Share

Bab 162

Penulis: Evelyn
last update Terakhir Diperbarui: 2024-07-17 16:10:08
”Ava…”

Aku memotongnya. Aku tidak mau mendengar sepatah kata pun dari mulutnya,

“Setiap kali kamu memihak Emma, setiap kali kamu memperlakukanku seperti sampah. Setiap kali kamu tertawa ketika Rowan merobek hatiku karena aku menyakiti adikmu tersayang, apakah kamu menganggapku keluarga? Bagaimana dengan ketika kamu bilang aku pantas atas derita yang kualami? Atau ketika Ayah dan Ibu mengabaikanku, seperti aku tidak berarti? Bagaimana ketika kalian semua menghindariku? Apakah aku tetap keluargamu?”

Dia tidak berkata apa pun. Apa pula yang bisa dikatakannya? Dia tahu yang sebenarnya. Dia tidak menganggapku keluarga dulu. Baginya dan yang lain, aku bukan apa-apa selain penghuni tidak diinginkan, yang mereka akan melakukan apa pun untuk menyingkirkanku.

“Jadi katakan padaku, jika kamu tidak menganggapku sebagai keluargamu saat itu, apa yang membuatmu berpikir aku akan menganggapmu sebagai keluargaku sekarang? Apa pun yang kamu coba lakukan dengan mempermainkan kata keluarga denganku tida
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • PENYESALAN MANTAN SUAMI   Bab 163

    “Bangunlah!”Aku mengerang, tetapi tidak membuka mataku. Suaranya terdengar jauh dan kupikir aku bermimpi, sebab bagaimana bisa suaranya begitu kukenal?“Ava, bangunlah sialan!”Kali ini aku membuka mataku. Suaranya terdengar begitu nyata untuk menjadi sekedar mimpi. Lalu, untuk apa aku bermimpi tentangnya?Pandanganku kabur saat mataku mulai menyesuaikan sekitar. Seketika, ingatan akan apa yang terjadi datang padaku. Sialan! Aku diculik lagi. Pikiranku masih melayang, pasti karena klorofom yang kuhirup. Aku mengingatnya, kuharap bahan itu tidak berefek pada bayiku. Aku duduk di kursi dengan tangan terikat di belakang. Aku mencoba menggerakkan tanganku, tetapi nihil. Talinya kencang dan melukai kulitku. Siapa pun yang membawaku mungkin tidak ingin mengambil risiko aku melarikan diri."Apakah kamu sudah selesai?" Dia bertanya.Kupikir itu hanya khayalanku, tapi ternyata tidak. Aku menatap tajam ke kiri dan menemukan Emma juga terikat di kursi. Dia terlihat lebih waspada, artinya dia

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-17
  • PENYESALAN MANTAN SUAMI   Bab 164

    “Lalu, untuk dirimu, tutuplah mulutmu. Bisakah kamu diam?”Aku terus bergerak di kursiku, berharap itu akan melonggarkan ikatannya. Tidak mungkin aku menetap di sini bersamanya sepanjang waktu. Hubungan kami benar-benar jelek. “Wow pertengkaran antar wanita yang menarik. Haruskah aku melepas ikatan kalian berdua, jadi kalian bisa bertanding satu sama lain?” Ucap seorang pria sambil berjalan ke arah kami. Aku begitu terfokus pada Emma sampai aku tidak sadar bahwa pintu sudah dibuka. Aku merutuk diriku sendiri karena kebodohanku.“Tentu, kenapa kamu tidak melepaskanku, dan ketika aku sudah selesai dengannya, aku akan memberimu pelajaran,” selorohku, membiarkan kemarahanku nampak. Pria itu hanya tertawa. Tentu saja lucu baginya. Tubuhnya sangat besar dibanding denganku. Baginya, melawanku akan seperti melawan anak kecil.“Coba saja.”Aku mendengus padanya. “Inikah yang kamu lakukan di waktu luang? Menculik wanita lemah? Apakah kamu merasa seperti pria ketika membuat wanita tidak sadark

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-17
  • PENYESALAN MANTAN SUAMI   Bab 165

    Rowan. “Apakah kamu akan merenung selamanya?” Tanya Gabriel dengan sebal. Aku tidak memperhatikannya. Aku terus menatap cairan merah di gelasku. berpikir tentang segalanya menjadi lebih sulit soal Ava. Aku tidak cukup naif untuk berpikir bahwa dia sedang berlaku tidak rasional. Dia berlaku layaknya orang lain akan lakukan, seseorang yang disakiti berkali-kali oleh orang yang dikasihinya. “Kamu tidak bisa terus seperti ini, Ro. Jika dia tidak memberimu waktu, tinggalkan dia sendiri! Emma menginginkanmu menangis dengan suara keras. Sial, kamu tidak kekurangan dalam hal wanita yang menginginkanmu,” gerutunya sambil menjatuhkan diri ke kursi. Aku tidak mengakui omelan bodohnya. Sebaliknya, aku memberinya tatapan tajam. “Jika suasana hatiku saat ini sangat mengganggumu, kamu boleh pergi.” Dia tidak mengerti, dan aku sedang tidak ingin membuatnya mengerti. Seluruh keberadaanku baru-baru ini memutuskan bahwa aku tidak menginginkan Emma. Ia juga tidak menginginkan wanita lain selain Ava.

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-17
  • PENYESALAN MANTAN SUAMI   Bab 166

    Satu-satunya alasan mengapa perusahaanku masih kokoh adalah karena kami sama kuatnya dengan Hadinata. Perusahaanku tidak akan terpengaruh oleh apa yang dilakukannya pada Travis. Aku tidak sebodoh itu untuk berpikir segalanya akan berakhir di sini. Mereka mungkin tidak bisa menghancurkan perusahaanku, tteapi aku yakin mereka akan mencari jalan lain untuk membalas dendam. Aku bahkan tidak berhadapan dengan mereka. Mereka berhak untuk menghancurkanku, aku layak mendapatkan apa pun yang mereka rencanakan, karena bagaimana aku memperlakukan putri mereka. “Itukah yang membuatmu begitu sedih? Bahwa dia menolak membantumu?” Gabriel menatapnya dengan simpati. Travis menghela nafas panjang dan lelah. "Iya. Itu yang dia katakan. Dia bilang dia tidak menganggapku keluarganya. Dengan kata lain, aku bukan siapa-siapa baginya.” Aku melihat rasa sakit yang ditimbulkannya, tetapi aku tidak bersimpati padanya. Kami sangat buruk padanya. Perlakuannya terhadap kami kurang dari yang seharusnya kami ter

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-17
  • PENYESALAN MANTAN SUAMI   Bab 167

    “Jangan bercanda,” ujar Emma terkejut, aku juga sama terkejutnya. Aku merasa jantungku berdegup kencang. Kepanikan menjalari hatiku, membuatku kesulitan untuk bernafas. Jika kupikir Ronny atau Reaper, atau siapa pun itu menculik kami sudah buruk, aku salah sebab yang direncanakannya jauh lebih buruk lagi. “Aku serius. Ayahmu tidak seharusnya berurusan denganku, begitu juga dengan Rowan. Waktunya membalaskan dendamku.” Ronny tersenyum jahat layaknya seorang Iblis, membuatku merinding. Dia telah menelepon Rowan tepat di depan kami dan menyuruhnya memilih. Aku masih tidak percaya rencananya adalah hanya satu dari kami yang akan keluar dari sini hidup-hidup. Aku merasa semuanya menghujamku. Ketakutan mendatangkan malapetaka dalam diriku dan akutidak dapat berpikir jernih. Aku yakin wajahku bengkak karena bajingan itu memukulku dan bibirku pecah. Saya memilih untuk fokus pada rasa sakit itu daripada bahaya yang akan datang. “Apakah kamu tidak ingin mengatakan sesuatu, Ava?” Ronny berta

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-17
  • PENYESALAN MANTAN SUAMI   Bab 168

    “Aku tidak percaya kamu barusan berkata buruk soal Ayah!”“Beruntungnya aku, sebab aku tidak peduli akan apa yang kamu pikir,” balasku dengan sinis. Tidak bisakah dia tetap diam dan membiarkanku berkonsentrasi? Waktu terus berjalan, aku belum bebas, dan rasa cemasku mulai naik. Dia memelototiku, tapi tetap diam. Aku menarik napas lega. Sekarang aku bisa fokus untuk membebaskan tanganku. Jika aku bisa melakukan itu, segalanya akan menjadi mudah. Kuharap begitu. Aku tidak tahu berapa lama sampai aku menyerah. Tanganku gemetar. Pergelangan tanganku terasa terbakar dan aku tahu pergelangan tanganku berdarah. Sepertinya semakin aku mencoba membebaskan mereka, semakin dalam tali itu menusuk kulitku. Aku menghela nafas berat. Aku benci melakukan ini, tapi aku tidak punya pilihan lain. Pada titik ini, pilihannya adalah kabur atau berisiko terbunuh. “Aku punya rencana yang mungkin berhasil,” Aku menoleh ke arah Emma dan memberitahunya dengan enggan. Rasanya seperti menghancurkan egoku, tap

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-17
  • PENYESALAN MANTAN SUAMI   Bab 169

    Aku keluar dan mengamati sekeliling. Kami ada di semacam tempat penampungan rongsokan. Aku tersenyum karena merasa beruntung. Berarti ada banyak tempat untuk bersembunyi dari Reaper dan anak buahnya. “Kita harus mencari pintu keluar. Setelah itu, kuyakin segalanya akan mudah,” kataku pada Emma saat kami mulai berjalan. Dia menganggukkan kepalanya setuju dan berjalan di sampingku. Kami begitu hati-hati saat mencari jalan keluar. Kami membuat diir kami tersembunyi dan tidak berjalan di tempat terbuka. “Di mana pintu keluarnya?” Tanya Emma jengkel. Aku tahu dia akan berkata seperti ini. Kami telah berjalan selama beberapa menit. Meskipun kami belum menemukan satu pun anak buahnya, kami juga belum menemukan jalan keluarnya. “Mungkin kita harus istirahat sebentar.” Aku mulai lelah. Wajahku sakit, begitu pula tangan dan kakiku. Pikiran itu langsung kutepis, ketika kita di sini ada alarm yang berbunyi. Suaranya terdengar keras di seluruh halaman. Jantungku mulai berdebar kencang. Sial.

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-17
  • PENYESALAN MANTAN SUAMI   Bab 170

    “Sial, ini sakit sekali!” Emma mengerang kesakitan, membuatku tersadar dari keterkejutanku saat melihat seorang pria mengangkat pistolnya. Aku merangkak untuk mengambil pistol yang kujatuhkan dan segera menembak. Dia terjatuh di tanah. Aku berdiri dan berlari ke Emma, yang merintih di tanah. Aku bahkan tidak memeriksa jika pria itu hidup atau mati. Sekarang, itu tidak penting bagiku. Tidak ketika aku panik dan Emma berdarah-darah di tanah. “Aku akan mati, ‘kan?” Tanyanya dengan pipinya yang dibanjiri air mata. Aku bisa saja bilang padanya untuk berhenti menjadi cengeng, tetapi tidak kulakukan. Tidak ketika dialah yang mendorongku untuk menyelamatkanku dari peluru yang seharusnya mengenaiku. "Tidak akan," jawabku sambil memeriksanya. Dia tertembak di bahu, dan mengeluarkan banyak darah. Aku khawatir. Pertama, dia mungkin mati kehabisan darah, dan kedua, kami masih dalam bahaya. Seseorang pasti akan menemukan kita pada akhirnya. "Kamu berbohong!" Dia mendesis saat aku menekan luka

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-17

Bab terbaru

  • PENYESALAN MANTAN SUAMI   Bab 472

    Aku menghela nafas untuk menenangkan jantungku. Aku tidak pernah berpikir akan memulai percakapan ini dengan Lilly di umur segini. Satu hal yang patut kusyukuri adalah dia tidak bertanya secara gamblang dari mana asalnya seorang bayi. Kalau dia menanyakannya, maka kami akan melalui pembicaraan yang sulit. “Aku akan kembali ke kamarku sebentar, lalu aku akan pergi,” ujarku pada mereka sembari mengabaikan pembicaraan tentang bayi ini. “Kamu masih belum memberi tahuku ke mana kamu akan pergi,” ujar Gabriel. Apa boleh buat, aku baru saja akan memberi tahunya, tapi kemudian aku terdistraksi. Yah, dialah yang mendistraksiku. “Aku akan bertemu dengan Ava dan yang lainnya untuk makan siang.”Aku sangat tergoda untuk membatalkan janji dengan mereka dan tidur, tapi kuurungkan niat itu. Ava sudah menelepon beberapa hari sebelum kami pulang dari Rafles untuk mengajakku bergabung dengan mereka untuk makan siang di hari Sabtu. Aku langsung mengiyakannya tanpa berpikir bahwa aku akan terlalu lela

  • PENYESALAN MANTAN SUAMI   Bab 471

    HanaAku mematut diriku sekali lagi di depan kaca. Aku tengah memakai celana jins highwaist dengan blus sutra. Rambutku dikuncir konde dengan agak berantakan, lalu aku menggunakan concealer dan maskara. Aku tidak terlalu banyak memakai riasan wajah. Kami pulang ke rumah sekitar pukul sembilan malam. Lilly sudah tertidur, jadi kami langsung ke kamar begitu sampai di rumah. Aku mengambil tasku, lalu keluar dari kamarku sembari memeriksa waktu. Aku punya waktu sejam sebelum harus ke restoran.“Mau ke mana kamu?” tanya Gabriel begitu aku memasuki dapur. Sial, lelaki ini sungguh tampan. Aku suka melihat Gabriel dengan memakai setelan. Sungguh dirinya terlihat seksi saat memakainya, tapi rasanya lain saat melihatnya tanpa alas kaki, kaus ketat, dan celana panjang. Rasanya lain saat melihatnya bertelanjang dada dengan celana panjang yang kedodoran. Aku sudah melihat semuanya, dan masih tidak bisa memutuskan gaya apa yang paling kusukai. Sepertinya yang paling kusukai adalah saat dia seda

  • PENYESALAN MANTAN SUAMI   Bab 470

    CalistaKakiku begitu pegal saat aku menaiki lift ke penthouse-ku. Ah, hari yang sama di mana aku bekerja lembur agar aku tidak perlu kembali ke apartemenku yang kosong. Aku sangat-sangat merindukan Reaper. Ketika kali pertama kudaratkan pandanganku padanya di rumah sakit setelah Ava tertembak, aku tidak terlalu memikirkan ketertarikan yang kurasakan padanya. Tentu, aku dengan cepat tertarik padanya, dan seolah jiwaku sudah mengenalnya, tapi dia adalah Reaper. Pria yang sama yang telah menculik salah satu sahabatku. Kalau aku harus jujur, aku tidak pernah merasakan ketertarikan seperti ini pada pria selain Reaper. Aku tidak tertarik pada seorang pria pada pandangan pertama saat kulihat mereka. Aku harus mengenalnya terlebih dahulu, baru aku bisa merasakan sesuatu. Tapi saat dengan Reaper, segalanya berbeda dan aku sungguh terheran dibuatnya. Aku hanya berpikir setelah pertemuan pertama itu, maka usailah. Kupikir itulah saat terakhir kulihat dirinya, dan rasa ketertarikanku akan den

  • PENYESALAN MANTAN SUAMI   Bab 469

    “Gabriel.”Setelah dia mengetes liangku dan memastikan bahwa aku sudah siap, dia kembali menambahkan jarinya untuk dipompa masuk dan keluar, mencengkok dan menyapu titik kenikmatanku. Tidak butuh waktu lama untuk aku mencapai klimaks. Tatapan sayu Gabriel bertemu dengan tatapanku, bibir kami hanya berjarak seinci dari satu sama lain, dan deru nafas kami sampai terdengar oleh satu sama lain. Entah apa yang dilihatnya dari raut wajahku membuatnya tersenyum miring dan satu jemari lagi bergerak memutar perlahan di klitorisku. Aku menggesekkan diriku pada dirinya untuk mengejar kenikmatanku sendiri sampai seluruh tubuhku merinding akan sentuhannya. Dia terus mendorong, dan menggesekkan telapaknya di klitorisku serta terus memompanya sampai aku klimaks lagi dengan deruan nafas dan teriakan keras di kamar. Ketika pahaku akhirnya berhenti gemetar dan pandanganku sudah kembali jelas, aku menengadahkan wajahku ke arahnya. Rahang Gabriel menegang, dan pandangannya diselimuti oleh bara nafsu. A

  • PENYESALAN MANTAN SUAMI   Bab 468

    Seperti beberapa pagi belakangan ini, aku terbangun dengan merasakan tangan Gabriel yang menjamah dadaku. Aku tidak tahu mengapa dia seperti itu, tapi entah mengapa hal ini selalu terjadi. Kami akan pulang hari ini dan aku tidak begitu tahu aku harus merasa apa. Kemarin, aku melewati batas ketika kubolehkan dia meniduriku. Aku merasa kalau aku tidak bisa mundur lagi. Jangan salah. Aku suka setiap menit yang kita lakukan kemarin. Aku menyukai setiap detik yang kulewati bersamanya beberapa hari terakhir ini, tapi aku masih takut bahwa segalanya ini bukanlah kenyataan. Aku takut bahwa aku akan segera terbangun dan menyadari ini hanyalah mimpi belaka.Sebagian diriku sangat menginginkan ini. Sedangkan, sebagian diriku yang lain masih skeptis akan apa pun yang terjadi di antara kami. Seolah bisa membaca pikiranku, tangan Gabriel yang semula di dadaku jatuh dan ganti untuk merengkuh pinggangku. Dia menarikku mendekat padanya, sampai aku bisa merasakan keinginan dan hasratnya melalui kulit

  • PENYESALAN MANTAN SUAMI   Bab 467

    Dia melepas celana dalamku, dan aku merasakan salah satu tangannya kembali menelusuri perutku dan menyusup di antara kakiku. Hatiku terasa ragu, tapi aku sangat mendambakan sentuhannya. Mulutku membuka karena ciumannya dan mendesah di ciuman kami, sembari kuangkat pinggulku untuk menyentuhnya dan memohon agar dia tidak berhenti. Jemarinya menyusuri kulitku dan menggerayangi klitorisku dan menggelitik syarafku di sana. Sial, aku akan segera klimaks. Kakiku mulai gemetaran di atas ranjang, kepalaku terjulur kembali ke ranjang. Gabriel bersenandung senang saat menciumi badanku, kakiku membuka lebar, yang mana menawarkannya pandangan menyeluruh ke area tubuh bagian bawahku. Mataku menatap pandangannya yang dipenuhi oleh nafsu saat menatapku. “Seksi sekali.” Dia memindahkan jarinya dari klitorisku untuk memasuki liangku di dalam, memilin pergerakannya untuk meraih pusat kenikmatanku. Badanku terlonjak, dan helaan nafas terkejut terlontar dari kerongkonganku. Gabriel menyeringai lebar di

  • PENYESALAN MANTAN SUAMI   Bab 466

    Bibir Gabriel menyambutku begitu pintu di belakang kami tertutup. Ciumannya sungguh kasar, seolah ingin menghukumku. “Tidak ada yang boleh menyentuh apa yang menjadi milikku. Lalu, jangan lupa bahwa kamu milikku, Hana,” geramnya dengan nada suara yang dipenuhi oleh amarah. “Aku hanya sedang menari ketika dia menghampiriku,” ujarku untuk membela diriku. “Aku sudah mencoba untuk menjauh, tapi dia mencengkeramku.”Hubunganku dengan Gabriel sudah menegang selama beberapa hari ini. Ya, menegang, bukan karena segalanya memburuk, tapi malah segalanya berjalan dengan baik. Tidak ada hal lain yang terjadi setelah makan malam di malam itu. Kami makan, minum, dan berbincang. Yah, ciuman itu menjadi puncak acara kami malam itu. Kami banyak berciuman sejak itu. Ciumannya membuatku menginginkan lebih. Ciumannya sudah menjadi adiksiku. Memang ini gila, aku tahu itu, tapi aku tidak bisa menahan diri. Ketika dia menangkup bibirku, diriku seketika meleleh dalam pesonanya. Sudah empat hari berlalu se

  • PENYESALAN MANTAN SUAMI   Bab 465

    Aku bergerak mengikuti irama musik, dan kurasakan seluruh ketakutanku luruh. Sejujurnya, aku belum pernah ke klub sebelumnya. Aku tidak pernah menghadiri pesta manapun, kecuali pesta yang diselenggarakan karena pekerjaan orang tuaku. Ini adalah kali pertamaku. Orang tuaku bukan orang tua yang kolot, tapi aku tidak memiliki teman, dan aku merupakan penyendiri, sampai tidak ada orang di sekolah tahu aku hidup. Aku tidak diundang ke pesta, sesederhana karena aku begitu penyendiri, mungkin aku tidak tampak bagi mereka. Rasanya nikmat sekali untuk minum dan melupakan segalanya. Hari ini hari terakhir kami di Rafles, dan segalanya berjalan dengan lancar. Gabriel berhasil membuat mereka menyetujui syarat di kesepakatannya. Kami di sini, di klub mewah ini, sebab para investor mau merayakan kesepakatan ini, yang mana merupakan kesepakatan besar yang akan mendulang triliunan rupiah bagi Perusahaan Wijaya. Aku terus bergerak sesuai irama musik, mataku tertutup dan tanganku terangkat di udara.

  • PENYESALAN MANTAN SUAMI   Bab 464

    ‘Seperti aku yang jelas-jelas jatuh padamu.’Perkataan Gabriel terus terulang di benakku berulang kali sepanjang hari. Kami harus rapat terus menerus dengan investor yang berbeda, tapi aku tidak bisa fokus akan apa pun kecuali ketujuh kata itu.Seperti yang sudah kalian kira, aku orang yang terlalu banyak berpikir. Aku terlalu banyak menganalisa dan memikirkan segalanya sampai aku berada dalam tepi ketidakwarasan. Itulah yang kulakukan sepanjang hari.Apa artinya kata-kata itu? Apakah mungkin dia sudah jatuh cinta padaku? Bagaimana kalau itu hanya tipuan semata? Bagaimana kalau dia hanya mempermainkanku? Haruskah aku memercayai apa yang dikatakannya? Kalaupun itu benar, dan dia sungguh-sungguh akan perkataannya, apa yang harus kulakukan? Aku sangat ingin menanyakannya padanya, tapi aku tidak ingin terlihat berharap atau menganggapnya serius.Memang benar perkiraanku, dengan setuju menjadi istri Gabriel lagi, aku akan menjadi berantakan. “Apakah kamu baik-baik saja?” tanyanya dengan s

DMCA.com Protection Status