Di tengah cuaca mendung Happy mengumpulkan BJ, Charlie dan Dedot. Happy paling penasaran karena ingin tahu apa yang terjadi pada BJ setelah terpergok Emak saat dangdutan di bis sambil berjoget gaya undur-undur.
“Pren-pren sekalian,” kata Happy dalam kalimat pembukanya. “We’ve gotta problem. Kemaren BJ ke-gap nyokapnya lagi ngamen. Gue denger sendiri, Emak gak setuju perbuatan BJ. Malam kemarin BJ disidang. Nah, lantas hasilnya kayak apa biar BJ yang cerita.”
BJ kini menceritakan semua. Mulai dari aksi kejadian, tertangkap basah oleh ibunya, interogasi, dan sanksi yang diberikan. Begitu selesai memberi keterangan, kontan yang lain lemas seketika.
"Bah! Gawat kali kalau begitu caranya," keluh Happy. Seperti biasa ketika dalam suasana hati panik logat Batak-nya kembali muncul.
"Main musik juga dilarang?”
“Jadi lu gak boleh lagi ngamen?"
BJ menggeleng. “Nggak.“
“J
Bocah tiga tahun itu kegirangan melihat ayahnya meminum isi mug sampai tandas. “Gelas mug-nya kembaliin ke Emak ya,“ kata Abah sambil menyerahkan mug kembali pada Minel. Seminggu terakhir, mug berwarna pink berbahan melamin itu memang menjadi salah satu mainan favoritnya. Bisa jadi karena ada gambar Teletubbies-nya. Sesaat setelah mendapat kembali mugnya bocah itu pergi. Abah baru sebentar melanjutkan pekerjaan ketika Emak muncul sambil membawa segelas air putih. Tak mau lagi membahas topik yang lagi panas, Emak mengajak Abah berbicara soal kloset mereka yang baru. “Kloset yang baru, enak ya. Tukang yang bikin kloset, rapih juga kerjanya.“ “Abah juga puas. Dengan kloset duduk ndak perlu lagi ada kejadian Abah nyikat gigi pakai sikat bekas kecemplung. Kecemplung di kloset jongkok pulo.“ Mendengar ucapan suaminya, Emak tertawa geli mengingat kejadian mengesalkan yang menimpa suaminya lebih dari dua bulan lalu. “Ya
Saipul yang sudah hampir setengah jam mengutak-atik ponselnya nyengir. Senyum culasnya berubah menjadi serius begitu videonya selesai diupload. Saat Apip mendapat link-nya, tautan itu langsung di-share ke semua WAG sekolah dimana dirinya jadi member.Dalam semenit, gagal tampilnya D’Corvus - band bentukan BJ cs - menyebar ke para siswa IPA dan IPS di gedung sekolah yang sama. Dalam hitungan menit pula pesan di WAG itu terbaca juga oleh BJ. Kebetulan tahu bahwa tiga temannya berada di kantin, BJ lantas menyusul ke sana.Mereka tengah seru-serunya membahas berita tentang Covid-19 yang sedang menghebohkan di Indonesia saat BJ masuk. Dengan segera topik pembicaraan berubah ketika BJ menunjukkan pesan WA yang masuk yang menjelek-jelekkan band mereka. Rasa marah, sedih, dan kecewa langsung menguasai. Dan satu per satu mereka mengungkap kemarahan, kesedihan, dan keputusasaan. Hanya Dedot yang siang itu agak pendiam dan nyaris tid
“Emak liat sendiri tikusnya besa' nian. Lincah dan susah ditangkap.” "Kamu ndak berani?" "Ndak. BJ panggil Pak Somad aja ya?" Saat BJ ber-akting dengan pura-pura hendak pergi, Emak langsung meneriakinya. "Eit! Kamu mau panggil Pak Somad yang suka betulin talang? Ndak mau! Kerjaannya ndak beres. Mau betulin 1 talang yang bocor, malah 10 genteng pecah. Lagipulo Emak ndak mau tunggu. Pokoknya Emak mau tikus itu pergi sekarang.” "Tapi tikus ini liar, Ma. Liat tuh matanyo. Merah kayak mau ngajak gelut. Mulutnya juga terbuka seperti mau makan orang." Emak menunjukan muka jijik. “Kamu usir lah.” “Ndak bisa. Posisinya susah. Kalau aku paksa, dia bisa lolos lagi.” “Lolos ke mana?” “Ke pojok dekat pintu sudah, ke dekat lemari sudah. Jadi berikutnya dia pasti ke bawah kasur Emak.” Mata Emak melotot. “B-b-bawah ka-kasur?” “Iya,” BJ berlagak lugu. “Dengan Aba
“Kata bu Merry, pihak sekolah rupanya udah terlanjur ngedaftarin band kita untuk tampil di ajang band SMU se-Jakarta Timur tiga bulan lagi. Jadi, kalo nanti kita tampil di acara pentas HUT Yayasan, itu cuma buat pemanasan doang. Tapi kita tetap dituntut tampil dengan heboh. Kalo gak gitu mereka bilang elo-gue end." “Ngedaftarin band kita untuk acara tiga bulanan lagi? Kita lagi pandemi lho. Udah mulai muncul korban dan makin nambah,“ ujar Happy. Setengah menolak sebetulnya. “Nggak ada yang tau pandemi ini mau sampe kapan. Siapa tau tiga bulan lagi emang bener-bener tuntas. Inget, kita ini ngejar lockdown. Yang jelas, apa yang ada di depan mata kita kerjain bareng dengan serius yaitu acara Pagelaran Seni dan Sains demi untuk ngejar beasiswa. Konser kita sukses, itu adalah keharusan.“ Charlie melengos. “Nggak ngaruh. Gue nggak mau kita berdarah-darah ngidupin band sampe akhirnya kita musti ngamenlah
"Tapi gimana ceritanya chek ini bisa ke tangan lu?" "Ada yang ngambil," kata Lichelle. Kali ini ia tak lagi menari-nari seperti sebelumnya. "Maling?" Charlie dan BJ bertanya bersamaan. "Begitu gue dengar kejadian hilangnya chek ini, gue minta bantuan oom Michael untuk ngecek bank yang terbitin chek. Dari situ ketahuan kalo chek sempat mau dicairin duitnya tapi gagal karena oom gue udah minta pihak bank supaya check diblokir. Dan orang bego yang mau cairin chek adalah.... Bayu." Terdengar suara gumam bersamaan. Dedot dan Happy menggeleng-geleng kepala. "Buat gue ini bener-bener ngagetin. Bayu dulu nggak seperti itu. Dia sederhana, nggak banyak ulah, dan selalu jadi temen yang baik," ucap BJ sambil terlihat mengenang masa lalu. "People changes." Ucapan Lichelle itu di-iya-kan BJ. "Emang bener sih kalo orang itu berubah. Tapi, gue tetap nggak nyangka sedrastis it
Sekitar satu menit berikutnya Bayu menyampaikan hal yang membuat BJ terkaget. Ia kaget karena apa yang disampaikan Bayu sejalan dengan apa yang Nyai pernah sampaikan pada BJ beberapa hari yang lalu. “Kapan-kapan ajak gue dong main musik!" kata Bayu yang mengganti topik pembicaraan. “Kita dulu pernah main musik barengan.” BJ hanya melontar senyum. Tak tahu hendak menjawab bagaimana. Bagi Bayu, sikap diam ini mengisyaratkan sebuah penolakan. “Bisa kan?” Sekuat tenaga, BJ menggeleng. Akibatnya, amarah yang tersimpan dalam diri Bayu mulai kembali bergolak keluar. Mencari jalan atau pelampiasan. “Songong! Berasa jadi superstar lu?” Bayu tiba-tiba melihat sesuatu. BJ rupanya tengah menenteng sebuah kantong kresek hitam. Peristiwa hampir dua bulan lalu, kasus popok bekas, mendadak terbayang kembali. Bagi Bayu yang bukan tipikal pemaaf ini menimbulkan rasa dendam dan sakit hati.
Hari itu ia pergi ke sebuah mall lagi. Ini adalah mall kedua yang ia kunjungi di Jakarta. Berbeda dengan yang pertama, mall ini konon merupakan mall paling mewah di Jakarta dan menjadi salah satu yang terhebat di Asia Tenggara. BJ mengunjungi tempat itu karena menemani Abah yang memang mengunjungi sebuah superstore untuk membeli peralatan pertukangan dengan teknologi modern. Abah sudah menemukan apa yang dicari dan ia sedang antri bersama dengan belasan orang lain. Antrian hari itu memang mengular karena superstore sedang mengadakan diskon besar-besaran. BJ meminta izin pada Abah untuk menunggu di luar saja dan tentu saja Abah mengizinkan. Di samping superstore terdapat butik yang memajang produk poloshirt. BJ merasa lucu dengan logo buaya yang ada di sana yang baginya mengingatkan suasana saat di kampung ia pernah melihat buaya yang berhasil ditangkap Abah di pinggir sungai dekat rumah. Lacoste, itu namanya. Nama yang dipakai sebagai me
Karena tengah hangat-hangatnya berita mengenai Covid-19, panitia sempat memasang sebuah spanduk cukup besar di dekat pintu gerbang sekolah. Tapi belum lagi setengah jam tergantung spanduk itu dicabut lagi karena pesannya yang dianggap kurang pas. Bagaimana tidak, pesan spanduk itu adalah: ‘Mari bergandeng tangan mencegah Corona.’Sebuah jargon yang umum tapi jadi terasa menggelikan di masa pandemi dimana semua orang disarankan menjaga jarak.Terlepas dari keteledoran kecil di atas, kesuksesan acara sepertinya sudah terbayang dari awal. Ini terlihat dari animo siswa, guru, orangtua, pekerja yayasan, dan khususnya masyarakat umum yang mulai hadir sejam sebelum acara dimulai. Sambutan demi sambutan mengawali acara yang kemudian diikuti dengan berbagai performance mulai dari tari, nyanyi, musik, sulap, paduan suara, hingga stand up comedy.Masih ada setengah jam lagi sebelum tampil ketika BJ mengalami masalah. Akibat