Home / Lain / PENGKHIANATAN / Wanita itu?

Share

Wanita itu?

last update Last Updated: 2021-05-01 15:15:23

Budayakan Subscribe dulu sebelum baca ya😉Suport dengan tekan tanda love di bawah ini😍 Jangan sungkan buat layangkan komentar😉

"Mas! Sekarang di sekolah Kaila ada pertemuan wali murid. Kamu cepat datang ke sini, ya." 

Sesegera mungkin aku menelpon Mas Sa'dan, tak peduli dia mau beralasan meeting atau lainnya. Padahal kuyakin meeting itu hanya caranya untuk lolos dari tuntutanku. 

"Adduh, Ren. Kenapa baru bilang? Aku juga sudah bilang kan pagi tadi, aku ada meeting dengan klien penting." 

"Tapi, Mas ..." 

Mas Sa'dan mematikan sambungan telfonnya. 

"Kelewatan kamu, Mas." 

Wali murid sudah berdatangan, teman-teman Kaila didampingi kedua orang tuanya. Kaila pasti sangat sedih jika mendengar ayahnya tidak datang. Padahal semalem aku mendapat pemberitahuan bahwa Kaila akan maju menerima hadiah. Dia sangat menginginkan bisa didampingi ayahnya. 

"Bun... Ayah mau ke sini kan, Bun? Ayah sudah di jalan, kan?" 

"Kaila, Sayang. Nanti ditemani Bunda dulu, ya." 

"Aku maunya ayah, Bun. Teman-temanku ayahnya katanya bisa ijin kenapa ayah tetap masuk?" 

Kaila membuang muka dariku. Semarah-marahnya dia pasti tak akan lama. Aku menuntunnya menuju ruang acara. 

[Dew... Mas Sa'dan sudah di kantor, kan?]

Beberapa menit kemudian chat tersebut baru bisa berbalas. 

[Iya, Ren. Maaf, ya belum bisa menemukan bukti apa-apa, atau mungkin kamu ada ciri-ciri wanitanya?]

[Iya, Dew. Gak papa. Aku juga lagi berusaha mencari, tapi semakin hari Mas Sa'dan semakin keterlaluan. Yasudah, kamu lanjut kerja saja, maaf ya aku sudah ganggu.]

[Gak ganggu kok, Ren. Kalau ada apa-apa kamu boleh langsung kabari aku, aku ada untukmu, Ren.]

Aku tersenyum membaca chat Dewi. Merasa beruntung punya teman seperti dia. Acara demi acara sudah dilalui. Kaila pucat mungkin karena sedih dan terlalu kepikiran atas ketidak hadiran ayahnya. 

"Sayang, tuh ada ice cream, Kaila mau?" 

Dia hanya memberi isyarat dengan menggelengkan kepalanya. Pasti dia sangat kecewa. 

"Oiya, Kaila kan sudah berhasil dapat piala nih, Kaila mau jalan-jalan?" 

"Sama ayah juga, Bun?" Sontak dia menjawab dengan wajah sumringah. 

"Mm tapi kalau ayah belum bisa, kita jalan berdua dulu, ya." 

Wajahnya kembali berubah layu. Anak seumuran dia tentu masih sangat suka dimanja oleh kedua orang tuanya, terlebih lagi didampingi. Karena Kaila mood Kaila menurun maka kami hanya memutuskan untuk pulang. 

***

Aku ingin sekali rasanya sehari saja bisa menyelidiki Mas Sa'dan dan mengikuti ke mana pun dia pergi. Bagaimana dengan Kaila. Tak mungkin jika aku nekad sembari mengajaknya. 

[Dew... Kamu bisa tolong cek Mas Sa'dan sebentar? Ada di ruangannya apa tidak?]

Kling... (Satu pesan masuk)

Pesan itu berupa foto Mas Sa'dan sedang sibuk dengan beberapa berkas di depannya. Aku bernapas lega dengan mengelus dada. 

Dret... Dret... Panggilan masuk dari Mas Sa'dan. 

"Panjang umur kamu, Mas. Baruu aja kutanyain." 

"Ren. Hari ini Mamaku mau ke situ. Kamu sambut, ya. Jangan sampai kamu buat kecewa." 

"Sekarang, Mas?" 

"Iya. Sekarang." 

Nada bicara Mas Sa'dan juga banyak berubah. Dia lebih banyak memakai nada tinggi sekarang.

  

"Baik, Mas."

Dia menutup telepon. 

"Suaramu mulai meninggi, ya, Mas. Kamu lupa? Perusahaan itu milik siapa? Bahkan kamu datang ke sini tidak membawa apa-apa. Dan sekarang, kamu malah songong." 

Kurapikan seluruh ruangan. Tidak boleh ada yang berantakan. 

***

Ting nung... Ting nung... Bell pun berbunyi. Aku yakin itu Mama Mas Sa'dan. 

"Assalamu'alaikum." 

Kuraih tangan Mama mertuaku dan meyalaminya. Dia membalas dengan memelukku. 

"Rena... Kamu apa kabar?" 

"Alhamdulillah, Ma. Rena baik. Mama gimana?" 

"Seperti yang kamu lihat." 

Sejak Aku menikah dengan Mas Sa'dan. Belum pernah Mama berkata kasar padaku, bahkan belum pernah memakai nada tinggi seperti yang dipakai Mas Sa'dan akhir-akhir ini. 

"Silakan masuk, Ma. Mama mau Rena buatin apa? Mau yang dingin atau hangat, Ma?" 

"Sudah, jangan repot-repot. Mama bisa cari sendiri nanti. Mana cucu kesayangan Mama?" 

"Oh, ada, Ma." 

"Omaaaa..." 

Kaila lari berhamburan menghampiri Mama mertuaku. Sebenarnya dia sudah lama mengadu kangen sama Omanya. Tapi Mas Sa'dan selalu saja beralasan saat kuajak menemui Mama. 

"Mmm kangan Oma, ya?" 

"Iya, Oma. Kangen banget. Tapi Ayah tidak pernah mau diajak ke sana." 

"Mmm kenapa?" 

"Ayah sibuk." 

Kaila melipat kedua lengan tangannya. Bibirnya mengerucut. 

"Emm.. Kasihan cucu Oma. Gak papa, nanti kita ajak ayah jalan-jalan, ya." 

"Beneran, Oma?" 

"Iya, Sayang." 

"Oma... Oma... Main, yuk." 

Kaila adalah cucu pertama Mama, apapun yang dimintanya pasti selalu dipenuhi. 

Aku pun menghubungi Mas Sa'dan. 

[Mas, Pulang! Mama sudah datang.]

Chatku cuma berbalas centang biru. 

Aku beralih pada chat Dewi. 

[Dew. Mas Sa'dan masih diruang meeting?" 

[Sekarang gak ada jadwal meeting kayaknya, Ren. Emang kenapa?]

[Ouh, gak ada, ya. Yasudah, makasih, ya.]

"Terus saja meeting kamu jadikah alasan, Mas. Mama ada di sini, bukannya kamu tidak berdaya di depan Mama? Mama punya penyakit jantung, gimana jika Mama sampai mengetahui kelakuan bejat putranya?" 

***

"Mas! Aku ingin bicara, tolong jawab dengan jujur."

"Mau bicara apa sih, Ren? Pasti mau marah karena aku tidak hadir tadi pagi? Sudah aku bilang kan aku meet..." 

Mas Sa'dan tertidur. Padahal Aku ingin semua segera jelas, sebelum terjadi kesalahan semakin berlarut-larut. 

"Huft, baiklah. Mungkin besok, Mas. Semoga mimpi indah sebelum hadirnya mimpi burukmu." 

Kling... 

Kiriman foto dari Dewi. Kuamati foto itu lekat-lekat. Wajahnya tak asing. Tapi siapa? 

"Matanya?" 

Kuputar memori otakku. 

"Kenapa matanya mirip sekali mata Dewi?" 

[Foto siapa ini, Dew?]

Aku dapat dari temen kantor kalau pernah pergoki Pak Sa'dan makan siang di cafe bareng dia. 

[Ouh. Iya Dew. Makasih, ya. Kalau ada Aku ingin foto mereka pas berduaan.]

[Oke]

"Kali ini sudah ada Mama, Mas. Kaila tidak sendiri lagi. Maka untuk membuntutimu bukan lagi hal sulit bagiku, besok kita akan mulai, Mas permainan yang sesungguhnya."

"Aku harus pekerjakan pembantu, iya, pembantu. Jadi Aku bisa leluasa mencari bukti pengkhianatan Mas Sa'dan. Kupastikan sebentar lagi kamu mati kutu, Mas." 

"Pembantu?" 

Mas Sa'dan kebingungan, mungkin dia merasa tak aman lagi untuk bisa menemui gundiknya. Aku sudah mengurus semuanya, bahkan tugas-tugasnya. Kini tinggal diri ini mengatur siasatku sendiri.  

"Aku tak sepolos yang kamu pikir, Mas," gumamku dalam hati. 

"Eum, iya, Mas. Kita pakai pembantu, ya. Biar bisa lebih banyak waktu buat Kaila dan Mama." 

Terpancar raut aneh dari wajah Mas Sa'dan. Namun dia mengalihkan dengan meraih roti dan mengoleskan coklat di atasnya. Pagi ini Aku berniat mulai menjalankan misiku sendiri. Tak enak juga jika Aku selalu harus melibatkan Dewi. 

"Oma... Oma... Aku ke sekolahnya bareng Oma, ya." 


Jangan lupa krisannya, ya, Bun, Kak, dan semuaaanyaaa...  Like and komennya juga, oke😉  Butuh banget saran karena masih pemula dan amatiran😍😉Jangan sungkan buat berkomentar, ya. InsyaAllah diterima dengan lapang😍

Related chapters

  • PENGKHIANATAN   Labrak!!!

    Budayakan Subscribe dulu sebelum baca ya😉Suport dengan tekan tanda love di bawah ini😍 Jangan sungkan buat layangkan komentar😉"Pembantu?"Mas Sa'dan kebingungan, mungkin dia merasa tak aman lagi untuk bisa menemui gundiknya. Aku sudah mengurus semuanya, bahkan tugas-tugasnya. Kini tinggal diri ini mengatur siasatku sendiri."Aku tak sepolos yang kamu pikir, Mas," gumamku dalam hati."Eum, iya, Mas. Kita pakai pembantu, ya. Biar bisa lebih banyak waktu buat Kaila dan Mama."Terpancar raut aneh dari wajah Mas Sa'dan. Namun dia mengalihkan dengan meraih roti dan mengoleskan coklat di atasnya. Pagi ini Aku berniat mulai menjalankan misiku sendiri. Tak enak juga jika Ak

    Last Updated : 2021-05-01
  • PENGKHIANATAN   Firasat

    Budayakan Subscribe dulu sebelum baca ya😉Suport dengan tekan tanda love di bawah ini😍 Jangan sungkan buat layangkan komentar😉Laju kencang mobil adalah pelampiasanku sekarang. Entah sudah hilang akal atau bagaimana. Cinta ini terlalu suci dan susah payah dijaga, tapi ternyata salah satu di antara kami justru berkhianat, dan telah merobek hati dengan keji."Jika hati yang terluka, masih bisa dijahit, Mas. Tapi bagaimana jika kepercayaan yang pecah sanggupkah tuk dirajut kembali? Hatiku sakit, iya, terlampau sakit, Mas."Dalam pikiranku saat ini hanyalah bersiap, bersiap jika kenyataan pahit akan terjadi tanpa permisi. Jika Mas Sa'dan memutuskan untuk pergi. Laki-laki saat ditinggal pergi kebanyakan langsung mencari is

    Last Updated : 2021-05-01
  • PENGKHIANATAN   Penyesalan

    Aku diam, memegang pipi yang mungkin sudab merah akibat tamparan Mas Sa'dan."Ren. Kamu tidak mau memaafkan aku? Maafkan aku, Ren. Aku akui memang bersalah." Kata-kata itu terus diulanginya.Sontak terlintas Kaila di benakku. Membuat hati ini berontak dan memacu agar kuturunkan egoku. Bagaimana pun Kaila masih kecil, butuh kasih sayang ayahnya."Baik, Mas. Aku akan maafkan kamu. Tapi bersyarat. Iya, maaf bersyarat.""Baik, Ren. Apa itu? Sebutkan saja. Apapun itu akan aku lakukan.""Kamu harus berhenti dari perbuatan keji itu, ingat Kaila, Mas. Dia masih sangat kecil, dia butuh kekompakan kita dalam menyayanginya."Mas Sa'dan diam. Entah

    Last Updated : 2021-05-01
  • PENGKHIANATAN   Maaf?

    Budayakan Subscribe dulu sebelum baca ya😉Suport dengan tekan tanda love di bawah ini😍 Jangan sungkan buat layangkan komentar😉"Apa itu yang menjadi alasanmu selama ini kenapa kamu tidak pernah memanggilku dengan panggilan khusus, Mas?!""Panggilan khusus? Panggilan khusus gimana, Ren?"Dor... dor... dor..., "Buka pintunya, Ren!""Jangan kira Aku tidak tahu panggilan apa yang kamu pakai untuk selingkuhanmu itu, Mas.""Dew! Aku benar-benar tidak ...""Ayah...!" suara Kaila memanggil Mas Sa'dan."Iya, Sayang?""Kenapa Ayah berdiri di depan pintu? Bunda mana?""Iya, Dan. Di mana istrimu? Kenapa mukamu tampat resah? Ada apa?""Ma! Maafin Sa'dan, Ma."Aku pun membuka pintu saat mendengar suara Mama. Mas Sa'dan berlutut di depan Mama dengan deru tangisnya. Rasa peduliku sudah hancur. Kura

    Last Updated : 2021-05-01
  • PENGKHIANATAN   Cerai?

    Budayakan Subscribe dulu sebelum baca ya😉Suport dengan tekan tanda love di bawah ini😍 Jangan sungkan buat layangkan komentar😉"Ibuk? Boleh ikut saya ke ruangan? Atau Mas Sa'dan yang mau mewakili?" tukas Dokter Rio menoleh ke arahku kemudian ke arah Mas Sa'dan."Biar dia saja."Aku membuang muka dari Mas Sa'dan, segitu bencikah dia padaku? Kaila tidak bersalah, kenapa seakan begitu apatis tidak ingin tahu bagaimana perkembangan kondisi Kaila.Aku berjalan membuntuti dokter hingga ke ruangan. Kumasukkan surat dari Mas Sa'dan ke dalam tas."Silakan duduk, Buk.""Gimana, Dok?""Gini, Buk. Kaila mengalami penyakit gejala paru-paru. Untuk saat ini dia tidak sadarkan diri karena panas yang terlalu tinggi, mungkin sebentar lagi dia akan siuman namun masih akan sedikit sesak untuk bernapas. Semoga Ibuk diberi kesabaran, ya."

    Last Updated : 2021-05-01
  • PENGKHIANATAN   Ancaman

    Budayakan Subscribe dulu sebelum baca ya😉Suport dengan tekan tanda love di bawah ini😍 Jangan sungkan buat layangkan komentar😉"Fan! Bisa enggak kalau Mama mertuaku dipindah untuk dirawat di rumahku saja? Eh, Dokter Alfan."Kututup mulutku, malu. Karena tidak memanggilnya dengan sebutan formal."Apaan sih, Ren. Sudah panggil Alfan saja. Aku tetap sahabatmu. Jadi tidak perlu panggil dokter atau apalah."Kami terkekeh bersama. Mama Anggi pun turut tersenyum mendengar ungkapan Alfan. Aku berjalan menuju tempar tidur Mama. Kemudian menukas, "Ma, gak papa, ya Mama dirawat di rumah dulu."Tiba-tiba mata Mama tampat berkaca-kaca. Aku gusar karena takut ada pernyataanku yang membuatnya tersinggung."Mama kenapa? Ada yang sakit, Ma?""Kamu sudah baik banget sama Mama. Padahal putra Mama yang sudah membuat kamu sakit."

    Last Updated : 2021-05-01
  • PENGKHIANATAN   Teror

    Budayakan Subscribe dulu sebelum baca ya😉Suport dengan tekan tanda love di bawah ini😍 Jangan sungkan buat layangkan komentar😉Kring...Kring... (Dering telefon rumah) Bi Marni bergegas menghanpiri. Namun kularang dan meminta agar menyerahkan telfonnya padaku."Biar saya saja, Bi.""Ini, Nya."Aku tersenyum seraya memberi isyarat agar dia kembali ke dapur."Hallo?""Rena?!""Iya? Dengan siapa? Ada yang bisa dibantu?""Ingat, Rena. Berhati-hati lah. Hidupmu tidak akan tenang."Suara itu? Apa mungkin itu Mas Sa'dan? Apa mau dia? Padahal dia yang memutuskan untuk menjatuhkan talak. Kenapa aku yang diteror?"Maaf. Mungkin bukan Rena saya yang dituju. Saya tidak pernah ada urusan dengan siapapun."Ceklek. Kuletakkan telfon dan tak menggubris ucapan orang

    Last Updated : 2021-05-01
  • PENGKHIANATAN   Kedatangan Mas Sa'dan

    Budayakan Subscribe dulu sebelum baca ya😉Suport dengan tekan tanda love di bawah ini😍 Jangan sungkan buat layangkan komentar😉"Mas!" Aku memanggil laki-laki yang kini sudah menjadi mantan suamiku. Dia menoleh dengan rona merah padam di wajah."Ngapain Mas di sini? Mau ketemu Mama? Silakan masuk!"

    Last Updated : 2021-05-01

Latest chapter

  • PENGKHIANATAN   Sa'dan Dalam Incaran Polisi

    Budayakan Subscribe dulu sebelum baca ya😉Suport dengan tekan tanda love di bawah ini😍 Jangan sungkan buat layangkan komentar😉"Awas ya. Kutunggu kamu di taman. Kalau sampe jam sembilan kamu tidak datang, tamat riwayatmu.""Loh, Mas. Kenapa jadi merembet ke mana-mana?... Mas ..."Mas Sa'dan menutup sambungan dengan tiba-tiba tanpa permisi atau minimalnya kata penutup. Aku terheran-heran dengan tingkahnya akhir-akhir ini.Tok... tok... tok..Suara ketukan yang diikuti dengan salam terdengar begitu jelas karena rumahku sedang sedikit penghuni. Aku pun bergegas menuju arah pintu, tiba-tiba Bi Marni nyamber lari mendahuluiku untuk membukakan pint

  • PENGKHIANATAN   Sebuah Ungkapan

    Budayakan Subscribe dulu sebelum baca ya😉Suport dengan tekan tanda love di bawah ini😍 Jangan sungkan buat layangkan komentar😉Pagi yang sangat cerah, kicau burung memantul dari luar rumah. Kuseruput teh hangat dengan keadaan hati sangat merasa bahagia, aku merasa lebih suka kesendirian tanpa suami ini dari pada harus sakit karena di dua.Dret...[Ren, aku harap kamu tidak menerima pinangan siapapun jika ada yang menginginkanmu untuk menjadi istrinya.]Aku tersenyum membaca pesan dari Dokter Alfan. Entah apa alasannya mengirim pesan ini. Ingin sekali menanyakannya namun kehabisan kata-kata untuk menjawabnya."Aku harus jawab apa?""Ada apa, Ren? Kel

  • PENGKHIANATAN   Dokter Alfan

    Budayakan Subscribe dulu sebelum baca ya😉Suport dengan tekan tanda love di bawah ini😍 Jangan sungkan buat layangkan komentar😉"Mmm... Rendangnya enak, Ma. Rena suka." Mama memandangiku di meja makan dengan raut yang sangat sumringah. Tatapannya penuh dengan tatapan kasih sayang. Aku pun menoleh ke arah Kaila yang berada di sampingku. Kesukannya adalah makan dengan daging saja, untuk sayur dan semacamnya dia tak begitu menyukainya."Kaila mau coba?"Kaila hanya menggeleng-gelengkan kepala saat aku menyodorkan sendok untuk menyuapi rendang. Mama terkekeh melihat tingkah Kaila."Bi. Mau ke mana?" Tegurku saat melihat Bi Marni mau ke belakang setelah menyiapkan

  • PENGKHIANATAN   Pembalasan

    Budayakan Subscribe dulu sebelum baca ya😉Suport dengan tekan tanda love di bawah ini😍 Jangan sungkan buat layangkan komentar😉"Ren! Kamu bakalan bahagia kalau sama aku, percaya deh. Gak akan kesepian, kantor pasti ada yang urus. Lebih-lebuh Kaila ..." celoteh Mas Sa'dan."Cukup, Mas!" gertakku menghentikannya. Atas dasar apa dia jadi sepintar ini dalam merangkai puisi-puisi bisu seperti ini. Kata-kata itu membuat panas telingaku. Sampah serapah tak berguna."Kenapa aku harus berhenti? Ucapanku buat kamu juga senang, bukan? Bukannya ini yang kamu inginkan? Kita rujuk dan akhirnya kita hidup bersama, Kaila bahagia kita pun bahagia. Kita buatkan adik untuk dia."

  • PENGKHIANATAN   Mantan Suami Keterlaluan

    Budayakan Subscribe dulu sebelum baca ya😉Suport dengan tekan tanda love di bawah ini😍 Jangan sungkan buat layangkan komentar😉"Ma."Tak kuasa rasanya memanggil wanita di hadapanku dengan rasa panggilan berbeda. Biasanya aku memanggil sebagai mertua, namun sekarang mendadak beralih status menjadi orang tua kandung. Iya, ibu yang sudah melahirkanku. Memang kami terpisah sehingga Mama tak bisa memantau perkembanganku hingga dewasa, namun Mama selalu ada di hatiku. Bahkan pasti ada di hati ayah.

  • PENGKHIANATAN   Rujuk dan Rahasia

    Tok tok tokSuara pintu diketut dengan ucapan salam yang menyusul. Diketuk tiga kali dengan suara yang semakin keras."Wa'alaikumussalam, iya, sebentar."Aku tidak bisa begitu mengenali suara siapa karena sambil berjalan dari lantai dua rumahku. Menuruni tangga walau sudah biasa bagiku namun aku perlu keseimbangan. Tanggaku tidak tersedia pembatas bagian pinggir sehingga harus benar-benat fokus."Siapa ..."Laki-laki itu tersenyum dengan menyodorkan bunga. Apa maksudnya? Aku tak mempunyai gairah untuk menerima bunga itu. Padahal bunga anggrek adalah bunga uang sangat kusukai sebelum bunga mawar."Ada apa kamu datang ke sini?"Selama kami menjadi pasangan suami istri tidak pernah sekalipun Mas Sa'dan memberikan bunga. Lantas kenapa sekarang dia datang dengan begitu percaya diri bahwa aku akan menerima bunga darinya."Ren! Aku ingin

  • PENGKHIANATAN   Tes DNA

    "Ma, sini biar Rena bantu."Aku memapah wanita yang sudah kuanggap orang tuaku sekalipun sudah menjadi mantan mertuaku. Dia sudah cukup berumur sehingga untuk persendiannya tak heran jika sedikit mengalami gangguan. Untuk bangkit saja seperti memerlukan tenaga ekstra, wajahnya menahan dengan kerut dan senyum kecut."Ren! Kaila sudah tidur?""Iya, Ma. Baru saja dia minum obat, kayaknya memang ada obat yang memiliki efek menyegerakan tidur karena Kaila memang butuh banyak istirahat, Ma."Mama mengangguk dan kembali fokus di jal

  • PENGKHIANATAN   Hampir saja

    Budayakan Subscribe dulu sebelum baca ya😉Suport dengan tekan tanda love di bawah ini😍 Jangan sungkan buat layangkan komentar😉"Kalau bisa Kaila jangan boleh main ke luar dulu, ya. Karena sangat beresiko buat kesehatan dirinya juga buat orang lain." Dokter Alfan memberitahu sembari nyodorkan obat yang harus dibeli di apotek untuk Kaila.Aku mengangguk pelan, melirik ke arah Kaila agar dia mencerna betul-betul apa yang ditukaskan dokter. Dia suka maksa untuk main keluar, maklum anak-anak tentunya sangat senang bermain apalagi di luar.Kubiarkan Kaila tiduran saja di kamar. Menyelimutinya dan menyarankan untuk istirahat."Jendela kamar harus sering dibuka saat pagi, ya. Agar udara segar bisa masuk.""Oh, baik, Dok.""Panggil Alfan saja."Aku mengikuti Alfan berniat untuk mengantarnya sampai depan. Di ruang tamu tiba-tiba dia berhenti.&nb

  • PENGKHIANATAN   Cemas

    Budayakan Subscribe dulu sebelum baca ya😉Suport dengan tekan tanda love di bawah ini😍 Jangan sungkan buat layangkan komentar😉"Kaila... Nak... Kaila..."Aku mencari-cari Kaila padahal tadi masih bersama Mas Sa'dan di ruangan depan Tv. Kenapa sekarang tidak ada? Ke mana mereka? Dengan segala kepanikanku akhirnya aku pun membuka telefon untuk menghubungi Mas Sa'dan."Mas! Kaila sama kamu?""Iya, kenapa? Gak boleh?""Jangan lama-lama.""Terserah aku dong. Kaila kan anakku juga.""Haloo Bundaaa... Aku jalan-jalan sama Ayah dulu, ya. Tadi pengennya jalan-jalan sama Bunda juga. Kata Ayah, Bunda masih jagain Oma.""Iya, Sayang. Gak papa. Jangan lama-lama, ya. Kamu kan masih harus banyak istirahat.""Iya, Bunda. Sayang, Bunda.""Bunda juga sayang Kaila. Hati-hati di jala

DMCA.com Protection Status