rumahnya tadi, alisku bertaut. Pasti dia yang membuatnya tersenyum. Sadar akan kenyataan ini, rahangku menegang.“Apa yang dia lakukan di sini?” Aku bertanya balik sambil menyembunyikan amarah tidak wajar yang kurasakan.Aku tahu bahwa pria itu polisi dan sudah menyelamatkannya, tetapi dia melewati batas. Aku ti

  • PENYESALAN MANTAN SUAMI   Bab 9

    “Apa yang ingin aku katakan untukmu? Kamu tahu aku tidak pernah berbohong padamu. Kamu tahu kalau aku selalu mencintainya.”Dia melempar handuk dapur ke meja dengan marah, “Jadi itu tidak menghentikanmu untuk menggunakan tubuhku? Astaga, aku membencimu. Aku tidak tahu apa yang kulihat darimu sejak awal. Aku tidak tahu mengapa aku membuang banyak waktu dan energi untukmu.Aku menggertakkan gigiku mendengarnya. Kata-katanya membuatku naik darah. Ya, kami memang tidur bersama selama pernikahan kami, tetapi hanya itu. Aku hanya menepati janji, dan meskipun aku tidak mencintainya, aku tidak ingkar janji dengan selingkuh darinya.“Aku tidak di sini untuk membicarakan masa lalu. Aku di sini untuk menjemput Noah.” Kataku, merubah topik.Sangat melelahkan berbicara memutar-mutar. Aku harus berbicara mengapa aku di sini lalu pergi sebelum aku mengatakan atau melakukan sesuatu yang akan kusesali nanti.Nama Noah mengambil perhatiannya. Dia tidak menyerang kembali. Dia membuka satu laci dan mengel

Pinakabagong kabanata

  • PENYESALAN MANTAN SUAMI   Bab 400

    “Apa yang kamu lihat larut malam begini?” Suara berat dari belakang mengejutkanku.“Astaga, kamu membuatku kaget,” gumamku sambil berusaha menenangkan jantungku yang berdebar kencang. “Jangan pernah muncul diam-diam seperti itu lagi.”Gabriel berjalan mengelilingi meja dapur dan berdiri di sisi seberang. Begitu dia berdiri di situ dan aku melihatnya, tenggorokanku tiba-tiba terasa kering. Aku merasa kehausan, seolah-olah sudah lama tidak minum, dan menelan ludah pun menjadi masalah besar.Gabriel tidak mengenakan apa pun kecuali celana olahraga abu-abu yang menggantung rendah di pinggulnya. Pria ini seperti karya seni dengan tubuh Dewa Yunani. Bahunya yang lebar, perutnya yang berotot, dan garis “V” yang pasti membuat siapa pun tergila-gila.Ada jejak rambut gelap yang dimulai dari pusarnya dan menghilang ke dalam celananya. Seolah-olah itu menunjuk ke arah kejantanannya.Aku ingin memalingkan mata, tapi itu mustahil. Mataku menikmati pemandangan itu seolah-olah dia adalah satu-satunya

  • PENYESALAN MANTAN SUAMI   Bab 399

    GabrielAku masih bisa merasakan lembutnya kulitnya di bawah sentuhanku. Sesaat, aku ingin menggesekkan ibu jariku di persendian lengannya yang berdenyut.Versi baru dirinya ini menarik perhatian. Dia dipenuhi oleh semangat, dan sikap barunya adalah sesuatu yang bisa membuatku terobsesi. Aku suka wanita yang percaya diri, seksi, dan punya kepribadian berapi-api. Aku suka sekali ketika mereka melawan dan menantang balik.Dia telah bertransformasi menjadi tipe wanita seperti itu, dan ini membuatku tertarik. Dia tangguh dan tidak takut mengatakan padaku untuk pergi jauh. Kenapa aku tidak akan tertarik pada itu?Saat kami menikah, dia membosankan. Kepribadiannya yang hambar membuatnya tampak kusam di mataku. Tidak ada yang menarik darinya. Dia terlalu penurut, sementara aku menyukai wanita yang memiliki ‘cakar’. Dia melakukan segalanya untuk menyenangkan dan menarik perhatianku.Dia berusaha keras untuk membuatku tertarik padanya, tanpa menyadari bahwa hal itu justru membuatku semakin menj

  • PENYESALAN MANTAN SUAMI   Bab 398

    Hana“Apa maumu, Gabriel? Seperti yang kamu lihat, aku sedang tidak ingin bicara.” Aku bangkit dari lantai sambil menghapus air mataku.Kata-kata Lilly masih terngiang di kepalaku serta menyayat hatiku berulang kali. Aku mengusap rambutku untuk mencoba mengusir rasa sakit yang kurasakan. Aku tahu ini akan terjadi. Aku tahu dia mungkin tidak akan menerimanya dengan baik.Maksudku, bagaimana bisa seseorang menerimanya dengan baik ketika ibunya tiba-tiba mengungkapkan bahwa pria yang selama ini dianggapnya Ayah ternyata bukan ayahnya? Bahwa dia telah dibohongi dan tidak ada yang mau memberi tahu kebenarannya hingga keadaan memaksa. Aku mengerti perasaannya dan paham reaksinya. Aku hanya tidak tahu bagaimana menghadapi kata-katanya dan rasa sakit yang kulihat di matanya.“Dia tidak benar-benar bermaksud begitu,” ujar Gabriel sambil berjalan lebih dekat ke kamarku.Aku menatapnya tajam dan merasakan sesuatu yang buruk membuncah di dalam diriku. “Bagaimana kamu tahu? Kamu bahkan belum cukup

  • PENYESALAN MANTAN SUAMI   Bab 397

    HanaMinggu ini benar-benar kacau. Sejak kembali ke kota ini, rasanya aku terus-menerus berlarian menyelesaikan berbagai urusan tanpa sempat istirahat sedikit pun.Setidaknya Lilly sekarang merasa lebih nyaman. Gabriel menolak untuk mengirim kasurnya karena kasur di sini lebih nyaman, tapi dia setuju untuk mengirimkan seprai dan selimutnya. Itu sudah cukup membuat perubahan, dan sekarang dia bisa tidur nyenyak sepanjang malam.Gabriel … dari mana aku harus memulainya? Dia pulang ke rumah meskipun larut malam, tapi hanya sebatas itu. Kami saling menghindari dan mencoba hidup seperti tidak saling ada. Kurasa ini cara terbaik untuk kami. Ini akan mencegah Lilly melihat kami bertengkar terus-menerus.“Ibu, katanya ingin bicara denganku?” Suara Lilly menarikku dari lamunanku.Aku meletakkan pakaian yang sedang kulipat dan duduk di tempat tidur sebelum memberi isyarat padanya untuk melakukan hal yang sama. Dia melangkah mendekat dengan dahi berkerut dan duduk di sebelahku.Kami berada di kam

  • PENYESALAN MANTAN SUAMI   Bab 396

    Punggung wanita itu membelakangiku, begitu juga dengan Guntur. Aku tidak perlu mengkhawatirkan Calvin, sebab dia terlihat begitu tergila-gila dan mengarahkan perhatiannya pada setiap perkataan wanita itu dengan senyuman lembut di bibirnya.Lagi-lagi, perasaan tidak nyaman menyusupi diriku. Mengapa aku merasa aku tidak bisa bernafas? Kerongkonganku terasa tercekat melihatnya. Aku berfokus pada mereka. Aku tidak bisa mendengar apa yang mereka katakan karena mereka berjarak beberapa meja dariku, tapi kedamaian dan kebahagiaan di wajah Calvin sudah cukup untuk membuatku tahu apa yang tengah terjadi. Dia sedang berkencan dan Guntur ikut. Wanita itu bahkan tidak mempermasalahkannya, tapi tidak mungkin aku akan membiarkan wanita lain menggantikanku di kehidupan putraku. Aku tidak bisa melihat Guntur, tapi aku tahu, seperti dengan Calvin, dia senang bisa berada di sini. Calvin pasti akan langsung pergi dengan putra kami kalau dia merasa sebaliknya. Entah mengapa, aku tetap ada di sana meski

  • PENYESALAN MANTAN SUAMI   Bab 395

    Perkataan Merrisa terus terngiang di telingaku bahkan setelah kami makan. Kami sedang memakan hidangan penutup kami. Aku suka es krim, tapi hari ini aku tidak bisa menikmatinya. Tidak ketika dia sudah membuatku meragukan segala yang kuyakini selama beberapa tahun terakhir ini. “Kenapa kamu begitu diam?” tanyanya setelah menaruh milkshake-nya ke meja. “Apakah kamu memikirkan apa yang kukatakan padaku?”Kalimat terakhirnya dikatakannya sambil tersenyum miring sambil bersandar kembali di kursinya. “Tentu tidak,” bohongku. “Aku hanya penasaran caraku untuk membuat Calvin dan Guntur memaafkanku. Tidak peduli seberapa keras kupikirkan, sepertinya tidak ada jalannya.”Sebagai seorang pengacara, aku terbiasa untuk memandang segala hal dari seluruh sisi ketika aku membela klienku. Itulah yang membuat pekerjaanku begitu lancar. Aku membereskan segalanya dan bisa menangani seluruh hasilnya. Aku melakukan itu pada masalahku sekarang dan kuyakin tidak ada harapan. Aku mungkin tidak mencintai Cal

  • PENYESALAN MANTAN SUAMI   Bab 394

    “Kenapa aku harus membiarkanmu untuk meyakinkanku keluar makan siang?” keluhku sambil melihat pemandangan di depan kami. Sudah lama sekali sejak aku keluar dari rumah keluarga kami. Sepertinya terakhir kali aku keluar adalah saat aku menghadiri pernikahan Ava. Sejujurnya, aku bahkan terkejut bahwa dia mengundangku. Di antara semua orang, kupikir aku akan menjadi orang terakhir yang diinginkannya hadir di pernikahannya. “Sebab kamu harus keluar,” balas Merrisa sambil menarikku dari pemikiranku. “Aku biasanya keluar dari rumah, Merrisa,” ujarku untuk membela diriku. Dengusannya begitu membuatku kesal. “Pergi ke taman tidak terhitung keluar,” balasnya. “Sekarang, berhentilah mengeluh dan duduk serta nikmati. Kamu pasti akan menyukai ini, aku janji.”“Aku tidak yakin.”Setelah itu aku bersandar ke kursi dan menutup mataku. Benakku berkecamuk akan ribuan pemikiran di setiap menitnya. Aku tidak bisa mengendalikannya sama sekali. Setelah pembicaraanku dengan Merrisa di kamarku, benakku

  • PENYESALAN MANTAN SUAMI   Bab 393

    Emma. “Kamu harus keluar dari kamarmu, Emma. Kamu tidak bisa menghabiskan harimu di dalam sini.” Aku mendengar perkataan Ibu, tapi aku tidak menatapnya sebab mataku tetap terfokus pada drama sedih yang sedang kutonton. Aku duduk di ranjangku dengan masih memakai piyama dan beberapa cemilan yang berceceran di sekitar selimutku. Aku minum bermacam-macam minuman dan sekotak besar es krim, yang mana tengah menjadi adiksiku saat ini. Gorden kamarku tertutup dan menghalangi sinar matahari masuk sedari aku menutup gorden ini sejak beberapa bulan lalu. “Itulah yang sudah kucoba katakan padanya, tapi wanita itu tidak mau mendengarku!” dengus Merrisa. Aku bisa merasakan kata-katanya menusuk di hatiku, tapi aku sama sekali tidak mengindahkannya. Aku hanya mau sendirian untuk meresapi penderitaanku. Lagipula, akulah yang membawa penderitaan ini sendiri. “Apa yang akan Guntur katakan kalau dia melihatmu seperti itu? Kamu begitu berantakan, begitu juga dengan ruanganmu. Aku tidak tahu kapan ter

  • PENYESALAN MANTAN SUAMI   Bab 392

    Aku melihat Rowan begitu kami masuk. Sama seperti kembarannya, dia memakai jas hitam. Kami berjalan ke depan kapel saat pendeta berjalan masuk ke dalam.“Hai, Hana,” sapa Rowan dengan sopan dan menyambutku dengan senyumannya. Aku benar-benar terkejut. Dia sudah sangat berubah, dia tidak seperti Rowan yang kuingat. Sebelumnya, dia selalu terlihat dingin dan datar, seolah dia menganggap seluruh orang tidaklah penting. Tapi sekarang, dia terlihat hangat. Seolah kekelaman yang dulu menyelimutinya sudah sepenuhnya sirna. “H ... Hai,” balasku dengan terbata-bata. Aku penasaran apakah dia berhasil kembali bersama mantan pacarnya. Lagipula, semua orang tahu bahwa dia berubah setelah dia kehilangan dirinya dan terpaksa untuk menikahi Ava. Ah, pasti dia sudah kembali bersama mantan pacarnya. Dia begitu membenci Ava, jadi perubahan ini pastilah karena kakaknya Ava, Emma. “Bisa kita mulai sekarang?” sela si pendeta dan kami bertiga mengangguk. Aku berdiri di sebelah Gabriel dan Rowan berdiri

DMCA.com Protection Status