"Bulan boleh menikah, tapi Mas Aldo harus memberikan mahar yang sama kepadaku karena aku kakak kembarnya sudah dilangkahi!" tegas Mentari sambil mendelik ke arah keluarga besar Aldo yang saat ini sedang melamar saudari kembarnya Rembulan.
"Tari, jangan bersikap tidak sopan begitu," tegur Ayunda sang ibu.
"Aku tidak salah, Ma. Di mana- mana pengantin pria harus memberikan mahar yang sama jika kakak wanitanya dilangkahi."
"Tidak masalah, Tante. Saya akan memberikan mahar yang sama kepada Tari sebagai pelangkah."
Rembulan menarik napas panjang dan menatap calon suaminya dengan perasaan tidak enak. Ia merasa jika permintaan sang kakak memang sudah sedikit kelewatan. Memang betul jika dalam adat mereka harus ada pelangkah yang diberikan apa bila seorang adik menikah duluan. Tetapi, apa yang diminta Mentari rasanya sedikit berlebihan.
"Tuh, Mas Aldo saja tidak keberatan kok. Jadi, karena semua sudah setuju, silakan dilanjutkan acaranya. Aku permisi duluan karena ada pemotretan," kata Mentari sambil mengibaskan rambutnya.
Mentari Chandra Dewi dan Rembulan Chandra Dewi adalah gadis kembar identik. Sangat sulit membedakan keduanya jika mereka berpenampilan sama. Untungnya Mentari memiliki tanda lahir di tengkuk kanannya sehingga hal itu bisa membedakan antara dia dan Rembulan.
Selain itu sifat keduanya pun sangat berbeda jauh. Rembulan lebih kalem dan juga bijaksana. Dia adalah seorang wanita cerdas sehingga sang ayah pun mempercayakan perusahaan kepadanya.
Sementara Mentari, ia lebih suka berdandan dan berlenggak- lenggok di atas catwalk. Dia juga terjun ke dunia entertainment dan wajahnya sering wara-wiri di layar kaca. Mentari tidak pernah mau ke sekolah sejak ia SMA dan memilih home schooling.
Perbedaan itulah yang menjadikan keduanya tidak akur sama sekali. Namun, Rembulan lebih sering mengalah pada setiap kelakuan adiknya yang terkadang sangat kelewat batas. Seperti siang ini ... seharusnya acara lamaran bisa berjalan dengan baik. Tetapi, Mentari malah bersikap seenaknya sendiri.
"Maafkan sikap Tari, Jeng Laskmini," kata Ayunda penuh penyesalan.
"Tidak apa, Jeng. Saya mengerti perasaan Tari, memang tidak enak dilangkahi itu," jawab Laksmini.
Siang itu Rembulan mengenakan gaun off shoulder berwarna pink yang membuatnya terlihat anggun dan elegan. Penata rambut Rembulan memilih gaya sanggul chignon mengingat rambut Rembulan yang tebal dan panjang. Rambut Rembulan digulung dari ujung hingga ke area tengkuk hingga tercipta bentuk mirip roti croisant. Penampilan Rembulan benar-benar tampak sempurna dengan riasan wajah yang dibuat natural.
Namun, kesedihan justru menghiasi wajah cantik itu karena ulah sang kakak yang seenaknya saja. Untung keluarga besar Aldo- calon suami Rembulan memaklumi sikap Mentari dan tidak membuat niat mereka urung untuk menjadikan Rembulan menantu.
"Tante, mohon diterima. Ini adalah hantaran dari Mas Aldo untuk Mbak Rembulan," kata salah seorang perwakilan dari pihak keluarga Aldo. Ayunda dibantu oleh Laura-menantunya langsung menyambut hantaran itu dan meletakkannya di atas meja.
"Jadi begini, Pak Seno. Kedatangan kami sekeluarga kemari adalah untuk meminang atau meminta putri bungsu Bapak dan Ibu yaitu Rembulan untuk putra pertama kami Aldo. Kami berharap semoga lamaran kami ini diterima dengan baik. Karena kami juga sudah merasa cocok dengan putri Bapak dan Ibu. Kalau bisa di segerakan saja tanggal pernikahannya, dan mengenai permintaan Mentari kami juga akan menyiapkannya nanti," kata Herdy- ayah Aldo memulai pembicaraan.
"Kami sebagai orangtua sudah memberikan restu. Bagaimana kalau kita langsung tanyakan pada calonnya?" kata Suseno Hadiningrat sambil melirik ke arah Rembulan. Sementara yang dilirik hanya tersipu-sipu malu.
"Rembulan bersedia untuk menerima lamaran Mas Aldo,Pa, Ma," jawab Rembulan dengan kedua pipi yang memerah.
"Alhamdulilah kalau begitu, bagaimana jika kita tentukan sekalian tanggal pernikahannya?" sambut Laksmini bahagia. Dan kedua keluarga besar itu pun akhirnya memilih tanggal baik sebulan kemudian.
Setelah tanggal pernikahan ditentukan kedua keluarga besari itu pun menikmati jamuan makan siang yang sudah disediakan oleh keluarga Rembulan.
"Maafkan kakak kembarku," kata Rembulan pada Aldo saat mereka memiliki kesempatan untuk bicara berdua saja. Aldo hanya tersenyum, lelaki yang berprofesi sebagai seorang dokter itu pun menepuk punggung tangan Rembulan perlahan.
"Aku bisa mengerti kenapa Mentari bersikap seperti itu. Sejak awal dia kelihatan tidak menyukaiku," jawab Aldo. Rembulan menghela napas panjang dan mengembuskannya perlahan.
"Hubungan kami sejak kecil memang kurang baik. Selalu bertengkar dan pada akhirnya selalu saja aku yang mengalah," jawab Rembulan, "dulu, saat kami lahir berat badan kami berbeda setengah kilogram. Kata Mama, Mentari yang rakus mengambil jatah makananku waktu di perut mama," lanjutnya.
"Hahaha ... kalian pasti lucu sekali ketika kecil," kata Aldo.
"Ya, sampai Bang Erlangga gemas dan sering mencubit kami dulu karena Mama lebih memperhatikan kami berdua. Tapi, setelah kami besar dia lebih sering membelaku dibanding Mentari."
"Sampai sekarang?" tanya Aldo.
"Lihat saja tadi bagaimana dia mendelik sinis kepadaku. Untung saja Bang Er sedang di belakang tadi. Jika tidak, mana bisa dia pergi begitu saja."
"Dia mungkin merasa jika dia seorang public figur jadi tidak memiliki banyak waktu," kata Aldo mencoba untuk bersikap netral. Rembulan hanya tersenyum, "Mungkin saja, Mas. Tapi, sejak dulu Mentari memang tidak pernah mau kalah denganku. Dia tidak boleh kalah dan apa yang menjadi milikku harus menjadi miliknya juga. Aku-"
"Apa kamu takut jika nanti aku akan direbut olehnya?" tanya Aldo menggoda. Rembulan mencebikkan bibirnya dan mencubit pinggang calon suaminya itu kesal.
"Ya sudah,kamu menikah saja dengan Mentari," ketus Rembulan sebal. Tawa Aldo pun meledak seketika.
"Duh, kamu manis kalau merajuk begitu, Rembulan sayang," godanya.
"Nggak lucu, Mas."
"Memang tidak ... dan aku juga tidak mau menikah dengan saudara kembarmu itu. Aku hanya mencintaimu, Rembulan," kata Aldo dengan tegas sambil menatap Rembulan.
Untuk sejenak Rembulan memejamkan mata dan kemudian menganggukkan kepalanya perlahan.
"Aku percaya, Mas."
"Tentu saja kamu harus percaya kepadaku," jawabnya sambil mengedipkan matanya.
Rembulan hanya tertawa kecil. Dalam hati ia berharap supaya semuanya berjalan dengan lancar sampai ketika hari pernikahan mereka tiba nanti. Entah mengapa ia merasa tidak enak dan merasa akan terjadi sesuatu yang kurang baik.
Terlebih jika ia mengingat ucapan Mentari tadi. Bagaimana jika Mentari merusak segalanya dan membuat Aldo tidak jadi menikahinya? Ah, buang jauh-jauh pikiran seperti itu, Rembulan, bisiknya dalam hati.
Semua akan baik-baik saja. Semoga saja Tidak terjadi sesuatu yang membuat acara pernikahan ini batal dan berantakan, doa Rembulan. Hanya Tuhanlah yang tau jika saat ini Mentari memang sedang merencanakan sesuatu hal yang tidak terpuji dan di luar dugaan. Seorang Mentari tidak boleh kalah oleh Rembulan dalam hal apa pun.
Mentari tersenyum penuh kemenangan, sore itu Rembulan memintanya untuk mengantarkan makanan kesukaan Aldo ke apartemen lelaki itu. Hal itu jelas saja memudahkan rencananya untuk menjebak Aldo. "Hai Mas, aku diminta Bulan untuk membawakan makanan ini. Katanya, ini masakan kesukaan Mas. Mama sendiri yang memasaknya," kata Mentari saat Aldo membukakan pintu. Lelaki tampan itu baru saja pulang. "Aku kira tadi Bulan, kalian ini memang sangat mirip, ya." "Boleh aku masuk?" tanya Mentari. "Tentu saja, ayo masuklah. Kita juga tidak pernah bicara banyak sebelumnya. Ayo masuklah ... aku juga sedang tidak ingin makan sendiri."Dengan luwes, Mentari menyiapkan makanan yang telah ia bawa dari rumah. Tadi, mamanya memang memasak makanan itu. Tetapi, karena saudari kembarnya itu sedang dalam masa pingitan, tentu saja dia tidak boleh keluar rumah dan menemui calon suaminya. Kata orang Jawa itu pamali. Aldo yang baru selesai mandi harus menelan salivanya saat melihat makanan kesukaannya terhidan
Pagi hari setelah mandi Rembulan langsung didandani oleh MUA yang sudah siap sejak semalam.“Aldo juga ada di hotel ini, kamu jangan cemas,” kata Ayunda sambil tersenyum.“Iya, Ma. Aku hanya tidak tenang saja, Ma.”“Jangan kamu dengarkan saudara kembarmu itu.”Rembulan menatap Ayunda dan tersenyum manis.“Ma, kita semua tau bagaimana sifat Tari. Dia memang begitu kan. Tapi kita tetap mencintai dia, Ma. Biar bagaimana dia anak mama juga,” kata Rembulan.“Mama hanya ingin dia lebih bertanggung jawab. Kamu dan Buana saja bisa menjadi penerus papa kalian di perusahaan kenapa dia tidak?”“Ma, Tari itu artis yang hebat. Dia juga memiliki banyak fans. Mama seharusnya bangga atas semua prestasi yang dia raih,” kata Rembulan lagi.Tiba-tiba bel di pintu kamar berbunyi, Ayunda bergegas membuka pintu kamar, ternyata salah seorang dari Wedding Organizer yang memberitahu bahwa akad akan segera dimulai."Ayo, Bulan, kita keluar ya," kata Ayunda. Ayunda menggandeng putrinya itu dengan perasaan baha
Setelah menikah, Rembulan dan Aldo tinggal di rumah baru yang dibelikan oleh Suseno sebagai hadiah pernikahan untuk putri kesayangannya itu.Perabot rumah tangga yang diinginkan Rembulan sudah dibeli dan ditata sesuai keinginannya. Hari berikutnya, dia akan menggunakan jasa design interior untuk merancang dapur impiannya.Setelah makan malam berdua bersama Aldo, Rembulan kini di dalam kamar mandi memandangi dirinya dan sedang mengenakan sesuatu yang menurut dia sendiri pun aneh.“Aduh, Kak Laura nggak salah memberiku yang seperti ini?”Pertanyaan itu dia tujukan untuk diri sendiri.Rembulan mengenakan lingerie berwarna merah maroon. Dengan model Japanese Sexxy Lace yang menyerupai bentuk kimono. Dengan lengan yang mengembang, pita di bagian depan dan menerawang, sehingga menampilkan visual kulit putih Rembulan. Dengan ukuran XS dan panjangnya tidak sampai menutup setengah paha Rembulan.Menatap dirinya melalui pantulan cermin yang merefleksikan keindahan tubuhnya, membuat Rembulan mer
"Dari mana, Mas? Kamu kok bisa datang bersama dengan Tari?" sambut Rembulan di depan pintu."Kamu ini, nggak liat suami kamu bawa belanjaan banyak malah tanya hal yang nggak penting. Mobil aku rusak di bengkel dan tadi kebetulan suami kamu lewat dan menawariku untuk menumpang karena aku memang mau ke sini!" Mentari menjawab dengan ketus sebelum Aldo sempat menjawab pertanyaan Rembulan.Sadar jika sang suami memang kerepotan dengan belanjaan di tangan, Rembulan pun bergegas membantu."Maafin aku, Mas," ujar wanita cantik itu lirih. Aldo hanya tersenyum kecil. Jauh dalam hatinya yang terdalam ia merasa menyesal sudah berdusta bahkan di awal pernikahan mereka."Mama udah masak, kita makan sama-sama, ya.""Hmm...."Rembulan menghela napas panjang, ia sadar jika tadi pertanyaannya mungkin menyinggung sang suami."Loh, katanya belanja untuk stok di rumah kalian, kenapa dibawa turun?" tanya Celia saat melihat menantunya membawa beberapa plastik belanjaan."Ini sebagian buat di sini, Ma. Untu
Pulau Dewata adalah pulau yang memiliki sejuta keindahan. Dan ke pulau itulah Rembulan dan Aldo akan pergi untuk berbulan madu. Sebenarnya, Rembulan ingin sekali ke Gili Trawangan terlebih dahulu. Tetapi, Aldo ingin mereka ke Bali dulu, baru setelah itu ke Giri. Toh, dari Bali ke Lombok mereka bisa naik Kapal laut. Penyebrangan dari Bali melalui Pelabuhan Padangbai sedangkan Lombok melalui Pelabuhan Lembar.Lokasi Pelabuhan Padangbai berada di Manggis, Karangasem Regency (kabupaten Karangasem), Bali.Sedangkan lokasi Pelabuhan Lembar berada di Desa Labuan Tereng, Kecamatan Lembar, Lombok Barat. Jarak sekitar 20 kilometer dari Kota Mataram.Jadi, mereka tidak perlu khawatir jika memang ingin melanjutkan bulan madu ke Gili Trawangan nanti. Bahkan mereka bisa sekalian juga berlibur dan menikmati keindahan pulau Lombok. Pulau Bali memiliki desa terbersih di dunia, nama desanya desa Penglipuran di Kabupaten Bangli. Saat jalan – jalan di desa Penglipuran, pengunjung akan melihat desa y
"Kau saja yang angkat, Lan. Masa iya aku yang angkat," kata Aldo sambil memberikan ponselnya kepada Rembulan. "Loh, Tari kan meneleponmu?" "Kau tidak membawa ponsel, kan?" tanya Aldo. Rembulan terdiam, ia baru ingat jika tadi ia memang meninggalkan ponselnya di kamar. Maka, ia pun meraih ponsel milik sang suami dan mengangkat telepon dari saudarinya itu."Ada apa Tari?" sapanya langsung dengan nada sedikit ketus. "Kau tidak membawa ponselmu? Hanya karena kau sedang bulan madu bukan berarti kau tidak menyelesaikan tugasmu dulu dengan baik, Lan. Tadi aku bertemu dengan klienmu dan dia mengira aku adalah dirimu. Aku tidak mau tau kau harus membereskannya. Mungkin dia sudah menghubungi Papa atau Mas Buana aku tidak peduli. Hanya saja aku tidak suka jika kau bekerja tidak becus lalu orang memarahiku karena mengira aku adalah dirimu!" TUUUT!Tanpa menunggu jawaban Rembulan, Mentari di seberang sana langsung menutup telponnya. Aldo menatap sang istri, sebenarnya ia penasaran sekaligus ju
Watersport Bali adalah wahana wisata air yang sangat popular. Aldo dan Rembulan yang ingin melengkapi liburan dengan petualangan tentu tidak melewatkan wahana air di Bali ini. Tanjung Benoa watersport menyediakan berbagai wahana menarik seperti Ocean Walker Bali hingga Parasailing dan banyak lainnya. Dan hari ini mereka pun sudah berada di lokasi. Wajah Rembulan tampak sangat sumringah. Ia menikmati sekali bulan madunya bersama Aldo. Aldo dan Rembulan dipertemukan karena sebuah kecelakaan. Mobil Rembulan waktu itu mengalami kecelakaan tunggal, dan Aldolah yang merawat Rembulan selama beberapa hari. Sejak saat itulah mereka menjadi dekat hingga akhirnya benih cinta pun muncul di antara keduanya. Rembulan yang memang baru saja putus dengan kekasihnya menerima cinta Aldo. "Kamu senang dengan liburan bulan madu kita?" tanya Aldo."Tentu saja, Mas. Tapi, jangan lupa ya, kita harus mampir ke pulau Lombok. Aku ingin sekali menikmati keindahan pantai senggigi dan juga ke pulau Gili," kat
Setelah menghabiskan beberapa malam di Bali, akhirnya Rembulan dan Aldo pun bertolak menuju ke Gili Trawangan di pulau Lombok. Rembulan memang sudah sejak lama menginginkan untuk pergi ke pulau yang terkenal indah itu. Mereka pun sepakat menginap di Pearl of Trawangan terletak di pulau Gili Trawangan yang indah. Pearl of Trawangan terletak di tepi pantai serta kolam renang luar ruangan dan bar tepi kolam renang. Rembulan yang memang sangat menyukai olahraga renang dan keindahan pantai tentu saja memilih hotel ini sebagai tempat berbulan madu.Namun, kebahagiaan Rembulan terasa terenggut saat ia melihat seseorang muncul tepat dari kamar sebelahnya."Tari, kau sedang apa di sini?"Rembulan benar-benar tidak menyangka jika Mentari berada di pulau ini juga. "Ini bukan pulau pribadimu, kan? Suka-suka aku dong kalau aku juga mau liburan di sini. Lagian, kamu kan bukannya ada di Bali, ngapain mendadak ada di sini? Nggak ada kerjaan banget sih," jawab Mentari ketus. Dua saudari kembar itu