Beranda / Rumah Tangga / PELANGI JIWA / III- MULAI USAHA

Share

III- MULAI USAHA

Penulis: reny rachma
last update Terakhir Diperbarui: 2021-08-21 12:44:08

Di rumah ini kini Rere tinggal bersama Juna dan anak semata wayangnya, Juna mulai berpikir untuk merintis usaha sampingan untuk mencukupi kebutuhan keluarganya. Hal itu di sampaikan pada Rere.

’’Aku pingin bikin usaha, kira kira usaha apa yang cocok ya,yang bisa aku lakukan setelah pulang kerja,’’ kata Juna,

Rere menjawab,’’Aku ndak tau, belum kepikiran, soale aku ndak pernah usaha apa-apa.’’

Juna menjawab sambil tertawa kecil,’’Ya, aku percaya, soalnya setelah sekolah kamu langsung menikah ’’

Sambil membaca koran yang di bawa Juna dari kantor, ternyata Juna menemukan salah satu pabrik detergen yang membutuhkan agen. Juna bermaksud untuk mengambil kesempatan tersebut. Hal itu segera di sampaikan pada Rere sambil menunjukkan berita yang ada di koran tersebut.

            Juna berencana untuk berdagang sabun mandi dan sabun detergen. Rencananya akan di jalankan setelah pulang kerja. Juna mengutarakan maksudnya kepada Rere.

“Dek, aku punya niat untuk jual sabun detergen dan sabun mandi, gimana pendapatmu?”,

Rere menjawab,”Dari mana ambil barangnya ?”

Juna menjawab,”Aku ambil langsung dari distributornya, Aku minta modalnya ya? Pertama saya tidak beli banyak dulu, kan masih promosi, lagian juga uangnya tidak ada kan?”

Rere menjawab,”Iya, memang uangnya menipis, tapi kalau memang untuk usaha ya silahkan’.

 Dengan modal pas pasan dari Rere, Juna mulai usahanya itu, Dia pergi ke distributor sabun untuk membelinya. Sabun mandi dan deterjen yang di jual Juna

tergolong baru. Belum ada yang menjual sebelumnya, jadi Juna butuh waktu yang lama untuk memasarkan barang dagangannya. Akhirnya barang yang di bawa Juna berhasil di titipkan disalah satu toko yang cukup besar. Dengan sistem saling percaya Juna menitipkan barang dagangannya di beberapa toko, sampai yang di rumah sudah tidak ada. Tiap hari Juna mengecek barang di toko laku atau tidak. Setelah berjalan tiga bulan, usaha sabun yang dia jalankan tidak ada kemajuan. Juna mencoba untuk menitipkan barang di tempat lain ,bukan berarti toko yang sebelumya dititipi tidak di tinggali. Dengan begini semakin banyak toko yang Juna titipi, untuk jual barangnya. Usahanya itu di lakukan setelah pulang kerja.

            Tiap hari keliling menitipkan barang dan mengecek barang yang sudah dititipkan ditoko, Suatu hari ada yang beli tapi tidak banyak, hanya sedikit yang laku. Padahal kebutuhan tiap hari selalu ada. Dari sebagian hasil panjualan sabun mandi dan deterjen yang laku itu, Juna berikan kepada Rere.  Rere menyimpannya dan berharap usaha Juna berjalan dan ada peningkatan.

            Tapi keadaan tidak demikian,semakin hari tidak ada barang yang laku. Tiap Juna ke toko yang dititipi barang masih utuh.  Hingga akhirnya Juna memutuskan untuk berhenti dengan usaha sabun dan deterjen itu. Sebagian sabun yang masih ada di toko di bawa pulang karena tidak laku. Ada juga yang tidak kembali karena toko yang dititipi bangkrut dan pemiliknya kabur.

            “Dek, aku mau ambil semua sisa barang yang masih di toko pasarnya tidak bagus.” kata Juna sebelum berangkat keliling.

Rere menjawab,”Lha terus gimana? uangnya tidak balik dong, belum lagi ada yang kabur pemilik tokonya”.

Juna menambahi,”Mungkin belum rejeki kita jualan sabun, aku akan cari usaha lain aja ya sekarang aku berangkat dulu ambil barang-barang yang masih ada di toko”.

Rere setuju dan Juna segera berangkat untuk mengambil sisa dagangan yang masih ada.

            Ini menjadi suatu permulaan dari usaha yang di jalankan Juna dan Rere. Tapi Juna dan Rere tidak putus asa, Tidak berhenti sampai di situ saja, Juna mencari dan mulai berpikir usaha apa lagi yang bisa Juna kerjakan setelah pulang dari kerja,untuk menambah penghasilan keluarganya.Rere dengan setia menemani dan selalu memberi support pada Juna agar tidak putus asa dan selalu berdo’a kepada allah agar di tunjukkan jalan riskinya

Usaha Pemasangan dan servis AC

            Juna memiliki empat saudara. Adik juna pernah bekerja di sebuah tempat perawatan dan pemasangan Ac.Tidak heran jika adiknya paham tentang Ac. Sang adik sekarang sudah tidak bekerja lagi di kota. Dia menganggur di rumah, adik Juna minta untuk di belikan alat sendiri agar bisa bekerja di kotanya sendiri.

            Di sini Juna berpikir dan tertarik untuk mencoba usaha ini. Dengan tujuan dan niat bekerja sama dengan adiknya yang belum kerja dan sering minta uang untuk kebutuhannya. Juna bermaksud untuk mendirikan pemasangan dan Servis Ac. Keperluan  alat akan dia belikan, tenaga kerja adiknya sendiri, Juna sebagai marketingnya. Juna minta ijin pada Rere untuk menjalankan niatnya itu dan membeli kebutuhan alat pemasangan dan servis Ac, Rere sebenarnya keberatan dengan niat Juna karena untuk beli alat tersebut butuh biaya yang tidak sedikit, tapi Juna bersikeras untuk membelinya, Rere tak bisa menolak, akhirnya  Juna membeli alat tersebut.

            Alat sudah ada, Juna mulai bekerja lagi selepas pulang kantor. Juna mulai menawarkan servis dan pemasangan Ac ke kantor-kantor atau ke sekolah atau ke toko yang terdapat ac-nya.Tapi sang adik yang bersedia menjadi tenaga pemasang tidak mau membantu untuk mencari pelanggan. Juna tak putus asa. Tiap hari dia keliling kota untuk menjalankan usahanya tersebut

            Rere selalu berdo’a untuk kelancaran usaha Juna. Tapi keadaan ekonomi mulai ada masalah. Selama menjalankan usaha ini, Juna sama sekali tak mendapatkan pelanggan. Alat yang sudah di beli nganggur tanpa ada untungnya.Sang adik tak mau tahu. Akhirnya alat yang di beli di jual kembali, tapi harganya sangat jauh dari harga awal.

            Setelah alat ac di jual juna kembali berpikir untuk mencari usaha baru.tapi belum menemukan apa yang cocok dan sesuai dengan dirinya. Saat ini pula ekonomi Rere dan juna mulai bermasalah, Gaji yang di terima juna sudah habis untk membayar angsuran yang sudah mereka pinjam ke bank.rere berusaha untuk tenang dan mendukung setiap usaha dari juna.Kini Rere sementara hanya bisa mengandalkan penghasilannya yang jauh dari kata cukup. Dari sini pula akhirnya rere mulai berfikir untk membantu juna mencari usaha sampingan yang lain. Tapi rere belum menemukan apa yang cocok dengan keahliannya

            Rere juga bingung mengatur kebutuhan hariannya. Kini mulai terasa beban hidup yang harusdi tanggung Rere dan Juna. Mereka tidak pernah mengeluh kepada orang tuanya. Apapun yang terjjadi,mereka berusaha untuk menyelesaikan sendiri.walaupun itu cukup berat. Akhirnya Rere menemukan satu usaha  jenis makanan. Rere mulai membuat kripik dari ubi yang saat itu sedang musim. Dia buat sendiri kripik dari ubi tersebut kemudian Juna yang menitipkan ke toko toko atau warung. Rere membuat kripik sepulang kerja . Kini waktu mereka lebih banyak untuk bekerja memikirkan usaha yang pas untuk mereka jalankan.

            Dengan berbekal modal seadanya Rere membeli bahan untuk di olah menjadi kripik ubi. Siang sepulang kerja Rere mulai mengolahnya sambil bermain dengan anaknya. Digoreng dan di kemasi.kemudian Juna menitipkannya ke warung atau ke toko.

            Usaha ini pun tak berjalan lama. Sekitar enam bulan usaha ini di jalankan, tapi belum mendapatkan hasil yang maksimal. Bahan yang di gunakan setelah panen kesulitan untuk membeli. Akhirnya Juna menyarankan Rere untuk berhenti membuat kripik ubi tersebut. Walau keadaan sudah semakin parah karena hutang semakin menumpuk, Rere tetap menjalani kehidupannya dengan semangat. Pemasukan sangat minim, Rere dan Juna selalu berusaha untuk menghadapi berdua. Juna selalu memberi semangat pada Rere, Mereka yakin suatu saat nanti pasti akan menemukan titik terang yang bisa menebus semua yang telah terjadi saat ini. Tapi Rere seorang wanita yang memang tidak suka bercerita tentang masalah yang dihadapinya,walaupun itu kepada Juna. Rere lebih senang memendam masalah yang di hadapi sendiri. Kesulitan masalah ekonomi yang di hadapi membuat dia bingung harus bagaimana, Hutang yang semakin banyak membuat Rere tak bisa konsentrasi dalam segala hal. Dia sering menangis sendiri, Kenapa harus terjadi begini.

            Juna sering menghibur Rere. Sedangkan Rere tak pernah mau mengeluh pada Juna, sedapat mungkin rasa bingung yang di hadapi dia rasakan sendiri.  Dia tidak tega melihat Juna yang sudah bekerja keras untuk mencari usaha tapi tak juga ada hasilnya. Apalagi jika melihat anaknya yang masih kecil. Dia sering melamun, akankan keadaan seperti ini berlangsung terus menerus tanpa ada akhirnya, Hanya air mata yang keluar jika Rere memikirkan keadaan yang saat ini di alamainya.

            Dalam kesedihan perasaan yang tidak di ungkapkan, Rere mengurangi beban hati dan perasaannya dengan menulis atau denngan bicaara sendiri sepanjang jalan sambil naik sepeda bila pulang kerja, Juna tidak tahu kalau sekarang ini Rere sedang bingung akan hutang yang telah di tanggung oleh Juna dan Rere.

            Bila sudah ngomong sendiri. Rere bisa sedikit lega perasaannya. Kebiasaan ini berlanjut, Setiap Rere merasa jengkel atau bingung dengan keadaan ekonominya, Rere sering ngomong sendiri sepanjang jalan sampai merasa lega perasaannya, baru dia pulang ke rumah

            Seperti hari itu, adik Juna datang dan pinjam uang pada Juna, alasannya untuk mencari pekerjaan di kota. Rere yang saat itu hanya punya uang pas-pasan tidak tega melihat Juna yang terpojok oleh kehadiran saudaranya.

Juna berkata pada Rere,”Dek, masih ada uang tidak? kalau ada, tolong kasih adikku, katanya mau buat saku berangkat ke kota untuk cari kerja. kalau tidak di kasih, pasti nanti semua orang rumah menyalahkan aku”.

Rere merasa kasihan melihat Juna. Akhirnya dengan berat hati Rere berkata,”Aku memang masih ada uang tapi sedikit, kalau ini saya berikan, aku besuk harus belanja bagaimana?”

Juna menjawab,”Semoga kita nanti dapat rejeki yang berlimpah, maafkan aku ya, aku dan keluargaku selalu menyusahkanmu,”

Rere hanya diam dan segera mengambil uang yang dimaksud untuk diberikan kepada Juna.

            Setelah uang diberikan Rere kembali ke belakang dan memikirkan apakah benar tindakan yang di ambilnya, Rere selalu mengalah, menuruti semua kemauan Juna dan keluarganya terutama untuk urusan ekonomi. Rere selalu mengalah padahal dia sendiri bingung harus bagaimana jika uang untuk belanja kebutuhanya sendiri saja tidak cukup. Air mata Rere meleleh.Tapi Juna tidak tahu, dihadapan Juna, Rere selalu berusaha untuk tenang, tegar dan selalu mendukung yang menjadi keinginan Juna. Dia hanya berdo’a semoga ini semua sebagai salah satu jalan ibadahnya berbakti pada suami dan keluarga. Itulah mungkin yang membuat Juna tidak memahami apa yang sebenarnya diinginkan Rere.

Bab terkait

  • PELANGI JIWA   IV- AMANAH SELANJUTNYA

    Setiap anugrah harus kita syukuri... Tak terasa sudah enam tahun berlalu. Keadaan ekononi yang di alami Rere dan Juna belum juga menemukan titik terang. Tapi Rere tetap mencoba untuk tidak putus asa. Hanya Indra yang bisa membuat Rere semangat untuk hidup, tapi Rere juga kawatir, apabila suatu saat nanti jika hamil, apa yang harus dilakukan? Kehendak Allah memang tidak bisa di hindari oleh manusia. Indra sekarang sudah mulai tumbuh menjadi anak yang lucu dan bisa menghibur hati Rere. Ocehan cerita dari mulut Indra yang terdengar saat bicara, membuat Rere marasa ada seseorang yang masih membutuhkannya. Dalam kecemasannya Rere berkata pada Juna,” Mas, Keadaan kita sekarang masih seperti ini, bagaimana jika suatu hari nanti tiba-tiba aku hamil adiknya Indra?” Juna menjawab,” Kalau bisa jangan dulu lah, satu aja sudah cukup” Rere melanjutkan,” Tapi kalau cuma satu anak, ka

    Terakhir Diperbarui : 2021-09-19
  • PELANGI JIWA   V-TUGAS

    Sampai di lokasi hari masih cukup pagi. Udara masih segar, belum banyak asap kendaraan yang mengotorinya. Tak berapa lama kemudian di lokasi, sudah banyak yang datang. Mereka dari berbagai daerah dengan tujuan yang sama, tapi profesi berbeda-beda. Karena tuntutan aturan, mereka harus punya surat Registrasi di profesi masing-masing. Untuk mendapatkan surat tersebut mereka semua harus mengikuti uji kempetensi yang di adakan dan di nyatakan lulus. Untuk mencapai kelulusan tersebut bukan hal yang mudah. Banyak sekali diantara mereka yang harus mengulang lagi. Teman Rere juga ada yang mengulang. Lain dengan Rere, dia sebelumnya belum pernah mengikuti ujian ini. Jadi ini adalah ujian yang pertama dan semoga sukses. Suasana betambah ramai dan mereka saling berkenalan satu sama lain. Rere segera menghubungi beberapa teman yang juga mengikuti kegiatan

    Terakhir Diperbarui : 2021-09-19
  • PELANGI JIWA   VI - TERHARU DAN BAHAGIA

    Keesokan harinya. Rere dan Juna aktifitas seperti biasa. Mereka berangkat ke kantor masing-masing. Setibanya di kantor Rere segera memberikan oleh-oleh yang telah di beli kemarin. Teman-teman Rere bertanya bagaimana tentang perjalanan kemarin. Waktu istirahat mereka berkumpul dan Rere mengatakan bahwa kemarian dia diantar oleh Juna. Soal yang di kerjakan cukup sulit, peserta juga cukup banyak dari berbagai wilayah. Tak lupa Rere bercerita naik tangga pada saat akan melaksanakan sholat dhuhur dengan menaiki tangga untuk menuju masjidnya. Teman- teman Rere membayngkan naik tangga yang cukup tinggi dengan keadaan perut Rere yang cukup besar.”Memang kamu itu nekat, perut sudah begitu besar, masih saja nekat naik tangga, kalau terjadi sesuatu gimana?”kata Rini yang sudah pernah kesana dan bisa membayangkan anak tangga yang di lewati Rere.Rere menjawab dengan tenang. ”Soalnya aku penasaran, tapi walau naik tangga cukup ti

    Terakhir Diperbarui : 2021-09-19
  • PELANGI JIWA   VII- MENCOBA HAL BARU

    Dunia baru dan hal baru, siapa takut. Udara di rumah Rere dan Juna cukup segar. Hal ini karena rumah mereka berada di sekitar sawah. Tanaman yang ada di sawah bisa membuat mata yang lelah menjadi segar. Bila pagi datang udara sejuk, tak banyak terdapat asap yang menjadikan polusi udara. Sekarang sawah sekitar rumah terdapat taanaman cabai. Para petani di desa sekarang sedang bertanam cabai, banyak di antara mereka yang berhasil menanam cabai dan dapat merubah keadaan ekonomi mereka. Orang tua Rere sendiri juga mempunyai sawah yang cukup luas, tapi sawah mereka tidak di tanami cabai. Ayah dan ibu Rere lebih senang bertanam padi dari pada cabai. Suatu hari Juna berniat untuk mencoba bertanam cabai di sawah orang tua Rere. Hal

    Terakhir Diperbarui : 2021-09-23
  • PELANGI JIWA   VIII- PERDANA

    Keesokan harinya, Juna pergi kesawah untuk melihat tanaman cabai. Ternyata sampai di sawah pak Said yang di beri tugas untuk bekerja di sawah belum datang, Juna berkata dalam hati, apakah setiap hari begini kerjanya pak Said, kalau tidak di kontrol tiap hari, jangan jangan tidak masuk kerja, tapi minta gaji utuh,kalau begini caranya bisa hancur nantinya. Tapi tak berapa lama pak Said datang dan segera menuju ke tengah sawah untuk menyiram tanaman cabai. Memang tanaman ini setiap hari disiram, apalagi sekarang musim kemarau. Sehingga membutuhkan perawatan yang lebih maksimal terutama untuk urusan air. Pak said segera bicara dengan Juna,” Pak mulai besuk ini sudah ada yang berbuah, tapi masih jarang, coba lihat pohonnya, pasti ada yang sudah mulai berbuah”.” Iya, ini kelihatannya mulai berbuah, semoga saja buahnya lebat dan harganya bisa mahal”,Juna segera berjalan mengelilingi sawah untuk melihat dan me

    Terakhir Diperbarui : 2021-09-24
  • PELANGI JIWA   IX- HARAPAN BARU

    HARAPAN BARUSiang hari Juna segera mendapat kabar dari pak Said. Panen hari ini selesai dan telah diantar ke rumah Parlan. Hasil yang diperoleh 4kilogram panen pertama. Masalah harga belum ada kabar dan diusahakan sore Juna bertemu sendiri dengan Parlan.” Pak, penen sudah selesai mendapat 4kilogram dan sudah saya setor,”” Iya, nanti sore saya tanya sendiri ke sana, memangnya tidak langsung tahu harganya ya Pak?”“Iya pak, kalau untuk cabai memang begitu, harga baru di ketahui setelah barang tersebut di setor oleh pengepul, semua pengepul juga begitu, Pak,” Sore hari Juna segera ke rumah pak Parlan untuk menanyakan tentang panen cabai yang sudah di setor pak Said kepadanya. Sampai di rumah Parlan, Juna segera bertanya dan mendapat penjelasan tentang setoran dan harga.&

    Terakhir Diperbarui : 2021-09-27
  • PELANGI JIWA   X- KECEWA

    KECEWAHari hari selanjutnya, panen seperti biasa. Tiap dua hari atau tiga hari sekali panen tetap berlangsung,tapi hasilnya kini semakin menurun. Maklumlah sudah pengambilan yang ke sekian kalinya, tapi harga masih tetap tidak naik. Rere sedih bila ingat kalau modal yang di gunakan cukup banyak dan tidak bisa balik modal. Apalagi cara pembayaraannya masih menunggu hasil setoran pengepul. Hal ini cukup membuat Rere kebingungan, tapi Juna selalu menghibur dan menguatkan hati Rere. Juna selau mengajak berdo’a semoga ini adalah awal yang terbaik untuk keluarga mereka. Rere hanya pasrah dengan keadaan yang terjadi. Dalam hati dia berkata,’akankah hidupnya dan keluarga selalu dalam kekurangan dan kebingungan urusan ekonomi. Rere berdo’a dan mengharap yang terbaik yang di berikan Allah untuk keluarganya. Sampai akhirnya panen cabai di sawah selesai. Semua sudah habis di p

    Terakhir Diperbarui : 2021-09-27
  • PELANGI JIWA   XI - BULAN PENUH BERKAH

    BULAN PENUH BERKAHMelepas rindu yang terpendam selama bartahun-tahun tentu sangat berkesan. Bulan Ramadhan merupakan bulan yang sangat mulia. Pada bulan ini seluruh umat Islam melaksanakan puasa. Selain itu, banyak sekali kegiatan yang dilakukan untuk menambah pahala dan memuliakan bulan Ramadhan ini. Seperti halnya umat Islam yang lain, Rere, Juna dan seluruh keluarga juga melaksanakan ibadah puasa. Termasuk ayah dan ibu. Dari zaman dulu saat Rere masih kecil, Ibu dan Ayah selalu mengajarkan agar selalu menjalankan ibadah puasa di bulan ramadhan. Tak jarang setiap waktu sahur Ayah dan Ibu sering membangunkan Rere dan Juna. Pada waktu masih tinggal serumah, Rere selalu di bangunkan oleh Ibu atau Ayah untuk makan sahur bersama. Kebiasaan itu berlanjut sampai sekarang. Walaupun Rere dan Juna sudah tidak tinggal ser

    Terakhir Diperbarui : 2021-09-27

Bab terbaru

  • PELANGI JIWA   XXVI- BAGAI MENGINJAK BARA API

    BAGAI MENGINJAK BARA APIPernah suatu hari, Juna mendapat tagihan dari seorang teman. Sebenarnya teman Juna tersebut cukup mampu dan kaya. Juna mencoba pinjam uang kepadanya. Tapi kini uang terseut di minta kembali. Saat itu Juna dan Rere tidak punya uang sama sekali. Teman Juna bernama pak Ali. Dia meminta uang harus kembali besuk jam enam pagi. Juna sudah mengatakan minta tempo untuk mencari pinjaman dulu karena sekarang Juna tidak punya uang sama sekali. Tapi pak Ali menolak dan memaksa Juna untuk mengembalikan sesuai dengan keinginannya. Untuk itu Juna harus mencari pinjaman uang ke sana kemari.Semalam Juna tidak tidur, begitu juga Rere. Mulai jam sepuluh malam Juna terus pergi kesana kemari untuk mencari pinjaman uang. Tapi belum juga berhasil. Jam dua belas malam pak Ali menagih kembali uang tersebut. Juna belum punya dan harus mencari pinjaman lagi. Tengah malam itu pun Juna berangkat mencari pinjamaman ke beberapa teman yaang dia kenal. Sampai ha

  • PELANGI JIWA   XXVI- HARAPAN TERAKHIR

    HARAPAN TERAKHIRKini usaha Rere dan Juna hanya mengandalkan dari Joni. Rere selalu berharap usaha dengan Joni berhasil. Banyak sekali kebutuhan yang harus di penuhi. Bila ingat hal tersebut Rere selalu bersedih. Usaha bersama Joni masih terus berjalan. Walau kadang hasilnya menurun, tapi masih tetap mendapatkan hasilnya. Hal ini membuat Rere semakin khawatir. Apalagi Tina dan Marni yang kurang bisa menerima jika hasilnya menurun. Rere mencoba memberi pengertian pada Marni dan Tina jika hasilnya menurun. Jika sudah tidak bisa memberi pengertian pada Tina dan Marni, Rere meminta Juna untuk memberi pengertian pada mereka tentang sebab turunnya usaha tersebut. Hingga suatu hari, kabar yang idak mengenakkan terdengar dari Juna. Terasa Rere ingin pi

  • PELANGI JIWA   XXV - SERASA TAK ADA HARAPAN

    Tak ada harapan Selama beberapa tahun ini Rere dan Juna menjalankan usaha mereka. Disamping mereka punya pekerjaan tetap mereka harus bekerja lagi dengan menjalankan usaha sampingan tersebut. Beban hidup yang cukup berat membuat mereka harus bekerja keras untuk menyelesaikannya. Hingga sampai sekarang mereka masih terbelenggu dengan keadaan yang cukup menyulitkan mereka. Tapi mereka harus tetap bertahan. Ada harapan tiap bulan selain dari pendapatan mereka, yakni dari hasil usaha yang telah mereka lakukan selama ini. Walau masih banyak keinginan Juna untuk usaha yang bermacam-macam, tapi sebisa mungkin Rere mengingatkan pada Juna. Beberapa tahun terakhir ini mereka menjalankan beberapa usaha di antaranya kantin, usaha bakso, dan investasi saham. Da

  • PELANGI JIWA   XXIV- KEBERHASILAN SEMU

    KEBERHASILAN SEMU Suatu hari ada salah seorang teman Rere bertanya, tentang usaha yang sedang di jalankan. Teman Rere bernama Tina, dia sekantor dengan Rere. Sebenarnya Rere enggan bercerita dan memberitahu Tina tentang usaha yang sedang di jalankannya, tapi Tina sedikit mendesak tentang apa saja usaha yang sedang di jalankannya. Akhirnya Rere bercerita tentang saha yang sedang di jalankan, mulai dari kantin, bakso, dan juga investasi saham pada teman Juna.Ternyata Tina tertarik dengan beberapa usaha Rere dan bermaksud untuk mencontohnya. Rere tidak memaksa untuk mencontoh usahanya. Bahkan Rere memberi gambaran betapa repotnya punya usaha sampingan, jangan hanya memikirkan untungnya saja, tapi juga kerugian yang mungkin terjadi, baik waktu, pikiran maupun modal. Tapi Tina sudah bertekat untuk membuka usaha seperti yang di lakukan Rere. Akhirnya Rere menunjukkan salah satu te

  • PELANGI JIWA   XXIII- INVESTASI

    INVESTASI Suatu hari, Juna sedang meluangkan waktu untuk bersantai ke kota. Dia tidak punya tujuan khusus. Dia hanya ingin menikmati pemandangan di taman kota. Kebetulan hari ini sedang libur kerja. Juna berangkat sendiri ke kota, dia tidak mengajak serta Rere dan anak-anak. Suasana taman kota hari itu cukup ramai. Banyak sekali para pengunjung yang datang hari itu. Maklum saja hari libur membuat banyak sekali keluarga menikmati hari libur bersama keluarga di taman kota. Di taman ini pengunjung bisa menikmati pamandangan aneka bunga yang sangat indah dan udara yang sejuk karena banyak pohon rindang yang tumbuh di taman ini. Wahana permainan anak yang cukup sederhana dan murah menjadikan alternatif para keluarga untuk memilih tempat ini menjadi tempat berlibur bersama. Taman ini bi

  • PELANGI JIWA   XXII - AKHIRNYA BERTAMBAH

    AKHIRNYA BERTAMBAH Ternyata Juna menambah lagi jumlah gerobak untuk jual bakso. Rere tak bisa menghalanginya. Juna berkata bahwa gerobak sudah di pesan dan sudah siap untuk di antar.“ Aku sudah pesan gerobak dan sudah siap untuk di antar”, kata Juna suatu hari“ Tapi aku tidak punya uang untuk membayar gerobak yang baru nanti,” jawab Rere“ Kita cari pinjaman untuk membayarnya,” jawab Juna“ Cari sendiri ya, aku tidak sanggup membantu,” jawab Rere“ Iya aku cari, tapi kalau butuh bantuan aku tetap minta tolong kamu”, kata JunaRere diam tak menjawab perkataan Juna yang terakhir. Dia kembali berpikir, jika nanti tidak bisa membayar gerobak yang baru bagaimana, tempat untuk jualan juga belum ada. Masih harus mencari lagi. Banyak sekali pertanyaan yang berada di pikiran Rere. Tapi dia idak mengungkapkan pada Jun

  • PELANGI JIWA   XXI - HOBI YANG MENGHASILKAN

    HOBI YANG MENGHASILKANSetelah bertemu dengan Bambang dan usaha kantin berjalan, Juna bertemu dengan Rian. Dia adalah pengusaha bakso yang sudah mempunyai beberapa cabang. Juna di ajak kerja sama, untuk membuka cabang lagi di kota Juna tinggal, kebetulan belum ada di kota ini Juna setuju.Juna segera memberi tahu Rere tentang rencana yang akan di laksanakan.“Aku tadi bertemu dengan temanku, Rian,”“Kenapa dengan Rian? Ada hubungan apa?”“Dia menawarkan usaha kepada saya”“Usahanya apa?”“Jual bakso.”“Apa tidak repot?”“Kemungkinan tidak”“Aku tidak bisa buat bakso”“Kita tidak usah buat bakso, sebab dia yang akan membuatnya, kita bekerja sama dengan dia dengan cara membeli gerobaknya.”“Terus gimana lagi,’’“Setelah kita punya gerobak dia akan m

  • PELANGI JIWA   XX- PERTEMUAN TAK TERDUGA

    PERTEMUAN TAK TERDUGA Sampai di kantin, Rere dan Juna segera menemui petugas yang mengantar barang tersebut. Mereka menjelaskan bahwa kali ini yang datang baru kuklasnya saja, isinya masih tiga hari lagi. Maka dari itu tiga hari ke depan tepatnya hari rabu pagi. Petugas tersebut berpesan agar kuklas si fungsikan, agar nanti bila isinya datang, sudah siap untuk diisi. Rere mengerti dengan penjelasan tersebut, dan segera menata tempat untuk freser yang baru datang pada tempatnya. Setelah semua beres, Rere berpesan pada Lina tentang pesan dari petugasnya tadi sambil melihat barang-barang yang perlu tambahan untuk di jual besuk. Setelah semua beres Rere mengajak Juna untuk mengantarkannya ke toko membeli semua kebutuhan dagangannya yang habis. Mereka berangkat belanja. Setelah semua kebutuhan Rere beres mereka segera kembali ke kantin untuk mengantar hasil belanjaannya tersebut. Kini isi kantin Rere semakin lengkap. Dikantinnya sudah bisa melayani minuman dingin sendiri

  • PELANGI JIWA   XIX- KANTIN DI KOLAM RENANG

    KANTIN DI KOLAM RENANG Hari itu hari sabtu, seperti biasa sebelum pulang kerja Rere bermaksud hendak pergi ke kantin sambil menyiapkan dagangan untuk besuk. Sebelum berangkat saat masih di kantor, Rere memberi tahu Juna hendak pergi ke kantin sambil menambah dagangannya. Tapi Juna melarangnya, Juna menyuruh Rere untuk pulang ke rumah dulu dan ke kantin sore hari saja. Rencananya Juna mau mengantarkan Rere. Rere setuju mengingat besuk hari libur belanja barang pasti butuh cukup banyak untuk persediaan besuk. Biasanya hari minggu adalah hari yang cukup ramai pengunjung sehingga banyak sekali barang yang harus di beli. Anak-anak rencananya akan di ajak serta supaya mereka bisa menikmati liburan bersama. Setelah Juna memberitahu demikian Rere segera pulang. Sore hari Rere segera menyiapkan segala sesuatu yang akan di gunakan untuk persiapan

DMCA.com Protection Status