Home / Lain / PENGKHIANATAN / Labrak!!!

Share

Labrak!!!

last update Last Updated: 2021-05-01 15:16:31

Budayakan Subscribe dulu sebelum baca ya😉Suport dengan tekan tanda love di bawah ini😍 Jangan sungkan buat layangkan komentar😉

"Pembantu?" 

Mas Sa'dan kebingungan, mungkin dia merasa tak aman lagi untuk bisa menemui gundiknya. Aku sudah mengurus semuanya, bahkan tugas-tugasnya. Kini tinggal diri ini mengatur siasatku sendiri.  

"Aku tak sepolos yang kamu pikir, Mas," gumamku dalam hati. 

"Eum, iya, Mas. Kita pakai pembantu, ya. Biar bisa lebih banyak waktu buat Kaila dan Mama." 

Terpancar raut aneh dari wajah Mas Sa'dan. Namun dia mengalihkan dengan meraih roti dan mengoleskan coklat di atasnya. Pagi ini Aku berniat mulai menjalankan misiku sendiri. Tak enak juga jika Aku selalu harus melibatkan Dewi. 

"Oma... Oma... Aku ke sekolahnya bareng Oma, ya." 

"Oh, mau? Bareng Oma?" 

Kaila mengangguk riang. Oma mencuil hidung Kaila. Jangankan Oma, Aku pun tak kuasa ingin mencubit pipi cabinya jika sedang bermanja-manja. 

***

Posisiku berada di belakang mobil Mas Sa'dan. Untuk kali ini Aku harus lebih ekstra hati-hati dan lebih teliti. Kupakai kaca mata hitam dan masker. 

"Mas, ikuti mobil di depan itu, ya." 

"Baik, Mbak." 

Wanita itu keluar dan meraih lengan Mas Sa'dan dengan manja. Aku merasa geli melihatnya. 

"Jalan, Mas!"

Mobil itu menuju cafe, mungkin bukan hanya pagi ini mereka ke cafe tersebut, bahkan bisa jadi setiap pagi. Tempatnya tidak terlalu ramai dan cukup indah terhias bunga-bunga. 

"Mas, tunggu di sini sebentar, ya. Nanti saya bayar lebih." 

"Baik, Mbak." 

Aku pun turun dan mengikuti Mas Sa'dan beserta gundiknya. Amarah ini menggebu-gebu melihat hal itu, tapi biar saja dulu kuingin mengetahui lebih jauh. 

"Silakan duduk, Bidadariku." Gombalan itu yang meluncur dari lisan Mas Sa'dan sembari menarik kursi di depannya. Wanita itu tersenyum manja. Muak rasanya saat telinga ini mendengar kata-kata lebay tersebut. Sedang untukku, jangankan kata-kata seperti itu, Mas Sa'dan saja memanggilku dengan namaku.  

Aku menutup wajahku dengan majalah walau tanpa demikian, Mas Sa'dan tak mungkin curiga. Wajah ini sudah samar tertutup kaca mata hitam. 

"Sayang, kapan kamu mau ninggalin suamimu?" 

"Santai dong, Mas. Aku masih butuh duitnya, setelah itu baru aku akan meninggalkannya." 

"Kamu kan sudah dapat uang dari aku? Bahkan hampir setiap hari kamu ngajak shoping sudah aku penuhi, kan?" 

"Mas, tidak semudah itu aku meminta cerai dari suamiku. Kamu paham, kan?" 

"Yasudah, intinya kamu harus jaga hatimu untukku, ya. Hanya kamu di hatiku." 

"Bener? Istrimu?" 

Sudah sejak awal kupersiapkan camera perekam, semua pembicaraan mereka tidak akan bisa dielak lagi. 

"Halah, mungkin sebentar lagi aku akan menceraikannya. Aku tak lagi butuh dia, kan sudah ada kamu." 

"Oh, gitu, Mas?" sindirku dengan memberanikan diri menemui keduanya. 

"R-rena." 

Mas Sa'dan terbelalak mengetahui kehadiranku. Menoleh ke beberapa arah, bingung. Semua mata tertuju pada kami yang sama-sama berdiri. Wajahnya memerah. 

"Siapa, Mas?" tanya wanita itu. 

"Wanita ini? Kenapa wajahnya begitu mirip dengan Dewi?"gumamku pelan. 

Mas Sa'dan cuma menjawab dengan isyarat agar wanita itu diam dan tidak bertanya. Tentu dia terheran-heran. 

"E... e... Ren. Ngapain kamu di sini?" 

"Seharusnya Aku yang tanya kamu, Mas. Ngapain kamu di sini? Dan siapa wanita ini?" 

Mendegar nadaku meninggi wanita itu pun berdiri. 

"Heh, Mbak. Anda siapa? Berani-beraninya bentak-bentak calon suamiku?" 

"Oh, calon suami, ya, Mbak? Emang sudah tunangan sejak kapan? Mbaknya perawan tua atau gimana? Kok kayak sudah punya anak tiga?" 

Plak... 

"Jaga mulut kamu, ya." 

Aku memegang pipiku yang kurasa kini sudah merah akibat tamparan itu. Amarahku semakin membara. 

"Oh, Mbak nantang saya?" 

Plak... Plak... Plak... Kujambak rambutnya karena tanpa alasan jelas sudah berani menamparkan bahkan di tengah keramaian, dia berusaha keras lepas dari jambakanku. 

"Auw." Dia mengaduh. 

"Sakit?! Hah?!" 

Aku tak peduli semua mata tertuju padaku. Semakin merasa geram saat Mas Sa'dan bahkan tak sedikit pun membela atau menjelaskan siapa diriku. Kulepaskan jambakan itu, memberi kesempatan apa yang hendak ditukaskan kepada lelaki yang sangat dipujanya itu.  

"Mas! Kenapa kamu diam aja. Aku ditampar wanita gak jelas ini, tanyain kek, apa mau dia. Kali dia butuh uang buat bayar makanannya." 

Mendengar kata-katanya yang semakin ngelantur, Aku pun membuka dompetku. Mengeluarkan seisinya dan melempar ke arah muka wanita simpanan suamiku. 

"Uang? Nih, makan tuh uang. Uang saya tak berkekurangan. Saya rasa Anda yang sedang butuh uang, sampai rela merebut  suami orang dan memanfaatkan suami sendiri. Makan tuh uang." 

Dia melongo, mungkin baru sadar kalau aku istri Mas Sa'dan. Menatap tajam ke arahku. 

"Kenapa? Kaget?! Iya, Aku Rena, istri dari Sa'dan Adiguna, pemilik perusahaan Centra Jaya." 

"Mas! Benar apa yang dia katakan?" 

Mas Sa'dan hanya menatapnya dengan tanpa jawaban walau sepatah kata. 

"Jadi, kamu bilang kalau perusahaan itu milikmu, itu semua bohong, Mas?" 

Wanita itu mendorong Mas Sa'dan dan lari menghambur keluar. 

"Shell.... Shelly..." 

Sekarang Aku tahu, nama wanita itu Shelly. Sedikit merasa lega karena bisa memergoki Mas Sa'dan secara langsung. 

"Ren... Apa-apaan sih?!" 

"Apanya yang apa, Mas?" 

"Malu tau diliatin banyak orang." 

Mas Sa'dan berbisik dengan gigi dirapatkannya. 

"Ouh, malu? Jadi, kalau kamu selingkuh itu bukan perbuatan memalukan?" 

"Ren... Ren... Maafin Aku, ya. Aku khilaf." 

"Khilaf? Sudah ketahuan selingkuh kamu bilang khilaf, Mas?" 

"Lagian aku tidak aneh-aneh, kok. Cuma buat seneng-seneng aja." 

"Jadi, menurut kamu? Selingkuh itu baik asal tidak aneh-aneh? Aku jadi berfikir, gimana kalau Mama sampai tahu, gimana dengan penyakit jantungnya." 

"Ren... Ren... Jangan bilang Mama, ya. Pliss jangan bilang Mama. Aku janji gak akan kuulangi lagi, ya." 

"Satu lagi? Seneng-seneng kamu bilang? Aku ini istrimu, Mas. Apa gunanya Aku? Aku kurang apa, Mas?" 

"Ren... Iya, aku akui aku salah. Tapi-tapi... Aku khilaf, Ren. Dan aku sudah berjanji untuk tidak mengulangi lagi." 

"Sudahlah, Mas. Hatiku patah sepatah-patahnya, Mas. Entah bisa atau tidak aku memaafkan pengkhianatanmu." 

Aku pun memutuskan untuk segera pulang, Aku tidak mau menangis di depan Mas Sa'dan. Jika Aku menangis di depannya, bisa akan dengan mudah dia meremehkanku. 

"Ini belum seberapa, Mas. Hatiku terlanjur kau hancurkan, layaknya cermin yang pecah, sekalipun puannya berusaha menyatukan kembali, pasti tak akan sempurna lagi." 

Laju kencang mobil adalah pelampiasanku sekarang. Entah sudah hilang akal atau bagaimana. Cinta ini terlalu suci dan susah payah dijaga, tapi ternyata salah satu di antara kami justru berkhianat, dan telah merobek hati dengan keji. 

"Jika hati yang terluka, masih bisa dijahit, Mas. Tapi bagaimana jika kepercayaan yang pecah sanggupkah tuk dirajut kembali? Hatiku sakit, iya, terlampau sakit, Mas." 


Jangan lupa Like and Komennya, ya. Masih penulis pemula yang berusaha belajar dari kritik dan saran yang membangun. 😍😍🤩🤩


Related chapters

  • PENGKHIANATAN   Firasat

    Budayakan Subscribe dulu sebelum baca ya😉Suport dengan tekan tanda love di bawah ini😍 Jangan sungkan buat layangkan komentar😉Laju kencang mobil adalah pelampiasanku sekarang. Entah sudah hilang akal atau bagaimana. Cinta ini terlalu suci dan susah payah dijaga, tapi ternyata salah satu di antara kami justru berkhianat, dan telah merobek hati dengan keji."Jika hati yang terluka, masih bisa dijahit, Mas. Tapi bagaimana jika kepercayaan yang pecah sanggupkah tuk dirajut kembali? Hatiku sakit, iya, terlampau sakit, Mas."Dalam pikiranku saat ini hanyalah bersiap, bersiap jika kenyataan pahit akan terjadi tanpa permisi. Jika Mas Sa'dan memutuskan untuk pergi. Laki-laki saat ditinggal pergi kebanyakan langsung mencari is

    Last Updated : 2021-05-01
  • PENGKHIANATAN   Penyesalan

    Aku diam, memegang pipi yang mungkin sudab merah akibat tamparan Mas Sa'dan."Ren. Kamu tidak mau memaafkan aku? Maafkan aku, Ren. Aku akui memang bersalah." Kata-kata itu terus diulanginya.Sontak terlintas Kaila di benakku. Membuat hati ini berontak dan memacu agar kuturunkan egoku. Bagaimana pun Kaila masih kecil, butuh kasih sayang ayahnya."Baik, Mas. Aku akan maafkan kamu. Tapi bersyarat. Iya, maaf bersyarat.""Baik, Ren. Apa itu? Sebutkan saja. Apapun itu akan aku lakukan.""Kamu harus berhenti dari perbuatan keji itu, ingat Kaila, Mas. Dia masih sangat kecil, dia butuh kekompakan kita dalam menyayanginya."Mas Sa'dan diam. Entah

    Last Updated : 2021-05-01
  • PENGKHIANATAN   Maaf?

    Budayakan Subscribe dulu sebelum baca ya😉Suport dengan tekan tanda love di bawah ini😍 Jangan sungkan buat layangkan komentar😉"Apa itu yang menjadi alasanmu selama ini kenapa kamu tidak pernah memanggilku dengan panggilan khusus, Mas?!""Panggilan khusus? Panggilan khusus gimana, Ren?"Dor... dor... dor..., "Buka pintunya, Ren!""Jangan kira Aku tidak tahu panggilan apa yang kamu pakai untuk selingkuhanmu itu, Mas.""Dew! Aku benar-benar tidak ...""Ayah...!" suara Kaila memanggil Mas Sa'dan."Iya, Sayang?""Kenapa Ayah berdiri di depan pintu? Bunda mana?""Iya, Dan. Di mana istrimu? Kenapa mukamu tampat resah? Ada apa?""Ma! Maafin Sa'dan, Ma."Aku pun membuka pintu saat mendengar suara Mama. Mas Sa'dan berlutut di depan Mama dengan deru tangisnya. Rasa peduliku sudah hancur. Kura

    Last Updated : 2021-05-01
  • PENGKHIANATAN   Cerai?

    Budayakan Subscribe dulu sebelum baca ya😉Suport dengan tekan tanda love di bawah ini😍 Jangan sungkan buat layangkan komentar😉"Ibuk? Boleh ikut saya ke ruangan? Atau Mas Sa'dan yang mau mewakili?" tukas Dokter Rio menoleh ke arahku kemudian ke arah Mas Sa'dan."Biar dia saja."Aku membuang muka dari Mas Sa'dan, segitu bencikah dia padaku? Kaila tidak bersalah, kenapa seakan begitu apatis tidak ingin tahu bagaimana perkembangan kondisi Kaila.Aku berjalan membuntuti dokter hingga ke ruangan. Kumasukkan surat dari Mas Sa'dan ke dalam tas."Silakan duduk, Buk.""Gimana, Dok?""Gini, Buk. Kaila mengalami penyakit gejala paru-paru. Untuk saat ini dia tidak sadarkan diri karena panas yang terlalu tinggi, mungkin sebentar lagi dia akan siuman namun masih akan sedikit sesak untuk bernapas. Semoga Ibuk diberi kesabaran, ya."

    Last Updated : 2021-05-01
  • PENGKHIANATAN   Ancaman

    Budayakan Subscribe dulu sebelum baca ya😉Suport dengan tekan tanda love di bawah ini😍 Jangan sungkan buat layangkan komentar😉"Fan! Bisa enggak kalau Mama mertuaku dipindah untuk dirawat di rumahku saja? Eh, Dokter Alfan."Kututup mulutku, malu. Karena tidak memanggilnya dengan sebutan formal."Apaan sih, Ren. Sudah panggil Alfan saja. Aku tetap sahabatmu. Jadi tidak perlu panggil dokter atau apalah."Kami terkekeh bersama. Mama Anggi pun turut tersenyum mendengar ungkapan Alfan. Aku berjalan menuju tempar tidur Mama. Kemudian menukas, "Ma, gak papa, ya Mama dirawat di rumah dulu."Tiba-tiba mata Mama tampat berkaca-kaca. Aku gusar karena takut ada pernyataanku yang membuatnya tersinggung."Mama kenapa? Ada yang sakit, Ma?""Kamu sudah baik banget sama Mama. Padahal putra Mama yang sudah membuat kamu sakit."

    Last Updated : 2021-05-01
  • PENGKHIANATAN   Teror

    Budayakan Subscribe dulu sebelum baca ya😉Suport dengan tekan tanda love di bawah ini😍 Jangan sungkan buat layangkan komentar😉Kring...Kring... (Dering telefon rumah) Bi Marni bergegas menghanpiri. Namun kularang dan meminta agar menyerahkan telfonnya padaku."Biar saya saja, Bi.""Ini, Nya."Aku tersenyum seraya memberi isyarat agar dia kembali ke dapur."Hallo?""Rena?!""Iya? Dengan siapa? Ada yang bisa dibantu?""Ingat, Rena. Berhati-hati lah. Hidupmu tidak akan tenang."Suara itu? Apa mungkin itu Mas Sa'dan? Apa mau dia? Padahal dia yang memutuskan untuk menjatuhkan talak. Kenapa aku yang diteror?"Maaf. Mungkin bukan Rena saya yang dituju. Saya tidak pernah ada urusan dengan siapapun."Ceklek. Kuletakkan telfon dan tak menggubris ucapan orang

    Last Updated : 2021-05-01
  • PENGKHIANATAN   Kedatangan Mas Sa'dan

    Budayakan Subscribe dulu sebelum baca ya😉Suport dengan tekan tanda love di bawah ini😍 Jangan sungkan buat layangkan komentar😉"Mas!" Aku memanggil laki-laki yang kini sudah menjadi mantan suamiku. Dia menoleh dengan rona merah padam di wajah."Ngapain Mas di sini? Mau ketemu Mama? Silakan masuk!"

    Last Updated : 2021-05-01
  • PENGKHIANATAN   Cemas

    Budayakan Subscribe dulu sebelum baca ya😉Suport dengan tekan tanda love di bawah ini😍 Jangan sungkan buat layangkan komentar😉"Kaila... Nak... Kaila..."Aku mencari-cari Kaila padahal tadi masih bersama Mas Sa'dan di ruangan depan Tv. Kenapa sekarang tidak ada? Ke mana mereka? Dengan segala kepanikanku akhirnya aku pun membuka telefon untuk menghubungi Mas Sa'dan."Mas! Kaila sama kamu?""Iya, kenapa? Gak boleh?""Jangan lama-lama.""Terserah aku dong. Kaila kan anakku juga.""Haloo Bundaaa... Aku jalan-jalan sama Ayah dulu, ya. Tadi pengennya jalan-jalan sama Bunda juga. Kata Ayah, Bunda masih jagain Oma.""Iya, Sayang. Gak papa. Jangan lama-lama, ya. Kamu kan masih harus banyak istirahat.""Iya, Bunda. Sayang, Bunda.""Bunda juga sayang Kaila. Hati-hati di jala

    Last Updated : 2021-05-01

Latest chapter

  • PENGKHIANATAN   Sa'dan Dalam Incaran Polisi

    Budayakan Subscribe dulu sebelum baca ya😉Suport dengan tekan tanda love di bawah ini😍 Jangan sungkan buat layangkan komentar😉"Awas ya. Kutunggu kamu di taman. Kalau sampe jam sembilan kamu tidak datang, tamat riwayatmu.""Loh, Mas. Kenapa jadi merembet ke mana-mana?... Mas ..."Mas Sa'dan menutup sambungan dengan tiba-tiba tanpa permisi atau minimalnya kata penutup. Aku terheran-heran dengan tingkahnya akhir-akhir ini.Tok... tok... tok..Suara ketukan yang diikuti dengan salam terdengar begitu jelas karena rumahku sedang sedikit penghuni. Aku pun bergegas menuju arah pintu, tiba-tiba Bi Marni nyamber lari mendahuluiku untuk membukakan pint

  • PENGKHIANATAN   Sebuah Ungkapan

    Budayakan Subscribe dulu sebelum baca ya😉Suport dengan tekan tanda love di bawah ini😍 Jangan sungkan buat layangkan komentar😉Pagi yang sangat cerah, kicau burung memantul dari luar rumah. Kuseruput teh hangat dengan keadaan hati sangat merasa bahagia, aku merasa lebih suka kesendirian tanpa suami ini dari pada harus sakit karena di dua.Dret...[Ren, aku harap kamu tidak menerima pinangan siapapun jika ada yang menginginkanmu untuk menjadi istrinya.]Aku tersenyum membaca pesan dari Dokter Alfan. Entah apa alasannya mengirim pesan ini. Ingin sekali menanyakannya namun kehabisan kata-kata untuk menjawabnya."Aku harus jawab apa?""Ada apa, Ren? Kel

  • PENGKHIANATAN   Dokter Alfan

    Budayakan Subscribe dulu sebelum baca ya😉Suport dengan tekan tanda love di bawah ini😍 Jangan sungkan buat layangkan komentar😉"Mmm... Rendangnya enak, Ma. Rena suka." Mama memandangiku di meja makan dengan raut yang sangat sumringah. Tatapannya penuh dengan tatapan kasih sayang. Aku pun menoleh ke arah Kaila yang berada di sampingku. Kesukannya adalah makan dengan daging saja, untuk sayur dan semacamnya dia tak begitu menyukainya."Kaila mau coba?"Kaila hanya menggeleng-gelengkan kepala saat aku menyodorkan sendok untuk menyuapi rendang. Mama terkekeh melihat tingkah Kaila."Bi. Mau ke mana?" Tegurku saat melihat Bi Marni mau ke belakang setelah menyiapkan

  • PENGKHIANATAN   Pembalasan

    Budayakan Subscribe dulu sebelum baca ya😉Suport dengan tekan tanda love di bawah ini😍 Jangan sungkan buat layangkan komentar😉"Ren! Kamu bakalan bahagia kalau sama aku, percaya deh. Gak akan kesepian, kantor pasti ada yang urus. Lebih-lebuh Kaila ..." celoteh Mas Sa'dan."Cukup, Mas!" gertakku menghentikannya. Atas dasar apa dia jadi sepintar ini dalam merangkai puisi-puisi bisu seperti ini. Kata-kata itu membuat panas telingaku. Sampah serapah tak berguna."Kenapa aku harus berhenti? Ucapanku buat kamu juga senang, bukan? Bukannya ini yang kamu inginkan? Kita rujuk dan akhirnya kita hidup bersama, Kaila bahagia kita pun bahagia. Kita buatkan adik untuk dia."

  • PENGKHIANATAN   Mantan Suami Keterlaluan

    Budayakan Subscribe dulu sebelum baca ya😉Suport dengan tekan tanda love di bawah ini😍 Jangan sungkan buat layangkan komentar😉"Ma."Tak kuasa rasanya memanggil wanita di hadapanku dengan rasa panggilan berbeda. Biasanya aku memanggil sebagai mertua, namun sekarang mendadak beralih status menjadi orang tua kandung. Iya, ibu yang sudah melahirkanku. Memang kami terpisah sehingga Mama tak bisa memantau perkembanganku hingga dewasa, namun Mama selalu ada di hatiku. Bahkan pasti ada di hati ayah.

  • PENGKHIANATAN   Rujuk dan Rahasia

    Tok tok tokSuara pintu diketut dengan ucapan salam yang menyusul. Diketuk tiga kali dengan suara yang semakin keras."Wa'alaikumussalam, iya, sebentar."Aku tidak bisa begitu mengenali suara siapa karena sambil berjalan dari lantai dua rumahku. Menuruni tangga walau sudah biasa bagiku namun aku perlu keseimbangan. Tanggaku tidak tersedia pembatas bagian pinggir sehingga harus benar-benat fokus."Siapa ..."Laki-laki itu tersenyum dengan menyodorkan bunga. Apa maksudnya? Aku tak mempunyai gairah untuk menerima bunga itu. Padahal bunga anggrek adalah bunga uang sangat kusukai sebelum bunga mawar."Ada apa kamu datang ke sini?"Selama kami menjadi pasangan suami istri tidak pernah sekalipun Mas Sa'dan memberikan bunga. Lantas kenapa sekarang dia datang dengan begitu percaya diri bahwa aku akan menerima bunga darinya."Ren! Aku ingin

  • PENGKHIANATAN   Tes DNA

    "Ma, sini biar Rena bantu."Aku memapah wanita yang sudah kuanggap orang tuaku sekalipun sudah menjadi mantan mertuaku. Dia sudah cukup berumur sehingga untuk persendiannya tak heran jika sedikit mengalami gangguan. Untuk bangkit saja seperti memerlukan tenaga ekstra, wajahnya menahan dengan kerut dan senyum kecut."Ren! Kaila sudah tidur?""Iya, Ma. Baru saja dia minum obat, kayaknya memang ada obat yang memiliki efek menyegerakan tidur karena Kaila memang butuh banyak istirahat, Ma."Mama mengangguk dan kembali fokus di jal

  • PENGKHIANATAN   Hampir saja

    Budayakan Subscribe dulu sebelum baca ya😉Suport dengan tekan tanda love di bawah ini😍 Jangan sungkan buat layangkan komentar😉"Kalau bisa Kaila jangan boleh main ke luar dulu, ya. Karena sangat beresiko buat kesehatan dirinya juga buat orang lain." Dokter Alfan memberitahu sembari nyodorkan obat yang harus dibeli di apotek untuk Kaila.Aku mengangguk pelan, melirik ke arah Kaila agar dia mencerna betul-betul apa yang ditukaskan dokter. Dia suka maksa untuk main keluar, maklum anak-anak tentunya sangat senang bermain apalagi di luar.Kubiarkan Kaila tiduran saja di kamar. Menyelimutinya dan menyarankan untuk istirahat."Jendela kamar harus sering dibuka saat pagi, ya. Agar udara segar bisa masuk.""Oh, baik, Dok.""Panggil Alfan saja."Aku mengikuti Alfan berniat untuk mengantarnya sampai depan. Di ruang tamu tiba-tiba dia berhenti.&nb

  • PENGKHIANATAN   Cemas

    Budayakan Subscribe dulu sebelum baca ya😉Suport dengan tekan tanda love di bawah ini😍 Jangan sungkan buat layangkan komentar😉"Kaila... Nak... Kaila..."Aku mencari-cari Kaila padahal tadi masih bersama Mas Sa'dan di ruangan depan Tv. Kenapa sekarang tidak ada? Ke mana mereka? Dengan segala kepanikanku akhirnya aku pun membuka telefon untuk menghubungi Mas Sa'dan."Mas! Kaila sama kamu?""Iya, kenapa? Gak boleh?""Jangan lama-lama.""Terserah aku dong. Kaila kan anakku juga.""Haloo Bundaaa... Aku jalan-jalan sama Ayah dulu, ya. Tadi pengennya jalan-jalan sama Bunda juga. Kata Ayah, Bunda masih jagain Oma.""Iya, Sayang. Gak papa. Jangan lama-lama, ya. Kamu kan masih harus banyak istirahat.""Iya, Bunda. Sayang, Bunda.""Bunda juga sayang Kaila. Hati-hati di jala

DMCA.com Protection Status