Ia menduduki rokok yang masih membara!
Apip tidak berani bangkit dari duduknya karena pak Mintarja sudah keburu muncul. Kalau ia bangun, sudah pasti sang wali kelas akan memergoki dan ia harus siap dengan sanksi hukuman beliau. Terpaksa, walau mulai terasa perih, Apip memaksa diri untuk menduduki rokok itu.
Tapi Pak Mintarja ternyata hanya lewat dan tak jadi masuk. Saipul menarik nafas. Lega karena beliau tidak jadi ke tempat itu. Namun saat ia menoleh ke Apip ia terkaget karena rekannya meringis, seolah menahan penderitaan.
“Kenapa lu?“
“Lord Voldermort udah pergi?“ bisik Apip.
“Pak Mintarja? Ya udah. Emang kenap...“
Belum selesai ucapan Saipul, Apip tiba-tiba terlompat dari duduknya sambil menjerit keras. “Awwwww!!!!“
Saipul melihati ulah Apip sambil terbengong. Apip bukan hanya terlompat dan berteriak. Ia juga mengebas-ngebas pantatnya. Saat menengok apa yang dikebas, Saipul tersadar.
Sampai di situ Pak Mintarja sudah tidak tahan lagi. Dengan geram ia muncul dari balik tikungan. Ia melihat keduanya berada di balik semak dan dengan murka meneriaki mereka. “Woy!!“ Melihat Pak Mintarja muncul lagi, Saipul ketakutan seperti melihat vampir. Akibat panik tingkat tinggi dan keseringan nonton film vampir spontan ia membuat tanda salib di mukanya. Sesaat Saipul lupa bahwa ia bukan penganut Katolik. Apip lain lagi. Bahkan entah karena terlalu panik, gugup atau idiot, dalam paniknya ia tetap saja menungging! Baru berdiri tegak lagi setelah Saipul menepok keras pantatnya. Aw!! “Bapak denger omongan-omongan kotor kalian. Ngapain kalian berdua di sini, hah?“ ‘Mampus gue,‘ Saipul membatin. Benar-benar tak mampu ia berucap sepatah kata pun. Pak Mintarja makin galak. Antara dirinya dan kedua anak itu ada semak lebat setinggi satu meter yang memisahkan mereka. “Ngapain kamu, Pip?“
Gerakan 3M dikumandangkan yaitu memakai masker, mencuci tangan dengan sabun, serta menjaga jarak. Lockdown yang di-Indonesia-kan sebagai PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar) mulai diterapkan dimana-mana. Satu per satu mall mulai mengurangi aktifitas kegiatan. Toko dan gerai yang ada di dalamnya semakin membatasi diri. Jumlah karyawan yang bekerja semakin dibatasi. Tapi hal itu tidak bisa menghentikan pemutusan hubungan kerja. Beberapa sudah harus dirumahkan tanpa ada kepastian kapan akan mulai bekerja. Di pihak sekolah juga sudah mulai ada pengumuman resmi dari Kementerian terkait bahwa akan ada pembatasan belajar secara tatap muka. Sekolah dimana BJ cs bersekolah pun sudah dinyatakan bahwa dalam seminggu ke depan akan diliburkan dan bahwa semua siswa akan diberikan pembelajaran secara daring, dalam jaringan. * Abah diajak lagi untuk ke karaoke. Pesan itu muncul di ponselnya dan ter
Sehabis acara makan malam di rumah, rencananya BJ dan Lichelle hendak jalan bersama. Lichelle sudah siap mengeluarkan kendaraan ketika BJ menyarankan untuk mereka pergi dengan taksi daring yang tentu saja dilakukan Lichelle tanpa keberatan sedikit pun. “Aku nggak keberatan tapi.... kenapa?” “Aku mau ajak kamu malam ini nelusurin jalan-jalan di Jakarta.” “Oh, mau kemana persisnya?” “Kita naik kereta commuter. Mau?” Lichelle terakhir menaiki kereta commuter mungkin enam bulan lalu. Sudah lama ia tidak menaiki kereta yang berjejalan dengan masyarakat umum. “Keretanya nggak padat koq. Ini jam kosong,” cetus BJ seolah bisa membaca pikiran Lichelle. Dan gadis itu pun akhirnya setuju. Itulah yang menjadi agenda malam itu. Naik taksi online ke stasiun kereta commuter terdekat, pergi ke suatu tempat, balik lagi dengan kereta yang sama. Semua hanya demi membunuh waktu untuk bers
“Kondisi pandemi membuat banyak orang marah pada negaraku. Mereka menuduh kami adalah negara pembuat virus corona. Dunia menuduh terjadi kebocoran di lab Wuhan dan mereka menyalahkan pemerintah negeri kami. Aku sendiri tidak tahu mau percaya pada yang mana karena pemerintah negara kami sendiri sangat tertutup dan tidak mau terbuka. Aku malu mengatakan bahwa pemerintah kami sangat represif. Aku berasal dari Wuhan, Hendi. Kota asal muasal bencana berlangsung. Aku beruntung bahwa sebelum lockdown atas kota itu aku sudah ada di sini. Tapi aku punya keluarga di sana yang sekarang hidup dalam ketakutan.” Abah mendengarkan dengan prihatin. Ia selama ini kurang menyimak apa yang terjadi di pandemi covid-19 ini. Dan apa yang disampaikan oleh warga dari negara asal-muasal virus membuatnya melihat dari sudut pandang berbeda. Abah sama sekali tidak menduga bahwa timbul ketakutan yang besar dari warga di sana yang dibarengi dengan kepercayaan pada pemerintah yang memudar.
“Aku nggak seperti aku,” katanya dengan intonasi jauh lebih rendah. “Sama sekali nggak ada pikiran seperti itu.” “Kalo nggak seperti itu ayo buktiin!” Sebuah rangkaian kereta api datang dengan salah satu gerbong kini berada persis di depan mereka berdua. BJ dan Lichelle tidak masuk ke dalamnya karena itu bukan kereta yang mereka tunggu. “Aku mencintaimu, Lichelle. Kamu tahu itu dan.... aku....” BJ tak bisa melanjutkan ucapan untuk sesaat. “Kita berdua punya ketakutan berbeda. Ketakutan aku adalah takut tidak bisa membahagiakan dirimu. Benar-benar takut. Pernikahan puteri bangsawan dengan rakyat jelata hanya ada di dongeng, bukan di zaman milenial seperti sekarang ini.” Telapak tangan Lichelle kini menumpuk di telapak tangan BJ. “Ini tantangan awal. Kita akan hadapi bersama tantangan yang ada. Kamu nggak perlu nuntut aku, sama seperti aku juga nggak perlu nuntut kamu. Kita akan jalan bersama d
Ada yang mengatakan bahwa isteri itu bagai detektor. Ia mudah sekali mendeteksi jika ada sesuatu yang salah atau berbeda dalam tingkah laku suaminya. Dan sepertinya itulah yang terjadi pada diri Emak. Usaha toko yang mereka kelola masih belum banyak memberikan hasil. Betul bahwa ada kontrak bisnis kayu dengan mitra dagang mereka. Tapi sebagaimana lazimnya dalam bisnis setiap kali pembayaran tentu ada termin waktu pembayaran. Dengan kondisi yang ada per hari itu, pembayaran baru akan dilakukan satu setengah bulan lagi dan kalau pun mundur bisa sampai dua bulanan. Lantas waktu selama penantian itu yang sekarang membuat Abah dan keluarganya galau karena selama itu ada perut yang harus diisi. Ada listrik yang harus diisi tokennya. Ada gadget yanh harus diisi paket datanya. Dengan kondisi ekonomi yang lampu kuning, semestinya pengeluaran harus dihemat di berbagai bidang termasuk dalam hal biaya transport. Tapi Emak heran mengapa Abah jadi suk
Spontan tiba-tiba saja Bayu tersedak dan ingin muntah. Sesaat berikutnya ia terjatuh dengan kedua lutut dan kemudian tubuhnya terpuruk ke lantai. Melihat itu tentu saja Apip bingung apa yang terjadi. Ia makin panik ketika melihat Bayu kemudian kejang-kejang. Saat itulah Saipul yang baru kembali dari kamar kecil datang ke lokasi kejadian. “Kenapa dia?” “Nggak tau?” kata Apip panik. “Lu nggak ngapa-apain dia kan?” “Nggaaaak!” jawab Apip sambil berusaha memegangi tubuh Bayu. “Terus kenapa dia jadi begini?” kejar Saipul yang juga kini panik melihat apa yang terjadi. “Kayaknya dia kejang sehabis ngehirup botol minyak kayu putih lu, Pul.” Mendengar itu Saipul kaget. Ia kini melihat bahwa botol minyak kayu putih miliknya yang tadi ada di tas pinggangnya kini sudah ada di dekat Bayu. Dengan segera ia mengetahui apa yang telah terjadi. Bayu seolah kini kena karma dan mengalami apa yang Saipul sebelumnya per
“Kalau ada apa-apa dan mungkin tante bisa hubungi, telpon aja ya,” ia melambaikan tangan pada Lichelle dan BJ saat sudah berada di dalam gerbong. “Dan jangan lupa nelpon kalo undangan nikah kalian sudah jadi.” BJ melongo. Apalagi Lichelle. “Nikah? Masih lama banget itu sih,” cetus BJ. “Masih lama banget.” “Biar pun masih lama, kamu harus jaga dia baik-baik. Jangan bodoh dengan melepas dia pergi. Dia, gadis terbaik yang surga bisa berikan untukmu.” Pintu gerbong tertutup. Kereta bergerak sampai kemudian pergi meninggalkan stasiun dengan diiringi tatapan mereka berdua. Mendadak BJ merasa tangannya didekap. Ia menoleh dan melihat Lichelle yang tersenyum ke arahnya. Mesra. “Terima kasih, Je.” “Untuk?” “Untuk pengalaman nggak terlupakan barusan.” “Ohh...” “Kamu sering ngalamin kayak gini?” “Sesekali ada sih. Kenapa memangnya?”