Home / Romansa / PEMBALASAN ANAK LELAKIKU / PERTEMUAN TAK TERDUGA

Share

PERTEMUAN TAK TERDUGA

Author: Reinee
last update Last Updated: 2021-03-24 11:35:45

Hari berganti. Kedekatan Raka dengan pemilik perusahaan Adyatama pun semakin terlihat. Ayu kerap menyambangi Raka ke tempat tinggalnya, hanya sekedar untuk mengobrol atau mengajaknya makan di luar. Dia pun sangat sering mengirimi pemuda itu pesan di sela-sela aktifitas hariannya. Sementara Raka, menyambutnya dengan tangan terbuka. Dalam kamus Raka, semakin dekat dia dengan Ayu, maka tujuannya untuk membalaskan sakit hati pada sang ayah semakin mudah. 

Seperti kali ini, Ayu mengundang Raka untuk menghadiri meetingnya dengan para staf pemasaran untuk menjelaskan konsep marketing yang dia tawarkan ke perusahaan Ayu beberapa hari sebelumnya. 

Sebenarnya Raka belum ingin bertemu dengan sang ayah di kondisinya yang sekarang ini. Tapi dia tidak bisa menolak tawaran Ayu untuk datang ke kantornya hari ini. 

Saat Raka sampai di pelataran kantor Adyatama, matanya tertumbuk pada sebuah mobil yang dikenalnya terparkir di salah satu sudut. Dia pernah melihat mobil itu di halaman rumah ibunya beberapa waktu yang lalu. Raka segera tahu bahwa ayahnya sedang ada di dalam gedung kantor itu. Dan hati Raka pun mencelos mengingat kejadian beberapa waktu yang lalu di rumah sang ibu. Betapa dengan beraninya lelaki itu datang membawa istri mudanya untuk merendahkan harga diri ibunya. 

"Selamat siang, ada yang bisa kami bantu, Pak?" 

Seorang resepsionis cantik menyambutnya di counter  penerimaan tamu saat Raka datang. 

"Saya diundang untuk meeting dengan tim pemasaran oleh Bu Ayu," kata Raka santai. Si resepsionis nampak mengangguk sangat ramah. 

"Anda Pak Raka?" tanyanya.

"Iya." Raka pun mengangguk.

"Anda dipersilahkan langsung ke ruangan rapat, Pak. Mari saya antar," kata wanita itu yang lalu meninggalkan tempatnya untuk berjalan menuju lift dikuti Raka. 

"Raka!" 

Baru beberapa langkah Raka mengikuti wanita yang akan mengantarnya ke ruang rapat itu, sebuah suara yang sangat dia kenal memanggilnya. Sontak Raka menoleh sebelum mencapai lift. 

Lelaki bersetelan jas warna hitam dengan dalaman kemeja putih sedang berjalan menghampiri tempatnya berdiri. Si resepsionis nampak menunduk hormat saat lelaki itu sampai di depan mereka. 

"Pak Romi, selamat siang," sapa si resepsionis ramah. Tapi Romi mengacuhkannya. Dia lebih fokus pada Raka yang saat ini berdiri di hadapannya.

"mau apa ke sini? Mau melamar kerja?" tanya sang ayah penasaran. Raka yang ditanya nampak tersenyum kecut.

"Bukan urusan Anda kenapa saya kemari," kata Raka ketus. 

"Jangan kurang ajar kamu, Ka. Kalau memang kamu butuh kerjaan tinggal bilang Papa. Papa akan merekomendasikanmu ke posisi yang bagus di perusahaan ini," kata lelaki itu. Lagi lagi Raka tersenyum sinis. 

"Saya nggak butuh bantuan Anda," katanya datar.

"Jangan terlalu sombong kamu!" Romi mulai emosi dengan sikap Raka yang dingin. "Kalau Papa bilang ke bagian HRD, mau sampaì kapanpun Kamu nggak akan pernah bisa diterima di perusahaan ini. Ngerti? Lebih baik kamu ke ruangan Papa sekarang. Kita bicara baik-baik." Lelaki itu tetap pada pendiriannya membujuk Raka untuk berbaikan dengannya.

"Maaf Pak Romi. Tapi Pak Raka ke sini bukan untuk melamar pekerjaan," tiba-tiba resepsionis cantik itu menyela. 

"Apa maksudmu?" Romi menoleh ke arah wanita berseragam batik itu dengan tatapan tidak suka. Dahinya berkerut aneh.  "Tidak usah mencampuri urusan kami. Atau kamu bisa kupecat," lanjut Romi mengingatkan.

"Tapi itu benar, Pak. Pak Raka ini diundang Bu Ayu kesini untuk menghadiri rapat dengan divisi marketing," jelas si resepsionis.

"Apa??!" Mata Romi membelalak tidak percaya. Namun lalu dia tertawa keras setelah mencerna apa yang dikatakan si wanita resepsionis itu. 

"Kamu jangan bercanda. Mana ada rapat dengan direktur bajunya seperti itu." Romi menunjuk ke arah Raka. 

Hari itu Raka memang hanya mengenakan celana jeans dan kaos polo berkerah warna putih dipadu dengan sepatu sneakernya. Penampilannya sangat santai. Hingga tak heran jika Romi mentertawakan si resepsionis yang dia pikir sedang berkelakar. 

"Kamu jangan sembarangan ngomong. Ini anak saya. Mana mungkin dia kenal sama Bu Direktur," kata Romi tersenyum remeh. Raka yang melihat senyum khas ayahnya yang selalu meremehkannya sangat tidak heran. Lelaki yang usianya semakin bertambah tua ini tetap saja sama. Sifatnya belum juga berubah sampai detik ini. Selalu menganggapnya sebagai anak pembangkang yang tidak berguna. 

"Ada apa ini, Pak Romi?" Tiba-tiba Ayu muncul di tempat itu. Entah dari mana dia, tapi di belakangnya ada seorang petugas keamanan yang mengawalnya dan membawakan tas kerjanya. "Kenapa ribut-ribut di kantor?" lanjutnya.

"Oh, bu Direktur. Selamat siang," sapa  Romi penuh hormat saat melihat bahwa ternyata Ayu yang datang. 

"Bisa kita mulai sekarang?" tanya Raka santai sebelum Ayu sempat berbincang lebih jauh dengan sang ayah. Ayu menyambut pertanyaan Raka dengan senyum manisnya. 

"Tentu saja, mari kita ke atas, Pak Raka," kata Ayu mempersilahkan Raka masuk ke dalam lift yang sudah dibukakan oleh satpam. 

Romi yang melihat kejadian itu hanya terbengong tidak mengerti. Anak lelakinya ternyata seakrab itu dengan sang direktur? Ada apa ini sebenarnya? Kenapa Raka bisa sangat dekat dengan direkturnya itu?

Setelah Raka dan Ayu menghilang di balik pintu lift, Romi segera menyeret lengan si resepsionis untuk menyingkir dari tempat itu. 

"Orang tadi apanya Bu Ayu?" tanyanya penuh selidik. 

"Aduuh!! Tolong lepaskan tangan saya dulu, Pak. Anda menyakiti saya," kata si resepsionis karena Romi mencengkeram lengannya sangat kuat. Segera saja Romi menghempaskan tangan wanita itu dengan kasar.

"Pak Raka tamu specialnya bu Direktur, Pak. Selain itu saya tidak tahu. "

"Bagaimana bisa kamu tidak tahu? Kamu kan yang bertugas menyambutnya?"

"Bu Ayu hanya menyuruh saya menyambut Pak Raka dan mengantarkannya ke ruangan meeting divisi pemasaran. Selain itu saya tidak tahu apa-apa, Pak Romi," jelas resepsionis itu lagi.

Romi mendengus kesal karena tidak bisa mendapatkan jawaban yang memuaskan dari wanita itu.

"Ya sudah, kembali kerja sana kamu!" 

Dengan tergopoh, wanita cantik itu meninggalkan Romi dengan wajah jengkel. Salah satu manajer lapangannya itu memang terkenal memiliki attitude yang kurang baik, terutama terhadap para bawahan wanitanya. 

Menurut cerita teman-teman kerjanya yang sudah senior, lelaki bernama Romi dulu ada affair dengan sekretarisnya hingga akhirnya menceraikan istrinya demi menikahi sekretarisnya yang cantik. Resepsionis cantik itu bergidik ngeri membayangkan seandainya saja orang itu mengincarnya untuk dijadikan selingkuhan. Tua bangka menyebalkan, kutuknya dalam hati. 

.

.

Dua jam berlalu dan meeting pun usai. Saat bangkit dari kursi direkturnya untuk meninggalkan ruangan, Ayu segera menoleh ke arah arah Raka. 

"Pak Raka, bisa ikut saya ke ruangan saya sebentar saja?" tanyanya dengan nada formal. Dia memang harus melakukan itu karena saat ini beberapa karyawannya masih berada di ruangan rapat. Raka mengangguk, bangkit dan berjalan mengikuti langkah Ayu yang anggun menuju ke ruangannya. 

"Aku senang akhirmya bisa menjalankan kerjasama ini dengan kamu, Raka," kata Ayu saat mereka sudah sampai di dalam ruang direktur. 

"Aku juga senang," kata Raka santai. 

"Oya, apa kamu kenal dengan Pak Romi? Dia salah satu manajer lapangan di sini. Tadi sepertinya kamu sedang berbincang dengannya saat aku baru datang?" Ayu terlihat penasaran.

"Dia ayahku ...." Kalimat Raka menggantung.

"Oya?" Ayu segera membulatkan matanya, seperti tidak percaya. 

"Iya. Tapi hubungan kami sedang tidak baik," tegas Raka. 

"Kalau boleh tahu ada masalah apa?"

"Kamu benar-benar ingin tahu?" Raka memandang Ayu dengan tatapan khasnya. Pandangan yang biasanya akan membuat Ayu susah tidur semalaman. Ayu menganggukkan kepalanya ingin mendengar lebih lanjut tentang ayah Raka itu. 

"Dia meninggalkan ibuku untuk menikahi seorang wanita yang lebih muda. Dan ibuku baru mengetahuinya setelah hampir 6 tahun dia menikah," jelas Raka getir. Nampak sekali nada tidak nyaman saat dia menceritakan semua itu pada Ayu. Dalam hati, sebenarnya dia belum ingin membongkar semua itu. Tapi karena Ayu sudah melihatnya bersama sang ayah, Raka memutuskan untuk menceritakannya lebih cepat. 

Ayu yang mendengarkan cerita Raka nampak menatap lelaki yang sedang penuh kebencian itu dengan tatapan sendu. Dia bisa merasakan perasaan Raka saat ini. Bahkan dia bisa merasakan perasaan ibunya Raka karena dia juga adalah wanita korban perselingkuhan sang mantan suami.

Ayu segera teringat beberapa tahun yang lalu saat dia memergoki sang suami tengah memadu kasih dengan wanita lain di sebuah kamar hotel. Dia ditinggalkan untuk seorang wanita yang lebih muda dan lebih cantik. Itu sangat menyakitkan. 

Rasa sakit itulah yang akhirnya membuat Ayu menceraikan sang suami dan memendam rasa dingin pada makhluk bernama laki-laki bertahun-tahun berikutnya. Walaupun saat ini Ayu sudah sangat puas karena akhirnya dia bisa membalaskan sakit hatinya pada mantan suaminya itu dengan cara menghilangkan jabatannya dan membuatnya jadi gelandangan tak berharga. 

Beberapa saat lamanya, keduanya hanya saling berpandangan dalam kebisuan. Seolah larut dalam pikiran masing-masing. Raka dengan rasa bencinya pada sang ayah, sementara Ayu dengan rasa empatinya terhadap perasaan pemuda yang selama beberapa waktu terakhir ini sering menganggu tidurnya.

Comments (1)
goodnovel comment avatar
Langit
kalo ayu jadi batu loncatan aja kan kasihan juga dia punya masa lalu kelam trus udah ngarep lagi
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • PEMBALASAN ANAK LELAKIKU   EMPATI AYU

    Meskipun di luar rencana bagaimana akhirnya Raka menceritakan masa lalu keluarganya pada Ayu, namun Raka merasa lega karena ternyata wanita itu menaruh rasa empati pada ibunya. Dari cerita Ayu juga lah Raka tahu banyak tentang masa lalu wanita itu yang ternyata juga penuh kepahitan karena pengkhianatan sang suami. Perlahan ada getaran aneh dalam hati Raka saat malam itu mengingat Ayu. Apa yang dia rasakan pada wanita yang usianya terpaut 10 tahun lebih tua darinya itu sepertinya perasaan yang belum pernah dia rasakan sebelumnya. Entah apa ini hanya karena kasihan atau suka, Raka belum begitu yakin. Namun, setelah keduanya sama-sama saling jujur di dalam ruangan Ayu tadi siang, Raka merasakan bebannya sedikit berkurang. Entah kenapa dia merasa sangat nyaman dengan wanita itu. Ayu yang sangat perhatian saat mendengarkannya menumpahkan segala kekesalannya pada sang ayah. Dan setelah beberapa

    Last Updated : 2021-03-24
  • PEMBALASAN ANAK LELAKIKU   PEMECATAN ROMI

    "Pak Romi tau kenapa saya panggil?" tanya Ayu dengan serius di kursi kebesarannya di ruang direktur. Romi yang duduk di hadapannya hanya menggeleng bingung. "Sama sekali tidak, bu Direktur." "Saya baru saja mempelajari laporan kinerja Bapak selama beberapa bulan terakhir. Dan sepertinya Anda sudah banyak sekali melakukan pelanggaran, Pak." "Pelanggaran apa, Bu? Sepertinya saya melakukan pekerjaan saya dengan baik selama ini," sanggah lelaki itu. "Saya menghargai kesetiaan Anda pada perusahaan ini, tapi sayang banyak hal tidak baik yang luput dari perhatian Anda, Pak Romi. Di laporan kerja Anda banyak sekali saya temukan kejanggalan." Ayu menghempaskan berkas laporan kerja Romi di atas mejanya. "Saya ... saya tidak mengerti, Bu," ucap Romi terbata. Lemas seketika tubuhnya ketika melihat pancaran ke

    Last Updated : 2021-03-24
  • PEMBALASAN ANAK LELAKIKU   KEKECEWAAN SANG IBU

    "Banyak sekali makanannya, apa yang sedang kita rayakan?" tanya Raka mengerutkan dahinya. Ayu tersenyum penuh arti mendengar pertanyaan pemuda tampan di depannya. "Kita sedang merayakan kemenanganmu, Raka," jawabnya. Beberapa saat yang lalu Raka menjemput Ayu dikantornya setelah menerima pesan dari wanita itu bahwa sang direktur Adyatama itu ingin makan siang bersamanya. Kemudian Ayu menyuruhnya melajukan mobil ke salah satu restoran terkenal favoritnya. Ayu sudah membuat reservasi beberapa menit sebelumnya dan memesan hidangan special untuk makan siangnya kali ini bersama Raka. "Kemenanganku? Apa itu?" Raka memicingkan mata ke arah wanita yang duduk di seberang tempat duduknya itu.

    Last Updated : 2021-03-24
  • PEMBALASAN ANAK LELAKIKU   BELUM SAATNYA BERHENTI

    "Bang, ponsel lu tuh," teriak seorang karyawannya dari meja kerjanya. Raka yang sedang berada di meja Radit menoleh, kemudian bergegas menghampiri ponselnya yang tadi dia letakkan di atas meja si karyawan. "Halo, Yo. Kenapa?" tanyanya saat berhasil tersambung dengan sang adik. "Kak, Mama minta kakak pulang sebentar." "Kapan? Sekarang? Ada apa? Mama sakit?" "Ada yang mau Mama bicarakan sama kakak," kata Rio di seberang. "Ya udah sebentar. Kakak masih ada kerjaan dikit lagi. Kalau sudah selesai nanti kakak kesitu." . . . "Kok masih di rumah juga sih, Pah? Katanya mau pergi nyari kerjaan?" Mayang nampak tidak suka melihat suaminya ternyata masih berada di rumah saja dengan baju santainya dari tadi. Dia bahkan sudah pergi ke rumah Rani

    Last Updated : 2021-03-24
  • PEMBALASAN ANAK LELAKIKU   ROMANSA TIGA MANUSIA

    Ayu baru saja akan bangkit dari kursi kerjanya saat tiba-tiba sambungan telepon internal dari lantai bawah menyala. Bergegas dia menekan sebuah tombol pada pesawat telepon itu. "Ya?" "Bu Ayu, ada Pak Raka di bawah," kata seorang resepsionisnya di seberang saluran. Alis Ayu tertaut. Raka tidak biasanya datang tanpa dia undang atau dia minta. Kenapa tiba-tiba dia kemari hari ini? "Minta langsung ke ruangan Saya," kata Ayu dengan hati dipenuhi tanya. "Baik, Bu," sahut si resepsionis. Beberapa menit kemudian, terdengar pintu ruangannya diketuk dari luar. "Masuk!" Dan muncullah Raka dengan senyum tipis menghiasi wajahnya. "Ap

    Last Updated : 2021-03-24
  • PEMBALASAN ANAK LELAKIKU   KELAKUAN MAYANG

    "Kamu dari mana sih, May? Jam segini baru pulang?" Mayla kaget saat tiba-tiba ibunya menyambutnya dengan wajah ditekuk tidak karuan saat dia baru saja menjejakkan kakinya di ruang tamu rumahnya. "Ada apa sih, Mah?" tanya Mayla kebingungan. "Ada apa, Ada apa? Ini sudah sore, Kamu ngelayap kemana saja? Kalau pulang sekolah itu langsung pulang, jangan ngelayap dulu. Sudah tau juga dirumah nggak ada lagi pembantu. Malah keluyuran nggak pulang-pulang." Mayang menatap anaknya dengan jengkel. "Ini kan baru jam 4, Mah, biasanya Mayla juga kan pulangnya sore," protes gadis remaja itu. "Halah kamu itu, May. Alasan saja. Udah sana ganti baju, trus makan, lalu bantuin mama di belakang," ujarnya cepat melotot ke anaknya. "Iyaa, Mah." Mayla segera berlari ke kamar, men

    Last Updated : 2021-03-24
  • PEMBALASAN ANAK LELAKIKU   FIRST DATE

    Raka sedikit ragu saat maps di ponselnya memberi tanda bahwa dia sudah sampai di tempat yang ditujunya. Sebuah rumah sangat besar dengan halaman super luas dengan pintu gerbang tertutup rapat yang dijaga oleh seorang satpam. Raka baru akan turun dari mobilnya ketika satpam penjaga itu menghampirinya. "Selamat malam, Pak. Ada yang bisa dibantu?" tanyanya dengan nada formal. "Benar rumahnya Ibu Ayu?" "Ibu Ayu siapa?" tanya si satpam sedikit curiga. "Ayu Nindya dari Adyatama." "Maaf, kalau boleh tau ada kepentingan apa, Bapak?" "Saya mau jemput Bu Ayu. Sudah ada janji," jelas Raka sedikit kaku karena tidak nyaman dengan sikap petugas keamanan yang dirasanya terlalu berlebihan itu. Jadi, seketat ini rumah wanit

    Last Updated : 2021-04-08
  • PEMBALASAN ANAK LELAKIKU   NERAKA DI RUMAH ROMI

    Sudah lebih dari sebulan setelah dipecat dari pekerjaannya, Romi belum juga mendapatkan pekerjaan. Setiap hari dia sudah berusaha kesana kemari, menghubungi rekan dan koleganya, tetap saja hasilnya nol. Istrinya mungkin benar, usianya sudah tidak muda lagi, itulah sebabnya tidak akan ada lagi yang mau mempekerjakannya. Ditengah terpuruknya kondisi ekonominya, kelakuan Mayang pun jadi semakin sulit dia kendalikan. Susah diatur, sering membantah, hingga tiap hari ada saja hal yang membuat dua pasangan itu bertengkar. Rumahnya sekarang jadi lebih terasa seperti neraka dibanding tempat yang nyaman untuk beristirahat. Semakin hari istri yang dulu dinikahinya dengan beda jarak usia 15 tahun itu pun juga semakin tidak betah di rumah. Setiap hari ada saja alasan untuk dia bisa meninggalkan rumah, meninggalkan kewajibannya mengurusi suami dan anak-anaknya. Kekhawatir

    Last Updated : 2021-04-08

Latest chapter

  • PEMBALASAN ANAK LELAKIKU   FINALLY, LOVE (ENDING)

    Suasana haru nampak dalam pesta pernikahan yang mewah itu saat pengantin wanitanya yang begitu muda dan cantik beberapa kali menitikkan air mata karena teringat akan kedua orang tuanya. Akhirnya di sinilah dia berlabuh. Di hati seorang pangeran yang kebahagiannya bahkan telah direnggut oleh ibunya semasa wanita itu masih hidup. Mayla nampak sungguh bak putri dalam dongeng yang dipersunting pangeran tampan yang baik hati. Cintanya yang berakhir dengan kebahagiaan membuat iri banyak pasang mata yang kebetulan mengetahui jalan hidupnya. Pesta itu tidak begitu besar karena hanya dihadiri oleh tamu tamu undangan dari kalangan teman, sahabat, dan kerabat saja. Namun segala sesuatunya yang mewah mengesankan betapa sang pengantin pria yang sudah mempersiapkan pesta pernikahannya itu begitu mencintai pasangannya. Tak jauh be

  • PEMBALASAN ANAK LELAKIKU   LOVE YOU, KAKAK

    "Dia dimana, Bik?" Bik Sani langsung menyambutnya saat Raka tiba di halaman rumahnya. Raka berjalan tergesa menuju teras rumah. "Di kamarnya, Pak. Dari semalam nggak mau keluar kamar, nggak mau makan. Nangis terus," ucap Bik Sani menjelaskan sambil terus mengikuti langkah Raka menuju ke dalam. "Siapkan makanannya, bawa ke kamar, Bik." "Baik, Pak." Di depan kamar Mayla, Raka sedikit ragu untuk mengetuk. Harusnya hari ini memang dia belum ada rencana untuk menemui adiknya itu. Tapi karena Bik Sani menelponnya dengan panik dan mengabarkan bahwa Mayla yang tidak mau keluar kamar, akhirnya Raka mengurungkan niatnya untuk menemui gadis itu sampai menjelang hari pernikahan mereka. Masih dengan sedikit ragu, akhirnya Raka mengetuk beberapa kali pint

  • PEMBALASAN ANAK LELAKIKU   MARAH?

    Beberapa bulan setelah kejadian yang sangat mengesankan bagi Mayla itu, kakaknya tak pernah nampak lagi datang ke rumahnya. Hari demi hari berlalu, setiap pagi Mayla selalu bersemangat saat ada suara mobil yang tiba tiba seperti akan berhenti di depan rumah itu. Dia selalu berharap Raka yang datang untuk mengantarkannya ke sekolah seperti biasa. Lalu tiap kali dia keluar dari halaman sekolah, dia berharap kakaknya itu akan ada di luar gerbangmemanggilnya dengan nada galak seperti biasanya. Tapi semuanya itu tak pernah terjadi. Dia pergi dan pulang dari sekolah dengan naik angkot seperti sebelumnya. Tak pernah lagi ada Raka yang tiba tiba muncul mengagetkan dan menakutinya. Kakaknya itu seperti menghilang di telan bumi. Hanya terkadang ada notifikasi perbankan yang masuk ke ponsel Mayla suatu hari. Sejumlah dana masuk ke rekeningnya disertai pesan; bela

  • PEMBALASAN ANAK LELAKIKU   SORRY, LOVE

    "Semalem mau nanya apa?" tanya Raka di sela sela sarapannya dengan Mayla. Bik Sani sudah menyiapkan dua piring nasi goreng spesial pagi ini untuk kedua momongannya. "Eee, itu ... " Mayla mendadak gagu. Keinginan kuatnya semalam untuk segera bertemu Raka dan menanyakan hal yang membuatnya penasaran dari kemarin mendadak hilang seketika melihat wajah kakaknya yang menatapnya dengan intens dan mendominasi seperti biasa. "Itu apa?" tanya Raka lagi. "Katanya penting, nggak bisa diomongin lewat telpon, katanya harus malam ini. Kenapa sekarang malah diam?" sindir Raka. Mayla menelan ludah susah payah. Dia heran karena selalu saja begini. Dia kehilangan kata kata saat Raka mulai menatapnya penuh intimidasi. "Itu Kak ... kemarin May dijemput Ayah pas pulang sekolah."

  • PEMBALASAN ANAK LELAKIKU   FALLIN' IN LOVE

    "Mayla!" panggil Firman sedikit berteriak saat melihat Mayla muncul dari pintu gerbang sekolah. "Ayah!" Mata Mayla langsung berbinar melihat sang Ayah yang sedang berdiri di dekat mobil MPV keluaran tahun lama itu. "Ayah kok di sini?" tanyanya saat dirinya berhasil sampai di dekat sang Ayah. "Kebetulan tadi Ayah lewat, jadi sekalian mampir. Kamu sudah makan? Temenin Ayah makan siang yuk?" ajak Firman. Mayla pun mengangguk senang. Selain teman temannya di sekolah dan keluarga Ibu Rani, Mayla sangat jarang berinteraksi dengan orang lain. Jadi, kehadiran Ayah kandungnya kali ini nampaknya membawa suasana lain dalam hatinya. Mayla masuk ke dalam mobil sang ayah tepat pada saat mobil Raka berhenti di depan sekolahnya. Melihat Mayla dije

  • PEMBALASAN ANAK LELAKIKU   INIKAH SAATNYA?

    Tak seperti biasanya saat sedang berdua saja dengan Mayla, di rukonya ternyata Raka lebih cuek. Saat sampai di sana, Raka langsung meminta seorang karyawan wanitanya, Nindy, untuk menjelaskan pada Mayla pekerjaan barunya. Sementara dia sendiri sibuk di ruangannya bersama Radit. Kikuk dan minder. Itu yang dirasakan Mayla di kantor itu. Menjadi yang paling muda dan paling tidak tidak mengerti apa apa. Mayla jadi tersadar jika hidupnya selama ini terlalu disibukkan dengan kesengsaraan, ketidak-beruntungan. Hingga membuatnya merasa seperti orang yang terbelakang. Selain juga karena Raka tidak memperlakukannya secara spesial di tempat itu. "Setelah selesai, jangan lupa filenya disimpan ya. Buat nanti laporan mingguan ke Bang Raka," kata Nindy menjelaskan. "Ngerti kan, May?" tanya wanita cantik berambut panjang itu. "Iya, Kak. Insya Allah ngerti." &

  • PEMBALASAN ANAK LELAKIKU   BALAS BUDI

    Mayla menghentikan langkahnya di teras saat mendengar sebuah mobil memasuki halaman. Dia sudah sangat hafal betul suara mobil kakaknya. Dan jantungnya seketika berdegup sangat kencang membayangkan apa yang akan dilakukan Raka saat melihatnya baru pulang sesore ini. Kakinya mendadak gemetaran. "Dari mana Kamu?!" Dan benar saja, Raka turun dari mobil dengan wajah bersungut. Berjalan cepat menghampirinya yang berdiri tegang di teras rumah menunggunya. "Maaf Kak, Mayla telat pulangnya. Mayla habis dari rumah temen," katanya dengan terbata. "Rumah temen? Sudah mulai keluyuran ya sekarang?" "Bukan Kak, Mayla ..." Belum sempat Mayla melanjutkan bicaranya, Bik Sani sudah muncul dari dalam rumah. Wanita paruh baya itu sepertinya terganggu dengan suara

  • PEMBALASAN ANAK LELAKIKU   SANG POSESIF

    "Kamu serius, Ka?" Rani masih belum percaya apa yang baru saja dikatakan putra sulungnya. "Serius, Ma. Raka juga sudah bilang ke Om Firman soal itu." Rio yang dari tadi mendengarkan terlihat hanya mengangguk angguk saja tanda mengerti. Malam itu, Raka sengaja mengajak ibu dan adiknya makan di luar untuk membicarakan masalah keinginannya menikahi adik angkatnya. "Dan Pak Firman bilang apa? Dia mengijinkan?" tanya Rani penasaran. "Pak Firman menyerahkan semuanya sama Mayla. Tapi intinya dia setuju kalau Mayla juga mau, Ma. Mama sendiri gimana?" Seperti ada nada keraguan dari pertanyaan Raka. Dia ingat bagaimana beberapa waktu yang lalu ibunya itu begitu tidak suka melihatnya jalan bareng Mayla. "Kalau mengatakan tidak pun, Mama yakin Kamu

  • PEMBALASAN ANAK LELAKIKU   LAMARAN DINI

    "Om, Tunggu!" Firman menghentikan langkahnya menuju ke pintu keluar area pemakaman saat mendengar suara seseorang memanggilnya. Raka terlihat sedang berjalan cepat ke arah lelaki yang masih mengenakan seragam dinasnya itu. "Raka, ada apa?" tanya Firman sambil mengerutkan dahinya. "Boleh bicara sebentar?" tanya pemuda itu. "Tentu," sambut lelaki itu hangat. Yang Firman tahu, Raka adalah anak sulung dari Rani. Wanita yang telah disakiti oleh mantan kekasihnya dulu, yang bernama Mayang. Namun yang juga sangat berbesar hati menerima anak anak Mayang untuk dirawatnya. Pernah suatu kali Mayla bercerita tentang anak anak Rani saat pertemuan mereka. Salah satunya adalah Raka. Dan sebagai seorang Ayah, Firman sepertinya bisa menebak, bahwa

DMCA.com Protection Status