Mulut Arka menganga lebar ketika sudah tiba di kamar Nina, hari ini dia memutuskan kabur dari rumah setelah dikirimi koper oleh Ayu. Masalahnya si nenek berkali-kali datang ke rumah membawa siapa tuh namanya.Arka serius membaca sekaligus mendalami isi buku. "Pantas saja dia tiba-tiba begitu, ternyata tokoh prianya seperti ini. Ck, yang benar aja kali kabur begitu saja demi wanita."Nina yang sedari tadi belajar di meja belajar, memutar kursi dan menatap kesal Arka. "Bisa nggak sih diem?"Arka melirik sekilas Nina lalu memunggungi istri dajjal itu, ceritanya hari ini dia mau ngambek.Nina mengangkat kedua bahu dengan santai lalu kembali fokus belajar.Kedua mata Arka mengerjap ketika sudah masuk adegan hot, dia membacanya sampai habis."Nin," panggilnya setelah merenung."Apa?""Ini adegan kita semalam kan?"Nina berlari ke tempat tidur dan berusaha merampas buku di tangan Arka lalu gagal karena tangan sang suami lebih panjang.Arka tertawa geli. "Haduh istriku, sudah berani menyerang
Arka semakin kesal ketika Aiko yang terang-terangan menyatakan suka dengan suara keras, rekan-rekan di sekitar ruangannya jadi mendengar."Aiko, aku tidak tertarik padamu. Kita baru saling mengenal.""Kalau tidak salah, ada namanya kenal setelah menikah. Aku tidak keberatan.""Memangnya apa yang diberikan nenekku kepada orang tuamu?""Ya?""Tidak mungkin kamu seperti ini jika tidak ada sesuatu."Aiko menggigit bibir bawahnya, enggan bicara yang sebenarnya. "Aku hanya jatuh hati saat pandangan pertama, aku hanya ingin mengejar cinta pertamaku."Arka tahu kebohongan Aiko lalu menghubungi temannya. "Aku mau ke tempat klien, bisa tolong urusi tamu yang tidak diundang ini?""Arka, kamu keterlaluan." Aiko menjadi sedih.Arka tidak peduli dan segera membereskan mejanya, tidak lupa membawa bekal makan dari ibu mertua.Aiko berdiri dan menghalangi Arka. "Kenapa kamu keras kepala seperti ini? Harusnya terima saja semua yang akan diberikan nenek kamu. Aku-""Tidak perlu ikut campur masalah orang
Nenek dan Aiko sudah pulang sementara Arka duduk berhadapan dengan Arya dan istrinya."Kakak."Arya mengangkat tangan dan menggeleng. "Aku sudah tahu apa yang akan kamu katakan. Tapi, maaf. Aku tidak tertarik menggantikan posisi ayah.""Tapi, kak.""Aku pilot, bukan ahli keuangan seperti kamu- selain itu, aku juga bukan putra sah ayah. Aku hanya anak dari selingkuhan ayah."Ayu mengeratkan genggamannya di Arka dan menatap sedih Arya. "Tapi kamu tetap anak ibu."Arya tersenyum sedih. "Aku tahu, terima kasih sudah merawat aku, bu. Tapi memang aku tidak pantas menjadi pengganti ayah, yang dicari nenek juga adalah kamu satu-satunya anak sah ayah. Kita semua tahu bagaimana sifat nenek, bahkan sempat ada isu, beliau rela membuang anak hasil diperkosa. Padahal anak itu juga tidak bersalah."Arka mengacak rambut dengan kesal. "Tapi pengadilan negara sudah memutuskan kakak adalah anak ibu, kenapa kakak tidak menerimanya saja?"Arya menatap heran Arka. "Kamu sendiri kenapa tidak mau menerimanya
"Nina menginap disini?" tanya Ayu.Nina mengangguk. "Ya, tadinya Nina tidak mau menginap tapi begitu melihat ada mas Arya dan istrinya disini, Nina tidak mungkin pergi dong.""Kalau begitu, tidur di kamar Arka ya," kata Ayu. Mika yang mendengar itu, sontak menoleh, Arya melirik sekilas istrinya.Arka menarik tangan Nina hingga mencapai lantai dua, tiba-tiba Nina teringat dengan gebetan semasa SMP. "Kamu tahu, beberapa rumah dari sini, ada rumah pria pujaanku lho.""Aku tidak tertarik, toh kamu istriku."Entah kenapa Nina merasa sakit hati dengan sikap acuh Arka.Arka membuka pintu lalu menyuruh Nina masuk ke dalam kamar.Nina masuk dan melihat isi kamar berwarna serba abu-abu. "Apakah kamu suka warna abu-abu?""Kenapa kamu ke rumah?""Tidak boleh?""Bukan begitu, tapi-""Aku hanya ingin kangen sama suami sendiri." Nina menatap Arka dengan tatapan puppy eye.Arka menepis semua tatapan Nina. "Aku akan menelepon tante."Nina mendecak kesal. "Apa salahnya sih datang ke rumah suami sendiri
Nina bangun dan melihat Arka masih tidur pulas, hari ini dia sudah minta izin ke mamanya untuk tidak masuk sekolah. Dia sudah menikah sekarang, pria di hadapannya adalah seorang suami tapi dia tahu tidak akan bisa mengandalkan hidup ke pria ini.Arka membuka mata perlahan karena merasakan sesuatu di pipinya. "Mhm?"Nina menatap dingin Arka. "Sudah bangun?"Arka menatap sebentar lalu menarik Nina masuk ke dalam pelukannya. "Jam berapa ini? Tidur lagi saja."Nina mendorong Arka. "Kamu tidak kerja?""Kerja dan tidak kerja sama saja, aku tidak akan jatuh miskin." Arka bangun dan langsung masuk ke kamar mandi.Nina menatap rumit Arka lalu tiba-tiba mengikutinya dari belakang dan masuk ke dalam kamar mandir.Arka yang sedang membuka piyama tidur, terkejut. "Hei!""Jangan mengambil alih perusahaan.""Hah?""Mereka membunuh banyak orang, jangan diambil.""Apa maksud-""Kamu tahu alasan kenapa nenek kamu tidak pernah bisa menyentuh mama dan aku?""Yah, karena ayah kandung kamu pergi dari rumah
Nina yang sudah pulang ke rumah setelah diantar Arka, langsung masuk ke dalam kamar dan membuka laptop. Ibunya sudah berangkat ke restoran sementara sang adik sudah berangkat sekolah, hari ini dia sengaja minta izin untuk tidak masuk sekolah karena harus menyelesaikan naskah."Mama tahu, Nina juga bekerja. Nina hanya butuh waktu satu hari untuk menyelesaikan naskah." Kata Nina setelah berusaha merayu Retno.Retno tidak berdaya dan mengizinkan anaknya tidak masuk sekolah.Sekarang rumah dalam keadaan sepi dan Nina sudah menyelesaikan beberapa proyeknya bersama Jaka. "Kamu sudah mendata semuanya?" tanya Nina yang berkomunikasi dengan Jaka lewat whatsapp."Ya, aku juga sudah mencuri arsip mereka. Tadinya aku khawatir, mereka menjebak kita. Ternyata memang nenek peyot itu yang tidak tahu apa-apa.""Anak buahnya pasti kelabakan, sebentar lagi mereka akan mendapatkan kontrak ratusan milyar. Tapi jika rancangan milik klien mereka bocor, otomatis pihak klien akan marah dan menuntut penjelasa
Arka yang sedang asyik menangani klien via email, mendapat ketukan pintu. Dia menjawab tanpa mengangkat kepala."Arka, kamu sudah dengar berita hari ini belum?""Berita apa?""Tsoejipto Group mengalami kerugian karena ada data yang bocor."Arka mengerutkan kening tidak mengerti. "Hah?"Bukannya Arka tidak paham dengan apa yang dikatakan rekan kerjanya, tapi dia tidak paham bagaimana group sebesar itu kecolongan?"Tadinya ada perusahaan dari Korea yang ingin kerja sama dengan membuat handphone di Indonesia, group itu menjamin pabrik pembuatan sekaligus ada salah satu prototype buatan pabrik itu tapi masalahnya sebelum pihak group menunjukan prototype yang berhasil setelah di uji coba, blue printnya malah bocor ke pesaing dan mereka mengumumkan terlebih dahulu."Arka mengangkat salah satu alisnya. "Bagaimana bisa bocor?""Data mereka taruh di komputer lalu diretas hacker, sekarang lagi ramai jadi pembicaraan karena pihak perusahaan malah melontarkan kalimat konyol."Arka segera mencari
Nina yang berjalan keluar dari gerbang sekolah, mengerutkan kening ketika melihat Arka sudah menunggunya di dalam mobil.Nina balik badan sambil menarik Jaka.Arka menekan klakson mobil tidak berhenti, meskipun mengganggu sekitar.Jaka menarik tangannya. "Pergi sana! Dia sudah nunggu kamu dari tadi sepertinya, jangan kabur."Nina cemberut lalu balik badan dan masuk ke dalam mobil.Mobil melaju kencang ketika Nina selesai memakai sabuk pengaman."Mau kemana?""Menghilangkan stress.""Stress apaan?"Arka tidak menjawab."Ini namanya mau bunuh diri!" Jerit Nina.Arka rem mendadak.Nina memegang erat sabuk pengamannya.Untung saja Arka melewati jalur perumahan sepi.Nina menatap lurus jendela mobil, tanpa menatap Arka. "Ada apa? Apakah kamu mendapat masalah?"Arka terdiam, masih memikirkan masalah yang akan dihadapinya. Bicara dengan NIna mungkin juga percuma karena dia masih kecil."Apakah kamu menganggapku tidak tahu apa pun?" tanya Nina.Arka mengalihkan tatapannya ke Nina. "Bagaimana
Setelah menemukan naskah yang dicarinya, dia bergegas memeriksa naskah tersebut. Naskah yang dibuat dicetak dan dimasukan ke dalam amplop cokelat, di dalam amplop ada cd untuk menaruh naskah untuk berjaga-jaga jika laptopnya bermasalah. Nina segera mengeluarkan cd dan dimasukan ke dalam laptop, malam itu dia berniat lembur dan tidak tahu dengan perbuatan Aiko yang menyebarkan isu mengenai rumah yang dijadikan prostitusi. Salah satu akun baru menetas, membuat postingan seolah curahan hati. 'Aku tidak tahu apakah ada yang percaya dengan tulisanku. Maaf, karena aku memakai akun palsu, hanya saja aku resah karena ada orang yang membeli rumah untuk dijadikan prostitusi. Rasanya tidak nyaman sekali ada orang yang keluar masuk beda orang ke dalam rumah itu, tadinya kami kira hanya dikontrakan biasa atau orang melihat tapi intensitas mereka datang itu terlalu sering dan orangnya beda-beda.' 'Aku tidak percaya jika tidak ada bukti.' 'Benar, apalagi akun baru menetas.' 'Tunggu dulu ya, nan
Nina pulang ke rumah dan melihat Retno duduk di sofa, sorot matanya kosong meski terlihat sedang menonton tv.Nina duduk di samping mamanya. "Ma?"Retno tersadar dari lamunan dan menyunggingkan senyum tipis. "Sudah pulang?"Nina melirik dua gelas kosong di atas meja. "Tante Ayu sudah ke rumah?""Ya.""Mama-""Mama tidak bisa bantu teman yang kesulitan.""Masalah tempat penerbitan tante Ayu?""Kamu tahu?""Aku sudah dengar masalahnya, tante Ayu rugi banyak, apalagi penulisnya koma sekarang. Tidak ada yang bisa dimintai pertanggung jawaban.""Terus bagaimana? Dibiarkan begitu saja?""Yah, terpaksa begitu. Tante Ayu harus menyerah, kalau memaksa diterbitkan, jatuhnya nama baik tempat tante yang jelek."Retno mengerutkan kening. "Daritadi kamu sebut ibu mertua tante, tidak dimarahi Arka?"Nina menjulurkan lidah dengan nakal. "Lupa, kebiasaan."Retno menghela napas dan kembali teringat temannya. "Mama harus bagaimana ya, buat bantu besan?"Nina teringat dengan saran Jaka. "Bagaimana kalau
Ayu duduk termenung di kursi kerja, kedua mata menatap brosur yang diberikan asistennya. Novel ini Ayu temukan karena sangat populer di salah satu platform terkenal dan gratis. Yang membuat Ayu jatuh cinta karena kalimat si wanita yang mengena di hatinya saat berusaha melawan keluarga suami sang tokoh.'Aku memang seorang wanita dan dianggap tidak bisa melakukan apa pun di mata pria, tapi setidaknya aku punya harga diri untuk melindungi diri dan anak-anak.'Di zaman modern, masih saja ada wanita yang bucin terhadap pria dan rela melakukan apa pun, menutup mata atas kesalahan pria dengan dalih martabat rumah tangga. Ayu sudah mengalami semuanya saat ditinggalkan suami dan membesarkan Arka, ditekan keluarga suami yang kaya raya dan dicemooh karena menerima kompensasi dengan dinilai mata duitan.Setelah membaca novel yang hampir mirip dengan kisahnya, Ayu gencar mendekati si penulis untuk diterbitkan ke tempatnya meskipun ternyata ada beberapa saingan yang sudah menawar. Mungkin karena
Kedua mata Karina menyipit tidak percaya ketika melihat Arka seperti orang baru keesokan harinya. Padahal kemarin terlihat orang lusuh dan sedikit stres karena pekerjaan, sekarang malah terlihat berseri-seri lalu dengan senang hati menjelaskan secara detail. Padahal sebelumnya memang menjelaskan tapi tidak sedetail sekarang.Bahkan sekarang pun di ruang kerjanya, Arka mencoret dokumen yang diberikan bawahan lalu ditulis alasan ditolak.Karina yang memeluk dokumen, tidak berani ikut campur urusan Arka, tapi para karyawan lain justru usil dan bertanya-tanya. "Ada apa? Kenapa wajah kamu seperti itu?" Tanya Arka sambil mengerutkan kening. "Kamu sedang memikirkan hal lain?"Karina menggeleng. "Tidak, saya hanya kagum melihat perubahan sikap anda dalam satu hari.""Ah, Karina. Ini namanya kekuatan pernikahan.""Kekuatan pernikahan?""Ya, dengan menikah dan saling terikat. Saat kita jatuh dan ingin mencari tempat penghiburan, hiburan terbaik adalah bersama pasangan."Kedua mata Karina terbe
Aiko yang kesal karena Arka dan Nina, menjadi lebih kesal karena ucapan sepupunya. "Apakah kamu tidak pernah merasakan bagaimana sikap keluargaku yang seperti pengemis?"Dahi Reiko berkerut semakin dalam. "Omong kosong apa yang kamu bicarakan?""Apakah kamu menganggap semua ucapan aku hanya omong kosong? Ternyata penilaian aku tidak pernah salah. Kamu sepupu yang-""AIKO!"Ibu Aiko menampar pipi putri kandungnya sekuat tenaga dan menyuruh Aiko membungkuk dalam. "Minta maaf ke sepupu kamu! Dia sudah bersusah payah datang kemari untuk kita dan kamu menghinanya?!""Bibi, aku-""Reiko, Aiko tidak bisa dimaafkan. Silahkan beri hukuman untuk anak ini karena sudah menghina kamu.""Bibi, tidak perlu berlebihan." Reiko jadi merasa bersalah ke bibinya."Tidak! Ini bukan masalah sepele, dia sudah menghina kamu, bagaimana jika kedua orang tua kamu tahu?! Aiko, minta maaf ke sepupu kamu!"Aiko yang masih membungkuk dalam karena tangan ibunya, minta maaf dengan nada gemetar. "Maafkan aku, Reiko. Ak
"Kebanyakan wanita muda atau seusiaku, yang belum mendalami agama atau apalah itu. Tidak suka dengan sex.""Aku-""Jadi, kamu sedang mendalami agama sekarang? Tenang saja, aku tidak akan marah meskipun agamaku kurang bagus.""Apakah aku terlihat sekuno itu?""Apa? Tidak.""Aku tidak suka dengan seks karena masa lalu keluargaku yang tidak menyenangkan. Bisa dibilang mungkin aku biang masalah, seandainya saja mama tidak melahirkan aku.""Kamu anak di luar nikah? Aku baru mendengarnya." Arka menyalakan kompor dan mulai memasak. "Tidak, dulu ayah kandungku suka sekali main bersama wanita. Hal yang paling menyedihkan adalah mama tidak bisa berbuat banyak karena tidak bekerja dan menggantungkan hidup padanya. Mau berpisah, takut menjadi bahan gunjingan orang karena janda selalu dianggap negatif oleh masyarakat." Nina mulai cerita pada Arka. "Mama terlalu takut menghadapi banyak hal hingga pada akhirnya menggantungkan hidup pada keluarga. Tidak ada bedanya padahal.""Pasti tante Retno punya
Arka menghela napas panjang begitu mendengar kebohongan Aiko. "Kamu- untuk apa berbohong sejauh ini?""Arka, aku tidak berbohong. Bagaimana bisa kamu bilang aku berbohong? Aku hanya menceritakan yang sebenarnya bahwa Nina sangat jahat.""Apa untungnya dia berbohong hal seperti itu? Menekan kamu? Besar sekali nyalinya.""Kamu- jangan terlalu percaya apa pun padanya. Dia hanya pembohong tidak tahu diri.""Begitu ya, jika dia hanya pembohong tidak tahu diri- lantas aku bagaimana? Pria yang bisa ditipu?""Arka.""Nina adalah istriku, berhenti mengancamnya. Kamu lupa kenapa kamu datang ke sekolah Nina? Jika dia mengancam kamu dan kamu hanyalah korban, kenapa justru kamu yang datang ke sekolah pelaku?""Karena-""Karena kamu sendiri yang mengancamnya.""Arka!""Berhenti mengganggu istriku, atau aku yang akan membuat perhitungan?"Aiko menggeleng. "Tidak, aku tidak akan pernah melepaskan kamu."Arka adalah jalan supaya bisa melampaui para sepupunya yang sombong itu, dia tidak ingin menunduk
Nenek Arka tidak suka melihat interaksi cucunya bersama perempuan lain tapi dia juga tidak ingin membuat sang cucu marah, dengan senyum menghina, merendahkan Nina supaya Arka sadar. "Kamu kerja sebagai cleaning service? Astaga, apakah kamu hanya bisa bersih-bersih untuk menjaga cucuku?"Nina menatap tidak mengerti nenek Arka. "Apa?""Cucuku sangat hebat dalam menjalankan perusahaan, harusnya kamu juga bisa menjadi pendamping yang hebat dong ya. Contoh saja Aiko ini." Nenek Arka menepuk kedua bahu Aiko dengan lembut. Nina menghela napas ironis. "Wow, ternyata yang ada di novel- ada di dunia nyata.""Apa?" tanya Arka yang tidak mengerti maksud istrinya.Nina melipat kedua tangan di depan dada. "Seorang nenek yang tidak suka melihat istri cucunya sehingga memaksa seorang pelakor untuk masuk ke pernikahan bahagia sang cucu. Anda tidak takut karma, nenek?"Nenek Arka tersenyum sinis. "Karma sudah menjadi makanan saya, dan saya sudah mendapatkan semua karma baik. Apa salahnya mendapat satu
"Selamat pagi, pak Arka.""Pagi."Arka putuskan menerima tawaran keluarganya dan mengurus perusahaan. Jadi dari pagi, dia tidak ke kantor seperti biasanya, melainkan pergi ke kantor nenek."Hallo, pak Arka.""Karina." Angguk Arka. "Bukankah direktur menyuruh kamu melihat tugas bagian keuangan?""Ah, saya disuruh melihat kinerja anda. Katanya anda sangat hebat dan bisa mengajar untuk pemula seperti saya.""Apakah kamu tidak ingin menjadi dokter hewan?""Kenapa tiba-tiba anda bertanya?""Bukankah ayah kamu seorang profesor untuk hewan?"Karina menghentikan langkahnya dan menatap bingung Arka. "Bagaimana anda bisa tahu? Saya tidak pernah mencantumkan pekerjaan ayah di cv.""Benarkah?""Ya.""Oh, saya kenalan kakak kamu di universitas." Jawab Arka dengan asal sambil balik badan dan menatap lurus Karina."Kenalan?""Yah, benar. Kami tidak terlalu kenal tapi yah setidaknya kami tahu nama masing-masing."Karina menatap Arka dengan cemas. "Apakah anda akan melapor ke kakak saya?""Tidak.""To