Share

Bab 164

Penulis: Evelyn
last update Terakhir Diperbarui: 2024-07-17 16:10:08
“Lalu, untuk dirimu, tutuplah mulutmu. Bisakah kamu diam?”

Aku terus bergerak di kursiku, berharap itu akan melonggarkan ikatannya. Tidak mungkin aku menetap di sini bersamanya sepanjang waktu. Hubungan kami benar-benar jelek.

“Wow pertengkaran antar wanita yang menarik. Haruskah aku melepas ikatan kalian berdua, jadi kalian bisa bertanding satu sama lain?” Ucap seorang pria sambil berjalan ke arah kami.

Aku begitu terfokus pada Emma sampai aku tidak sadar bahwa pintu sudah dibuka. Aku merutuk diriku sendiri karena kebodohanku.

“Tentu, kenapa kamu tidak melepaskanku, dan ketika aku sudah selesai dengannya, aku akan memberimu pelajaran,” selorohku, membiarkan kemarahanku nampak.

Pria itu hanya tertawa. Tentu saja lucu baginya. Tubuhnya sangat besar dibanding denganku. Baginya, melawanku akan seperti melawan anak kecil.

“Coba saja.”

Aku mendengus padanya. “Inikah yang kamu lakukan di waktu luang? Menculik wanita lemah? Apakah kamu merasa seperti pria ketika membuat wanita tidak sadark
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • PENYESALAN MANTAN SUAMI   Bab 165

    Rowan. “Apakah kamu akan merenung selamanya?” Tanya Gabriel dengan sebal. Aku tidak memperhatikannya. Aku terus menatap cairan merah di gelasku. berpikir tentang segalanya menjadi lebih sulit soal Ava. Aku tidak cukup naif untuk berpikir bahwa dia sedang berlaku tidak rasional. Dia berlaku layaknya orang lain akan lakukan, seseorang yang disakiti berkali-kali oleh orang yang dikasihinya. “Kamu tidak bisa terus seperti ini, Ro. Jika dia tidak memberimu waktu, tinggalkan dia sendiri! Emma menginginkanmu menangis dengan suara keras. Sial, kamu tidak kekurangan dalam hal wanita yang menginginkanmu,” gerutunya sambil menjatuhkan diri ke kursi. Aku tidak mengakui omelan bodohnya. Sebaliknya, aku memberinya tatapan tajam. “Jika suasana hatiku saat ini sangat mengganggumu, kamu boleh pergi.” Dia tidak mengerti, dan aku sedang tidak ingin membuatnya mengerti. Seluruh keberadaanku baru-baru ini memutuskan bahwa aku tidak menginginkan Emma. Ia juga tidak menginginkan wanita lain selain Ava.

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-17
  • PENYESALAN MANTAN SUAMI   Bab 166

    Satu-satunya alasan mengapa perusahaanku masih kokoh adalah karena kami sama kuatnya dengan Hadinata. Perusahaanku tidak akan terpengaruh oleh apa yang dilakukannya pada Travis. Aku tidak sebodoh itu untuk berpikir segalanya akan berakhir di sini. Mereka mungkin tidak bisa menghancurkan perusahaanku, tteapi aku yakin mereka akan mencari jalan lain untuk membalas dendam. Aku bahkan tidak berhadapan dengan mereka. Mereka berhak untuk menghancurkanku, aku layak mendapatkan apa pun yang mereka rencanakan, karena bagaimana aku memperlakukan putri mereka. “Itukah yang membuatmu begitu sedih? Bahwa dia menolak membantumu?” Gabriel menatapnya dengan simpati. Travis menghela nafas panjang dan lelah. "Iya. Itu yang dia katakan. Dia bilang dia tidak menganggapku keluarganya. Dengan kata lain, aku bukan siapa-siapa baginya.” Aku melihat rasa sakit yang ditimbulkannya, tetapi aku tidak bersimpati padanya. Kami sangat buruk padanya. Perlakuannya terhadap kami kurang dari yang seharusnya kami ter

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-17
  • PENYESALAN MANTAN SUAMI   Bab 167

    “Jangan bercanda,” ujar Emma terkejut, aku juga sama terkejutnya. Aku merasa jantungku berdegup kencang. Kepanikan menjalari hatiku, membuatku kesulitan untuk bernafas. Jika kupikir Ronny atau Reaper, atau siapa pun itu menculik kami sudah buruk, aku salah sebab yang direncanakannya jauh lebih buruk lagi. “Aku serius. Ayahmu tidak seharusnya berurusan denganku, begitu juga dengan Rowan. Waktunya membalaskan dendamku.” Ronny tersenyum jahat layaknya seorang Iblis, membuatku merinding. Dia telah menelepon Rowan tepat di depan kami dan menyuruhnya memilih. Aku masih tidak percaya rencananya adalah hanya satu dari kami yang akan keluar dari sini hidup-hidup. Aku merasa semuanya menghujamku. Ketakutan mendatangkan malapetaka dalam diriku dan akutidak dapat berpikir jernih. Aku yakin wajahku bengkak karena bajingan itu memukulku dan bibirku pecah. Saya memilih untuk fokus pada rasa sakit itu daripada bahaya yang akan datang. “Apakah kamu tidak ingin mengatakan sesuatu, Ava?” Ronny berta

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-17
  • PENYESALAN MANTAN SUAMI   Bab 168

    “Aku tidak percaya kamu barusan berkata buruk soal Ayah!”“Beruntungnya aku, sebab aku tidak peduli akan apa yang kamu pikir,” balasku dengan sinis. Tidak bisakah dia tetap diam dan membiarkanku berkonsentrasi? Waktu terus berjalan, aku belum bebas, dan rasa cemasku mulai naik. Dia memelototiku, tapi tetap diam. Aku menarik napas lega. Sekarang aku bisa fokus untuk membebaskan tanganku. Jika aku bisa melakukan itu, segalanya akan menjadi mudah. Kuharap begitu. Aku tidak tahu berapa lama sampai aku menyerah. Tanganku gemetar. Pergelangan tanganku terasa terbakar dan aku tahu pergelangan tanganku berdarah. Sepertinya semakin aku mencoba membebaskan mereka, semakin dalam tali itu menusuk kulitku. Aku menghela nafas berat. Aku benci melakukan ini, tapi aku tidak punya pilihan lain. Pada titik ini, pilihannya adalah kabur atau berisiko terbunuh. “Aku punya rencana yang mungkin berhasil,” Aku menoleh ke arah Emma dan memberitahunya dengan enggan. Rasanya seperti menghancurkan egoku, tap

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-17
  • PENYESALAN MANTAN SUAMI   Bab 169

    Aku keluar dan mengamati sekeliling. Kami ada di semacam tempat penampungan rongsokan. Aku tersenyum karena merasa beruntung. Berarti ada banyak tempat untuk bersembunyi dari Reaper dan anak buahnya. “Kita harus mencari pintu keluar. Setelah itu, kuyakin segalanya akan mudah,” kataku pada Emma saat kami mulai berjalan. Dia menganggukkan kepalanya setuju dan berjalan di sampingku. Kami begitu hati-hati saat mencari jalan keluar. Kami membuat diir kami tersembunyi dan tidak berjalan di tempat terbuka. “Di mana pintu keluarnya?” Tanya Emma jengkel. Aku tahu dia akan berkata seperti ini. Kami telah berjalan selama beberapa menit. Meskipun kami belum menemukan satu pun anak buahnya, kami juga belum menemukan jalan keluarnya. “Mungkin kita harus istirahat sebentar.” Aku mulai lelah. Wajahku sakit, begitu pula tangan dan kakiku. Pikiran itu langsung kutepis, ketika kita di sini ada alarm yang berbunyi. Suaranya terdengar keras di seluruh halaman. Jantungku mulai berdebar kencang. Sial.

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-17
  • PENYESALAN MANTAN SUAMI   Bab 170

    “Sial, ini sakit sekali!” Emma mengerang kesakitan, membuatku tersadar dari keterkejutanku saat melihat seorang pria mengangkat pistolnya. Aku merangkak untuk mengambil pistol yang kujatuhkan dan segera menembak. Dia terjatuh di tanah. Aku berdiri dan berlari ke Emma, yang merintih di tanah. Aku bahkan tidak memeriksa jika pria itu hidup atau mati. Sekarang, itu tidak penting bagiku. Tidak ketika aku panik dan Emma berdarah-darah di tanah. “Aku akan mati, ‘kan?” Tanyanya dengan pipinya yang dibanjiri air mata. Aku bisa saja bilang padanya untuk berhenti menjadi cengeng, tetapi tidak kulakukan. Tidak ketika dialah yang mendorongku untuk menyelamatkanku dari peluru yang seharusnya mengenaiku. "Tidak akan," jawabku sambil memeriksanya. Dia tertembak di bahu, dan mengeluarkan banyak darah. Aku khawatir. Pertama, dia mungkin mati kehabisan darah, dan kedua, kami masih dalam bahaya. Seseorang pasti akan menemukan kita pada akhirnya. "Kamu berbohong!" Dia mendesis saat aku menekan luka

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-17
  • PENYESALAN MANTAN SUAMI   Bab 171

    Jantungku mulai mencelos dan mulai panik. Aku mencoba mengguncang tubuhnya dan tidak ada perlawanan. Aku menangkapnya sebelum dia terjatuh. Aku membalikkan tubuhnya, jadi dia tertidur di pangkuanku. Kubisikkan namanya sekali lagi, masih tidak ada jawaban. Dengan tangan gemetar dan rasa takut yang merusuk sampai tulangku, aku memeriksa denyut nadinya, takut tidak merasakan apa-apa. Aku menghela nafas lega saat merasakannya. Itu agak lemah, tapi itu ada. Aku menarik napas lega. Aku tidak tahu apa yang akan kulakukan jika aku tidak menemukan denyut nadinya. Air mata mulai memenuhi mataku. Kami terjebak di sini. Emma mengalami pendarahan dan lemah. Aku lelah dan pegal dan kami berada tepat di tengah-tengah markas musuh. Aku tidak menghentikan mereka ketika mereka jatuh. Aku hanya muak. Mengapa semua ini terjadi padaku sekarang? Aku tidak menginginkan apa pun selain perdamaian, tetapi aku belum mencapainya. Aku benci ini. Benci semua yang terjadi. Aku terus memantau denyut nadi Emma ha

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-17
  • PENYESALAN MANTAN SUAMI   Bab 172

    Rowan. Saya tidak bisa menjelaskan ketakutan yang saya rasakan ketika saya melihat bajingan itu menodongkan pistol ke kepalanya. Dia gemetar, dan air mata jatuh di wajahnya. Aku mendengarnya saat dia memohon padanya untuk melepaskannya, tapi aku tahu dia tidak akan melakukannya. Saat dia menutup matanya. Seolah menerima takdirnya. Itu hampir membuatku bertekuk lutut. Jika bukan karena aku tahu dia lelah, aku akan membiarkan pria itu supaya aku bisa memberinya penyiksaan versi pribadiku. “Dia butuh dokter, Rowan,” katanya dengan suara kecil saat aku berlutut di hadapannya. Aku sudah mengirim pesan pada Gabriel. Ambulans akan tiba di sini dalam beberapa menit. Bukannya aku tidak peduli pada Emma; Ya. Aku hanya lebih menyayangi Ava. Aku membawa wajahnya dengan lembut ke tanganku. Pipinya bengkak, begitu pula matanya. Sudah memar, dan bibirnya terluka.Wajahku mengeras membayangkan seseorang mengayunkan tangan padanya. “Siapa yang memukulmu? Apa itu Ronny?” Tanyaku dengan menggertakk

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-17

Bab terbaru

  • PENYESALAN MANTAN SUAMI   Bab 474

    Seperti yang sudah kukatakan, aku sudah memaafkan Gabriel, jadi kenapa aku masih saja terjebak di masa lalu? Kenapa aku masih membandingkan dia dengan pria yang dulu? Jelas sekali dia sudah berubah, tapi otakku masih meragukannya.Apakah kalian tahu pepatah ‘kalau dia mau, dia pasti akan lakukan?’ Itulah yang terjadi dengan Gabriel sekarang. Dulu dia ogah-ogahan. Dia tidak mau mencintaiku. Dia tidak mau peduli padaku. Bahkan, dia sama sekali tidak menginginkanku ... Dan karena dia tidak menginginkanku, dia memperlakukanku seperti aku tidak ada artinya.Namun, di dalam lubuk hatiku, aku mengerti dia. Jika perhitunganku benar, dia menikahiku satu setengah tahun setelah gadis itu menghancurkan hatinya. Aku kenal kakakku Andrew, dia pasti memeras atau memaksa Gabriel untuk menikahiku.Aku tidak memikirkannya saat kami menikah. Faktanya, aku tidak ingin memikirkannya karena itu akan menghancurkan ilusiku bahwa dia menikahiku karena dia merasakan sesuatu untukku. Baru bertahun-tahun kemudian

  • PENYESALAN MANTAN SUAMI   Bab 473

    “Iya! Dia sudah tidak bersembunyi lagi!” ujarnya dengan berbinar-binar. Kebahagiaan dan keantusiasannya sungguh menular. “Dia bahkan secara tidak langsung sudah melamarku.”“Apa maksudnya melamar secara tidak langsung itu?” tanyaku dengan kebingungan. Dari pandangan yang lain, mereka juga sama bingungnya. Sungguh ambigu, itu terdengar seperti dia akan melamar atau tidak. Aku tidak pernah mendengar lamaran secara tidak langsung. “Yah, ketika kuberi tahu bahwa aku hamil, dia berkata bahwa dia berencana untuk melamar, tapi karena mukjizat yang secara tiba-tiba ini, dia akan memajukan lamarannya agar kami bisa menikah sebelum bayi kami lahir,” balasnya dengan mata yang masih berbinar dari kegembiraan dan kebahagiaan. Masuk akal. Aku mengerti mengapa dia mengatakannya sebagai lamaran secara tidak langsung. Kami berseru dengan senang saat kami memeluknya dan sekali lagi memberinya selamat. Kekasihnya yang sudah kembali sungguh berpengaruh pada sikapnya. Dia sekarang terlihat bebas. Beban

  • PENYESALAN MANTAN SUAMI   Bab 472

    Aku menghela nafas untuk menenangkan jantungku. Aku tidak pernah berpikir akan memulai percakapan ini dengan Lilly di umur segini. Satu hal yang patut kusyukuri adalah dia tidak bertanya secara gamblang dari mana asalnya seorang bayi. Kalau dia menanyakannya, maka kami akan melalui pembicaraan yang sulit. “Aku akan kembali ke kamarku sebentar, lalu aku akan pergi,” ujarku pada mereka sembari mengabaikan pembicaraan tentang bayi ini. “Kamu masih belum memberi tahuku ke mana kamu akan pergi,” ujar Gabriel. Apa boleh buat, aku baru saja akan memberi tahunya, tapi kemudian aku terdistraksi. Yah, dialah yang mendistraksiku. “Aku akan bertemu dengan Ava dan yang lainnya untuk makan siang.”Aku sangat tergoda untuk membatalkan janji dengan mereka dan tidur, tapi kuurungkan niat itu. Ava sudah menelepon beberapa hari sebelum kami pulang dari Rafles untuk mengajakku bergabung dengan mereka untuk makan siang di hari Sabtu. Aku langsung mengiyakannya tanpa berpikir bahwa aku akan terlalu lela

  • PENYESALAN MANTAN SUAMI   Bab 471

    HanaAku mematut diriku sekali lagi di depan kaca. Aku tengah memakai celana jins highwaist dengan blus sutra. Rambutku dikuncir konde dengan agak berantakan, lalu aku menggunakan concealer dan maskara. Aku tidak terlalu banyak memakai riasan wajah. Kami pulang ke rumah sekitar pukul sembilan malam. Lilly sudah tertidur, jadi kami langsung ke kamar begitu sampai di rumah. Aku mengambil tasku, lalu keluar dari kamarku sembari memeriksa waktu. Aku punya waktu sejam sebelum harus ke restoran.“Mau ke mana kamu?” tanya Gabriel begitu aku memasuki dapur. Sial, lelaki ini sungguh tampan. Aku suka melihat Gabriel dengan memakai setelan. Sungguh dirinya terlihat seksi saat memakainya, tapi rasanya lain saat melihatnya tanpa alas kaki, kaus ketat, dan celana panjang. Rasanya lain saat melihatnya bertelanjang dada dengan celana panjang yang kedodoran. Aku sudah melihat semuanya, dan masih tidak bisa memutuskan gaya apa yang paling kusukai. Sepertinya yang paling kusukai adalah saat dia seda

  • PENYESALAN MANTAN SUAMI   Bab 470

    CalistaKakiku begitu pegal saat aku menaiki lift ke penthouse-ku. Ah, hari yang sama di mana aku bekerja lembur agar aku tidak perlu kembali ke apartemenku yang kosong. Aku sangat-sangat merindukan Reaper. Ketika kali pertama kudaratkan pandanganku padanya di rumah sakit setelah Ava tertembak, aku tidak terlalu memikirkan ketertarikan yang kurasakan padanya. Tentu, aku dengan cepat tertarik padanya, dan seolah jiwaku sudah mengenalnya, tapi dia adalah Reaper. Pria yang sama yang telah menculik salah satu sahabatku. Kalau aku harus jujur, aku tidak pernah merasakan ketertarikan seperti ini pada pria selain Reaper. Aku tidak tertarik pada seorang pria pada pandangan pertama saat kulihat mereka. Aku harus mengenalnya terlebih dahulu, baru aku bisa merasakan sesuatu. Tapi saat dengan Reaper, segalanya berbeda dan aku sungguh terheran dibuatnya. Aku hanya berpikir setelah pertemuan pertama itu, maka usailah. Kupikir itulah saat terakhir kulihat dirinya, dan rasa ketertarikanku akan den

  • PENYESALAN MANTAN SUAMI   Bab 469

    “Gabriel.”Setelah dia mengetes liangku dan memastikan bahwa aku sudah siap, dia kembali menambahkan jarinya untuk dipompa masuk dan keluar, mencengkok dan menyapu titik kenikmatanku. Tidak butuh waktu lama untuk aku mencapai klimaks. Tatapan sayu Gabriel bertemu dengan tatapanku, bibir kami hanya berjarak seinci dari satu sama lain, dan deru nafas kami sampai terdengar oleh satu sama lain. Entah apa yang dilihatnya dari raut wajahku membuatnya tersenyum miring dan satu jemari lagi bergerak memutar perlahan di klitorisku. Aku menggesekkan diriku pada dirinya untuk mengejar kenikmatanku sendiri sampai seluruh tubuhku merinding akan sentuhannya. Dia terus mendorong, dan menggesekkan telapaknya di klitorisku serta terus memompanya sampai aku klimaks lagi dengan deruan nafas dan teriakan keras di kamar. Ketika pahaku akhirnya berhenti gemetar dan pandanganku sudah kembali jelas, aku menengadahkan wajahku ke arahnya. Rahang Gabriel menegang, dan pandangannya diselimuti oleh bara nafsu. A

  • PENYESALAN MANTAN SUAMI   Bab 468

    Seperti beberapa pagi belakangan ini, aku terbangun dengan merasakan tangan Gabriel yang menjamah dadaku. Aku tidak tahu mengapa dia seperti itu, tapi entah mengapa hal ini selalu terjadi. Kami akan pulang hari ini dan aku tidak begitu tahu aku harus merasa apa. Kemarin, aku melewati batas ketika kubolehkan dia meniduriku. Aku merasa kalau aku tidak bisa mundur lagi. Jangan salah. Aku suka setiap menit yang kita lakukan kemarin. Aku menyukai setiap detik yang kulewati bersamanya beberapa hari terakhir ini, tapi aku masih takut bahwa segalanya ini bukanlah kenyataan. Aku takut bahwa aku akan segera terbangun dan menyadari ini hanyalah mimpi belaka.Sebagian diriku sangat menginginkan ini. Sedangkan, sebagian diriku yang lain masih skeptis akan apa pun yang terjadi di antara kami. Seolah bisa membaca pikiranku, tangan Gabriel yang semula di dadaku jatuh dan ganti untuk merengkuh pinggangku. Dia menarikku mendekat padanya, sampai aku bisa merasakan keinginan dan hasratnya melalui kulit

  • PENYESALAN MANTAN SUAMI   Bab 467

    Dia melepas celana dalamku, dan aku merasakan salah satu tangannya kembali menelusuri perutku dan menyusup di antara kakiku. Hatiku terasa ragu, tapi aku sangat mendambakan sentuhannya. Mulutku membuka karena ciumannya dan mendesah di ciuman kami, sembari kuangkat pinggulku untuk menyentuhnya dan memohon agar dia tidak berhenti. Jemarinya menyusuri kulitku dan menggerayangi klitorisku dan menggelitik syarafku di sana. Sial, aku akan segera klimaks. Kakiku mulai gemetaran di atas ranjang, kepalaku terjulur kembali ke ranjang. Gabriel bersenandung senang saat menciumi badanku, kakiku membuka lebar, yang mana menawarkannya pandangan menyeluruh ke area tubuh bagian bawahku. Mataku menatap pandangannya yang dipenuhi oleh nafsu saat menatapku. “Seksi sekali.” Dia memindahkan jarinya dari klitorisku untuk memasuki liangku di dalam, memilin pergerakannya untuk meraih pusat kenikmatanku. Badanku terlonjak, dan helaan nafas terkejut terlontar dari kerongkonganku. Gabriel menyeringai lebar di

  • PENYESALAN MANTAN SUAMI   Bab 466

    Bibir Gabriel menyambutku begitu pintu di belakang kami tertutup. Ciumannya sungguh kasar, seolah ingin menghukumku. “Tidak ada yang boleh menyentuh apa yang menjadi milikku. Lalu, jangan lupa bahwa kamu milikku, Hana,” geramnya dengan nada suara yang dipenuhi oleh amarah. “Aku hanya sedang menari ketika dia menghampiriku,” ujarku untuk membela diriku. “Aku sudah mencoba untuk menjauh, tapi dia mencengkeramku.”Hubunganku dengan Gabriel sudah menegang selama beberapa hari ini. Ya, menegang, bukan karena segalanya memburuk, tapi malah segalanya berjalan dengan baik. Tidak ada hal lain yang terjadi setelah makan malam di malam itu. Kami makan, minum, dan berbincang. Yah, ciuman itu menjadi puncak acara kami malam itu. Kami banyak berciuman sejak itu. Ciumannya membuatku menginginkan lebih. Ciumannya sudah menjadi adiksiku. Memang ini gila, aku tahu itu, tapi aku tidak bisa menahan diri. Ketika dia menangkup bibirku, diriku seketika meleleh dalam pesonanya. Sudah empat hari berlalu se

DMCA.com Protection Status