Setiap anugrah harus kita syukuri...
Tak terasa sudah enam tahun berlalu. Keadaan ekononi yang di alami Rere dan Juna belum juga menemukan titik terang. Tapi Rere tetap mencoba untuk tidak putus asa. Hanya Indra yang bisa membuat Rere semangat untuk hidup, tapi Rere juga kawatir, apabila suatu saat nanti jika hamil, apa yang harus dilakukan? Kehendak Allah memang tidak bisa di hindari oleh manusia. Indra sekarang sudah mulai tumbuh menjadi anak yang lucu dan bisa menghibur hati Rere. Ocehan cerita dari mulut Indra yang terdengar saat bicara, membuat Rere marasa ada seseorang yang masih membutuhkannya.
Dalam kecemasannya Rere berkata pada Juna,” Mas, Keadaan kita sekarang masih seperti ini, bagaimana jika suatu hari nanti tiba-tiba aku hamil adiknya Indra?”
Juna menjawab,” Kalau bisa jangan dulu lah, satu aja sudah cukup”
Rere melanjutkan,” Tapi kalau cuma satu anak, kasihan nanti Indra, kalau sudah besar dan kita meninggal tidak ada yang diajak bicara bila ada masalah”.
Juna menambahkan,” Kalau kamu hamil lagi, aku kasihan, pengalaman yang sudah kemarin, kamu hamil banyak lemesnya gitu kok”
Rere menjawab,” Kalau kamu pingin satu anak, tapi aku pingin dua anak”.
Juna menjawab, ”Tidak apa-apa dua anak, tapi kalau bisa jangan sekarang ya”.
Rere menjawab sambil tertawa, ”Memangnya kantong doraemon,tinggal bilang aja hehehe”.
Juna tertawa lirih mendengar jawaban Rere. Usia Rere sendiri sudah 25 tahun, usia Juna 31 tahun. Sedangkan jarak yang ideal antara kehamilan pertama dan kedua maksimal adalah lima tahun. Akhirnya Rere hanya pasrah saja dan berniat suatu hari nanti mau bicara sama Juna tentang alasan itu. Ditambah lagi Rere saat ini sedang tidak menggunakan kontrasepsi sama sekali. Jadi kemungkinan suatu saat Rere hamil tetap ada.
Waktu terus berganti. Rere kembali bicara pada Juna tentang rencana kehamilannya.
Sudah lebih dari satu tahun belakangan ini Rere tidak menggunakan kontrasepsi. Hal ini dia sampaikan pada Juna. Dengan berbagai pertimbangan akhirnya Juna menyetujui bila suatu hari nanti Rere hamil untuk kedua.
Bulan terus berganti, dengan harap-harap cemas jika suatu saat nanti Rere benar-benar hamil. Apa yang harus mereka lakukan. Tapi akhirnya Rere meyakini, jika suatu saat memang dia hamil anak yang kedua, hal itu akan dia terima dengan ihlas. Dan membuat kehamilan ini sebagai anugrah di samping masalah ekonomi yang rumit.
Telah genap tujuh tahun kini usia Indra. Akhirnya hal yang itu terjadi juga, setelah usia Indra tujuh tahun dan mulai masuk sekolah dasar, Rere mengandung anak yang kedua. Hal ini membuat Rere bingung antara sedih dan bahagia. Hal itu di sampaikan pada Juna. Ternyata Juna memaklumi dan siap jika memang Rere sudah positif hamil.
Bulan –bulan pertama Rere hamil, keadaannya lemah, nafsu makan menurun, mual dan muntah di alami. Secara psikis Rere juga tegang dengan keadaan ekonomi yang kurang mendukung. Rere selalu berusaha untuk mengendalikan semua keinginannya. Dia menyadari tentang keadaan ekonomi yang sulit, maka dari itu dia berusaha untuk tidak ingin macam-macam. Bisa makan untuk hari ini sudah bersukur. Tapi dia juga sadar keadaan janin yang di kandung butuh gizi untuk peertumbuhannya. Rere tidak ingin bayinya nanti lahir kurang gizi atau dengan berat badan yang kurang.
Juna yang memahami keadaan istrinya segera memberi tahu dan menghiburnya. Juna menyarankan agar Rere tetap menjaga kondisi kesehatan dirinya dan janin yang di kandung. Juna berdo’a agar selalu di beri rizki yang dapat di gunakan untuk mencukupi kebutuhannya.
Menginjak usia kehamilan ketujuh, seperti kebiasaan di desa Rere, diadakan acara syukuran untuk kehamilan. Acara tersebut dilaksanakan dengan mengundang tetangga dan kerabat. Demikian juga dengan Rere. Hari itu mereka juga mengadakan tasyakuran atas kehamilannya. Beruntung Juna dan Rere punya sedikit uang untuk melaksanakan acara tersebut. Acara tasyakuran dilaksanakan cukup sederhana mengingat keadaan ekonomi yang masih dalam kondisi kurang bersahabat. Acara akhirnya bisa dilaksanakan. Semua kebutuhan di siapkan.
Rere sendiri yang belanja semua keperluan untuk acara tersebut. Karena kebiasaan Rere yang tidak menggantungkan diri pada orang lain,dan selalu mandiri, maka urusan belanja bisa di lakukan sendiri. Semua kebutuhan dia atur sedemikian rupa sesuai dengan jumlah uang yang dia miliki saat itu. Juna memang telah menyerahkan sepenuhnya urursan belanja kepada Rere. Akhirnya acara dapat berjalan dengan lancar. Rere dan Juna sangat bersyukur.
Rere seorang karyawan di kantor pemerintah.Walau statusnya masih honorer,dia tetap jalani pekerjaan tersebut sampai saat ini. Juna memang memberi ijin pada Rere untuk tetap bekerja walaupun mereka telah menikah. Mereka saling menyadari kesibukan tugas kantor masing-masing.
Suatu hari ada tugas dari kantor yang harus di selesaikan, tiap hari Rere sibuk dengan tugas kantor yang di bebankan kepadanya, Walau kehamilannya sudah menginjak usia ke delapan, tapi Rere tidak malas. Dia tetap sehat dan semangat setiap hari. Tak lupa dia selalu berdo’a agar selalu di beri kekuatan dan rizky oleh Allah. Urusan kantor yang di bebankan kepadanya membuat Rere harus sibuk pulang pergi dengan perjalanan sehari sekitar dua jam. Belum lagi urusan Rumah tangga yang harus di selesaikan atau dengan Indra yang selalu menunggu kedatangannya. Semua aktivitas itu Rere lakukan sengan senang dan ihlas. Semua dia lakukan dengan niat ibadah.
Suatu hari ada tugas dari kator untuk Rere yang mengharuskan Rere untuk pergi ke ibu kota propinsi, untuk mengurus surat penting milik Rere sendiri yang belum punya. Untuk mendapatkan surat tersebut Rere harus mengikuti ujian yang diselenggarakan dan dinyatakan lulus dibuktikan dengan sutar keterangan yang di keluarkan oleh dinas terkait. Alasan kantor menyuruh Rere segera mengurusnya adalah, bila suatu saat surat tersebut di butuhkan,
Rere sudah siap dan surat tersebut sudah jadi, karena surat itu merupakan surat yang cukup penting untuk persaratan pekerjaannya. Rere bingung bagaimana harus ke sana. Rere tidak kuat bila harus naik kendaraan umum pasti nanti akan tambah lemah. Tapi dia tak mungkin berangkat dengan mobil kantor, tak mungkin juga dia sewa travel, karena tidak punya uang untuk sewa travel. Akhirnya Rere bicara pada Juna tentang hal itu. Juna menyadari keadaan Rere. Juna bersedia mengantar Rere ke tempat yang dituju. Sedangkan Indra sementara di tinggal bersama orang tua Rere di rumah.
Hari yang di tentukan tiba. Rere berangkat dengan diantar Juna, mereka memutuskan untuk naik sepeda motor berdua. Berangkat sore hari dari rumah agar tidak tergesa-gesa nantinya. Sepanjang perjalanan mereka tidak banyak bicara. Kendaraan cukup padat untuk menuju kota propinsi, mereka istirahat sekali untuk sholat, setelah itu melanjutkan perjalanan lagi.
Setelah sekitar tiga jam perjalanan, akhirnya Rere dan Juna tiba di kota propinsi. Suasana kota cukup ramai, lampu warna warni sepanjang jalan menambah maraknya suasana kota. Waktu magrib tiba, Rere dan Juna melaksanakan sholat magrib di masjid yang terdapat di jalan yang mereka lalui.
Setelah sholat Juna berkata, ”Kita makan dulu ya”.
Rere menyetujui dan mereka berencana untuk jalan-jalan sambil menikmati kota. Sepanjang jalan, banyak sekali warung-warung makan yang mulai buka. Banyak menu makanan pilihan yang ada. Juna bertanya pada Rere makan apa yang di inginkan. Rere akhirnya memutuskan untuk makan ikan bakar dan Juna setuju. Mereka mencari penjual makanan seperti yang diinginkan Rere. Tidak susah untuk mencari menu yang di inginkan Rere, karena sepanjang jalan banyak sekali warung makannya.
Selesai makan mereka memutuskan untuk menikmati suasana kota. Rere senang sekali, sejenak Rere lupa akan beban ekonomi keluarga yang sedang di alaminya. Juna juga senang bisa melihat Rere bahagia. Suasana malam dikota cukup asyik. Lampu yang warna warni berjajar ,berderet , sepanjang jalan menambah indahnya malam. Udara cukup sejuk karena sang mentari sudah kembali ke peraduannya.
Juna mengajak Rere untuk istirahat di sebuah taman kota yang indah. Di situ banyak sekali bunga – bunga yang berwana warni, lampu kota berkelap kelip, udara yang dingin sangat cocok untuk istirahat bersama keluarga. Tidak susah bagi Juna mencari taman kota atau tempat lain di kota itu. Juna memang banyak hafal tempat yang di tuju nanti. Juna pernah menghabiskan waktu cukup lama di kota ini saat dia kuliah dulu. Sambil duduk di kursi tempat istirahat yang sudah tersedia, Rere berkata,”kita nanti menginap dimana?”
Juna menjawab,”Kita cari saja nanti penginapan, kan banyak”.
“Tapi nanti saja ya,saya masih ingin di taman ini, suasananya cukup menyenangkan”.kata Rere.
Juna menyetujui keinginan Rere.
Sambil menikmati taman kota yang penuh bunga, lampu warna warni dan kelap kelip, udara yang sejuk, Rere berjalan menyusuri jalan kecil di taman tersebut. Ada penjual snack dan jagung bakar di taman itu. Rere kembali duduk di kursi yang sudah tersedia. Cukup lelah juga setelah seharian duduk diperjalanan dengan keadaan perut yang cukup besar di usia kehamilan delapan bulan. Rere menikmati jagung bakar yang dia beli di pedagang yang ada di taman tersebut sambil duduk di kursi yang di sediakan sebelum memutuskan untuk melanjutkan perjalanan mencari penginapan untuk istirahat.
Sebelumnya Juna bertanya alamat yang besuk dituju Rere, kemudian Rere menyerahkan secarik kertas yang ada alamatnya. Juna berpikir untuk mencari tempat penginapan yang tidak jauh dari lokasi yang di tuju besuk. Rere mengusulkan, untuk mencari alamat yang di tuju terlebih dahulu sebelum memutuskan untuk mencari pengipan untuk mereka istirahat. Akhirnya Juna setuju dan segera mereka menuju kendaran yang ada ditempat parkir untuk melanjutkan perjalana menuju tempat besuk sambil mencari penginapan yang dimaksus untuk istirahat.
Sepanjang jalan tak henti-hentinya Rere menikmati suasana kota. Setelah beberapa jam di kendaraan, akhirnya Rere dan Juna tiba di tempat yang dituju. Mereka segera memutuskan untuk mencari penginapan yang tidak jauh dari lokasi, sehingga memudahkan besuk untuk menuju tempat tersebut. Mereka menemukan penginapan yang di rasa cukup untuk mereka istirahat. Setelah mengurus administrasi Rere dan Juna segera menuju kamr yang sudah di tunjukkan perugas. Mereka segera istirahat untuk memulihkan tenaga.
Pagi hari, badan terasa segar Rere segera bersiap-siap untuk menuju lokasi. Mereka segera keluar dari penginapan dan menuju ke lokasi. Tapi sebelumnya Juna mengajak Rere untuk membeli sarapan mengingat Rere sedang hamil, jadi Juna selalu mengingatkan untuk tidak mengabaikan janin yang ada di kadungannya. Rere setuju, akhirnya mereka sarapan dulu sebelum menuju ke lokasi.
Sampai di lokasi hari masih cukup pagi. Udara masih segar, belum banyak asap kendaraan yang mengotorinya. Tak berapa lama kemudian di lokasi, sudah banyak yang datang. Mereka dari berbagai daerah dengan tujuan yang sama, tapi profesi berbeda-beda. Karena tuntutan aturan, mereka harus punya surat Registrasi di profesi masing-masing. Untuk mendapatkan surat tersebut mereka semua harus mengikuti uji kempetensi yang di adakan dan di nyatakan lulus. Untuk mencapai kelulusan tersebut bukan hal yang mudah. Banyak sekali diantara mereka yang harus mengulang lagi. Teman Rere juga ada yang mengulang. Lain dengan Rere, dia sebelumnya belum pernah mengikuti ujian ini. Jadi ini adalah ujian yang pertama dan semoga sukses. Suasana betambah ramai dan mereka saling berkenalan satu sama lain. Rere segera menghubungi beberapa teman yang juga mengikuti kegiatan
Keesokan harinya. Rere dan Juna aktifitas seperti biasa. Mereka berangkat ke kantor masing-masing. Setibanya di kantor Rere segera memberikan oleh-oleh yang telah di beli kemarin. Teman-teman Rere bertanya bagaimana tentang perjalanan kemarin. Waktu istirahat mereka berkumpul dan Rere mengatakan bahwa kemarian dia diantar oleh Juna. Soal yang di kerjakan cukup sulit, peserta juga cukup banyak dari berbagai wilayah. Tak lupa Rere bercerita naik tangga pada saat akan melaksanakan sholat dhuhur dengan menaiki tangga untuk menuju masjidnya. Teman- teman Rere membayngkan naik tangga yang cukup tinggi dengan keadaan perut Rere yang cukup besar.”Memang kamu itu nekat, perut sudah begitu besar, masih saja nekat naik tangga, kalau terjadi sesuatu gimana?”kata Rini yang sudah pernah kesana dan bisa membayangkan anak tangga yang di lewati Rere.Rere menjawab dengan tenang. ”Soalnya aku penasaran, tapi walau naik tangga cukup ti
Dunia baru dan hal baru, siapa takut. Udara di rumah Rere dan Juna cukup segar. Hal ini karena rumah mereka berada di sekitar sawah. Tanaman yang ada di sawah bisa membuat mata yang lelah menjadi segar. Bila pagi datang udara sejuk, tak banyak terdapat asap yang menjadikan polusi udara. Sekarang sawah sekitar rumah terdapat taanaman cabai. Para petani di desa sekarang sedang bertanam cabai, banyak di antara mereka yang berhasil menanam cabai dan dapat merubah keadaan ekonomi mereka. Orang tua Rere sendiri juga mempunyai sawah yang cukup luas, tapi sawah mereka tidak di tanami cabai. Ayah dan ibu Rere lebih senang bertanam padi dari pada cabai. Suatu hari Juna berniat untuk mencoba bertanam cabai di sawah orang tua Rere. Hal
Keesokan harinya, Juna pergi kesawah untuk melihat tanaman cabai. Ternyata sampai di sawah pak Said yang di beri tugas untuk bekerja di sawah belum datang, Juna berkata dalam hati, apakah setiap hari begini kerjanya pak Said, kalau tidak di kontrol tiap hari, jangan jangan tidak masuk kerja, tapi minta gaji utuh,kalau begini caranya bisa hancur nantinya. Tapi tak berapa lama pak Said datang dan segera menuju ke tengah sawah untuk menyiram tanaman cabai. Memang tanaman ini setiap hari disiram, apalagi sekarang musim kemarau. Sehingga membutuhkan perawatan yang lebih maksimal terutama untuk urusan air. Pak said segera bicara dengan Juna,” Pak mulai besuk ini sudah ada yang berbuah, tapi masih jarang, coba lihat pohonnya, pasti ada yang sudah mulai berbuah”.” Iya, ini kelihatannya mulai berbuah, semoga saja buahnya lebat dan harganya bisa mahal”,Juna segera berjalan mengelilingi sawah untuk melihat dan me
HARAPAN BARUSiang hari Juna segera mendapat kabar dari pak Said. Panen hari ini selesai dan telah diantar ke rumah Parlan. Hasil yang diperoleh 4kilogram panen pertama. Masalah harga belum ada kabar dan diusahakan sore Juna bertemu sendiri dengan Parlan.” Pak, penen sudah selesai mendapat 4kilogram dan sudah saya setor,”” Iya, nanti sore saya tanya sendiri ke sana, memangnya tidak langsung tahu harganya ya Pak?”“Iya pak, kalau untuk cabai memang begitu, harga baru di ketahui setelah barang tersebut di setor oleh pengepul, semua pengepul juga begitu, Pak,” Sore hari Juna segera ke rumah pak Parlan untuk menanyakan tentang panen cabai yang sudah di setor pak Said kepadanya. Sampai di rumah Parlan, Juna segera bertanya dan mendapat penjelasan tentang setoran dan harga.&
KECEWAHari hari selanjutnya, panen seperti biasa. Tiap dua hari atau tiga hari sekali panen tetap berlangsung,tapi hasilnya kini semakin menurun. Maklumlah sudah pengambilan yang ke sekian kalinya, tapi harga masih tetap tidak naik. Rere sedih bila ingat kalau modal yang di gunakan cukup banyak dan tidak bisa balik modal. Apalagi cara pembayaraannya masih menunggu hasil setoran pengepul. Hal ini cukup membuat Rere kebingungan, tapi Juna selalu menghibur dan menguatkan hati Rere. Juna selau mengajak berdo’a semoga ini adalah awal yang terbaik untuk keluarga mereka. Rere hanya pasrah dengan keadaan yang terjadi. Dalam hati dia berkata,’akankah hidupnya dan keluarga selalu dalam kekurangan dan kebingungan urusan ekonomi. Rere berdo’a dan mengharap yang terbaik yang di berikan Allah untuk keluarganya. Sampai akhirnya panen cabai di sawah selesai. Semua sudah habis di p
BULAN PENUH BERKAHMelepas rindu yang terpendam selama bartahun-tahun tentu sangat berkesan. Bulan Ramadhan merupakan bulan yang sangat mulia. Pada bulan ini seluruh umat Islam melaksanakan puasa. Selain itu, banyak sekali kegiatan yang dilakukan untuk menambah pahala dan memuliakan bulan Ramadhan ini. Seperti halnya umat Islam yang lain, Rere, Juna dan seluruh keluarga juga melaksanakan ibadah puasa. Termasuk ayah dan ibu. Dari zaman dulu saat Rere masih kecil, Ibu dan Ayah selalu mengajarkan agar selalu menjalankan ibadah puasa di bulan ramadhan. Tak jarang setiap waktu sahur Ayah dan Ibu sering membangunkan Rere dan Juna. Pada waktu masih tinggal serumah, Rere selalu di bangunkan oleh Ibu atau Ayah untuk makan sahur bersama. Kebiasaan itu berlanjut sampai sekarang. Walaupun Rere dan Juna sudah tidak tinggal ser
HARI KEMENANGAN Kesesokan harinya, Juna dan Rere berangkat kerja seperti biasa. Di tempat kerja pada waktu istirahat, kebetulan ada kabar dari atasan Juna bahwa akan ada pinjaman dari koperasi untuk para pegawai di hari raya. Dengan segera Juna mendaftarkan diri untuk dapat memperoleh pinjaman tersebut. Tidak hanya juna, beberapa teman Juna juga ikut ambil pinjaman tersebut. Ternyata hari raya membuat semua orang meningkat kebutuhannya. Sampai di rumah Juna segera memberi tahu Rere bahwa dia sudah mendaftarkan diri untuk mengambil pinjaman hari raya. Dengan harapan bisa dijadikan tambahan untuk kebutuhannya nanti. Rere cukup senang mendengar berita tersebut. Tak terasa romadhon hampir berlalu,tinggal beberapa hari lagi. Menurut cerita Ib
BAGAI MENGINJAK BARA APIPernah suatu hari, Juna mendapat tagihan dari seorang teman. Sebenarnya teman Juna tersebut cukup mampu dan kaya. Juna mencoba pinjam uang kepadanya. Tapi kini uang terseut di minta kembali. Saat itu Juna dan Rere tidak punya uang sama sekali. Teman Juna bernama pak Ali. Dia meminta uang harus kembali besuk jam enam pagi. Juna sudah mengatakan minta tempo untuk mencari pinjaman dulu karena sekarang Juna tidak punya uang sama sekali. Tapi pak Ali menolak dan memaksa Juna untuk mengembalikan sesuai dengan keinginannya. Untuk itu Juna harus mencari pinjaman uang ke sana kemari.Semalam Juna tidak tidur, begitu juga Rere. Mulai jam sepuluh malam Juna terus pergi kesana kemari untuk mencari pinjaman uang. Tapi belum juga berhasil. Jam dua belas malam pak Ali menagih kembali uang tersebut. Juna belum punya dan harus mencari pinjaman lagi. Tengah malam itu pun Juna berangkat mencari pinjamaman ke beberapa teman yaang dia kenal. Sampai ha
HARAPAN TERAKHIRKini usaha Rere dan Juna hanya mengandalkan dari Joni. Rere selalu berharap usaha dengan Joni berhasil. Banyak sekali kebutuhan yang harus di penuhi. Bila ingat hal tersebut Rere selalu bersedih. Usaha bersama Joni masih terus berjalan. Walau kadang hasilnya menurun, tapi masih tetap mendapatkan hasilnya. Hal ini membuat Rere semakin khawatir. Apalagi Tina dan Marni yang kurang bisa menerima jika hasilnya menurun. Rere mencoba memberi pengertian pada Marni dan Tina jika hasilnya menurun. Jika sudah tidak bisa memberi pengertian pada Tina dan Marni, Rere meminta Juna untuk memberi pengertian pada mereka tentang sebab turunnya usaha tersebut. Hingga suatu hari, kabar yang idak mengenakkan terdengar dari Juna. Terasa Rere ingin pi
Tak ada harapan Selama beberapa tahun ini Rere dan Juna menjalankan usaha mereka. Disamping mereka punya pekerjaan tetap mereka harus bekerja lagi dengan menjalankan usaha sampingan tersebut. Beban hidup yang cukup berat membuat mereka harus bekerja keras untuk menyelesaikannya. Hingga sampai sekarang mereka masih terbelenggu dengan keadaan yang cukup menyulitkan mereka. Tapi mereka harus tetap bertahan. Ada harapan tiap bulan selain dari pendapatan mereka, yakni dari hasil usaha yang telah mereka lakukan selama ini. Walau masih banyak keinginan Juna untuk usaha yang bermacam-macam, tapi sebisa mungkin Rere mengingatkan pada Juna. Beberapa tahun terakhir ini mereka menjalankan beberapa usaha di antaranya kantin, usaha bakso, dan investasi saham. Da
KEBERHASILAN SEMU Suatu hari ada salah seorang teman Rere bertanya, tentang usaha yang sedang di jalankan. Teman Rere bernama Tina, dia sekantor dengan Rere. Sebenarnya Rere enggan bercerita dan memberitahu Tina tentang usaha yang sedang di jalankannya, tapi Tina sedikit mendesak tentang apa saja usaha yang sedang di jalankannya. Akhirnya Rere bercerita tentang saha yang sedang di jalankan, mulai dari kantin, bakso, dan juga investasi saham pada teman Juna.Ternyata Tina tertarik dengan beberapa usaha Rere dan bermaksud untuk mencontohnya. Rere tidak memaksa untuk mencontoh usahanya. Bahkan Rere memberi gambaran betapa repotnya punya usaha sampingan, jangan hanya memikirkan untungnya saja, tapi juga kerugian yang mungkin terjadi, baik waktu, pikiran maupun modal. Tapi Tina sudah bertekat untuk membuka usaha seperti yang di lakukan Rere. Akhirnya Rere menunjukkan salah satu te
INVESTASI Suatu hari, Juna sedang meluangkan waktu untuk bersantai ke kota. Dia tidak punya tujuan khusus. Dia hanya ingin menikmati pemandangan di taman kota. Kebetulan hari ini sedang libur kerja. Juna berangkat sendiri ke kota, dia tidak mengajak serta Rere dan anak-anak. Suasana taman kota hari itu cukup ramai. Banyak sekali para pengunjung yang datang hari itu. Maklum saja hari libur membuat banyak sekali keluarga menikmati hari libur bersama keluarga di taman kota. Di taman ini pengunjung bisa menikmati pamandangan aneka bunga yang sangat indah dan udara yang sejuk karena banyak pohon rindang yang tumbuh di taman ini. Wahana permainan anak yang cukup sederhana dan murah menjadikan alternatif para keluarga untuk memilih tempat ini menjadi tempat berlibur bersama. Taman ini bi
AKHIRNYA BERTAMBAH Ternyata Juna menambah lagi jumlah gerobak untuk jual bakso. Rere tak bisa menghalanginya. Juna berkata bahwa gerobak sudah di pesan dan sudah siap untuk di antar.“ Aku sudah pesan gerobak dan sudah siap untuk di antar”, kata Juna suatu hari“ Tapi aku tidak punya uang untuk membayar gerobak yang baru nanti,” jawab Rere“ Kita cari pinjaman untuk membayarnya,” jawab Juna“ Cari sendiri ya, aku tidak sanggup membantu,” jawab Rere“ Iya aku cari, tapi kalau butuh bantuan aku tetap minta tolong kamu”, kata JunaRere diam tak menjawab perkataan Juna yang terakhir. Dia kembali berpikir, jika nanti tidak bisa membayar gerobak yang baru bagaimana, tempat untuk jualan juga belum ada. Masih harus mencari lagi. Banyak sekali pertanyaan yang berada di pikiran Rere. Tapi dia idak mengungkapkan pada Jun
HOBI YANG MENGHASILKANSetelah bertemu dengan Bambang dan usaha kantin berjalan, Juna bertemu dengan Rian. Dia adalah pengusaha bakso yang sudah mempunyai beberapa cabang. Juna di ajak kerja sama, untuk membuka cabang lagi di kota Juna tinggal, kebetulan belum ada di kota ini Juna setuju.Juna segera memberi tahu Rere tentang rencana yang akan di laksanakan.“Aku tadi bertemu dengan temanku, Rian,”“Kenapa dengan Rian? Ada hubungan apa?”“Dia menawarkan usaha kepada saya”“Usahanya apa?”“Jual bakso.”“Apa tidak repot?”“Kemungkinan tidak”“Aku tidak bisa buat bakso”“Kita tidak usah buat bakso, sebab dia yang akan membuatnya, kita bekerja sama dengan dia dengan cara membeli gerobaknya.”“Terus gimana lagi,’’“Setelah kita punya gerobak dia akan m
PERTEMUAN TAK TERDUGA Sampai di kantin, Rere dan Juna segera menemui petugas yang mengantar barang tersebut. Mereka menjelaskan bahwa kali ini yang datang baru kuklasnya saja, isinya masih tiga hari lagi. Maka dari itu tiga hari ke depan tepatnya hari rabu pagi. Petugas tersebut berpesan agar kuklas si fungsikan, agar nanti bila isinya datang, sudah siap untuk diisi. Rere mengerti dengan penjelasan tersebut, dan segera menata tempat untuk freser yang baru datang pada tempatnya. Setelah semua beres, Rere berpesan pada Lina tentang pesan dari petugasnya tadi sambil melihat barang-barang yang perlu tambahan untuk di jual besuk. Setelah semua beres Rere mengajak Juna untuk mengantarkannya ke toko membeli semua kebutuhan dagangannya yang habis. Mereka berangkat belanja. Setelah semua kebutuhan Rere beres mereka segera kembali ke kantin untuk mengantar hasil belanjaannya tersebut. Kini isi kantin Rere semakin lengkap. Dikantinnya sudah bisa melayani minuman dingin sendiri
KANTIN DI KOLAM RENANG Hari itu hari sabtu, seperti biasa sebelum pulang kerja Rere bermaksud hendak pergi ke kantin sambil menyiapkan dagangan untuk besuk. Sebelum berangkat saat masih di kantor, Rere memberi tahu Juna hendak pergi ke kantin sambil menambah dagangannya. Tapi Juna melarangnya, Juna menyuruh Rere untuk pulang ke rumah dulu dan ke kantin sore hari saja. Rencananya Juna mau mengantarkan Rere. Rere setuju mengingat besuk hari libur belanja barang pasti butuh cukup banyak untuk persediaan besuk. Biasanya hari minggu adalah hari yang cukup ramai pengunjung sehingga banyak sekali barang yang harus di beli. Anak-anak rencananya akan di ajak serta supaya mereka bisa menikmati liburan bersama. Setelah Juna memberitahu demikian Rere segera pulang. Sore hari Rere segera menyiapkan segala sesuatu yang akan di gunakan untuk persiapan