Share

PENYESALAN MANTAN SUAMI
PENYESALAN MANTAN SUAMI
Author: Evelyn

Bab 1

Author: Evelyn
Aku keluar dari mobilku dan berjalan perlahan ke arah mansion dengan kedua tangan yang gemetar dan keringat yang mengalir di sekujur tubuhku.

Aku masih tidak percaya bahwa ini semua telah terjadi. Bahwa aku akhirnya bercerai dari lelaki itu. Buktinya ada di dalam tasku. Aku di sini untuk memberikan surat terakhir padanya dan menjemput Noah.

Aku mendengar suara yang terdengar samar-samar begitu memasuki rumah, lalu menghentikan langkahku begitu dekat dengan dapur.

Sekarang aku dapat mendengar suara itu dengan jelas dan apa yang kudengar membuatku terpaku.

Noah bertanya pada ayahnya, “Aku masih tidak mengerti mengapa Ayah tidak bisa tinggal bersamaku dan Ibu?”

Aku mengepalkan tanganku yang bergetar ke arah dadaku. Hatiku hancur mendengar kesedihan dalam suaranya. Aku rela melakukan apa pun baginya, tapi perceraian ini harus tetap dilakukan.

Pernikahan kami merupakan sebuah kesalahan. Segalanya tentang kami merupakan kesalahan. Butuh beberapa waktu bagiku untuk menyadarinya.

“Kau tahu mengapa kami tidak lagi bersama, Noah.” Suaranya melembut saat menjawab pertanyaan Noah.

Aneh. Tidak pernah sekali pun dia berbicara lembut padauk selama pernikahan kami. Suaranya selalu terdengar dingin, datar, dan tanpa emosi.

“Namun, mengapa?”

Dia bergumam, “Hal ini sudah terjadi.”

Aku bisa membayangkan wajahnya mengerut karena mencoba memberi pengertian pada Noah agar dia tidak bertanya pertanyaan lagi. Tetapi Noah adalah anakku. Rasa penasaran dan keinginan untuk menginvestigasi secara menyeluruh mengalir pada darahnya.

“Tidakkah Ayah mencintainya?”

Nafasku berhenti sejenak pada pertanyaan tulus yang simple itu. Aku mundur dan bersandar pada tembok. Aku menunggu jawabannya dengan jantung berdebar.

Aku tahu jawabannya. Aku tahu pasti akan itu. Semua orang, kecuali Noah mungkin saja tahu pertanyaan itu.

Dia sebenarnya tidak mencintaiku. Tidak pernah dan tidak akan pernah. Hal itu sudah sangatlah jelas. Walau begitu, aku tetap ingin mendengar jawabannya. Akankah dia menjawab jujur atau berbohong padanya?

Dia menelan ludah, untuk mengulur waktu. “Noah…”

“Ayah, apakah Ayah mencintai Ibu atau tidak?” Noah bertanya lagi dengan tegas.

Aku mendengarnya membuang nafas kekalahan sebelum akhirnya berkata, “Aku mencintainya karena telah melahirkanmu,”

Itu sama sekali bukan sebuah jawaban.

Aku memejamkan mataku untuk meredakan rasa sakit yang menjalar di sekujur tubuhku. Aku masih merasakan rasa sakit, bahkan setelah semua ini. Aku merasakan hatiku hancur lagi. Aku tidak tahu mengapa hati kecilku berharap bahwa jawabannya akan berbeda.

Dia tidak pernah mengucapkan ketiga kata itu padaku. Bahkan ketika kita menikah, ketika aku melahirkan Noah, selama bertahun-tahun pernikahan kami, ataupun ketika kami tidur bersama.

Dia menahan dirinya selama pernikahan kami. Aku memberikan semuanya bagi dia, tetapi dia tidak membalasnya kecuali dengan menorehkan derita dan sakit hati.

Kami menikah, tetapi di antara kami malah ada orang ketiga. Dia, aku, dan pujaan hatinya. Wanita yang dia tidak mau tinggalkan selama 9 tahun lamanya.

Air mata mulai memenuhi pelupuk mataku, tetapi aku segera mengusapnya. Aku sudah lelah menangis. Lelah mengejar pria yang tidak menginginkanku.

“Tidakkah ada yang mengajarimu bahwa mencuri dengar pembicaraan orang lain itu tidak sopan?”

Suara beratnya menginterupsi lamunanku. Aku menegapkan langkahku dan memasuki dapur.

Dia di sana, berdiri di dekat meja dapur. Mantan suamiku, Rowan Wijaya.

Mata abunya yang tajam seakan menusukku di tempat.

Pandanganku beralih pada putraku. Kebanggaan serta kebahagiaanku. Satu-satunya hal baik dalam hidupku. Wajahnya yang rupawan tentu saja merupakan genetik dari ayahnya. Dia mewarisi warna rambutku yang cokelat serta mata abunya yang tajam.

“Hai,” aku tersenyum kecil pada mereka.

“Hai Ibu,” Noah meletakkan roti isinya yang sudah setengah dimakan ke piring dan melompat dari duduknya. Dia berlari ke arahku dan memelukku, “Aku rindu Ibu.”

“Ibu juga merindukanmu, nak.” Aku mencium keningnya sebelum dia kembali untuk makanannya.

Aku berdiri di sana dengan merasa aneh. Tempat ini sempat menjadi rumahku, tetapi sekarang aku merasa asing dengan rumah ini. Seperti aku tidak berhak berada di sini.

Memang. Itulah kenyataanya.

Benar atau salah, Rowan membangun rumah ini dengan wanita itu yang mengisi pikirannya. Seisi rumah ini dibuat berdasarkan impian wanita itu, seluruhnya bahkan hingga warnanya.

Seharusnya itu menjadi peringatan bagiku bahwa dia tidak berencana untuk meninggalkannya. Bahwa dia tidak akan membalas cintaku padanya.

“Apa yang kamu lakukan di sini?” dia bertanya dengan nada kesal dan menatap pada jam tangannya. “Bukankah kamu telah berjanji untuk tidak mengganggu waktuku dengan Noah?”

“Aku tahu. Aku mendapat surat cerainya hari ini, jadi kupikir bisa kubawakan kopiannya padamu saat aku menjemput Noah.”

Wajahnya berubah menjadi dingin seperti es dan bibirnya membentuk garis datar. Setiap kali dia melihatku seperti ini, hati kecilku hancur. Aku telah mencintainya selama ini, tetapi semua itu tidak berarti baginya.

Dia secara terus-menerus mengancurkan hati dan jiwaku, tetapi aku tetap mencintainya. Aku bertahan dengan harapan semuanya akan berubah, tetapi nyatanya tidak.

Ketika kami menikah, aku berpikir akhirnya aku akan mendapatkan kasih sayang. Kasih sayang yang telah aku dambakan sejak aku masih kecil. Tetapi, aku salah. Pernikahanku berbalik menjadi sebuah mimpi buruk. Aku selalu bertarung dengan bayangan masa lalunya. Bayangan seorang wanita yang tidak akan pernah bisa aku gapai standarnya, tidak peduli seberapa banyak yang kucoba.

Aku mengusap dadaku. Mencoba untuk menenangkan rasa sakit yang menjalar di sana.

Percuma. Aku masih merasakan sakit bahkan saat kami telah berpisah selama berbulan-bulan.

Rowan mengencangkan otot rahangnya, “Noah, bisakah kamu naik ke kamarmu? Ayah dan Ibu perlu untuk membicarakan sesuatu.” Kata ‘ibu’ terselip dari bibirnya dengan penuh rasa Najis.

Noah melihat bergantian ke arah kami sebelum akhirnya mengangguk.

“Jangan bertengkar.” Katanya sebelum pergi.

Segera setelah Noah cukup jauh untuk mendengar pembicaraan kami, Rowan memukul meja menggunakan tinjunya dengan amarah. Manik abunya terasa dingin saat menatapku.

“Surat itu bisa kamu kirim ke kantorku. Tetapi, kamu malah mengganggu waktuku dengan putraku!” Setiap katanya keluar dengan nada penuh amarah. Tangannya mengepal dan dia terlihat siap untuk mengayunkannya padaku.

“Rowan...” Aku membuang nafas, tidak sanggup untuk menyelesaikan perkataanku.

“Sialan! Kamu membuat hidupku hancur sembilan tahun yang lalu, kamu melakukan hal yang sama saat meminta perceraian. Inikah caramu untuk menyakitiku? Memisahkanku dari putraku karena aku tidak bisa mencintaimu? Berita bagus, Ava. Aku sangat membencimu!”

Nafasnya memberat saat dia menyelesaikan perkataannya. Amarah yang keluar dari bibirnya seperti peluru yang menembusku. Aku bisa merasakannya menembus jantungku. Setiap katanya membuat hati rapuhku menjadi hancur.

“A-Aku...”

Apa yang bisa kau katakan ketika pria yang masih kau cintai berkata bahwa dia membencimu?

“Pergilah dari rumahku! Akan kuantar Noah padamu kalau jatah waktuku sudah habis,” dia memotong perkataanku.

Aku menaruh surat cerai di atas meja. Aku baru saja akan meminta maaf saat ponselku berdering. Kuambil ponselku dari tas dan melihat siapa yang menelepon.

Ibu.

Aku ingin mengacuhkannya, tetapi dia tidak pernah meneleponku kecuali untuk hal mendesak.

Kugeser layarku dan meletakkan ponselku di telingaku.

Aku membuang nafas, “Ibu...”

Dia tidak memberiku kesempatan untuk menyelesaikan perkataanku.

“Pergilah ke rumah sakit sekarang! Ayahmu tertembak!” Katanya sambil hampir histeris sebelum memutus sambungan telepon.

Ponselku terjatuh dari genggamanku. Aku terkejut.

“Ada apa?” Suaranya membuyarkan lamunanku.

Hatiku berdebar, kuambil ponselku yang jatuh, kemudian menjawabnya.

“Ayah tertembak.”

Related chapters

  • PENYESALAN MANTAN SUAMI   Bab 2

    “Aku harus pergi, bisakah kamu menemani Noah? Aku tidak tahu berapa lama aku akan di rumah sakit.” Aku berkata dengan tergesa-gesa sembari mengambil tasku.“Tentu. Aku akan ke sana kalau ibuku datang ke rumah untuk menemani Noah.” Rowan menjawab, tetapi perkataannya tenggelam seiring aku merasakan telingaku berdenging.Tidak banyak yang bisa kupikirkan saat aku pamit pada putraku dan keluar dari rumah. Aku masuk ke dalam mobil dan mengendarainya ke arah rumah sakit. Memori masa kecil mulai membanjiri pikiranku.Aku tumbuh dengan minim kasih sayang. Aku adalah anak yang tidak dipedulikan oleh kedua orangtuaku. Anak kesayangan ayahku adalah kakak perempuanku, Emma. Dia selalu memanggilnya putri kecilnya. Putrinya. Lalu, anak kesayangan ibuku adalah kakak laki-lakiku, Travis. Dia adalah laki-laki yang tampan. Sedangkan aku, bukanlah anak kesayangan siapa-siapa. Aku hanyalah aku, Ava.Aku selalu merasa tidak diinginkan. Tidak diharapkan. Bukan hanya oleh orangtuaku, tetapi juga oleh saudar

  • PENYESALAN MANTAN SUAMI   Bab 3

    Aku duduk di kursi rumah sakit yang dingin sembari menghela nafas. Ibu masih menangis sesenggukkan dan tidak dapat ditenangkan. Hatiku hancur melihatnya. Aku mengerti, tidak mudah rasanya kehilangan pria yang kamu sayangi, apalagi dengan cara yang di luar bayanganmu.Fakta bahwa ayahku meninggal masih membuatku tercengang. Aku yakin dia dapat sembuh, tetapi yang terjadi adalah sebaliknya, dan aku tidak tahu apa yang harus aku rasakan sekarang.Kami tidak pernah bertatapan mata dan meskipun dia membenciku, aku mengasihinya. Bagaimanapun juga dia adalah ayahku, bagaimana aku bisa membencinya?“Apakah kamu baik-baik saja?” Rowan bertanya sambil duduk di sebelahku.Dia sampai sekitar satu jam yang lalu dan dia baru saja membuka suaranya sekarang. Aku tidak tahu apa yang harus aku lakukan dengan kekhawatiran yang dia tunjukkan. Bagaimanapun juga, dia tidak pernah memikirkan perasaanku sebelumnya.“Iya,” aku membalasnya.Aku belum menitikkan air mata setitik pun sejak kami mendengar kabar du

  • PENYESALAN MANTAN SUAMI   Bab 4

    Pernahkah kamu merasakan hatimu seakan dicincang? Itulah yang aku rasakan sekarang melihat mereka. Aku merasa hatiku seolah sedang dicincang menjadi potongan yang kecil-kecil.Jika aku bisa membuang hatiku jauh-jauh, aku akan melakukannya. Sebab derita yang menyayat padaku sakitnya tidak dapat digambarkan.Aku ingin lari menjauh, mengalihkan pandanganku, tetapi aku tidak bisa. Pandanganku terpaku kepada mereka yang tengah mempertunjukkan kasih sayang di depanku, dan tanganku ingin untuk memisahkan mereka yang merekat kuat.Aku melihat mereka melepaskan pelukannya. Mata Rowan meneduh saat melihat kekasih hidupnya. Aku melihatnya menangkup wajah Emma di tangannya, membawanya mendekat ke wajahnya. Tidak, dia tidak menciumnya, dia hanya menempelkan keningnya ke kening wanita itu.Dia terlihat damai, seperti akhirnya dia pulang ke rumah setelah beberapa waktu. Akhirnya dia merasa utuh.‘Aku merindukanmu’ Aku membaca gerak bibir Rowan.Aku tidak mau membayangkan apa yang akan terjadi di anta

  • PENYESALAN MANTAN SUAMI   Bab 5

    Hari itu bisa dibilang sebuah bencana. Matahari bersinar terang dan segalanya berjalan baik-baik saja saat aku sedang menyetir di jalan yang biasa aku lewati.Kapel terlihat ramai ketika kami sampai. Hampir semuanya datang untuk memberikan penghormatan terakhir.Aku berkeliling di tempat dan merasa senang, semuanya terlihat sempurna. Tidak ada yan membantuku untuk persiapan pemakaman. Akulah yang dibebankan untuk mengurusnya.Namun, aku tidak mengeluh. Kuanggap ini sebagai kesempatan untuk membayar kembali atas apa yang telah dia lakukan untukku. Bagamana pun juga, dia memberiku sandang, pangan, dan papan.Upacara akan dimulai dan semuanya sudah duduk. Aku memilih untuk duduk di tempat yang sepi. Rasanya aneh jika aku duduk dengan yang lain. Apalagi kalau aku duduk di sebelah Emma.“Ibu, mengapa kita tidak duduk di situ? Bukankah kita seharusnya duduk di dekat Nenek?” Tanya Noah sembari menunjuk ke tempat yang lain.Tentu saja kami menerima pandangan aneh dari yang lain, tetapi aku tid

  • PENYESALAN MANTAN SUAMI   Bab 6

    Rowan Ada sesuatu yang akan kamu rasakan ketika melihat mantan istrimu, Ibu dari anakmu, tertembak dan berdarah di atas tanah pemakaman yang dingin. Sesuatu yang tidak pernah aku kira akan kurasakan untuk Ava. Ketika aku melihat pria dengan pistol mengarah ke kami, aku benar-benar tidak berpikir. Aku tahu Noah aman bersama orangtuaku, jadi instingku mengambil alih dan berlari ke arah Emma. Aku rela mati untuknya, dan aku sudah siap untuk itu.Aku lega ketika para penembak lari setelah melihat polisi, tetapi kelegaanku sirna ketika salah satu dari anggota polisi berteriak untuk memanggil ambulans. Aku berbalik, penasaran siapa yang tertembak. Tidak kubayangkan Ava-lah yang tertembak, dan melihatnya seperti itu membuat kakiku melemas hingga aku jatuh berlutut.Semuanya berlangsung cepat. Ambulans datang setelah itu dan polisi itu tidak mau melepaskan Ava sampai dia yakin Ava aman di tangan dokter.Aku sangat tersinggung oleh kegigihannya tidak mau melepaskannya, dia istriku—maksudku ma

  • PENYESALAN MANTAN SUAMI   Bab 7

    AvaAku terbangun dengan punggung kaku dan lengan yang kram. Aku terbaring di ranjang bersama Noah sebab dia tidak mau meninggalkanku setelah kami menonton televisi. Aku tersenyum ketika aku mengingat Noah benar-benar melakukan apa yang dikatakannya, dia benar-benar serius akan mengurusku sepanjang malam.Dengan sedikit kesusahan, aku berhasil memindahkannya tanpa membangunkannya. Pukul menunjukkan sekitar pukul delapan pagi, dan aku harus menyiapkan sarapan sebelum dia bangun.Setelah menyelesaikan rutinitas pagiku, aku turun ke bawah. Aku berdiri di luar dapur untuk beberapa saat, berpikir bagaimana aku membuat sarapan dengan satu lengan saja.Saat aku bergerak untuk menyiapkan bahan untuk memasak pancake, ingatan kemarin membanjiri benakku. Semuanya terjadi seakan tidak nyata dan bagian dari diriku berpikir benarkah itu terjadi. Jika bukan karena pundakku diperban dan lenganku digipsum, aku akan berpikir semuanya hanyalah mimpi buruk.Ketika aku terbangun di rumah sakit setelah aku

  • PENYESALAN MANTAN SUAMI   Bab 8

    Rowan Aku melihatnya ketika kesenangan di wajahnya sirna. Ketika kehangatan di wajahnya yang berlangsung beberapa detik lalu berubah menjadi datar, membuatku merasa dingin.“Apa yang kamu lakukan di sini?” Tanya Ava dengan nada monoton dan aku memasuki rumahnya.Dia seperti berbicara pada orang asing. Seperti aku bukan siapa-siapa kecuali sebutir debu dan tidak lebih. Aku menatapnya, tidak bisa berkata apa-apa. Aku tinggal bersama wanita ini hampir satu decade dan sekarang aku kehilangan kata-kata.Aku melihat lengannya yang masih digipsum. Aku datang untuk memeriksanya dan menjemput Noah. Hari ini akhir pekan dan waktuku untuk bersamanya.Mengingat pria yang kuliat pergi dari rumahnya tadi, alisku bertaut. Pasti dia yang membuatnya tersenyum. Sadar akan kenyataan ini, rahangku menegang.“Apa yang dia lakukan di sini?” Aku bertanya balik sambil menyembunyikan amarah tidak wajar yang kurasakan.Aku tahu bahwa pria itu polisi dan sudah menyelamatkannya, tetapi dia melewati batas. Aku ti

  • PENYESALAN MANTAN SUAMI   Bab 9

    “Apa yang ingin aku katakan untukmu? Kamu tahu aku tidak pernah berbohong padamu. Kamu tahu kalau aku selalu mencintainya.”Dia melempar handuk dapur ke meja dengan marah, “Jadi itu tidak menghentikanmu untuk menggunakan tubuhku? Astaga, aku membencimu. Aku tidak tahu apa yang kulihat darimu sejak awal. Aku tidak tahu mengapa aku membuang banyak waktu dan energi untukmu.Aku menggertakkan gigiku mendengarnya. Kata-katanya membuatku naik darah. Ya, kami memang tidur bersama selama pernikahan kami, tetapi hanya itu. Aku hanya menepati janji, dan meskipun aku tidak mencintainya, aku tidak ingkar janji dengan selingkuh darinya.“Aku tidak di sini untuk membicarakan masa lalu. Aku di sini untuk menjemput Noah.” Kataku, merubah topik.Sangat melelahkan berbicara memutar-mutar. Aku harus berbicara mengapa aku di sini lalu pergi sebelum aku mengatakan atau melakukan sesuatu yang akan kusesali nanti.Nama Noah mengambil perhatiannya. Dia tidak menyerang kembali. Dia membuka satu laci dan mengel

Latest chapter

  • PENYESALAN MANTAN SUAMI   Bab 539

    Hai pembaca terkasih, aku baru saja membaca komentar kalian dan kalian benar-benar memberi tahuku perasaan kalian. Setiap orang berhak atas pendapatnya masing-masing, dan aku menghormati itu. Aku tidak bisa melakukan apa pun untuk mengubah pandangan mereka, dan itu benar-benar tidak masalah.Aku telah menerima beberapa kritik yang sangat baik, dan aku ingin berterima kasih kepada mereka yang telah menunjukkan kesalahanku. Aku selalu kesulitan menulis bagian akhir cerita, dan itulah mengapa kadang-kadang terasa terburu-buru. Jangan khawatir, aku akan bekerja keras untuk memperbaikinya di buku berikutnya.Tentang Emma dan Calvin, aku ingin kalian semua mengerti bahwa ini memang selalu menjadi akhir yang direncanakan, setidaknya di buku ini.Emma tidak mencintai Calvin. Dia menyesal atas apa yang dia lakukan, tetapi dia tidak pernah mencintainya dengan kedalaman yang sama seperti Calvin mencintainya. Dengan kata lain, dia mencintai Calvin, tetapi dia tidak jatuh cinta padanya. Calvin pan

  • PENYESALAN MANTAN SUAMI   Bab 538

    Hana. Aku seolah sedang melayang dalam langit ketujuh. Aku merasa hangat, damai, dan dicintai. Perlahan, aku terbangun. Gabriel di belakangku dengan tangannya yang merengkuhku. Dia selalu melakukan ini setiap kali kami tidur. Dia terus memegangiku, seolah takut kalau aku akan menghilang kalau dia tidak melakukannya. Aku menggeliat sedikit untuk lepas dari tangannya. Alih-alih melepasku, dia mengeratkan tangannya, yang mendorongku mendekat ke badannya. Aku berhenti ketika merasakannya. Ketika kurasakan kejantanannya yang mengeras, libidoku naik, dan aku segera menginginkannya. Aku ingin merasakannya memasukiku. Kehidupan ranjang kami sehat, tapi selalu ada waktu di mana aku menginginkan lebih. Dengan memiliki tiga anak, kadang sulit untuk mendapat waktu untuk berduaan. “Hmm,” geram Gabriel ketika aku menggesekkan pantatku di kejantanannya. Suaranya menggetarkan klitorisku. Aku melakukannya lagi, dan mengundang desahan seksi darinya. Gabriel mulai membubuhi punggung, pundak, dan

  • PENYESALAN MANTAN SUAMI   Bab 537

    “Tentu,” dia membalas senyumku tepat saat Henry berjalan mendekati kami.“Aku di sini untuk mencuri istriku yang cantik.” Suaranya serak, dan aku tak bisa menahan diri untuk tidak meleleh mendengar nadanya. Suaranya benar-benar seksi.“Dia milikmu.” Calvin melepaskanku dan menyingkir sebelum pergi.Henry menarikku ke dalam pelukannya, memastikan tidak ada jarak di antara kami. “Apakah kamu baik-baik saja? Punggungmu sakit? Kaki-kakimu bagaimana?”Lihat apa yang aku bilang? Dia mendominasi di dunia hukum, tapi perhatian dan penuh cinta sebagai pasangan. Aku bahkan tidak tahu bahwa aku punya tipe pria seperti ini sampai aku bertemu dengannya.“Aku baik-baik saja, cintaku, berhentilah khawatir,” ujarku sambil terkekeh dan menyeret diriku lebih dekat padanya.“Sudahkah aku memberitahumu bahwa aku mencintaimu?” tanyanya.Aku tidak bisa menahan senyum saat aku berdiri di ujung jari kakiku dan berbisik di bibirnya. “Sudah kamu katakan seribu kali hari ini, tapi aku tidak mengeluh.”“Kamu adal

  • PENYESALAN MANTAN SUAMI   Bab 536

    Merrisa adalah salah satu pengiring pengantin perempuanku, begitu juga Ava, Calista, Ruby, Hana, dan Anjani. Mereka telah menjadi sahabatku selama empat tahun terakhir sejak kecelakaan itu. Tentu saja, aku tidak pernah bisa menggantikan Merrisa, dia sahabat terbaikku, tapi aku bersyukur memiliki mereka.Ditambah lagi, kemarin Merrisa memberitahuku bahwa dia berpikir untuk pindah ke sini. Aku sangat bersemangat. Aku menyayanginya, tapi kami mengakui bahwa menjalani persahabatan jarak jauh itu sulit. Aku benar-benar merasa di atas awan karena dia akan berada di dekatku.Musiknya melambat, dan Guntur mendekat, memecah semua percakapan lain.“Bolehkah aku berdansa denganmu, Ibu?”Seruan riuh para tamu terdengar, dan aku bersumpah hatiku langsung meleleh.“Tentu saja, putra tampanku,” jawabku sebelum menggenggam tangannya.Guntur sekarang sudah empat belas tahun, sudah jadi remaja. Bisa kalian percaya itu? Tingginya sudah sama denganku, dan aku yakin dalam beberapa tahun dia akan lebih ting

  • PENYESALAN MANTAN SUAMI   Bab 535

    Emma. Aku menari dengan Merrisa, membiarkan musik menenggelamkanku. Aku merasakan sedikit rasa sakit di punggungku, tapi masa bodoh, sebab aku merasa sangat bahagia. Gaunku berayun mengikuti irama tubuhku sembari kami meneriakkan lirik lagu Cruel Summer milik Taylor Swift sekuat tenaga. Ava, yang hamil besar bergabung dengan kami. Aku tertawa sebab dia berpikir bahwa dia sedang menari, tapi tidak. Aku bahkan tidak tahu apa yang dilakukannya. Aku bisa menghitung saat-saat terbahagiaku dengan jari. Satu adalah ketika aku lolos ujian pengacara. Kedua, ketika Guntur memanggilku Ibu untuk pertama kali setelah bertahun-tahun lamanya, dan yang ketiga adalah hari ini, di hari pernikahanku.Kalian tidak salah dengar. Aku baru saja menikah, dan aku tidak pernah sebahagia ini. Ingat pengacara tampan yang kuberi tahu Ava saat ulang tahun James? Ya, dia tidak mau menyerah, tidak peduli berapa kali aku menolaknya. Dia terus bertanya hampir setiap hari. Aku lelah ditanyai hal yang sama setiap har

  • PENYESALAN MANTAN SUAMI   Bab 534

    Jadi, kalian sudah sampai pada akhir dari Penyesalan Mantan Suami dan cerita sampingannya. Aku hanya mau berterima kasih pada kalian semua atas cinta dan dukungan kalian akan buku ini. Ini adalah buku terpanjang yang pernah kutulis, dan sejauh ini adalah yang paling sukses. Buku ini tidak akan sesukses ini kalau bukan karena dukungan kalian. Maka dari itu, terima kasih banyak. Terima kasih sudah menjadi bagian dari perjalanan buku ini dari awal sampai akhir. Hal ini sungguh berarti bagiku. Sekarang, aku mau mengumumkan bahwa buku Noah akan diunggah selanjutnya. Judulnya ‘Perjuangan Sang Milyuner untuk Pengampunan’. Aku masih mengerjakan plotnya, tapi akan kuunggah pada pertengahan Oktober, nantikan saja! Kita akan ada cerita sampingan soal Guntur dan mungkin satu lagi soal Lilly. Inilah sedikit intipan dari Perjuangan Sang Milyuner untuk Pengampunan. Di bawah ini hanyalah cuplikan kasarnya. ***Shella. Aku berjalan ke arah altar. Jantungku berdegup, dan langkahku lambat. Bunga mawa

  • PENYESALAN MANTAN SUAMI   Bab 533

    Tiga tahun kemudian.Emma.“Serius, Emma, kapan kamu akan mulai berkencan?” tanya Ava sambil duduk di sampingku.Aku memandang ke arah halaman belakang, dan aku tak bisa menahan senyum yang muncul di bibirku. Hari ini adalah ulang tahun anak laki-laki Travis dan Ruby. James, dinamai dari ayah kami, yang berusia satu tahun hari ini.Ruby dan Travis menikah sekitar dua tahun yang lalu. Travis langsung melamarnya setelah aku sadar dari kecelakaan yang hampir merenggut nyawaku. Kalian mungkin bertanya-tanya apa yang terjadi pada pengemudi itu. Dia saat ini sedang menjalani hukuman lima tahun penjara karena mengemudi sembarangan. Aku berharap dia belajar dari kesalahannya.Kembali ke Travis dan Ruby. Kurasa melihatku di rumah sakit membuatnya menyadari betapa singkatnya hidup manusia. Dia melamarnya, dan Ruby setuju. Mereka menikah saat musim semi. Sebagai hasil dari perbaikan hubunganku dengan Ava, aku dibawa masuk ke pertemanan mereka. Calista dan Reaper menikah dalam sebuah pernikahan k

  • PENYESALAN MANTAN SUAMI   Bab 532

    “Tidak! Aku harus mengejan!” seruku sambil menggenggam baju Gabriel. Aku merasa seperti sudah gila. Seolah aku sudah kehilangan akal sehatku. Rasa sakit ini sungguh sudah membuatku gila. Untungnya, kami sampai di kamar sebelum aku melahirkan di koridor rumah sakit sialan ini. Aku menghela nafas lega saat memasuki ruangan, dan mereka mulai mempersiapkanku. Ava sudah di dalam. Aku bersyukur memiliki seseorang yang mengerti rasanya kemaluan terbelah dua agar manusia cilik itu bisa terlahir ke dunia. “Aku tidak bisa menahannya lagi,” ujarku sebelum mengejan sekuat tenaga. Aku bersumpah bisa merasakan belahan pantatku seolah terbelah, yang menambah rasa sakitku.“Ini semua salahmu!” seruku pada Gabriel sambil mencengkeram erat tangannya. Aku menatap tajam padanya dengan nafas yang menderu. Batang hidungku kembang-kempis untuk berusaha meraup sebanyak-banyaknya oksigen ke paru-paruku. “Ayo, Hana, ejanlah!” ujar Ava sambil menyeka keringat dari dahiku. “Jangan pedulikan Gabriel.”“Jaha

  • PENYESALAN MANTAN SUAMI   Bab 531

    “Tidak apa-apa, sayangku. Ibu hanya akan melahirkan. Ingatkah yang Ibu katakan padamu apa yang akan terjadi ketika sudah waktunya?”Dia menganggukkan kepalanya. “Iya. Ibu bilang akan merasa kesakitan, tapi aku tidak seharusnya takut, sebab itu bagian dari melahirkan bayi ke dunia.”“Bagus,” ujarku sambil meringis saat sakit kontraksi kembali menghampiri. “Itulah yang terjadi sekarang, jadi janganlah takut.”Gabriel menggenggam tanganku dan membantuku keluar dari kamar. Aku bernafas melalui hidung dan mulutku, tapi jujur saja. Ini sama sekali tidak membantu, ‘kan?“Aku hanya tidak paham. Kenapa Ibu harus kesakitan? Kenapa bayinya tidak langsung lahir saja tanpa menyakiti Ibu?”Hal terakhir yang kuinginkan adalah menorehkan trauma pada putriku dengan menjelaskan padanya bahwa rasa sakit memang lumrah untuk mengeluarkan bayi dari diriku. Dia pasti akan ingin tahu mengapa bayi harus dikeluarkan dengan mengejan, dan aku harus menjelaskan bahwa bayi itu besar, dan jalan keluarnya lebih kecil

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status