Home / Romansa / PEMBALASAN ANAK LELAKIKU / PERTEMUAN TAK SENGAJA

Share

PERTEMUAN TAK SENGAJA

Author: Reinee
last update Last Updated: 2021-03-24 11:28:39

Raka sudah menyelidiki selama berhari-hari bahwa perusahaan konstruksi tempat ayahnya bekerja saat ini dipimpin oleh seorang wanita berusia 35 tahun, putri tunggal dari pemilik perusahaan Adityama Group. Dia menggantikan ayahnya yang telah meninggal beberapa tahun yang lalu untuk memimpin perusahaan keluarga itu.

 

Dia adalah wanita yang juga janda dari seorang pejabat tinggi pemerintahan di negeri ini yang cukup terkenal. Beberapa hari ini Raka mengamati wanita bernama lengkap Ayu Nindya Adityama itu di beberapa situs berita ekonomi di internet. 

 

Secara fisik, wanita itu memang tidak terlalu menarik, tetapi penampilannya terlihat sangat berkelas, sesuai dengan jabatannya yang merupakan seorang pemilik sekaligus direktur utama perusahaan.

 

Bagai seorang penguntit, Raka memperhatikan setiap kegiatan wanita itu lewat akun media sosialnya. Kini Raka mulai hafal semua kegiatan yang sering dilakukan wanita itu setiap harinya. 

.

.

.

Raka baru saja memarkirkan mobil sport warna metalicnya di depan sebuah gedung fitness centre paling terkenal di kotanya saat sepintas dia seperti melihatnya. Sang direktur Adityama Group sedang memasuki pintu lobby gedung pusat kebugaran itu. 

 

Tanpa menunggu lama, Raka pun segera turun dari mobilnya, mengambil tas olahraganya yang berisi peralatan fitnessnya dari bagasi belakang dan segera melangkah menuju ke bangunan berarsitektur modern itu. Beberapa hari sebelumnya, dia bahkan harus rela melakukan pendaftaran member disana untuk kelas VIP yang harganya lumayan fantastis. Walaupun dia sebenarnya tidak terlalu suka kegiatan olahraga seperti ini, namun terpaksa dia lakukan hanya agar bisa dekat dengan sang pemilik Adityama Group itu demi ambisinya yang belum terlampiaskan pada sang ayah.

 

  Selama hampir satu jam lamanya, Raka berpura-pura sibuk dengan kegiatan olahraganya dengan headset di telinga. Padahal sebenarnya matanya tak pernah lepas dari wanita yang sedang melakukan treadmill tak jauh dari tempatnya saat ini. 

 

Saat sang wanita nampak sudah menyelesaikan sesinya dan menyambar handuk kecilnya untuk kemudian berlalu dari ruangan VIP itu, Raka segera menyudahi kegiatannya. Kemudian berjalan cepat ke arah wanita yang berjalan di depannya.

 

"Ooops, Maaf!" ucapnya saat tubuhnya menyerempet lengan orang yang sejak tadi menjadi pusat perhatiannya itu. Raka tersenyum tipis ke arah wanita dengan tubuh berkilat karena peluh itu. 

 

"It's okay," ucapnya lembut sambil memberi kode bahwa dia tidak apa-apa. Namun Raka tidak segera beranjak, dia justru menatap lekat ke mata wanita itu sambil menyunggingkan senyum terbaiknya, hingga sepertinya membuat orang di depannya menjadi salah tingkah dibuatnya. Sejurus kemudian wanita dengan tinggi 158 cm itu pun buru-buru berlalu dari hadapan Raka dan menghilang di balik pintu toilet. 

 

Setengah jam kemudian, Raka sudah melihatnya lagi keluar dari lobby dan berjalan cepat ke arah mobil mahal yang terparkir disebelah mobil Raka. Dan saat wanita itu berjalan tepat disamping mobilnya, dengan sengaja Raka membuka pintu hingga mengejutkannya. 

 

"Eh sorry," ucap Raka dengan wajah menyesal keluar dari mobilnya. Sedikit meringis wanita itu menunduk memegangi lutut. 

 

"Maaf ya, sakit?" tanya Raka lagi. "Kamu yang tadi di dalam itu kan?" ucap Raka sok kenal. Wanita itu segera mendongak, dan wajahnya sedikit memerah saat kemudian bersitatap dengan mata tajam milik Raka. 

 

"Oh, hai. Ketemu lagi," kata si wanita sedikit gugup. 

 

"Sudah mau pulang?" tanya Raka basa basi. Wanita itu nampak mengangguk menyembunyikan senyuman. Wajahnya masih tersipu. Sejenak suasana sedikit kaku hingga akhirnya Raka mencoba untuk mencairkannya.

 

"Halo, aku Raka. Kamu siapa?" Raka mengulurkan tangan kokohnya pada wanita dengan tubuh mungil itu. Si wanita nampak menyambut uluran tangan Raka dengan sedikit ragu.

 

"Ayu," ucapnya lirih. 

 

"Seneng bisa kenal kamu, Ayu. Sudah lama jadi member sini?" tanya Raka. Lagi-lagi hanya basa-basi, karena Raka sejatinya memang punya tujuan saat memutuskan berkenalan dengan wanita di depannya itu. 

 

Dan gayung pun bersambut. Ayu Nindya Adityama, wanita yang sudah beberapa tahun menyandang status janda tanpa anak itu, seperti tersihir dengan sosok Raka yang cool dengan wajah tampannya. Obroĺan mereka pun kemudian berlanjut sangat menyenangkan, terutama yang dirasakan oleh wanita itu. Hingga akhirnya dia justru yang meminta nomer ponsel Raka agar keduanya bisa melanjutkan komunikasi setelahnya. 

.

.

.

Raka melajukan mobilnya pulang ke rukonya dengan wajah puas. Rencana pertamanya berhasil, mendekati direktur utama perusahaan dimana ayahnya bekerja. Tunggu saja, cepat atau lambat, dia pasti akan membuat lelaki tak setia itu tak merasakan penderitaan hidup. 

 

Diiringi music rok alternatif di mobilnya, Raka begitu kaget ketika ponselnya tiba-tiba saja menyala. Dia melirik sekilas ke arah ponsel dan matanya segera melebar saat melihat nama 'Ayu' di layar. Hampir saja dia memekik disela-sela senandungnya. "Yess!" ucapnya dalam hati.

 

Begitu senangnya hingga refleks sebelah tangannya meraih ponsel yang dia letakkan di dashboard.

 

[Raka, Kamu tinggal dimana?]

 

Kalimat yang pendek, tapi membuat hati Raka bersorak senang seperti saat dirinya dibelikan mainan favorit pertamanya oleh orang tuanya.

 

Tak berpikir panjang, tangannya bergerak cepat menulis balasan untuk pesan itu. Raka seolah lupa dia sedang berada di belakang setirnya. Hingga akhirnya sesaat setelah menekan tombol 'SEND' pada keyboard ponsel, matanya seperti menangkap bayangan seseorang di depan mobilnya yang melaju sedikit lambat. Kemudian saat sadar, kakinya bergerak cepat menginjak rem. Namun terlambat, moncong mobilnya ternyata telah menyentuh tubuh seseorang di depannya yang entah siapa.

 

"Oh, sh*t!!" umpatnya refleks dan segera mematikan mesin mobilnya untuk bergegas keluar.

 

Dan betapa terkejutnya dia ketika melihat seorang gadis remaja berseragam SMP sedang berusaha berdiri memegangi lututnya. 

 

"Kamu nggak papa, Dek?" tanya Raka menghampirinya. Dia menoleh ke sekeliling. Untung saja jalanan sepi saat itu dan tadi dia melajukan mobilnya pelan saat menuliskan balasan pesan w******p-nya pada Ayu.

 

"Nggak, nggak apa-apa, Kak." Gadis itu menggeleng, lalu mengibaskan roknya sebentar dan bermaksud pergi dari tempat itu.  Raka yang melihat ada luka di bagian lutut sang gadis segera menyambar tangannya untuk menahannya pergi. 

 

"Kamu mau kemana? Kaki kamu luka itu," tunjuk Raka ke arah lutut. Gadis remaja itu nampak menggeleng. 

 

"Nggak apa-apa kok, Kak. Cuma luka sedikit. Nggak sakit," katanya. 

 

"Rumah kamu mana? Aku antar pulang," tawar Raka.

 

"Enggak. Nggak usah, Kak. Saya naik angkot kok."

 

"Udah, nggak usah bandel. Ayo masuk, aku antar." Raka berjalan memutari mobil dan membukakan pintunya. 

 

"Ayo!" katanya lagi ke arah gadis remaja itu yang wajahnya terlihat justru nampak takut-takut padanya. 

 

"Aku bukan orang jahat. Ayo naik! Aku antar kamu pulang." Raka mendesah kasar karena gadis itu tak jua beranjak dari tempatnya.

 

Gadis remaja itu nampak menatap Raka ragu. Namun setelah melihat raut pemuda di depannya yang sepertinya tulus, akhirnya dia menurut juga untuk masuk ke dalam mobil. 

 

Raka segera masuk setelah menutupkan pintu untuknya. Dan dia mengerutkan dahi saat dilihatnya gadis remaja itu justru sedang meringis di kursinya. 

 

"Kenapa?" tanya Raka cemas.

 

"Nggak papa, Kak. Hanya sedikit perih." 

 

"Sakit? Kita ke dokter dulu kalau gitu."

 

"Eh enggak usah ..." 

 

Tangan gadis remaja itu melambai mengisyaratkan 'jangan', tapi Raka tak lagi mempedulikannya. Dia segera melajukan kembali mobilnya menuju klinik terdekat yang dia tahu. 

 

Berulang kali gadis remaja itu melirik Raka yang duduk di belakang kemudi dengan takut-takut, tanpa berani menatap. Dia cool sekali dan sangat ganteng, katanya dalam hati. Dia yakin jika saja orang ini datang ke sekolahnya, pasti teman-temannya satu sekolah akan heboh karenanya. 

 

"Ayo, turun! Kita sudah sampai." 

 

Gadis remaja itu nampak kaget saat ternyata Raka sudah ada disamping mobil membukakan pintu untuknya. Ternyata dia terlalu terpesona dengan penabraknya, hingga justru melamun sedari tadi. 

 

Perlahan dia bangkit keluar dari mobil sambil masih meringis menahan sedikit perih di lututnya, lalu berjalan mengikuti Raka.

 

 

Hanya butuh setengah jam untuk perawat memeriksa dan merawat lukanya sampai akhirnya dia sudah diijinkan pulang. 

 

"Cuma luka ringan kok, tidak apa-apa. Sebentar lagi juga sembuh," kata sang perawat, membuat Raka sangat lega. 

 

Tak lama kemudian mereka berdua sudah melaju kembali di jalanan. 

 

"Aku antar kamu pulang. Rumah kamu dimana?" tanya Raka lagi.

 

"Kompeks Green Garden, Kak," jawab gadis itu ringan, membuat Raka sedikit terkejut.

 

Benarkah? Raka mengerutkan keningnya. Setahu Raka, kompleks itu dihuni orang-orang the have. Lalu ngapain gadis kecil ini naik angkot pulang sekolah?

 

"Bener kamu tinggal disana?" tanya Raka sedikit tidak percaya.

 

"Iya Kak. Memangnya kenapa?" Gadis itu menoleh ke arah Raka.

 

"Enggak. Nggak papa. Nggak diantar jemput papa atau mama kamu gitu ke sekolah?"

 

"Kalau pagi biasanya bareng papa sekalian ke kantor. Tapi kalau siang saya biasanya pilih pulang naik angkot atau ojek online, Kak. Karena kan tidak buru-buru," jelasnya. 

 

"Ooh," Raka mengangguk mengerti. Unik juga gadis ini, masih kecil tapi pemikirannya cukup sederhana meskipun di tengah kemewahan orangtuanya. 

 

"Oya, nama kakak siapa?" tanya gadis remaja itu tiba-tiba, membuat Raka menoleh memicingkan mata ke arahnya. Lumayan berani pertanyaannya untuk ukuran anak kecil. Gadis yang ditatap Raka seperti itu kembali menunduk takut-takut.

 

"Maaf Kak, kalau saya tidak sopan," ucapnya penuh penyesalan. Tapi Raka justru terkekeh kecil, merasa lucu ada anak gadis yang ingin berkenalan dengannya.

 

"Nggak. Nggak papa. Aku Raka. Kamu siapa?"

 

"Saya Mayla, Kak."

Related chapters

  • PEMBALASAN ANAK LELAKIKU   BUNGA CINTA AYU

    Setelah memasuki pintu gerbang kompleks perumahan elit itu, Mayla mengisyaratkan Raka untuk berhenti di sebuah rumah yang lumayan besar berwarna dinding soft ungu. Warna itu memang warna favorit ibunya. Dan itulah kenapa barang-barang di rumah hampir semuanya berwarna ungu. "Ini rumah Kamu?" tanya Raka yang segera dijawab anggukan oleh Mayla. "Terima kasih ya kak sudah diantar pulang," ucap gadis itu tulus. Dan Raka pun mengangguk dengan senyum tipisnya. "Sama-sama. Maaf juga tadi nggak sengaja nabrak kamu," ujar Raka dengan tulus juga. "Iya Kak, nggak papa. Ya udah Mayla turun dulu ya?" katanya dengan nada khas anak ABG. Raka pun mengangguk. Setelah itu, Mayla pun segera membuka pintu mobil. Namun anehnya, gadis remaja itu malah mematung dalam posisi duduknya di

    Last Updated : 2021-03-24
  • PEMBALASAN ANAK LELAKIKU   PERTEMUAN TAK TERDUGA

    Hari berganti. Kedekatan Raka dengan pemilik perusahaan Adyatama pun semakin terlihat. Ayu kerap menyambangi Raka ke tempat tinggalnya, hanya sekedar untuk mengobrol atau mengajaknya makan di luar. Dia pun sangat sering mengirimi pemuda itu pesan di sela-sela aktifitas hariannya. Sementara Raka, menyambutnya dengan tangan terbuka. Dalam kamus Raka, semakin dekat dia dengan Ayu, maka tujuannya untuk membalaskan sakit hati pada sang ayah semakin mudah. Seperti kali ini, Ayu mengundang Raka untuk menghadiri meetingnya dengan para staf pemasaran untuk menjelaskan konsep marketing yang dia tawarkan ke perusahaan Ayu beberapa hari sebelumnya. Sebenarnya Raka belum ingin bertemu dengan sang ayah di kondisinya yang sekarang ini. Tapi dia tidak bisa menolak tawaran Ayu untuk datang ke kantornya hari ini. Saat Raka sampai di pelataran kantor Adyatama, matanya tertumbuk pada sebuah mobil yang dikenalnya terparkir di salah satu

    Last Updated : 2021-03-24
  • PEMBALASAN ANAK LELAKIKU   EMPATI AYU

    Meskipun di luar rencana bagaimana akhirnya Raka menceritakan masa lalu keluarganya pada Ayu, namun Raka merasa lega karena ternyata wanita itu menaruh rasa empati pada ibunya. Dari cerita Ayu juga lah Raka tahu banyak tentang masa lalu wanita itu yang ternyata juga penuh kepahitan karena pengkhianatan sang suami. Perlahan ada getaran aneh dalam hati Raka saat malam itu mengingat Ayu. Apa yang dia rasakan pada wanita yang usianya terpaut 10 tahun lebih tua darinya itu sepertinya perasaan yang belum pernah dia rasakan sebelumnya. Entah apa ini hanya karena kasihan atau suka, Raka belum begitu yakin. Namun, setelah keduanya sama-sama saling jujur di dalam ruangan Ayu tadi siang, Raka merasakan bebannya sedikit berkurang. Entah kenapa dia merasa sangat nyaman dengan wanita itu. Ayu yang sangat perhatian saat mendengarkannya menumpahkan segala kekesalannya pada sang ayah. Dan setelah beberapa

    Last Updated : 2021-03-24
  • PEMBALASAN ANAK LELAKIKU   PEMECATAN ROMI

    "Pak Romi tau kenapa saya panggil?" tanya Ayu dengan serius di kursi kebesarannya di ruang direktur. Romi yang duduk di hadapannya hanya menggeleng bingung. "Sama sekali tidak, bu Direktur." "Saya baru saja mempelajari laporan kinerja Bapak selama beberapa bulan terakhir. Dan sepertinya Anda sudah banyak sekali melakukan pelanggaran, Pak." "Pelanggaran apa, Bu? Sepertinya saya melakukan pekerjaan saya dengan baik selama ini," sanggah lelaki itu. "Saya menghargai kesetiaan Anda pada perusahaan ini, tapi sayang banyak hal tidak baik yang luput dari perhatian Anda, Pak Romi. Di laporan kerja Anda banyak sekali saya temukan kejanggalan." Ayu menghempaskan berkas laporan kerja Romi di atas mejanya. "Saya ... saya tidak mengerti, Bu," ucap Romi terbata. Lemas seketika tubuhnya ketika melihat pancaran ke

    Last Updated : 2021-03-24
  • PEMBALASAN ANAK LELAKIKU   KEKECEWAAN SANG IBU

    "Banyak sekali makanannya, apa yang sedang kita rayakan?" tanya Raka mengerutkan dahinya. Ayu tersenyum penuh arti mendengar pertanyaan pemuda tampan di depannya. "Kita sedang merayakan kemenanganmu, Raka," jawabnya. Beberapa saat yang lalu Raka menjemput Ayu dikantornya setelah menerima pesan dari wanita itu bahwa sang direktur Adyatama itu ingin makan siang bersamanya. Kemudian Ayu menyuruhnya melajukan mobil ke salah satu restoran terkenal favoritnya. Ayu sudah membuat reservasi beberapa menit sebelumnya dan memesan hidangan special untuk makan siangnya kali ini bersama Raka. "Kemenanganku? Apa itu?" Raka memicingkan mata ke arah wanita yang duduk di seberang tempat duduknya itu.

    Last Updated : 2021-03-24
  • PEMBALASAN ANAK LELAKIKU   BELUM SAATNYA BERHENTI

    "Bang, ponsel lu tuh," teriak seorang karyawannya dari meja kerjanya. Raka yang sedang berada di meja Radit menoleh, kemudian bergegas menghampiri ponselnya yang tadi dia letakkan di atas meja si karyawan. "Halo, Yo. Kenapa?" tanyanya saat berhasil tersambung dengan sang adik. "Kak, Mama minta kakak pulang sebentar." "Kapan? Sekarang? Ada apa? Mama sakit?" "Ada yang mau Mama bicarakan sama kakak," kata Rio di seberang. "Ya udah sebentar. Kakak masih ada kerjaan dikit lagi. Kalau sudah selesai nanti kakak kesitu." . . . "Kok masih di rumah juga sih, Pah? Katanya mau pergi nyari kerjaan?" Mayang nampak tidak suka melihat suaminya ternyata masih berada di rumah saja dengan baju santainya dari tadi. Dia bahkan sudah pergi ke rumah Rani

    Last Updated : 2021-03-24
  • PEMBALASAN ANAK LELAKIKU   ROMANSA TIGA MANUSIA

    Ayu baru saja akan bangkit dari kursi kerjanya saat tiba-tiba sambungan telepon internal dari lantai bawah menyala. Bergegas dia menekan sebuah tombol pada pesawat telepon itu. "Ya?" "Bu Ayu, ada Pak Raka di bawah," kata seorang resepsionisnya di seberang saluran. Alis Ayu tertaut. Raka tidak biasanya datang tanpa dia undang atau dia minta. Kenapa tiba-tiba dia kemari hari ini? "Minta langsung ke ruangan Saya," kata Ayu dengan hati dipenuhi tanya. "Baik, Bu," sahut si resepsionis. Beberapa menit kemudian, terdengar pintu ruangannya diketuk dari luar. "Masuk!" Dan muncullah Raka dengan senyum tipis menghiasi wajahnya. "Ap

    Last Updated : 2021-03-24
  • PEMBALASAN ANAK LELAKIKU   KELAKUAN MAYANG

    "Kamu dari mana sih, May? Jam segini baru pulang?" Mayla kaget saat tiba-tiba ibunya menyambutnya dengan wajah ditekuk tidak karuan saat dia baru saja menjejakkan kakinya di ruang tamu rumahnya. "Ada apa sih, Mah?" tanya Mayla kebingungan. "Ada apa, Ada apa? Ini sudah sore, Kamu ngelayap kemana saja? Kalau pulang sekolah itu langsung pulang, jangan ngelayap dulu. Sudah tau juga dirumah nggak ada lagi pembantu. Malah keluyuran nggak pulang-pulang." Mayang menatap anaknya dengan jengkel. "Ini kan baru jam 4, Mah, biasanya Mayla juga kan pulangnya sore," protes gadis remaja itu. "Halah kamu itu, May. Alasan saja. Udah sana ganti baju, trus makan, lalu bantuin mama di belakang," ujarnya cepat melotot ke anaknya. "Iyaa, Mah." Mayla segera berlari ke kamar, men

    Last Updated : 2021-03-24

Latest chapter

  • PEMBALASAN ANAK LELAKIKU   FINALLY, LOVE (ENDING)

    Suasana haru nampak dalam pesta pernikahan yang mewah itu saat pengantin wanitanya yang begitu muda dan cantik beberapa kali menitikkan air mata karena teringat akan kedua orang tuanya. Akhirnya di sinilah dia berlabuh. Di hati seorang pangeran yang kebahagiannya bahkan telah direnggut oleh ibunya semasa wanita itu masih hidup. Mayla nampak sungguh bak putri dalam dongeng yang dipersunting pangeran tampan yang baik hati. Cintanya yang berakhir dengan kebahagiaan membuat iri banyak pasang mata yang kebetulan mengetahui jalan hidupnya. Pesta itu tidak begitu besar karena hanya dihadiri oleh tamu tamu undangan dari kalangan teman, sahabat, dan kerabat saja. Namun segala sesuatunya yang mewah mengesankan betapa sang pengantin pria yang sudah mempersiapkan pesta pernikahannya itu begitu mencintai pasangannya. Tak jauh be

  • PEMBALASAN ANAK LELAKIKU   LOVE YOU, KAKAK

    "Dia dimana, Bik?" Bik Sani langsung menyambutnya saat Raka tiba di halaman rumahnya. Raka berjalan tergesa menuju teras rumah. "Di kamarnya, Pak. Dari semalam nggak mau keluar kamar, nggak mau makan. Nangis terus," ucap Bik Sani menjelaskan sambil terus mengikuti langkah Raka menuju ke dalam. "Siapkan makanannya, bawa ke kamar, Bik." "Baik, Pak." Di depan kamar Mayla, Raka sedikit ragu untuk mengetuk. Harusnya hari ini memang dia belum ada rencana untuk menemui adiknya itu. Tapi karena Bik Sani menelponnya dengan panik dan mengabarkan bahwa Mayla yang tidak mau keluar kamar, akhirnya Raka mengurungkan niatnya untuk menemui gadis itu sampai menjelang hari pernikahan mereka. Masih dengan sedikit ragu, akhirnya Raka mengetuk beberapa kali pint

  • PEMBALASAN ANAK LELAKIKU   MARAH?

    Beberapa bulan setelah kejadian yang sangat mengesankan bagi Mayla itu, kakaknya tak pernah nampak lagi datang ke rumahnya. Hari demi hari berlalu, setiap pagi Mayla selalu bersemangat saat ada suara mobil yang tiba tiba seperti akan berhenti di depan rumah itu. Dia selalu berharap Raka yang datang untuk mengantarkannya ke sekolah seperti biasa. Lalu tiap kali dia keluar dari halaman sekolah, dia berharap kakaknya itu akan ada di luar gerbangmemanggilnya dengan nada galak seperti biasanya. Tapi semuanya itu tak pernah terjadi. Dia pergi dan pulang dari sekolah dengan naik angkot seperti sebelumnya. Tak pernah lagi ada Raka yang tiba tiba muncul mengagetkan dan menakutinya. Kakaknya itu seperti menghilang di telan bumi. Hanya terkadang ada notifikasi perbankan yang masuk ke ponsel Mayla suatu hari. Sejumlah dana masuk ke rekeningnya disertai pesan; bela

  • PEMBALASAN ANAK LELAKIKU   SORRY, LOVE

    "Semalem mau nanya apa?" tanya Raka di sela sela sarapannya dengan Mayla. Bik Sani sudah menyiapkan dua piring nasi goreng spesial pagi ini untuk kedua momongannya. "Eee, itu ... " Mayla mendadak gagu. Keinginan kuatnya semalam untuk segera bertemu Raka dan menanyakan hal yang membuatnya penasaran dari kemarin mendadak hilang seketika melihat wajah kakaknya yang menatapnya dengan intens dan mendominasi seperti biasa. "Itu apa?" tanya Raka lagi. "Katanya penting, nggak bisa diomongin lewat telpon, katanya harus malam ini. Kenapa sekarang malah diam?" sindir Raka. Mayla menelan ludah susah payah. Dia heran karena selalu saja begini. Dia kehilangan kata kata saat Raka mulai menatapnya penuh intimidasi. "Itu Kak ... kemarin May dijemput Ayah pas pulang sekolah."

  • PEMBALASAN ANAK LELAKIKU   FALLIN' IN LOVE

    "Mayla!" panggil Firman sedikit berteriak saat melihat Mayla muncul dari pintu gerbang sekolah. "Ayah!" Mata Mayla langsung berbinar melihat sang Ayah yang sedang berdiri di dekat mobil MPV keluaran tahun lama itu. "Ayah kok di sini?" tanyanya saat dirinya berhasil sampai di dekat sang Ayah. "Kebetulan tadi Ayah lewat, jadi sekalian mampir. Kamu sudah makan? Temenin Ayah makan siang yuk?" ajak Firman. Mayla pun mengangguk senang. Selain teman temannya di sekolah dan keluarga Ibu Rani, Mayla sangat jarang berinteraksi dengan orang lain. Jadi, kehadiran Ayah kandungnya kali ini nampaknya membawa suasana lain dalam hatinya. Mayla masuk ke dalam mobil sang ayah tepat pada saat mobil Raka berhenti di depan sekolahnya. Melihat Mayla dije

  • PEMBALASAN ANAK LELAKIKU   INIKAH SAATNYA?

    Tak seperti biasanya saat sedang berdua saja dengan Mayla, di rukonya ternyata Raka lebih cuek. Saat sampai di sana, Raka langsung meminta seorang karyawan wanitanya, Nindy, untuk menjelaskan pada Mayla pekerjaan barunya. Sementara dia sendiri sibuk di ruangannya bersama Radit. Kikuk dan minder. Itu yang dirasakan Mayla di kantor itu. Menjadi yang paling muda dan paling tidak tidak mengerti apa apa. Mayla jadi tersadar jika hidupnya selama ini terlalu disibukkan dengan kesengsaraan, ketidak-beruntungan. Hingga membuatnya merasa seperti orang yang terbelakang. Selain juga karena Raka tidak memperlakukannya secara spesial di tempat itu. "Setelah selesai, jangan lupa filenya disimpan ya. Buat nanti laporan mingguan ke Bang Raka," kata Nindy menjelaskan. "Ngerti kan, May?" tanya wanita cantik berambut panjang itu. "Iya, Kak. Insya Allah ngerti." &

  • PEMBALASAN ANAK LELAKIKU   BALAS BUDI

    Mayla menghentikan langkahnya di teras saat mendengar sebuah mobil memasuki halaman. Dia sudah sangat hafal betul suara mobil kakaknya. Dan jantungnya seketika berdegup sangat kencang membayangkan apa yang akan dilakukan Raka saat melihatnya baru pulang sesore ini. Kakinya mendadak gemetaran. "Dari mana Kamu?!" Dan benar saja, Raka turun dari mobil dengan wajah bersungut. Berjalan cepat menghampirinya yang berdiri tegang di teras rumah menunggunya. "Maaf Kak, Mayla telat pulangnya. Mayla habis dari rumah temen," katanya dengan terbata. "Rumah temen? Sudah mulai keluyuran ya sekarang?" "Bukan Kak, Mayla ..." Belum sempat Mayla melanjutkan bicaranya, Bik Sani sudah muncul dari dalam rumah. Wanita paruh baya itu sepertinya terganggu dengan suara

  • PEMBALASAN ANAK LELAKIKU   SANG POSESIF

    "Kamu serius, Ka?" Rani masih belum percaya apa yang baru saja dikatakan putra sulungnya. "Serius, Ma. Raka juga sudah bilang ke Om Firman soal itu." Rio yang dari tadi mendengarkan terlihat hanya mengangguk angguk saja tanda mengerti. Malam itu, Raka sengaja mengajak ibu dan adiknya makan di luar untuk membicarakan masalah keinginannya menikahi adik angkatnya. "Dan Pak Firman bilang apa? Dia mengijinkan?" tanya Rani penasaran. "Pak Firman menyerahkan semuanya sama Mayla. Tapi intinya dia setuju kalau Mayla juga mau, Ma. Mama sendiri gimana?" Seperti ada nada keraguan dari pertanyaan Raka. Dia ingat bagaimana beberapa waktu yang lalu ibunya itu begitu tidak suka melihatnya jalan bareng Mayla. "Kalau mengatakan tidak pun, Mama yakin Kamu

  • PEMBALASAN ANAK LELAKIKU   LAMARAN DINI

    "Om, Tunggu!" Firman menghentikan langkahnya menuju ke pintu keluar area pemakaman saat mendengar suara seseorang memanggilnya. Raka terlihat sedang berjalan cepat ke arah lelaki yang masih mengenakan seragam dinasnya itu. "Raka, ada apa?" tanya Firman sambil mengerutkan dahinya. "Boleh bicara sebentar?" tanya pemuda itu. "Tentu," sambut lelaki itu hangat. Yang Firman tahu, Raka adalah anak sulung dari Rani. Wanita yang telah disakiti oleh mantan kekasihnya dulu, yang bernama Mayang. Namun yang juga sangat berbesar hati menerima anak anak Mayang untuk dirawatnya. Pernah suatu kali Mayla bercerita tentang anak anak Rani saat pertemuan mereka. Salah satunya adalah Raka. Dan sebagai seorang Ayah, Firman sepertinya bisa menebak, bahwa

DMCA.com Protection Status