"Guys, dengar nih. Yang namanya masalah itu so pasti ada dalam kehidupan. Dia bisa muncul dan bikin kacau apa aja yang udah kita siapin."
Seolah menggambarkan apa yang diucapkan Lichelle, Happy-Dedot-Charlie melihati peristiwa di belakang punggung Lichelle ketika Pak Mintarja kesana-kemari mengejar sang intruder alias penyusup.
"Tapi apa masalah itu harus dibiarin? Nggak kan? Kenalin masalahnya, setelah itu kejar dia karena itu cara ngatasinnya."
Di latar belakang, Pak Mintarja semakin gencar mengejar anak kambing yang ternyata lumayan lincah gerakannya.
"Mungkin ngatasinnya nggak gampang. Tapi kita harus coba."
Si anak kambing lolos dari sergapan Pak Mintarja.
"Dan coba lagi."
Untuk keduakalinya anak kambing lolos dari sergapan.
"Apapun rintangannya, dia musti dikejar, tangkep, atasin."
Aktifitas rutin Pak Mintarja yang tiap pagi berlari-lari keliling kompleks rusun me
Sadar bahwa tingkat kehalusinasian Saipul dan Apip bisa dimanfaatkan, BJ mencari akal bagaimana ia bisa keluar dari toilet. Tadi itu dia melihat sendiri, ruang memang dikunci dari dalam oleh Apip. Tapi – ini yang BJ baru sadari – kunci pintu ternyata masih menggantung di tempatnya. Kendati begitu BJ tidak mau gegabah. Ia sadar bahwa waktu untuk memutar kunci, membuka pintu, dan kabur tetap saja tidak akan secepat waktu kalau ia tertangkap kembali. Agar bisa keluar BJ hanya perlu lolos dari sergapan kedua dajal itu atau membuat mereka tersingkir dari hadapannya. Di tengah keriuhan pertengkaran antara Saipul dan Apip – soal kuda atau monyet – BJ mencoba menarik perhatian. “Sssssssttttt! Hei dengerin tuh…” Berhasil. Keduanya terdiam dan kini sama-sama melihati BJ. “Lu suruh gue diem emangnya ada ap…” “Ssssssstttt! Suara apaan tuh?” tanya BJ serius seolah sedang mendengar sesuatu. Terpancing dengan sikap
Acara di karaoke berlangsung lama. Sudah dua jam tujuh orang yang dibawa Haryono di dalam ruang berAC sambil bernyanyi dan makan minum. Mengikuti adat di negara asalnya, Abah akhirnya harus menemani ketika mulai meminum bir. Sebetulnya ia ingin sekali menolak, tapi akhirnya Abah tergoda juga karena seumur-umur belum pernah mencoba. Bir satu-satunya yang ia pernah minum hanyalah bir pletok. Sejenis minuman herbal khas Betawi tanpa alkohol di dalamnya sama sekali. Winda Chao juga terlihat makin nyaman dan dekat dengan Abah. Malam itu ia minta ditemani lebih lama oleh Haryono cs dan Abah pun mau tak mau harus ikut. Terlihat di sana bahwa Broery seperti mencoba menarik perhatian Nona Chao tapi wanita itu lebih suka mengobrol dengan Hendri alias Abah. Belakangan Abah tahu apa alasan di balik sikap Nona Chao itu. Dari rekannya yang ternyata sudah lama bekerja dengan Winda ia baru tahu bahwa wanita itu lebih suka berkencan pada pria bersuami da
Mengenai hubungan BJ dengan Lichelle, sepertinya tidak terlalu sulit menebak akhirnya. Jadian-nya mereka langsung diketahui banyak orang. Restu dari orangtua Lichelle sudah didapat bahkan sebelum mereka manggung. Restu paling besar datang dari Haryono yang begitu bersyukur karena kehadiran BJ yang – secara langsung atau tidak langsung – mengubah perilakunya untuk menjadi Papa yang lebih mengasihi puterinya yang selama ini beberapa kali ia sakiti. Belakangan, momen ini juga jadi jalan mendekatkan hubungan mereka dengan orangtua BJ, khususnya Abah. Menurut BJ, Abah masih merasa tidak enak karena menolak pekerjaan sebagai interpreter di tempat kerja Haryono. Namun tentu saja hal ini bisa diterima dan tidak lagi dianggap sebagai kendala oleh Haryono. Di hari H plus satu pertunjukan di panggung nan heboh, segalanya nampak berjalan sempurna bagi BJ. Gadis secantik Lichelle sudah resmi menjadi miliknya dan gadis itu sudah jelas-j
Ia menduduki rokok yang masih membara! Apip tidak berani bangkit dari duduknya karena pak Mintarja sudah keburu muncul. Kalau ia bangun, sudah pasti sang wali kelas akan memergoki dan ia harus siap dengan sanksi hukuman beliau. Terpaksa, walau mulai terasa perih, Apip memaksa diri untuk menduduki rokok itu. Tapi Pak Mintarja ternyata hanya lewat dan tak jadi masuk. Saipul menarik nafas. Lega karena beliau tidak jadi ke tempat itu. Namun saat ia menoleh ke Apip ia terkaget karena rekannya meringis, seolah menahan penderitaan. “Kenapa lu?“ “Lord Voldermort udah pergi?“ bisik Apip. “Pak Mintarja? Ya udah. Emang kenap...“ Belum selesai ucapan Saipul, Apip tiba-tiba terlompat dari duduknya sambil menjerit keras. “Awwwww!!!!“ Saipul melihati ulah Apip sambil terbengong. Apip bukan hanya terlompat dan berteriak. Ia juga mengebas-ngebas pantatnya. Saat menengok apa yang dikebas, Saipul tersadar.
Sampai di situ Pak Mintarja sudah tidak tahan lagi. Dengan geram ia muncul dari balik tikungan. Ia melihat keduanya berada di balik semak dan dengan murka meneriaki mereka. “Woy!!“ Melihat Pak Mintarja muncul lagi, Saipul ketakutan seperti melihat vampir. Akibat panik tingkat tinggi dan keseringan nonton film vampir spontan ia membuat tanda salib di mukanya. Sesaat Saipul lupa bahwa ia bukan penganut Katolik. Apip lain lagi. Bahkan entah karena terlalu panik, gugup atau idiot, dalam paniknya ia tetap saja menungging! Baru berdiri tegak lagi setelah Saipul menepok keras pantatnya. Aw!! “Bapak denger omongan-omongan kotor kalian. Ngapain kalian berdua di sini, hah?“ ‘Mampus gue,‘ Saipul membatin. Benar-benar tak mampu ia berucap sepatah kata pun. Pak Mintarja makin galak. Antara dirinya dan kedua anak itu ada semak lebat setinggi satu meter yang memisahkan mereka. “Ngapain kamu, Pip?“
Gerakan 3M dikumandangkan yaitu memakai masker, mencuci tangan dengan sabun, serta menjaga jarak. Lockdown yang di-Indonesia-kan sebagai PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar) mulai diterapkan dimana-mana. Satu per satu mall mulai mengurangi aktifitas kegiatan. Toko dan gerai yang ada di dalamnya semakin membatasi diri. Jumlah karyawan yang bekerja semakin dibatasi. Tapi hal itu tidak bisa menghentikan pemutusan hubungan kerja. Beberapa sudah harus dirumahkan tanpa ada kepastian kapan akan mulai bekerja. Di pihak sekolah juga sudah mulai ada pengumuman resmi dari Kementerian terkait bahwa akan ada pembatasan belajar secara tatap muka. Sekolah dimana BJ cs bersekolah pun sudah dinyatakan bahwa dalam seminggu ke depan akan diliburkan dan bahwa semua siswa akan diberikan pembelajaran secara daring, dalam jaringan. * Abah diajak lagi untuk ke karaoke. Pesan itu muncul di ponselnya dan ter
Sehabis acara makan malam di rumah, rencananya BJ dan Lichelle hendak jalan bersama. Lichelle sudah siap mengeluarkan kendaraan ketika BJ menyarankan untuk mereka pergi dengan taksi daring yang tentu saja dilakukan Lichelle tanpa keberatan sedikit pun. “Aku nggak keberatan tapi.... kenapa?” “Aku mau ajak kamu malam ini nelusurin jalan-jalan di Jakarta.” “Oh, mau kemana persisnya?” “Kita naik kereta commuter. Mau?” Lichelle terakhir menaiki kereta commuter mungkin enam bulan lalu. Sudah lama ia tidak menaiki kereta yang berjejalan dengan masyarakat umum. “Keretanya nggak padat koq. Ini jam kosong,” cetus BJ seolah bisa membaca pikiran Lichelle. Dan gadis itu pun akhirnya setuju. Itulah yang menjadi agenda malam itu. Naik taksi online ke stasiun kereta commuter terdekat, pergi ke suatu tempat, balik lagi dengan kereta yang sama. Semua hanya demi membunuh waktu untuk bers
“Kondisi pandemi membuat banyak orang marah pada negaraku. Mereka menuduh kami adalah negara pembuat virus corona. Dunia menuduh terjadi kebocoran di lab Wuhan dan mereka menyalahkan pemerintah negeri kami. Aku sendiri tidak tahu mau percaya pada yang mana karena pemerintah negara kami sendiri sangat tertutup dan tidak mau terbuka. Aku malu mengatakan bahwa pemerintah kami sangat represif. Aku berasal dari Wuhan, Hendi. Kota asal muasal bencana berlangsung. Aku beruntung bahwa sebelum lockdown atas kota itu aku sudah ada di sini. Tapi aku punya keluarga di sana yang sekarang hidup dalam ketakutan.” Abah mendengarkan dengan prihatin. Ia selama ini kurang menyimak apa yang terjadi di pandemi covid-19 ini. Dan apa yang disampaikan oleh warga dari negara asal-muasal virus membuatnya melihat dari sudut pandang berbeda. Abah sama sekali tidak menduga bahwa timbul ketakutan yang besar dari warga di sana yang dibarengi dengan kepercayaan pada pemerintah yang memudar.