''Besok Kita pergi ke pengadilan agama. Kita akan buat gugatan cerai ke Arman, Kamu tenang saja .'' ucap Pak Lukman sambil berlalu ke dapur.Di dalam hatinya tersimpan kekecewaan yang mendalam. Pernikahan putrinya harus kandas seperti ini. Tapi dirinya menyadari,jika di pertahankan akan membuat putrinya lebih menderita. Di Kantor,Arman banyak melamun dan melakukan kesalahan sehingga dia mendapatkan teguran dri atasannya. "Kamu kenapa Man ?" tanya Aldi"Aku mengucapkan talaq tiga kepad istriku Di.''''AStagfirullah.....Kamu tahu artinya apa Man ?'' tanya Aldi kepada lelaki di depannya. Sedangkan lelaki itu hanya menggeleng.''Akan jatuh talaq kepada seorang istri jika suami sudah mengucapkannya. Apalagi kamu langsung talaq tiga. Man...man...kenapa gak di pikir dulu sebelum ngomong. Kalian boleh rujuk jika Arumi menikah lagi sama laki-laki lain. Kamu mau dia nikah sama orang lain. Siapa tahu lelaki itu lebih cinta dan lebih menghargai dia,juga lebih kaya. tentu Arumi akan berpikir dua
Sekitar Jam sepuluh pagi, Arumi dan Pak Lukman datang ke Pengadilan Agama untuk mengurus surat cerai. Araman juga datang ke sana bersama Ibunya. Keduanya melemparkan tatapan sinis kepada Arumi dan Ayahnya. ''Apa kamu yakin mau cerai dari aku Arumi, Ingat Arumi, apa kamu akan menjadi petani selamanya, Kamu pengangguran bukan ?Apa kamu akan bantu Ayahmu diladang terus ? Mana ada laki-laki yang akan menikahi kamu jika kamu kelihatan Kusam dan dekil !'' ucap Arman dengan sinis. ''Oh Ya ? Apa kamu yakin ada wanita yang mau menikah dengan lelaki kikir nya seperti kamu. Yang ada istrimu kembali ke rumah orang tuanya karena kamu hanya memberi uang sekedarnya saja.'' balas Arumi "Jadi istri itu harus banyak bersyukur menerima pemberian suami.Jangan kufur nikmat Arumi .''ucap Bu Ida dengan lantang sehingga banyak pasang mata yang memandang ke arumi dengan tatapan sinis. Arumi menyadari hal itu kemudian dia gantian bersuara.'' Ya Allah....Ya Robbi....ampuni hamba yang telah kufur nikmat,at
Arumi berangkat jam lima pagi dengan menggunakan mobilnya. Memang mobil kantor ada dua,jadi dia membawa salah satunya. Arumi jarang membawa mobilnya ke rumah karena dia tidak mau orang tahu jika dirinya memiliki perusahaan. Lagipula Arumi lebih nyaman jika menggunakan motor.Arumi mampir ke Toko Aksesoris dan membeli beberapa oleh-oleh untuk Bu Wira. Arumi memang sendiri datang ke sana, Semua anak buahnya dia fokuskan ke kantor dan proyek baru. Walau memang jarak proyek baru dengan Bukit Senja agak dekat. Tapi Arumi mengirimkan dua orang untuk memantau kinerja di sana. Pukul Dua belas siang, Arumi tiba di rumah Pak Wira. Mendengar deru mobil membuat suami istri itu mengerutkan kening nya. Setelah Arumi turun dari mobil , Bu Wira tersenyum lebar kemudian berjalan mendekati Arumi."Bu Arumi,kenapa gak bilang jika mau datang. ""Memang mendadak Bu. Jadi tidak sempat memberi kabar. Ibu dan Bapak Sehat ?''''Alhamdulillah sehat. Bu Arumi gak usah menginap di penginapan. Bu Arumi tinggal
Setalah dari pantai, Arumi pergi ke kamar mandi untuk membersihkan diri. Sedangkan Ajeng membantu Ibu nya membuat makan malam.‘’Lihat kakak mu membawa beras banyak banget,dia bilang mau tinggal di sini agak lama jadi dia dibawakan beras sama Ibu nya. Hadeh…ada-ada saja kakak mu ini. “‘’Tak apa Bu. Kebetulan Bapak panen padi, jadi beliau meminta Rum membawa beras buat Ibu di sini.’’ Ucap Arumi yang baru keluar dari kamar.“Kamu sudah Ibu anggap anak sendiri, jangan sungkan. Kamu kemaren juga menitipkan uang lewat Ajeng . Ibu berterima kasih untuk itu.’’Arumi tersenyum kemudian mendekati Bu Wira dan Ajeng.“Rum menyayangi putri Ibu. Jika nanti dia libur kuliah, Izinkan Rum membawanya ke rumah Rum. Akan Rum kenalkan dengan Ibu dan Bapak.’’‘’Tentu Nak, Kamu boleh membawa Ajeng kemana pun.Asal anak nya mau.’’ Ucap Bu Wira sambil tertawa.Setelah selesai memasak, Ajeng pergi mandi dan Arumi membantu menata makanan ke meja makan. Pak Wira juga belum pulang dari kantor, jadi untuk makan
Pagi hari Arumi terbangun suara adzan subuh, dia juga membangunkan Ajeng untuk sholat subuh bersama. Setelah sholat subuh,Ajeng membantu Ibunya di dapur sedangkan Arumi bersiap untuk ke Bukit.''Adek,nanti berangkat jam berapa ?'' tanya Arumi ke Ajeng''Jam setengah sembilan kak. "''Kakak usahakan pulang nanti. Kamu tunggu kakak ya !''Ajeng mengangguk sambil tersenyum. Kemudian Ajeng mencium tangan Arumi saat Arumi mau berangkat. Arumi agak kaget dengan apa yang dilakukan Ajeng.''Jangan Kaget Nak. Itulah yang dilakukan Ajeng kepada kirana saat akan berangkat kerja.'' ucap Bu wira menjelaskan.Arumi tersenyum kemudian mengelus pucuk kepala Ajeng. " Kakak berangkat Ya !" Gadis itu hanya mengangguk, kemudian Arumi berlalu meninggalkannya.Arumi sengaja berangkat pagi untuk mengelilingi Bukit tersebut. Memang pembangunannya baru proses pondasi. Tapi Arumi senang dengan pekerja nya, baru beberapa hari tapi proses pengerjaannya sudah sejauh ini."Maaf Bu,saya tidak tahu jika Bu Arumi da
Pukul Dua, Arumi memutuskan untuk turun dari Bukit kemudian pulang karena jam tiga nanti , dia harus menjemput Ajeng ke kampus nya. Saat tiba di halaman, dia melihat satu mobil warna merah terparkir di halaman rumah Pak Wira. Arumi turun dari mobil kemudian masuk ke dalam dengan mengucapkan salam. "Assalamualaikum !" Ucap Arumi 'Waalaikumsalam. Nak Arumi sudah pulang? " " Sudah Bu, nanti mungkin balik lagi ke sana. " " Nak Arumi.Ini Gandhi. Dia lelaki yang ingin meminang Ajeng." Ucap Bu Wira. "Jadi ini yang namanya Arumi, cantik dan dewasa. Rapi sayang aku sudah mau meminang Ajeng, jadi maaf saya tidak tertarik dengan Anda." Ucap Gandhi Arumi memutar bola matanya malas. Siapa juga yang mau dengan lelaki aneh macam dia, pikir Arumi "Tapi sepertinya Ajeng juga tidak mau dengan Anda. Apa anda bisa yakin bisa menikahi Ajeng , lebih baik Anda mencari istri lain. Ajeng masih kuliah." Ucap Arumi. "Saya tidak mau. Kirana telah tiada, jadi Ajeng yang akan menjadi pengganti nya
Setelah mengantar Ajeng kuliah,Arumi naik ke bukit ,dia melihatcurug yang sudah terpasang Kincir Air. rumijugamelihatkincirair tersebut di salurkanke dapur pekerja juga kamar mandi umum sehingga pekerja tidak perlu pergi ke sungai dan Kebersihan sungai bisa terjaga karena tidak adanya sampah. Arumi tersenyum senang dengan pekerjaan Yudha.''Bu Arumi, ada yang bisa saya bantu ?'' tanya Yudha yang tiba-tiba berada dibelakang nya.''Tidak ada, Apakah listrik nya sudah cukup dengan adanya kincir air ?''''Alhamdulillah sudah cukup Bu. Dan teman-teman tidakperlu turun ke sungai jika hendak mandi atau yang lainnya,karena sudah saya salurkan air nya ke kamar mandi. Jadi sungainya tidak rusak. Saya sudah kasih pagar pembatas agar mereka tidak turun ke sungai.''Arumi mengangguk kemudian tersenyum "Terima kasih untuk kincir nya, saya suka. Lupakan soal mobil karena memang saya tidak berniat meminta ganti rugi sejak dulu. Makanya saya tidak menghubungimu.''''Terima kasih Bu Arumi.''Arumi men
Arumi menerima chat dari kantor pusat bahwa proyek telah selesai,Arumi diminta kembali untuk serah terima dan bertepatan dengan sidang cerai yang kedua. "Kenapa kak ?" "Besok kakak harus pulang, ada acara serah terima. Juga ada sidang perceraian dengan suami kakak.'' ''Apa kakak lama di sana ?'' Ajeng mendekati Arum kemudian memeluk nya dari samping. "Jangan lama-lama di sana,pekerjaan kakak di sini belum selesai kan ?'' ''Kenapa ? Kakak kan pulang ke rumah kakak.'' ''hemm...!" ''Dengar, kakak akan pulang beberapa hari. Kakak ingin cari rumah untuk kita yang dekat dengan kantor kakak. Setelah Kakak dapat rumah, kakak akan jemput kamu ke sini sekaligus selesaikan kerjaan kakak. Paham ?'' ''Berapa hari ?'' ''Kakak gak tahu sayang,Kan gak gampang juga cari rumah." "Kak,Bapak dan Ibu minta Ajeng buat ambil bea siswa di kampus itu. Besok Ajeng mau tanda tangan.Tapi Ajeng juga berat ninggalin Bapak sama Ibu. " ''Demi pendidikan Adek,mereka rela Adek tinggal. Jadi Adek
Jantung Ajeng berdebar dengan kencang tatkala Arumi mendekat dan melingkarkan tangannya di pinggang Ajeng. Bukan apa, sebenarnya Arumi hanya menggoda Ajeng,dan membuktikan apakah apa yang dia pikirkan adalah sama. ''Le..lebih baik Kakak sarapan, nanti keburu siang !'' ucap Ajeng gugup''Tolong ambilkan kakak nasi ya !'' ucap Arumi sambil berbisikAjeng hanya diam saja,karena lidahnya kelu untuk menjawab perkataan Arumi.''Assalamualaikum.....!''''Waalaikumsalam....!" jawab keduanyaArumi segera melepaskan tangannya dari pinggang Ajeng,karena Yudha sudah datang untuk menjemput mereka. Sebenarnya Yudha juga tahu apa yang Arumi dan Ajeng lakukan.''Kita sarapan sama-sama Yud, setelah itu kita berangkat !'' pinta Arumi''Iya, terima kasih Bu."Yudha begabung dengan mereka untuk sarapan.Setiap Yudha datang, terkadang ajeng merasa kurang senang karena Ajeng tahu kalau Yudha mencintai Arumi. Setelah semua beres,mereka berangkat. Ajeng ke kampus pagi karena ada urusan dengan Dosen. Sedang
Arumi pulang bersama Yudha,sedangkan Adrian masih di pesta tersebut. Arman mendekati Adrian yang sedang berdiri di balkon. ''Kamu menyukai Arumi ? lebih baik kamu jauhi dia,karena Dia milikku !" ucap Arman''Bukankah anda sudah menceraikannya, kenapa anda dengan bodohnya melepas wanita seperti Arumi. Kamu tidak berhak melarang saya mendekati Arumi karena dia wanita bebas. "Ucap Adriansambil menenggak minumannya.Adrian hendak meninggalkan Arman, tapi diamenghentikanlangkahnyakemudian kembali mendekati Arman."Oh..iya satu lagi. Saingan anda bukan hanya Saya,tapi juga Yudha. terlebih lagi dia punya adek yang begitu dia sayangi. Jadi jangan banyak berharap.''Setelah berkata demikian, Adrian meninggalkan Arman. Dia juga memutuskan untuk pulang karena putri kecilnya sudah menunggu di rumah. Ya, Adrian sudah memiliki seorang putri dari almarhum istrinya.Dan dia membesarkan anak nya bersama dengan Ibunya.Sedangkan di perjalanan, Yudha melihat Arumi yang tampak melamun sambil melihat k
Arumi menikmati perjamuan pesta beserta para pengusaha juga kontraktor lainnya. Walaupun Arumi masih tergolong baru sebagai seorang kontraktor tapi hasi kerjanya tidak di ratusan lagi. Tim yang berkomitmen juga tenaga kerja yang royal membuatnya mudah mengerjakan proyeknya . Setiap perbuatan pasti ada timbal baliknya, seperti halnya yang Arumi lakukan, dia juga royal kepada pagawainya. "Halo Nyonya Arumi, apa kabar ?" Suara itu begitu mengejutkan telinga Arumi, karena saat ini Arumi berada di keramaian. Firasatnya bertemu dengan Arman ternyata tepat. Arumi tidak mau ada keributan sehingga merusak acara pesta. Yudha dengan sigap berada di depan Arumi dan menghalangi Arman mendekat. "Maaf, beliau sedang tidak mau di ganggu. Jika ada yang ingin di bicarakan lebih baik jangan di sini." "Kenapa, apa kamu takut Arumi jika saya permalukan ?" "Sepertinya anda yang akan malu sendiri nanti, lebih baik Anda menjauhi beliau."pinta Yudha "Siapa kamu berani beraninya mencampuri u
Yudha, sopir yang sudah bekerja selama bebrapa bulan di perusahaan Arumi, selalu menunggu panggilan dari bosnya. Ia tidak pernah berani membayangkan bahwa bosnya bisa menjadi sesuatu yang lebih dari sekadar atasan. Namun, perasaan itu mulai tumbuh ketika Yudha melihat Arumi tersenyum padanya.Suatu hari, ketika mengantar Arumi ke rapat, Yudha bertanya:"Bu Arumi, apakah Ibu sudah sarapan?""Belum, Yudha. Terburu-buru pagi ini.""Mau saya belikan sarapan, Bu?""Tidak perlu, Yudha. Anda sudah cukup membantu saya.""Bu Arumi, saya ingin bertanya... Apakah ibu bahagia dengan pekerjaan dan hidupnya sekarang?""Yudha, kamu tahu? Saya merasa ada yang kurang. Mungkin karena saya terlalu fokus pada pekerjaan." "Saya paham, Bu. Saya juga merasa ada yang kurang dalam hidup saya... Mungkin karena saya belum menemukan orang yang tepat."Arumi melihat mata Yudha dan mencari kebenaran tentang perkataan Yuni kemarin.Mereka berdua saling menatap, dan Yudha merasa agak canggung dengan tatapan Arumi, d
Hari ini Yuni bertemu dengan Arumi. Ajeng sudah membujuk Arumi untuk mau menemui Yuni,karena Yuni memiliki niat yang baik,maka Arumi menyetujuinya. Arumi duduk di sebuah resto dan Yudha berdiri dengan gagahnya di belakang Arumi. ''Duduklah Yud,kenapa kamu berdiri saja di situ !" ''Ah...iya Bu Arumi , biar saya duduk di belakang Ibu saja.'' ''Hemm...terserah kamu Yud. Apa menurut Kamu Yuni benar benar berubah ?'' ''Tidak ada salahnya Ibu memberi kesempatan kedua kepada Yuni." ''Dia sedang dekat dengan Ajeng, dan mereka seperti adek kakak. Saya hanya gak mau Yuni menyakiti Ajeng. Dan sekarang Arman mulai menggangguku lagi, apalagi Ibu mertuaku sering menelpon . Kapan saya lepas dari mereka.'' ''Selama mereka tidak melukai Ibu, masih bisa di maklumi. Tapi jika sampai mereka melukai Ibu, Saya yang akan berada digarda terdepan untuk melindungi Ibu.'' ucap Yudha "Kenapa kamu baik sekali Yud,kenapa kamu mau melindungi saya ?'' "Iiitu...sudah menjadi tugas saya Bu,karena saya
Yuni datang ke butik BU Risma dengan membawa ijazah SMA miliknya, sebelumnya Risma sudah memberitahu jika Yuni akan datang untuk melamar pekerjaan sebagai pekerja paruh waktu. Dia di tugaskan melayani pembeli butik tersebut. Jika menjelang sore memang Butik tersebut tergolong ramai. ''Halo Yun, kamu sudah mulai bekerja hari ini ?"Tanya Risma . Saat ini Yuni sedang tidak ada pembeli jadi dia bisa menerima telepon. ''Sudah Bu."''Bisa gak panggilan Bu kamu hilangkan ? , kamu kan bisa panggil aku dengan panggilan lain !"''Heehe...memang mau di panggil apa, Tante ?''''Emang aku nikah sama Om kamu. panggil aku kakak !"''Iya kakak Risma....!""Hemm....!"''Dih...hem doang,kata minta dipanggil kakak....!"''Iya,dek Yuni....! Nanti tungguin kakak ke sana. Nanti aku antar pulang.""Iya Kak. aku mau layani pembeli dulu. Kakak tutup gih telponnya !"''Oke, bekerja yang rajin. Semangat Ya !" ucap Risma Risma menutup panggilannya kemudian kembali dengan Aktivitasnya. Dia senang karena Yuni
Yudha menemui Arumi di ruangannya,karena hari ini dia akan ikut ke proyek bersama Arumi. ''Kamu tadi ketemu Ajeng saat mau pulang ?'' taya Arumi sambil mengambil blazernya''Saya tadi ketemu Ajeng saat istirahat saja Bu. Dan sekarang......!" Yudha menghentikan ucapannya''Kenapa ?'' tanya Arumi''Non Ajeng dekat dengan mantan adek ipar anda, Yuni.""Apa,kenapa kamu tidak melarang nya. Saya takut Yuni menyakitinya." ''Tidak Bu, Yuni sangat baik dengan Non Ajeng. Kemaren Yuni juga yang mengantar Non Ajeng pulang.''''Tapi tetap saja kamu harus mengawasinya. Saya tidak mau Yuni menyakiti Ajeng. Ya sudah, nanti Saya bicara sama Ajeng. Sekarang kita berangkat Dulu.'' ucap Arumi sambil menghela nafas, dia tetap menghawatirkan Ajeng. ''Ibu tenang saja, saya akan mengawasi terus Non Ajeng. Jika Yuni berani menyakitinya, saya akan kasih Yuni pelajaran.'' ucap Yudha menenangkan ArumiArumi hanya mengangguk, sambil menghela nafas. Tidakmungkin dia mengawasi Ajeng dua puluh empat jam sedangka
Ajeng dan Yudha di antar Arumi ke kampusnya. Di depan Kampus Arumi melihat Yuni turun dari sebuah mobil, kemudian dari pintu kemudi turun seorang wanita berparas cantik "Itu siapa Jeng, yang baru saja turun dari mobil ?" Tanya Arumi''Itu Bu Risma kak, beliau Dekan di kampus ini." Jawab Ajeng''Oh...Ya udah kaian hati hati, belajar yang bener. Yud, Nanti setelah pulang kuliah tolong antar saya ke proyek. Mungkin akhir pekan kita akan ke Bukit.'' ''Benarkah kak , Hore....!''Arumi tersenyum melihat Ajeng bersorak, Dia tahu bahwa gadis itu merindukan kedua orang tuanya. Yudha ikut tersenyum senang karena dia juga mau pulang ketemu dengan kedua orang tuanya.Arumi lalu kembali ke kantornya karena masih ada yang harus dia kerjakan. Juga mempersiapkan yang akan di bawa untuk meeting nanti."Pagi Dek, sudah sarapan kah ?"Ajeng menoleh ke arah suara yang memanggilnya "Dek" setelah tahu siapa yang bicara, Ajeng mengangkat satu Alisnya. Ada angin apa hingga orang ini memanggil nya dengan se
''Kamu tinggal di sini,karena tidak mungkin aku membawamu pulang ke rumah ku. Di sana ada anak ku.'' ucap Wanita itu sambil membuka pintu kos yang di milikinya. ''Ibu sewa kos ini ?'' tanya Yuni ''Saya tidak sewa karena kos ini punya saya. Masuk dan istirahatlah....!" "Terima kasih sebelumnya, karena Ibu mau menjemput saya." Wanita itu mendekati Yuni dan membawanya agak masuk ke dalam kos. "Kamu tahu bahwa Saya menyukai kamu, dan saya harap Kamu mau menjadi milik ku dan meninggalkan pekerjaan lama kamu. Fokus cukup ke aku saja, aku akan izinkan kamu tinggal di sini semau kamu bahkan selamanya." Ucap Nya sambil tersenyum tipis "Berarti aku tak ubah nya seperti simpanan kamu, hanya bedanya saya perempuan dan anda seorang perempuan. Apa keluarga anda tahu orientasi anda seperti ini ?" Tanya Yuni Dekan itu menatap tajam ke arah Yuni "Jangan bawa bawa keluarga saya. Biarkan itu menjadi urusan saya. dan kamu harus tahu bahwa saya seorang janda, jadi kamu bukan simpanan. Apa be