Share

Firasat

Penulis: Quilla Tsabita
last update Terakhir Diperbarui: 2021-05-01 15:18:48

Budayakan Subscribe dulu sebelum baca ya😉Suport dengan tekan tanda love di bawah ini😍 Jangan sungkan buat layangkan komentar😉

Laju kencang mobil adalah pelampiasanku sekarang. Entah sudah hilang akal atau bagaimana. Cinta ini terlalu suci dan susah payah dijaga, tapi ternyata salah satu di antara kami justru berkhianat, dan telah merobek hati dengan keji. 

"Jika hati yang terluka, masih bisa dijahit, Mas. Tapi bagaimana jika kepercayaan yang pecah sanggupkah tuk dirajut kembali? Hatiku sakit, iya, terlampau sakit, Mas." 

Dalam pikiranku saat ini hanyalah bersiap, bersiap jika kenyataan pahit akan terjadi tanpa permisi. Jika Mas Sa'dan memutuskan untuk pergi. Laki-laki saat ditinggal pergi kebanyakan langsung mencari istri pengganti. Tapi wanita, mayoritas dari mereka hanya fokus menjaga buah hati yang ia cintai. 

"Pergilah jika memang kau ingin pergi, Mas. Dulu Aku memang sangat mencintaimu, tapi bagaimana jika cinta yang kita pupuk akhirnya kau racuni?" 

Tak terasa air mata mengalir dengan begitu deras. Derasnya hujan masih kalah dengan deras lara yang sedang mendera kini. Perih. 

"Inikah yang dinamakan luka tak berdarah itu?"

***

"Ren! Dari mana kamu, Nak?" 

Kucium punggung tangan Mama mertuaku.

"E-em. Itu, Ma. Rena dari ketemu temen." 

"Ouh, pasti capek, kan. Sudah, ayo masuk. Marni sudah siapkan makanan." 

"Oiya, Ma. Gimana pembantu barunya? Mama suka, kan?" 

"Pilihanmu tak pernah salah. Selalu pas. Seperti kamu memilih Sa'dan sebagai suamimu." 

Mama Anggi menggodaku. Dia belum mengetahui kalau putranyalah yang membuat hati ini merasakan jatuh sejatuh-jatuhnya. Sesekali ku membuang wajah dari Mama, Mama tidak boleh tahu jika menantunya baru saja habis menangis. 

"Kaila mana, Ma? Tumben jam segini sudah pulang dari sekolah?" 

"Ada, kok. Di kamarnya. Tadi guru-guru Kaila ada acara, jadi murid-murid pulang lebih awal." 

"Oiya, perusahaanmu gimana? Aman-aman aja, kan? Sa'dan masih mampu mengurusnya? Padahal dulu saat kuliah dia terkenal anak yang sangat nakal, seriiing sekali bolos." 

"Baik, kok, Ma. Semua aman-aman aja." 

Terlihat senyum Mama mengembang. Hati ini terasa kembali mekar, segar. Tersiram dengan keteduhan. Ketulusan cinta terpancar dari aura Mama mertuaku.  

[Dew. Aku tadi habis ngelabrak selingkuhan Mas Sa'dan. Kamu tahu? Dia malah marah-marah sama Aku. Kujambak dia, dia tampar Aku, kubalas menamparnya berkali-kali. Aku sedikit lega karena sudah mengetahui siapa wanita itu, Dew.]

Kukirim chat kepada Dewi. Karena dia sudah ada saat Aku merasa terpuruk. 

Dret... (Dewi antusias)

[Oiya? Syukurlah jika kamu sudah tahu. Terus, kamu kasih pelajaran juga sama Pak Sa'dan?]

[Belum. Aku hanya fokus pada wanita itu, wanita itu bernama shelly. Ih, mendengar namanya disebut saja Aku merasa geli. Kejam sekali wanita itu sampai rela mendustai suaminya hanya demi laki-laki yang sudah beristri.]

Dewi tak lagi membalasnya. Padahal Aku berharap Dewi akan menanyakan detail kejadian tadi. Biarlah, mungkin dia sedang sibuk dengan urusan kantor. 

"Lagi hubungi siapa sih, Ren? Serius amat kayaknya?" Tanya Mama sembari mengupas buah Apel. 

"Ouh, ini, Ma. Rena lagi ada beberapa misi sama temen, dan karena tadi misi itu lancar, jadi Rena kabari dia." 

"Mmm, yasudah. Semoga selalu dipermudah, ya. Semoga senantiasa selalu mendapat pertolongan Allah." 

"Iya, Ma. Aamiin. Mm sini, Ma. Biar Rena kupasin." 

"Ren... Ngomong-ngomong nih. Kalian berdua tidak ada keinginan untuk segera punya anak lagi?" 

Uhuk... uhuk... 

"Hei, kenapa? Minum... minum..." 

"E-em. Rena masih pengen fokus  sama Kaila, Ma. Kaila masih sangat butuh kasih sayang dan dampingan orang tuanya." 

"Kaila kan sudah besar, Ren. Kasih sayang memang sangat dia butuhkan bahkan hingga dia dewasa nanti tapi dia juga sudah cukup umur buat punya adik." 

Aku hanya tertunduk dan diam. Bagaimana cara memberikan adik untuk Kaila. Sedang hubunganku dengan Mas Sa'dan layaknya telur di ujung tanduk. Bahkan sudah retak. Di ambang kehancuran. 

"Ren. Kamu tidak apa-apa, kan? Sudah-sudah. Mama cuma ingin bilang itu kok, gak papa kala kalian berdua masih belum siap. Sudah gak usah dimasukin hati, ya." 

Kini Aku hanya mampu membalas dengan senyuman. Betapa pertanyaan itu bukan menyakiti tapi justru membuat aku bisu, tidak ada kata-kata yang layak lagi untuk kujawabkan pada Mama. 

***

"Bun... Ayah belum pulang?" 

"Belum, Sayang. Mungkin Ayah lagi ada kesibukan tambahan, jadi Ayah masih belum bisa pulang." 

Senja sudah hampir menghilang, dan Mas Sa'dan belum juga pulang. Apa iya dia belum pula merasa bersalah dengan kejadian tadi. 

"Kaila, Sayang. Kita main di kamar Oma, yuk." Mama mengalihkan kesedihan Kaila karena menunggu ayahnya tak kunjung datang. 

Aku teringat kejadian tadi, wanita tadi. Setelah dipikir-pikir kenapa wanita itu sepertinya beda dengan wanita yang pertama kali kulihat sedang bergandengan dengan Mas Sa'dan. Walau saat pertama kali kutahu tidak begitu jelas tapi kenapa ada firasat bahwa wanita tadi pagi itu bukan wanita yang kumaksud. Apa iya tadi adalah wanita bayaran? Atau juga wanita simpanan?

"Jika memang wanita itu bukan wanita yang pertama, apa iya Mas Sa'dan punya banyak selingkuhan? Atau? Mas Sa'dan sebenarnya tahu kalau aku membuntutinya?" 

Firasatku lebih condong wanita itu bukan wanita yang kulihat pertama kali digandeng Mas Sa'dan. 

"Belum... Misiku belum selesai, Aku memang sudah melabrak seorang wanita yang bersama Mas Sa'dan pagi tadi. Tapi terlintas firasat bahwa wanita tadi bukan wanita yang pertama kali kulihat. Lantas siapa wanita itu? Dan apa hubungannya dengan wanita tadi pagi?" 

"Mas! Kenapa baru pulang?" 

Aku tetap berusaha menahan amarah berlebihan. Berharap semua bisa dibicarakan dengan kedamaian. 

"Kenapa? Setelah kamu permalukan aku di depan umum, kamu ..." 

"Apa, Mas? Apa? Kamu mau bilang apa?" 

"Kamu masih menganggap kalau kamu benar?" 

"Iya! Aku akui aku salah. Tapi apa pantas jika kamu permalukan aku di depan umum?" 

"Ouh, jadi. Menurutmu, Aku yang salah? Ingat, Mas. Ikrar yang kamu ucap dihari pernikahan kita itu suci, bukan janji biasa." 

"Terus? Kamu mau ikut campur semua urusanku?" 

"Mas! Aku ini istrimu. Wajar dong jika Aku tidak ingin kamu terjerumus ke jalan yang salah. Selingkuh itu buruk, Mas. Kamu berkhianat pada banyak orang termasuk Mama kamu." 


Plak... 

"Auw." 

"Jangan bawa-bawa Mama." 

"Tampar, Mas. Tampar! Tampar sepuas hatimu." 

Tiba-tiba Mas Sa'dan duduk tersimpuh. Menundukkan pandangannya. Ada air mengalir dari tubir matanya. Membuka jaznya dan membuang ke sembarang arah. 



"Maafkan aku, Ren. Aku menyesal. Aku khilaf... Maafkan aku, Ren." 


Jangan lupa Like and Komennya, ya. Masih penulis pemula yang berusaha belajar dari kritik dan saran yang membangun. 😍😍🤩🤩


Bab terkait

  • PENGKHIANATAN   Penyesalan

    Aku diam, memegang pipi yang mungkin sudab merah akibat tamparan Mas Sa'dan."Ren. Kamu tidak mau memaafkan aku? Maafkan aku, Ren. Aku akui memang bersalah." Kata-kata itu terus diulanginya.Sontak terlintas Kaila di benakku. Membuat hati ini berontak dan memacu agar kuturunkan egoku. Bagaimana pun Kaila masih kecil, butuh kasih sayang ayahnya."Baik, Mas. Aku akan maafkan kamu. Tapi bersyarat. Iya, maaf bersyarat.""Baik, Ren. Apa itu? Sebutkan saja. Apapun itu akan aku lakukan.""Kamu harus berhenti dari perbuatan keji itu, ingat Kaila, Mas. Dia masih sangat kecil, dia butuh kekompakan kita dalam menyayanginya."Mas Sa'dan diam. Entah

    Terakhir Diperbarui : 2021-05-01
  • PENGKHIANATAN   Maaf?

    Budayakan Subscribe dulu sebelum baca ya😉Suport dengan tekan tanda love di bawah ini😍 Jangan sungkan buat layangkan komentar😉"Apa itu yang menjadi alasanmu selama ini kenapa kamu tidak pernah memanggilku dengan panggilan khusus, Mas?!""Panggilan khusus? Panggilan khusus gimana, Ren?"Dor... dor... dor..., "Buka pintunya, Ren!""Jangan kira Aku tidak tahu panggilan apa yang kamu pakai untuk selingkuhanmu itu, Mas.""Dew! Aku benar-benar tidak ...""Ayah...!" suara Kaila memanggil Mas Sa'dan."Iya, Sayang?""Kenapa Ayah berdiri di depan pintu? Bunda mana?""Iya, Dan. Di mana istrimu? Kenapa mukamu tampat resah? Ada apa?""Ma! Maafin Sa'dan, Ma."Aku pun membuka pintu saat mendengar suara Mama. Mas Sa'dan berlutut di depan Mama dengan deru tangisnya. Rasa peduliku sudah hancur. Kura

    Terakhir Diperbarui : 2021-05-01
  • PENGKHIANATAN   Cerai?

    Budayakan Subscribe dulu sebelum baca ya😉Suport dengan tekan tanda love di bawah ini😍 Jangan sungkan buat layangkan komentar😉"Ibuk? Boleh ikut saya ke ruangan? Atau Mas Sa'dan yang mau mewakili?" tukas Dokter Rio menoleh ke arahku kemudian ke arah Mas Sa'dan."Biar dia saja."Aku membuang muka dari Mas Sa'dan, segitu bencikah dia padaku? Kaila tidak bersalah, kenapa seakan begitu apatis tidak ingin tahu bagaimana perkembangan kondisi Kaila.Aku berjalan membuntuti dokter hingga ke ruangan. Kumasukkan surat dari Mas Sa'dan ke dalam tas."Silakan duduk, Buk.""Gimana, Dok?""Gini, Buk. Kaila mengalami penyakit gejala paru-paru. Untuk saat ini dia tidak sadarkan diri karena panas yang terlalu tinggi, mungkin sebentar lagi dia akan siuman namun masih akan sedikit sesak untuk bernapas. Semoga Ibuk diberi kesabaran, ya."

    Terakhir Diperbarui : 2021-05-01
  • PENGKHIANATAN   Ancaman

    Budayakan Subscribe dulu sebelum baca ya😉Suport dengan tekan tanda love di bawah ini😍 Jangan sungkan buat layangkan komentar😉"Fan! Bisa enggak kalau Mama mertuaku dipindah untuk dirawat di rumahku saja? Eh, Dokter Alfan."Kututup mulutku, malu. Karena tidak memanggilnya dengan sebutan formal."Apaan sih, Ren. Sudah panggil Alfan saja. Aku tetap sahabatmu. Jadi tidak perlu panggil dokter atau apalah."Kami terkekeh bersama. Mama Anggi pun turut tersenyum mendengar ungkapan Alfan. Aku berjalan menuju tempar tidur Mama. Kemudian menukas, "Ma, gak papa, ya Mama dirawat di rumah dulu."Tiba-tiba mata Mama tampat berkaca-kaca. Aku gusar karena takut ada pernyataanku yang membuatnya tersinggung."Mama kenapa? Ada yang sakit, Ma?""Kamu sudah baik banget sama Mama. Padahal putra Mama yang sudah membuat kamu sakit."

    Terakhir Diperbarui : 2021-05-01
  • PENGKHIANATAN   Teror

    Budayakan Subscribe dulu sebelum baca ya😉Suport dengan tekan tanda love di bawah ini😍 Jangan sungkan buat layangkan komentar😉Kring...Kring... (Dering telefon rumah) Bi Marni bergegas menghanpiri. Namun kularang dan meminta agar menyerahkan telfonnya padaku."Biar saya saja, Bi.""Ini, Nya."Aku tersenyum seraya memberi isyarat agar dia kembali ke dapur."Hallo?""Rena?!""Iya? Dengan siapa? Ada yang bisa dibantu?""Ingat, Rena. Berhati-hati lah. Hidupmu tidak akan tenang."Suara itu? Apa mungkin itu Mas Sa'dan? Apa mau dia? Padahal dia yang memutuskan untuk menjatuhkan talak. Kenapa aku yang diteror?"Maaf. Mungkin bukan Rena saya yang dituju. Saya tidak pernah ada urusan dengan siapapun."Ceklek. Kuletakkan telfon dan tak menggubris ucapan orang

    Terakhir Diperbarui : 2021-05-01
  • PENGKHIANATAN   Kedatangan Mas Sa'dan

    Budayakan Subscribe dulu sebelum baca ya😉Suport dengan tekan tanda love di bawah ini😍 Jangan sungkan buat layangkan komentar😉"Mas!" Aku memanggil laki-laki yang kini sudah menjadi mantan suamiku. Dia menoleh dengan rona merah padam di wajah."Ngapain Mas di sini? Mau ketemu Mama? Silakan masuk!"

    Terakhir Diperbarui : 2021-05-01
  • PENGKHIANATAN   Cemas

    Budayakan Subscribe dulu sebelum baca ya😉Suport dengan tekan tanda love di bawah ini😍 Jangan sungkan buat layangkan komentar😉"Kaila... Nak... Kaila..."Aku mencari-cari Kaila padahal tadi masih bersama Mas Sa'dan di ruangan depan Tv. Kenapa sekarang tidak ada? Ke mana mereka? Dengan segala kepanikanku akhirnya aku pun membuka telefon untuk menghubungi Mas Sa'dan."Mas! Kaila sama kamu?""Iya, kenapa? Gak boleh?""Jangan lama-lama.""Terserah aku dong. Kaila kan anakku juga.""Haloo Bundaaa... Aku jalan-jalan sama Ayah dulu, ya. Tadi pengennya jalan-jalan sama Bunda juga. Kata Ayah, Bunda masih jagain Oma.""Iya, Sayang. Gak papa. Jangan lama-lama, ya. Kamu kan masih harus banyak istirahat.""Iya, Bunda. Sayang, Bunda.""Bunda juga sayang Kaila. Hati-hati di jala

    Terakhir Diperbarui : 2021-05-01
  • PENGKHIANATAN   Hampir saja

    Budayakan Subscribe dulu sebelum baca ya😉Suport dengan tekan tanda love di bawah ini😍 Jangan sungkan buat layangkan komentar😉"Kalau bisa Kaila jangan boleh main ke luar dulu, ya. Karena sangat beresiko buat kesehatan dirinya juga buat orang lain." Dokter Alfan memberitahu sembari nyodorkan obat yang harus dibeli di apotek untuk Kaila.Aku mengangguk pelan, melirik ke arah Kaila agar dia mencerna betul-betul apa yang ditukaskan dokter. Dia suka maksa untuk main keluar, maklum anak-anak tentunya sangat senang bermain apalagi di luar.Kubiarkan Kaila tiduran saja di kamar. Menyelimutinya dan menyarankan untuk istirahat."Jendela kamar harus sering dibuka saat pagi, ya. Agar udara segar bisa masuk.""Oh, baik, Dok.""Panggil Alfan saja."Aku mengikuti Alfan berniat untuk mengantarnya sampai depan. Di ruang tamu tiba-tiba dia berhenti.&nb

    Terakhir Diperbarui : 2021-05-01

Bab terbaru

  • PENGKHIANATAN   Sa'dan Dalam Incaran Polisi

    Budayakan Subscribe dulu sebelum baca ya😉Suport dengan tekan tanda love di bawah ini😍 Jangan sungkan buat layangkan komentar😉"Awas ya. Kutunggu kamu di taman. Kalau sampe jam sembilan kamu tidak datang, tamat riwayatmu.""Loh, Mas. Kenapa jadi merembet ke mana-mana?... Mas ..."Mas Sa'dan menutup sambungan dengan tiba-tiba tanpa permisi atau minimalnya kata penutup. Aku terheran-heran dengan tingkahnya akhir-akhir ini.Tok... tok... tok..Suara ketukan yang diikuti dengan salam terdengar begitu jelas karena rumahku sedang sedikit penghuni. Aku pun bergegas menuju arah pintu, tiba-tiba Bi Marni nyamber lari mendahuluiku untuk membukakan pint

  • PENGKHIANATAN   Sebuah Ungkapan

    Budayakan Subscribe dulu sebelum baca ya😉Suport dengan tekan tanda love di bawah ini😍 Jangan sungkan buat layangkan komentar😉Pagi yang sangat cerah, kicau burung memantul dari luar rumah. Kuseruput teh hangat dengan keadaan hati sangat merasa bahagia, aku merasa lebih suka kesendirian tanpa suami ini dari pada harus sakit karena di dua.Dret...[Ren, aku harap kamu tidak menerima pinangan siapapun jika ada yang menginginkanmu untuk menjadi istrinya.]Aku tersenyum membaca pesan dari Dokter Alfan. Entah apa alasannya mengirim pesan ini. Ingin sekali menanyakannya namun kehabisan kata-kata untuk menjawabnya."Aku harus jawab apa?""Ada apa, Ren? Kel

  • PENGKHIANATAN   Dokter Alfan

    Budayakan Subscribe dulu sebelum baca ya😉Suport dengan tekan tanda love di bawah ini😍 Jangan sungkan buat layangkan komentar😉"Mmm... Rendangnya enak, Ma. Rena suka." Mama memandangiku di meja makan dengan raut yang sangat sumringah. Tatapannya penuh dengan tatapan kasih sayang. Aku pun menoleh ke arah Kaila yang berada di sampingku. Kesukannya adalah makan dengan daging saja, untuk sayur dan semacamnya dia tak begitu menyukainya."Kaila mau coba?"Kaila hanya menggeleng-gelengkan kepala saat aku menyodorkan sendok untuk menyuapi rendang. Mama terkekeh melihat tingkah Kaila."Bi. Mau ke mana?" Tegurku saat melihat Bi Marni mau ke belakang setelah menyiapkan

  • PENGKHIANATAN   Pembalasan

    Budayakan Subscribe dulu sebelum baca ya😉Suport dengan tekan tanda love di bawah ini😍 Jangan sungkan buat layangkan komentar😉"Ren! Kamu bakalan bahagia kalau sama aku, percaya deh. Gak akan kesepian, kantor pasti ada yang urus. Lebih-lebuh Kaila ..." celoteh Mas Sa'dan."Cukup, Mas!" gertakku menghentikannya. Atas dasar apa dia jadi sepintar ini dalam merangkai puisi-puisi bisu seperti ini. Kata-kata itu membuat panas telingaku. Sampah serapah tak berguna."Kenapa aku harus berhenti? Ucapanku buat kamu juga senang, bukan? Bukannya ini yang kamu inginkan? Kita rujuk dan akhirnya kita hidup bersama, Kaila bahagia kita pun bahagia. Kita buatkan adik untuk dia."

  • PENGKHIANATAN   Mantan Suami Keterlaluan

    Budayakan Subscribe dulu sebelum baca ya😉Suport dengan tekan tanda love di bawah ini😍 Jangan sungkan buat layangkan komentar😉"Ma."Tak kuasa rasanya memanggil wanita di hadapanku dengan rasa panggilan berbeda. Biasanya aku memanggil sebagai mertua, namun sekarang mendadak beralih status menjadi orang tua kandung. Iya, ibu yang sudah melahirkanku. Memang kami terpisah sehingga Mama tak bisa memantau perkembanganku hingga dewasa, namun Mama selalu ada di hatiku. Bahkan pasti ada di hati ayah.

  • PENGKHIANATAN   Rujuk dan Rahasia

    Tok tok tokSuara pintu diketut dengan ucapan salam yang menyusul. Diketuk tiga kali dengan suara yang semakin keras."Wa'alaikumussalam, iya, sebentar."Aku tidak bisa begitu mengenali suara siapa karena sambil berjalan dari lantai dua rumahku. Menuruni tangga walau sudah biasa bagiku namun aku perlu keseimbangan. Tanggaku tidak tersedia pembatas bagian pinggir sehingga harus benar-benat fokus."Siapa ..."Laki-laki itu tersenyum dengan menyodorkan bunga. Apa maksudnya? Aku tak mempunyai gairah untuk menerima bunga itu. Padahal bunga anggrek adalah bunga uang sangat kusukai sebelum bunga mawar."Ada apa kamu datang ke sini?"Selama kami menjadi pasangan suami istri tidak pernah sekalipun Mas Sa'dan memberikan bunga. Lantas kenapa sekarang dia datang dengan begitu percaya diri bahwa aku akan menerima bunga darinya."Ren! Aku ingin

  • PENGKHIANATAN   Tes DNA

    "Ma, sini biar Rena bantu."Aku memapah wanita yang sudah kuanggap orang tuaku sekalipun sudah menjadi mantan mertuaku. Dia sudah cukup berumur sehingga untuk persendiannya tak heran jika sedikit mengalami gangguan. Untuk bangkit saja seperti memerlukan tenaga ekstra, wajahnya menahan dengan kerut dan senyum kecut."Ren! Kaila sudah tidur?""Iya, Ma. Baru saja dia minum obat, kayaknya memang ada obat yang memiliki efek menyegerakan tidur karena Kaila memang butuh banyak istirahat, Ma."Mama mengangguk dan kembali fokus di jal

  • PENGKHIANATAN   Hampir saja

    Budayakan Subscribe dulu sebelum baca ya😉Suport dengan tekan tanda love di bawah ini😍 Jangan sungkan buat layangkan komentar😉"Kalau bisa Kaila jangan boleh main ke luar dulu, ya. Karena sangat beresiko buat kesehatan dirinya juga buat orang lain." Dokter Alfan memberitahu sembari nyodorkan obat yang harus dibeli di apotek untuk Kaila.Aku mengangguk pelan, melirik ke arah Kaila agar dia mencerna betul-betul apa yang ditukaskan dokter. Dia suka maksa untuk main keluar, maklum anak-anak tentunya sangat senang bermain apalagi di luar.Kubiarkan Kaila tiduran saja di kamar. Menyelimutinya dan menyarankan untuk istirahat."Jendela kamar harus sering dibuka saat pagi, ya. Agar udara segar bisa masuk.""Oh, baik, Dok.""Panggil Alfan saja."Aku mengikuti Alfan berniat untuk mengantarnya sampai depan. Di ruang tamu tiba-tiba dia berhenti.&nb

  • PENGKHIANATAN   Cemas

    Budayakan Subscribe dulu sebelum baca ya😉Suport dengan tekan tanda love di bawah ini😍 Jangan sungkan buat layangkan komentar😉"Kaila... Nak... Kaila..."Aku mencari-cari Kaila padahal tadi masih bersama Mas Sa'dan di ruangan depan Tv. Kenapa sekarang tidak ada? Ke mana mereka? Dengan segala kepanikanku akhirnya aku pun membuka telefon untuk menghubungi Mas Sa'dan."Mas! Kaila sama kamu?""Iya, kenapa? Gak boleh?""Jangan lama-lama.""Terserah aku dong. Kaila kan anakku juga.""Haloo Bundaaa... Aku jalan-jalan sama Ayah dulu, ya. Tadi pengennya jalan-jalan sama Bunda juga. Kata Ayah, Bunda masih jagain Oma.""Iya, Sayang. Gak papa. Jangan lama-lama, ya. Kamu kan masih harus banyak istirahat.""Iya, Bunda. Sayang, Bunda.""Bunda juga sayang Kaila. Hati-hati di jala

DMCA.com Protection Status