Tanpa merasa perlu mengangkat telpon, BJ sudah bisa menduga bahwa rekan-rekan band-nya sudah menanti kehadirannya.
"Sori, Pul. Gue musti ke panggung dulu."
"Tapi gue ke sini sebetulnya lagi butuh pertolongan lu," kata Saipul.
Apip menimpali. "Iya, J. Cuma sebentar kok, paling nggak sampe semenit dua menit."
"Bantuan apa?"
“Lu pernah ke ruang toilet yang ada sepuluh kamar WC? Yang baru dibikin bulan lalu?“
“Yang diresmiin kepala sekolah?"
"Betul,” Apip membenarkan. “Yang peresmiannya dengan acara buang air kecil dan air besar secara massal."
“Yang Apip paling lama di salah satu kamarnya kan?” tanya BJ serius. "Ada apa emangnya?"
"Kuncinya rusak. Akibatnya Bu Merry kekunci di sana."
BJ terkaget mendengar apa yang terjadi pada salah satu guru yang paling ia hormati itu. Tanpa berpikir lama ia langsung berlari mengikuti Saipul dan Apip yang membawanya ke lokasi. Tak terpikir pad
BJ menarik nafas panjang. Tatapan matanya antara sedih, kecewa, dan marah saat melihat Apip dan Saipul yang menghalangi jalan keluar. “Jadi ini rupanya jebakan supaya gue kekunci di sini dan nggak bisa tampil di panggung. Begitu kan Saipul, Apip?” “Begini,” kata Saipul dan Apip. Karena diucap bersamaan Saipul menunggu biar Apip saja yang berbicara. Tapi Apip juga berpikir sama agar Saipul saja yang berbicara, akibatnya keduanya jadi saling menunggu beberapa saat. “Begini,” Saipul dan Apip kembali mengucap bersamaan. Tak sabar, Apip lantas menyuruh Saipul saja yang berbicara. “Begini J,” kata Saipul. Ia menunggu sebentar. Setelah yakin tidak terjadi bentrokan ucapan dengan rekannya ia lalu melanjutkan. “Lu dikurung di sini emang sengaja. Jangan coba-coba pake hape karena begitu lu keluarin, pasti gue banting.“ Apip maju selangkah. “Jangan juga sok jadi jagoan karena lu cuma sendiri sedangkan kita dong berdu
"Guys, dengar nih. Yang namanya masalah itu so pasti ada dalam kehidupan. Dia bisa muncul dan bikin kacau apa aja yang udah kita siapin."Seolah menggambarkan apa yang diucapkan Lichelle, Happy-Dedot-Charlie melihati peristiwa di belakang punggung Lichelle ketika Pak Mintarja kesana-kemari mengejar sang intruder alias penyusup."Tapi apa masalah itu harus dibiarin? Nggak kan? Kenalin masalahnya, setelah itu kejar dia karena itu cara ngatasinnya."Di latar belakang, Pak Mintarja semakin gencar mengejar anak kambing yang ternyata lumayan lincah gerakannya."Mungkin ngatasinnya nggak gampang. Tapi kita harus coba."Si anak kambing lolos dari sergapan Pak Mintarja."Dan coba lagi."Untuk keduakalinya anak kambing lolos dari sergapan."Apapun rintangannya, dia musti dikejar, tangkep, atasin."Aktifitas rutin Pak Mintarja yang tiap pagi berlari-lari keliling kompleks rusun me
Sadar bahwa tingkat kehalusinasian Saipul dan Apip bisa dimanfaatkan, BJ mencari akal bagaimana ia bisa keluar dari toilet. Tadi itu dia melihat sendiri, ruang memang dikunci dari dalam oleh Apip. Tapi – ini yang BJ baru sadari – kunci pintu ternyata masih menggantung di tempatnya. Kendati begitu BJ tidak mau gegabah. Ia sadar bahwa waktu untuk memutar kunci, membuka pintu, dan kabur tetap saja tidak akan secepat waktu kalau ia tertangkap kembali. Agar bisa keluar BJ hanya perlu lolos dari sergapan kedua dajal itu atau membuat mereka tersingkir dari hadapannya. Di tengah keriuhan pertengkaran antara Saipul dan Apip – soal kuda atau monyet – BJ mencoba menarik perhatian. “Sssssssttttt! Hei dengerin tuh…” Berhasil. Keduanya terdiam dan kini sama-sama melihati BJ. “Lu suruh gue diem emangnya ada ap…” “Ssssssstttt! Suara apaan tuh?” tanya BJ serius seolah sedang mendengar sesuatu. Terpancing dengan sikap
Acara di karaoke berlangsung lama. Sudah dua jam tujuh orang yang dibawa Haryono di dalam ruang berAC sambil bernyanyi dan makan minum. Mengikuti adat di negara asalnya, Abah akhirnya harus menemani ketika mulai meminum bir. Sebetulnya ia ingin sekali menolak, tapi akhirnya Abah tergoda juga karena seumur-umur belum pernah mencoba. Bir satu-satunya yang ia pernah minum hanyalah bir pletok. Sejenis minuman herbal khas Betawi tanpa alkohol di dalamnya sama sekali. Winda Chao juga terlihat makin nyaman dan dekat dengan Abah. Malam itu ia minta ditemani lebih lama oleh Haryono cs dan Abah pun mau tak mau harus ikut. Terlihat di sana bahwa Broery seperti mencoba menarik perhatian Nona Chao tapi wanita itu lebih suka mengobrol dengan Hendri alias Abah. Belakangan Abah tahu apa alasan di balik sikap Nona Chao itu. Dari rekannya yang ternyata sudah lama bekerja dengan Winda ia baru tahu bahwa wanita itu lebih suka berkencan pada pria bersuami da
Mengenai hubungan BJ dengan Lichelle, sepertinya tidak terlalu sulit menebak akhirnya. Jadian-nya mereka langsung diketahui banyak orang. Restu dari orangtua Lichelle sudah didapat bahkan sebelum mereka manggung. Restu paling besar datang dari Haryono yang begitu bersyukur karena kehadiran BJ yang – secara langsung atau tidak langsung – mengubah perilakunya untuk menjadi Papa yang lebih mengasihi puterinya yang selama ini beberapa kali ia sakiti. Belakangan, momen ini juga jadi jalan mendekatkan hubungan mereka dengan orangtua BJ, khususnya Abah. Menurut BJ, Abah masih merasa tidak enak karena menolak pekerjaan sebagai interpreter di tempat kerja Haryono. Namun tentu saja hal ini bisa diterima dan tidak lagi dianggap sebagai kendala oleh Haryono. Di hari H plus satu pertunjukan di panggung nan heboh, segalanya nampak berjalan sempurna bagi BJ. Gadis secantik Lichelle sudah resmi menjadi miliknya dan gadis itu sudah jelas-j
Ia menduduki rokok yang masih membara! Apip tidak berani bangkit dari duduknya karena pak Mintarja sudah keburu muncul. Kalau ia bangun, sudah pasti sang wali kelas akan memergoki dan ia harus siap dengan sanksi hukuman beliau. Terpaksa, walau mulai terasa perih, Apip memaksa diri untuk menduduki rokok itu. Tapi Pak Mintarja ternyata hanya lewat dan tak jadi masuk. Saipul menarik nafas. Lega karena beliau tidak jadi ke tempat itu. Namun saat ia menoleh ke Apip ia terkaget karena rekannya meringis, seolah menahan penderitaan. “Kenapa lu?“ “Lord Voldermort udah pergi?“ bisik Apip. “Pak Mintarja? Ya udah. Emang kenap...“ Belum selesai ucapan Saipul, Apip tiba-tiba terlompat dari duduknya sambil menjerit keras. “Awwwww!!!!“ Saipul melihati ulah Apip sambil terbengong. Apip bukan hanya terlompat dan berteriak. Ia juga mengebas-ngebas pantatnya. Saat menengok apa yang dikebas, Saipul tersadar.
Sampai di situ Pak Mintarja sudah tidak tahan lagi. Dengan geram ia muncul dari balik tikungan. Ia melihat keduanya berada di balik semak dan dengan murka meneriaki mereka. “Woy!!“ Melihat Pak Mintarja muncul lagi, Saipul ketakutan seperti melihat vampir. Akibat panik tingkat tinggi dan keseringan nonton film vampir spontan ia membuat tanda salib di mukanya. Sesaat Saipul lupa bahwa ia bukan penganut Katolik. Apip lain lagi. Bahkan entah karena terlalu panik, gugup atau idiot, dalam paniknya ia tetap saja menungging! Baru berdiri tegak lagi setelah Saipul menepok keras pantatnya. Aw!! “Bapak denger omongan-omongan kotor kalian. Ngapain kalian berdua di sini, hah?“ ‘Mampus gue,‘ Saipul membatin. Benar-benar tak mampu ia berucap sepatah kata pun. Pak Mintarja makin galak. Antara dirinya dan kedua anak itu ada semak lebat setinggi satu meter yang memisahkan mereka. “Ngapain kamu, Pip?“
Gerakan 3M dikumandangkan yaitu memakai masker, mencuci tangan dengan sabun, serta menjaga jarak. Lockdown yang di-Indonesia-kan sebagai PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar) mulai diterapkan dimana-mana. Satu per satu mall mulai mengurangi aktifitas kegiatan. Toko dan gerai yang ada di dalamnya semakin membatasi diri. Jumlah karyawan yang bekerja semakin dibatasi. Tapi hal itu tidak bisa menghentikan pemutusan hubungan kerja. Beberapa sudah harus dirumahkan tanpa ada kepastian kapan akan mulai bekerja. Di pihak sekolah juga sudah mulai ada pengumuman resmi dari Kementerian terkait bahwa akan ada pembatasan belajar secara tatap muka. Sekolah dimana BJ cs bersekolah pun sudah dinyatakan bahwa dalam seminggu ke depan akan diliburkan dan bahwa semua siswa akan diberikan pembelajaran secara daring, dalam jaringan. * Abah diajak lagi untuk ke karaoke. Pesan itu muncul di ponselnya dan ter